Dia Datang Bersama 10.000 Orang Kudus

ARGUMENTASI ISLAM
Alkitab menubuatkan nabi yang berasal dari Paran yaitu tempatnya Ismael (nenek moyang Islam) disertai puluhan ribu orang kudus yang mengacu pada penaklukan Mekah oleh Muhammad bersama 10.000 pasukannya.
Ul 33:2 Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala.
Kej 21:21 Maka tinggallah ia (Ismael) di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir
Jumlah 10.000 juga tercatat dalam Kidung Agung yang ditulis “di antara selaksa orang”
Kid 5:10 --Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata di antara selaksa orang.
Demikian juga tercatat dalam Perjanjian Baru di kitab Yudas dengan kata “beribu-ribu orang kudus”
Jud 1:14 Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,

JAWABAN
Dalam menjawab argumentasi ini kita akan membaginya dalam dua sub pembahasan agar lebih sistematis yaitu letak dari pegunungan Paran dan arti dari kalimat ribuan orang kudus.

1. Letak dari PARAN
Pertama-tama kita perlu melihat data secara geografis dari tempat yang disebut Sinai. Seir dan Paran. Silahkan perhatikan peta berikut ini:


Sumber: New Bible Atlas, InterVarsity Press, 1985

Dari peta di atas terlihat jelas lokasi ketiga tempat tersebut yaitu Sinai, Seir dan pegunungan Paran berada di antara semenanjung Sinai dengan daerah Israel. Untuk Sinai sudah sangat jelas berada di semenanjung Sinai. Seir dalam Alkitab disebut juga Edom seperti yang tertera pada peta.
Kej 36:8 Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir; Esau itulah Edom.
Kej 36:9 Inilah keturunan Esau, bapa orang Edom, di pegunungan Seir.

Kesamaan Seir dan Edom dijelaskan dalam New Bible Dictionary.
SEIR. . The word sŒeµÔir defines a mountain (Gn. 14:6; Ezk. 35:15), a land (Gn. 32:3; 36:21; Nu. 24:18) and a people (Ezk. 25:8) in the general area of old Edom

Bagaimana dengan Paran?
Seperti yang ditunjukan dalam peta bahwa padang Paran berada di antara Sinai dan Seir. Sehingga sangat aneh jika Paran yang dimaksud para apologis Muslim itu Mekah tempat kelahiran Muhammad karena jaraknya sekitar 1.200 km seperti yang ditunjugkan dalam peta berikut ini.

Ayat Kej 21:21 yang menyebutkan tempat tinggal Ismael justru memberi indikasi yang kuat bahwa letak Paran tidak terlalu jauh dari Israel. Dalam ayat itu disebutkan Hagar mengambil isteri untuk Ismael dari Mesir. Jika Paran yang dimaksud adalah Mekah berarti Hagar harus menempuh perjalanan ribuan kilometer. Apa perlunya Hagar sang ibu harus pergi jauh-jauh ke Mesir untuk mencari istri bagi Ismael?

Bayangkan perjalanan yang harus diambil dengan melalui jalur laut :
- dari Mekah ke Jedah jaraknya sekitar 90 km
- dari Jedah harus naik kapal menyeberang Laut Merah yang lebarnya sekitar 200 km, mendarat di sekitar pelabuhan Sudan
- dari pelabuhan Sudan ke kota kuno Mesir, misalkan ke Thebe jaraknya sekitar 600 km
Perjalanan Hagar di atas bisa memakan waktu berbulan-bulan hanya untuk sekedar mendapatkan menantu. Tentu hal ini tidak masuk akal. Sebaliknya jika Paran ada di antara Sinai dan Seir maka penuturan Alkitab sangat masuk akal

Perlu diingat bahwa nenek moyang bangsa Arab & suku dari Muhammad belum tentu keturunan Ismael. Keturunan Ismael memang diberkati menjadi bangsa yang besar tetapi tidak berarti Tuhan juga memberkati agama yang muncul dari bangsa tersebut. Pembahasan tentang ini bisa dilihat di artikel Ishak Anak yang Tunggal.

Sekarang mari kita melihat apa kata Alkitab tentang Paran.
Bil 13:1-3 TUHAN berfirman kepada Musa: "Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka." Lalu Musa menyuruh mereka dari padang gurun Paran, sesuai dengan titah TUHAN; semua orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel.

Apakah nabi Musa menyuruh mengintai Kanaan dari Mekah yang jauhnya sekitar 1.200 km dari Kanaan. Apakah ada ayat di Quran yang menyebutkan nabi Musa dan umat Israel pergi ke Mekah? Sebaliknya jika Paran ada di dekat semenanjung Sinai maka penuturan Alkitab sangat masuk akal.

2. Disertai 10.000 orang kudus.

Dalam Ul 33:2 disebutkan yang datang adalah TUHAN (Yahweh) “ …TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran”.
Nah.. apakah Muhammad adalah Tuhan? Ini jelas bertentangan dengan doktrin Islam sendiri yang menganggap Muhamma hanyalah nabi bukan Tuhan. Lalu kenapa ayat ini dipaksakan sebagai nubuatan Muhammad?

Sedangkan kalimat "puluhan ribu orang kudus" mengacu pada malaikat menggunakan kalimat puitis hiperbola yang biasa dalam budaya Semit dan tidak boleh diartikan secara literal (harafiah). Dalam bahasa Inggris kalimat yang digunakan adalah TEN THOUSANDS yang berarti sekitar 20.000 keatas atau lebih tepat disebut beribu-ribu. Bukan tertulis Ten Thousand yang berarti 10.000. Selain itu jumlah pasukan Muhammad tidak berarti berjumlah tepat 10.000 karena angka itu hanyalah perkiraan umum saja.

Bagaimana dengan yang tertulis dalam Kidung Agung?
Kid 5:10 "Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata di antara selaksa orang. "
Jika kita perhatikan ayat & konteksnya ternyata pribadi yg dimaksud adalah seorang perempuan! yaitu pujian Salomo kepada salah satu putri Yerusalem sedangkan Muhammad adalah laki-laki.
Kid 5:8 " Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!" .

Kidung Agung ditulis dengan gaya puitis yang berisi ungkapan pujian Salomo terhadap kekasihnya yang juga menggambarkan metafora hubungan mempelai pria (Allah) dengan mempelai perempuan (umatnya). Sehingga kata-kata yg digunakan tidak bisa diartikan secara literal. Demikian juga dengan kata selaksa adalah kata puisi yg lebih tepat diartikan "diantara banyak perempuan" atau “beribu-ribu perempuan hanya engkau yang kukasihi”

Hal serupa juga berlaku dalam kitab Yudas.
Yud 1:14 "Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, "

Ayat ini mirip dengan Ul 33:2 yang menyebutkan kedatangan Tuhan yang disertai ribuan malaikatNya. Sekali lagi apakah Muhammad itu Tuhan?

Dari seluruh pembahasan ini kita bisa simpulkan bahwa ayat-ayat Ul 33:2, Kid 5:8 dan Yud 1:14 tidaklah berisi nubuatan kedatangan Muhammad.

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry

Reference:
New Bible Atlas, InterVarsity Press, Downer Groove, 1985
The New Bible Dictionary, (Wheaton, Illinois: Tyndale House Publishers, Inc.) 1962.
Share:

Paulus & Perjamuan Terakhir

PERTANYAAN
Paulus menulis tentang perjamuan terakhir dalam suratnya ke jemaat Korintus.
1 Kor 11:23-24 “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti  dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”.
Tetapi yang mengherankan Paulus kan tidak ada saat perjamuan terakhir bagaimana dia bisa tahu cerita tersebut? 

JAWABAN
Pertanyaan ini didasari atas kurangnya pemahaman tentang proses pengilhaman penulisan Alkitab. Proses pengilhaman tidaklah bersifat mekanis atau Tuhan mendiktekan firmanNya satu persatu kepada penulis. Tetapi proses pengilhaman juga melibatkan kemampuan & karakteristik manusiawi dari penulis Alkitab. Tidak heran ada sedikit perbedaan gaya penulisan Paulus yang latarbelakang sarjana dan Petrus dengan latar belakang Nelayan.

2 Pet 1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah
2 Kor 12:1 Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.

Tuhan bisa menuntun penulis Alkitab melalui pernyataan khusus tentang peristiwa tertentu yang tidak diketahuinya namun Tuhan juga bisa menggunakan pengetahuan & informasi umum yang didengarnya seperti yang dilakukan Lukas.

Luk 1:1-3  Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,  seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.  Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu.

Paulus saat belum bertobat (Saulus) adalah salah satu orang berpengaruhi di kalangan orang Yahudi. Tentu ia sudah lama memantau aktivitas Yesus dan mengetahui banyak hal tentang Dia. Setelah bertobat ia banyak berinteraksi dengan para Rasul dan jemaat Kristen lainnya.

Kis 9:19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. (9-19b) Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.
Kis 9:27-28 Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan.
Gal 1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.

Informasi-informasi yang didapatkannya kemudian dituliskannya dalam surat-suratnya.

1 Kor 11:23 "Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu,...".
1 Kor 15:1  ... aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima ...
1 Kor 15:3  Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri ...

Ini menunjukan sebuah kesinambungan cerita dari para Rasul ke Paulus dan Paulus melanjutkannya ke jemaat di Korintus. Pada abad-abad awal telah berkembang tradisi untuk selalu menjaga kesinambungan pengajaran yang disebut Paradosis Katekete.

Sekarang kita coba bandingkan dengan penulis Alkitab lainnya. Penulis Injil seperti Matius & Lukas yang mencatat kisah kelahiran & masa kanak-kanak Yesus tentu tidak menyaksikan langsung peristiwa ini. Tetapi mereka mendapatkan informasinya dari Maria dan keluarga lainnya. Demikian juga dengan Musa yang menulis kitab Kejadian. Teori JEDP yang menolak Musa sebagai penulis Taurat sudah mulai banyak ditinggalkan seiring dengan penemuan-penemuan arkeologis yang mendukung Musa sebagai penulis Taurat.

Jika kita membandingkan tulisan Paulus tentang perjamuan terakhir dengan kitab Injil ternyata secara umum selaras dan tidak memiliki perbedaan yang berarti. (Matius 26:26-28, Markus 14:22-25 & Lukas 22:15-20). Silahkan membandingkan dua cerita tentang perjamuan terakhir berikut ini:

1 Kor 11:23-25 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!". Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

Mat 26:26-28 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." . Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Perjamuan akhir ini merupakan penggenapan (tipologi) dari peristiwa keluarnya orang Israel dari Mesir. Rumah-rumah orang Israel yang telah diolesi darah Domba dilewati malaikat maut. Darah ini adalah simbol dari darah Yesus yang mati untuk kita.

Ibr 9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Ef 1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
Jadi kita bisa simpulkan bahwa keraguan Paulus tentang penulisan perjamuan terakhir tidaklah memiliki alasan yang kuat.

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry

Artikel Pembanding Deky Hidnas Yan Nggadas: Link 
Share:

Yesus: Allah atau Manusia?

Pengantar:  Beberapa pihak sering membantah keilahian Yesus dengan merujuk pada ayat-ayat kemanusiaanNya. Padahal Yesus tidak hanya sebagai manusia tetapi juga sebagai Allah dan banyak ayat yang membuktikan keilahian Yesus.

PERTANYAAN
Banyak ayat dalam Injil menyatakan bahwa Yesus adalah manusia dan bukan Allah. Apakah mungkin Allah bisa merasa lapar dan haus? Apakah Tuhan dilahirkan oleh seorang manusia? Berikut ini beberapa ayat bukti bahwa Yesus hanyalah seorang manusia.
1. Tuhan tidak punya silsilah, kecuali manusia. (Mat 1:1-16, Luk 3:23-38)
2. Tuhan tidak lahir, kecuali manusia (Mat 1:18, Luk 2:11)
3. Malaikat bersaksi Yesus hanyalah seorang anak bukan Tuhan (Mat 2:13, 20)
4. Yesus orang Nazaret (Mat 2:23)
5. Yesus dibaptis manusia (Mat 3:13, Mark 1:9)
6. Yesus merasa lapar (Mat 4:2)
7. Yesus digoda & dibawa iblis (Mat 4:3,5,8 Mar 1:13)
8. Yesus bersyukur kepada Allah (Mat 11:25)
9. Yesus akui dirinya nabi (Mat 13:57)
10. Yesus berdoa (Mat 14:23)
11. Yesus harus berseru kepada Allah meminta bantuan (Mat 26:53)
12. Yesus kesakitan akan mati dan menyeru kepada Allah (Mat 27:46)

JAWABAN
Ayat-ayat yang dikutip di atas merupakan bukti dari kemanusiaan Yesus. Namun selain manusia, Yesus juga adalah Allah sehingga pertanyaan “Apakah Yesus, Allah atau manusia?” tidaklah tepat karena Yesus adalah Allah dan manusia.

Yoh 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Yoh 1:14 Firman itu telah menjadi manusia,…
Fil 2:6-7 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Berikut ini daftar ayat-ayat bukti keilahian Yesus.

A. IMPLISIT KRISTOLOGI
1. Fungsi & Peran Ilahi dari Yesus
a. Berkaitan dengan alam semesta
(1) Pencipta (Yoh 1:3; Kol. 1:16; Ibr. 1:2)
(2) Penopang (1 Kor. 8:6; Kol. 1:17; Ibr. 1:3)
(3) Sumber Kehidupan (Yoh 1:4; Kis 3:15)
(4) Sumber Pengaturan (Mat. 28:18; Rom. 14:9; Why. 1:6)
b. Berkaitan dengan umat manusia
(1) Menyembuhkan sakit (Mar 1:32-34; Kis 3:6; 10:38)
(2) Mengajar dengan otoritas (Mar 1:21-22; 13:31)
(3) Mengampuni dosa (Mar 2:1-12; Luk 24:47; Kis 6:31;
Kol. 3:13)
(4) Memberikan keselamatan atau hidup yang kekal (Kis 4: 12;
Rom. 10:12-14)
(5) Mengutus Roh Kudus (Mat. 3:11; Kis 2:17, 33)
(6) Membangkitkan orang mati (Luk 7:11-17; Yoh 5:21; 6:40)
(7) Menjalankan penghakiman (Mat. 25:31-46; Yoh 5:19-29;
Kis 10:42; 1 Kor. 4:4-6)
2. Status Ilahi dari Yesus
a. Dalam hubungan dengan Bapa
(1) Memiliki atribut ilahi (Yoh 1:4; 10:30; 21:17;
Ef. 4:10; Kol. 1:19; 2:9)
(2) Eksistensi yang kekal (Yoh 1:1; 8:58; 12:41; 17:5;
1 Kor. 10:4; Fil. 2:6; Ibr. 11:26; 13:8; Yud 5)
(3) Sama dalam status derajat kehormatan (Mat. 28:19; Yoh 5:23;
2 Kor. 13:14; Why. 22:13; cf. 21:6)
(4) Sumber Wahyu (Yoh 1:18; 14:9; Kol. 1:15; Ibr. 1:1-3)
(5) Perwujudan dari kebenaran (Yoh 1:9, 14; 6:32; 14:6; Why. 3:7,14)
(6) Pemilik bersama kerajaan Allah (Ef. 5:5; Why. 11:15),
gereja (Rom. 16:16), Roh (Rom. 8:9; Fil. 1:19),
bait Allah (Why. 21:Z), nama ilahi (Mat 28:19; cf. Why. 14:1),
dan tahta (Why. 22:1, 3)
b. Dalam hubungan dengan umat manusia
(1) Penerima pujian (Mat 21:16-16; Ef. 6:19; 1 Tim. 1:12;
Why. 5:8-14)
(2) Penerima doa (Kis 1:24; 7:59-60; 9:10-17,21;
22:16,19; 1 Kor. 1:2; 16:22; 2 Kor. 12:8)
(3) Objek dari iman yang menyelamatkan (Yoh 14:1; Kis 10:43; 16:31;
Rom. 10:8-13)
(4) Objek dari penyembahan (Mat 14:33; 28:9,17; Yoh 5:23; 20:28;
Fil 2:10-11; Ibr. 1:6; Why. 5:8-12)
(5) Sumber berkat (1 Kor. 1:3; 2 Kor. 1:2; Gal. 1:3;
1 Tes. 3:11; 2 Tes. 2:16)
(6) Objek dari kidung pujian (2 Tim 4:18; 2 Pet. 3:18; Why. 1:5b-6;
5:13)
B. EKSPLISIT KRISTIOLOGI
1. Ayat-ayat tentang Yahweh dalam PL ditujukan pada Yesus
a. Karakter dari Yahweh (Kel. 3:14 and Yes 43:11 berkaitan dengan Yoh 8:68; Maz. 101:27-28 LXX [MT 102:28-291] dikutip dalam Ibr. 1:11-12; Yes 44:6 berkaitan dengan Why. 1:17)
b. Kesucian Yahweh (Yes 8:12-13 dikutip dalam 1 Pet.3:14-15)
c. Deskripsi dari Yahweh (Yeh. 43:2, Dan. 10:6-6 berkaitan dengan Why. 1:13-16)
d. Penyembahan pada Yahweh (Yes 45:23 berkaitan dengan Fil. 2:10-11;
Ul. 32:43 LXX dan Maz. 96:7 LXX [MT 97:7] dikutip dalam Ibr. 1:6)
e. Pekerjaan Yahweh dalam mencipta (Maz. 101:26 LXX [MT 102:27] dikutip dalam Ibr. 1:10)
f. Keselamatan dari Yahweh (Yoel 2:32 [MT 3:5] dikutip dalam Rom. 10:13; Kis 2:21; Yes 40:3 dikutip dalam Mat. 3:3)
g. Kepercayaan pada Yawheh (Yes 28:16 dikutip dalam Rom. 9:33;
10:11; 1 Pet. 2:6)
h. Penghakiman dari Yahweh (Yes 6:10 berkaitan dengan Yoh 12:41; Yes 8:14 dikutip dalam Rom. 9:33 dan 1 Pet. 2:8)
i. Kemegahan dari Yahweh (Maz. 68:18 [MT v. 19] dikutip dalam Ef. 4:8)
2. Titel ilahi dilekatkan pada Yesus
a. Anak Manusia (Mat. 16:28; 24:30; Mar 8:38; 14:62-64; Kis 7:56)
b. Anak Allah (Mat.11:27; Mar 15:39; Yoh 1:18; Rom. 1:4;
Gal.4:4; Ibr. 1:2)
c. Mesias (Mat. 16:16; Mar 14:61; Yoh 20:31)
d. Tuhan (Mar 12:36-37; Yoh 20:28; Rom. 10:9, 1 Kor. 8:6-6; 12:3;
16:22; Fil. 2:11; 1 Pet. 2:3; 3:15)
e. Alfa dan Omega (Why. 22:13; cf. 1:8; 21:6)
f. Allah (Yoh 1:1,18; 20:28; Rom. 9:5; Tit 2:13; Ibr. 1:8;
2 Pet. 1:1)
Pembahasan ini hanya berupa daftar lengkap bukti-bukti keilahian Yesus melengkapi bukti kemanusiaanNya. Pembahasan lebih detail dibahas dalam artikel lainnya di kategori "Keilahian Yesus".


Reference:
Murray J. Harris, Jesus as God, Baker Book House, 1992
Share:

Historitas Percakapan Yesus dan Nikodemus

Pengantar: Bart Ehrman penulis best seller Misquoting Jesus meragukan keotentikan Injil dengan mengajukan salah satu alasan tentang kisah Nikodemus yang menurutnya tidak mungkin terjadi. Pembahasan ini akan menguji secara detail argumentasi tersebut.

ARGUMENTASI LIBERALISME
Beberapa kisah dalam Injil bukanlah kejadian sejarah sesungguhnya tetapi hanya imajinasi penulis demi sebuah pengajaran teologis yang sedang dikembangkannya. Salah satunya percakapan Yesus dan Nikodemus (Yoh 3).

Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa Nikodemus salah mengerti tentang perkataan Yesus ketika Yesus mengatakan "engkau harus lahir kembali". Kata yang digunakan dalam bahasa Yunani adalah “anothen” yang memiliki dua makna yaitu “dari atas” dan “kembali”. Dari percakapan tersebut Nikodemus mengerti kata ‘anothen” dengan arti “lahir kembali” sedangkan Yesus memaksudkan pengertian kata itu yaitu “lahir dari atas”. Permasalahannya adalah tidak ada kata “anothen” yang memiliki dua arti dalam bahasa Aramik. Sedangkan Yesus berkomunikasi pada masa itu menggunakan bahasa Aramik. Sehingga secara logis kisah percakapan Yesus dengan Nikodemus yang tercatat dalam Injil Yohanes tidak pernah ada atau hanya imajinasi penulis untuk mendukung pandangan teologisnya.
JAWABAN
Jika kita memperhatikan tulisan dalam Injil sangatlah jelas berisi catatan sejarah disamping pengajaran teologis. Banyak bukti yang mendukung historitas dari Injil seperti yang telah dibahas dalam artikel lainnya. Saat ini kita akan membahas secara khusus tentang sebuah kisah yang dianggap bukan sejarah yaitu percakapan Yesus dan Nikodemus.

Masalah ini masuk dalam kategori persoalan berat & serius karena berkaitan dengan historitas Injil Yohanes. Bahkan isu ini dipakai Bart Ehrman dalam studi kritisnya terhadap integritas perjanjian baru. Literatur yang membahas masalah “born again” (lahir kembali) cukup banyak namun yang khusus membahas masalah semantik born again vs from above sangat sedikit & kurang lengkap. Sehingga saya perlu melakukan riset khusus untuk topik ini dengan eksegese yang teliti dan studi literatur.

Dari hasil analisis, masalah ini bisa dipecahkan dan kunci jawabannya terletak pada penggunaan double meaning (makna ganda) dari kata “anothen”. Namun yang perlu diketahui dulu, double meaning ini memiliki dua jenis pengertian yang berbeda yaitu:
- Double meaning dari arti kata secara literal (harafiah) yang bervariasi
- Double meaning dalam pengertian antara arti kata literal atau arti kata alegoris.
Sekarang kita akan menyelidiki kata “anothen” dalam Yoh 10 ini memiliki pengertian double meaning yang mana? Untuk itu kita perlu membandingkannya ddengan percakapan Yesus lainnya yang menggunakan double meaning.

Pertama-tama kita melihat salah satu percakapan Yesus dengan para ahli Taurat yang membicarakan nubuatan Yesus tentang kematian & kebangkitanNya. Perikop yang membahas hal ini terletak tepat sebelum percakapan dengan Nikodemus.
Yoh 2:19 ”…Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”.
Kata bait Allah dalam bahasa Yunani ναός (naos) yang berarti a fane, shrine, temple (tempat keramat, candi atau Bait Allah). Di sini para ahli Taurat memahami kata ”naos” (Bait Allah) secara literal yaitu mengacu pada bangunan fisik dari Bait Allah.
Yoh 2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?".
Padahal yang dimaksud Yesus kata “naos” (Bait Allah) bukan dalam arti literal (harafiah) tetapi dalam pengertian alegoris yaitu diriNya sendiri.
Yoh 2:21 “Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri”.
Ayat tadi bisa diartikan dengan kalimat: kalian bisa membunuh (menyalibkan) Aku tetapi pada hari ketiga Aku akan bangkit kembali.

Contoh kedua penggunaan double meaning yaitu percakapan Yesus dengan perempuan Samaria. Letak perikop ini sesudah percakapan dengan Nikodemus. Dalam kisah itu Yesus berkata kepada perempuan Samaria tentang arti air dalam pengertian rohani (alegoris).
Yoh 4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

Tetapi dimengerti oleh perempuan Samaria dalam pengertian literal yaitu air minum secara fisik. Kata minum bahasa Yunaninya pee'-no, pee'-o, po'-o yang berarti imbibe, drink (meminum, minum, minuman).
Yoh 4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?

Dari kedua contoh ini Yesus menggunakan double meaning dalam pengertian literal (harafiah) vs alegoris. Penggunaan gaya bahasa alegoris ini banyak dijumpai pada perkataan-perkataan Yesus lainnya. Seperti kata ”roti hidup” dan ”daging-Ku”.
Yoh 6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

Nah.. sampai disini kita bisa menduga secara kuat bahwa penggunaan kata ”anothen” dalam percakapan Yesus & Nikodemus berada dalam pengertian double meaning literal vs alegoris bukan variasi arti literal dari kata ”anothen”. Dari dasar pemikiran ini kita akan mengujinya lebih lanjut penggunaan katanya dalam konteks perikop.

Kata aslinya ανωθεν ditransliterasikan menjadi an'-o-then (anothen). Kata ini memiliki beberapa arti literal (harafiah) yaitu: from above (dari atas), from the first (dari pertama), again (kembali), from the beginning (dari permulaan). Strong’s Hebrew and Greek Dictionary.
Dari seluruh arti literal yang ada hanya dua arti literal yang digunakan oleh banyak terjemahan Alkitab yaitu “born again” dan “from above”.

LAI, NIV, KJV & Revised Standard: “born again”
ISV & NRSV: “born from above”
Fokus pembahasan ini tidak akan menentukan mana terjemahan yang tepat. Tetapi melihat kemungkinan kecocokan kedua kata ini dalam konteks perikopnya. Mari kita melihat satu persatu.

1. Born again
Arti kata ini sudah sejak lama digunakan sejak King James diterbitkan. Dalam Alkitab bahasa Aramik (Peshita) kata yang digunakan yaitu Yiled men d’resh (transliterasi), kata d’resh mempunyai arti “the first beginning”, “away from the head atau start a process”.
Yoh 3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan “kembali” (born again), ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah
Ayat ini memiliki makna paralel dengan ayat berikut:
Mar 10:15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." (Mat 18:3 dan Luk 18:7).

Yesus jelas menggunakan kata “dilahirkan kembali” (born again) dalam pengertian lahir kembali secara rohani (alegoris) bukan lahir kembali secara fisik. Namun kata yang sama ini ”dilahirkan kembali” (born again) disalah mengerti oleh Nikodemus dengan pengertian lahir kembali secara fisik (harafiah).
Yoh 3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
Yoh 3:4 Nicodemus saith unto him, How can a man be born (gennaō) when he is old? can he enter the second time (deuteros) into his mother's womb, and be born?.
Pengertian Nikodemus ini berdasarkan pengggunaan kata gennaō (be born) dan deuteros (second time, again).

Karena Nikodemus salah mengerti maka Yesus mengoreksinya bahwa yang Ia maksud adalah lahir kembali secara rohani bukan secara fisik.
Joh 3:5-6 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

Mari kita lihat perbandingan dari kata ”born again”:
- Lahir kembali secara spiritual disebut lahir dari Roh
- Lahir kembali secara fisik disebut lahir dari daging.
Intinya pengertian dari Nikodemus maupun Yesus berdasarkan pada kata yang sama ”anothen” atau dalam bahasa Aramik ” Yiled men d’resh” namun perbedaannya pengertian yang diambil oleh Nikodemus tetap pada arti literal yaitu lahir kembali secara fisik sedangkan Yesus memahaminya secara alegoris yaitu lahir secara rohani.

2. from above
Sekarang kita melihat penggunaan arti kedua dari “anothen” yaitu “dari atas” (from above). Apakah pengertian ini masih cocok dengan konteks perikopnya? Mari kita memeriksanya dengan sedikit memodifikasi terjemahan dari LAI.
Yoh 3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak ”dilahirkan dari atas” (born from above again), ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.

Kesalahpahaman Nikodemus masih bisa terjadi mengacu pada kata kunci “lahir”. Nikodemus tetap bingung dengan kalimat ”seseorang tidak dilahirkan dari atas”. Karena Nikodemus tidak bisa memahami makna rohaninya maka secara sederhana dia akan mengaitkannya dengan keadaannya yang sudah lama dilahirkan. Dari pemahaman ini dia bisa mengeluarkan pernyataan dengan kalimat "apakah dia harus dilahirkan kembali?” (Ayat 4).

Selanjutnya Yesus menanggapinya dengan mengatakan:
Joh 3:5-7 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus ”dilahirkan dari atas” ( born from above).

Mari kita lihat perbandingan dari kata ”born from above”:
- Lahir dari atas yang sesungguhnya (lahir dari Roh)
- Lahir dari atas yang salah dimengerti sebagai lahir secara fisik (lahir dari daging)
Dari perbandingan ini sangatlah jelas bahwa kata ”lahir dari atas” (born from above) yang dimaksudkan Yesus lahir dari atas secara rohani tetapi oleh Nikodemus disalahartikan sebagai lahir secara fisik.

Berdasarkan analisis ini kita bisa ringkaskan dua point penting:
Yesus banyak mengajar melalui perumpamaan dan menggunakan double meaning dalam pengertian alegoris seperti percakapan dengan ahli Taurat dan perempuan Samaria. Percakapannya dengan Nikodemus harus dimengerti dalam pengertian double meaning arti literal vs alegoris bukan permainan kata dari variasi arti literal sebuah kata. Apalagi permainan kata seperti itu ccenderung mengarah tebak-tebakan dan Yesus tentu tidak akan melakukannya.
Kata ”anothen” memiliki dua arti literal yang dipilih dalam terjemahan Alkitab yaitu ”born again” dan ”from above”. Kedua-duanya jika digunakan masing-masing tetaplah cocok dengan konteks perikop. Salah satu dari arti literal ini pasti digunakan oleh Yesus dalam percakapannya dengan Nikodemus dalam bahasa Aramik. Namun untuk menentukan arti literal mana yang paling tepat perlu pembahasan lebih lanjut.
Kesimpulan yang bisa ditarik yaitu dugaan bahwa kisah percakapan Yesus & Nikodemus tidak pernah terjadi tidaklah memiliki dasar yang kuat dan kisah ini bukanlah hasil imajinasi penulis Injil tetapi merupakan sebuah catatan sejarah.

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Aku dan Bapa adalah Satu

Pengantar: Kesatuan Bapa & Yesus dalam esensi keallahan merupakan salah satu bukti kuat keilahian Yesus. Namun pihak Islam, Saksi Yehovah & Kristen Tauhid mengatakan bahwa kesatuan tersebut hanya dalam arti satu tujuan bukan satu esensi.

PERTANYAAN
Orang Kristen selalu menggunakan Yoh 10:30 “Aku dan Bapa adalah satu” sebagai bukti keilahian Yesus. Tetapi masalahnya kalau Yesus dan Bapa adalah satu pribadi, lalu Yesus berdoa kepada siapa? Memahami kata “satu” ini tidak lepas dari konteks.

Yoh 10:25 “Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku”. Pengertian ayat ini yaitu Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sama dengan Bapa. Jadi kata “satu” ini memiliki arti satu perbuatan atau satu tujuan bukan satu hakekat.


JAWABAN
Pertama-tama kita perlu memahami dulu arti literal dari kata “satu” dalam bahasa Yunani.
Yoh 10:30 ”Aku dan Bapa adalah satu
KJV: “I and my Father are one
Transliterasi: εγω και ο πατηρ εν εσμεν
Interlinear: egô {Aku} ka i{dan} ho patêr {Bapa itu} hen {satu} esmen {kami adalah}

Kata “satu” dalam bahasa Yunani terdiri atas beberapa kata yaitu: HEIS (maskulin), MIA (feminin) dan HEN (Netral) serta kata satu yang berarti “tunggal” yaitu MONOS. Kata HEIS biasanya berkaitan dengan urutan seperti kesatu (HEIS), kedua (DUO), ketiga (TREIS) dan seterusnya. Sedangkan MIA biasanya digunakan untuk menerangkan kuantitas dari sebuah objek. Baik HEIS maupun MIA bisa dilakukan operasi matematika seperti penjumlahan. Sedangkan kata HEN bersifat netral atau dalam pengertian suatu kesatuan misalnya satu hakekat, satu tindakan, satu perbuatan dan satu esensi. Kata HEN tidak pernah dipakai untuk satu objek atau satu pribadi. Yoh 10:30 menggunakan kata HEN yang berarti ayat tersebut bukan menunjukan Yesus dan Bapa satu pribadi. Ayat ini jelas menolak pemahaman Modalisme yang menganggap Bapa & Yesus adalah satu pribadi bersama dengan Roh Kudus atau satu Allah menggunakan tiga topeng.

Sekarang kita akan menyelidiki arti kata HEN (Satu) dalam ayat ini, apakah satu hakekat atau hanya satu perbuatan/tujuan atau satu hakekat sekaligus satu perbuatan/tujuan. Untuk mendapatkan makna yang tepat kita perlu melakukan eksegese secara teliti konteksnya serta keterkaitannya dengan ayat lain.

Konteks ayat ini dimulai dari pertanyaan yang diajukan orang Yahudi kepada Yesus yaitu apakah Dia Mesias atau bukan. Pertanyaan ini dijawab Yesus bahwa Ia telah mengatakanNya lewat pengajaranNya & tindakanNya, namun mereka tetap tidak percaya. Kemudian Yesus mengucapkan beberapa perkataan dan puncaknya pernyataan bahwa Ia dan Bapa adalah satu. Poin-poin dari perkataanNya ini kita bahas secara kronologis.

1. Yesus adalah Gembala, Allah adalah Gembala
Yesus mengatakan mereka tidak percaya karena mereka tidak termasuk domba-dombaNya sedangkan domba-dombaNya pasti mengenal siapa gembalanya. Yoh 10:27 “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”.
Perkataan ini mirip dengan perkataan Allah sendiri dalam PL. Yeh 34:11 ”Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya”.

Orang Yahudi yang mendengarnya akan teringat pengajaran Yesus pada perikop sebelumnya tentang Gembala yang baik (Yoh 10:1-21). Dalam perikop ini Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Gembala Yoh 10:14 “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku”. Padahal dalam PL TUHAN juga disebut gembala Maz 23:1 "Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku".

Yesus juga mengatakan bahwa Ia mengasihi domba-dombaNya sampai rela memberikan nyawaNya (Yoh 10:15) dan kematianNya atas kerelaan & kehendakNya sendiri serta Ia berkuasa atasnya. Yoh 10:18 ”... Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali...”. Mendengar semuanya itu orang Yahudi bereaksi dengan mengatakan bahwa Ia kerasukan Setan & Gila.

Dari ayat-ayat ini sangat jelas Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Gembala padahal di dalam Perjanjian Lama TUHAN (Yahweh) juga disebut Gembala. Hal ini berarti Yesus sendiri adalah Allah dan Ia memiliki otoritas yang sama dengan Allah dalam hal kematian & kehidupan.

2. Yesus & Bapa adalah Sumber Hidup Kekal
Pada ayat selanjutnya Yesus mengatakan Yoh 10:28 “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”. Yesus memberi hidup kekal padahal hanya Allah yang memiliki otoritas memberi hidup kekal. Tit 1:2 ”dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta”.

Dalam 1 Yoh 5:20 dengan tegas dinyatakan bahwa Yesus adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. 1 Yoh 5:20 “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.

3. Aku & Bapa adalah Satu
Puncak pernyataan Yesus saat menyatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30). Dari ayat sebelumnya sangat jelas bahwa Yesus adalah Allah. Berarti kata “satu” menunjukan bahwa Yesus dan Bapa adalah satu hakekat sebagai Allah. Karena Yesus dan Bapa satu hakekat berarti dengan sendirinya Mereka juga memiliki satu tujuan dan satu perbuatan. Sehingga kata “satu” bukanlah dalam pengertian Yesus dan Bapa hanya satu perbuatan/tujuan tetapi yang tepat bahwa Mereka memiliki satu hakekat dan sekaligus satu perbuatan/tujuan.

4. Orang Yahudi Mengetahui sebuah Penghujatan
Bukti kuat mendukung pengertian ini yaitu respon orang Yahudi yang sangat keras terhadap Yesus. Yoh 10:33 ”Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.". Orang Yahudi pasti mengenal & memahami perkataan Yesus itu adalah sebuah pernyataan keilahian, tetapi mereka tidak mau menerimanya.

Peristiwa serupa terjadi sebelumnya saat Yesus berbicara tentang Abraham.
Yoh 8:58 ”Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”. Yoh 8:59 ”Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah”.

Kata ”Aku telah ada” bahasa Inggrisnya ”I am” dan bahasa Yunaninya ”Ego Eimi”. Kata ini juga dipakai untuk Allah dalam PL (Septuaginta).
Kel 3:14 ”Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU (Ego Eimi)”.
Yes 43:10 "… supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia (Ego Eimi). Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi”. Setelah mendengarnya pernyataan Yesus ini orang Yahudi mengenalinya sebagai sebuah penghujatan sehingga mereka melempar Dia.

Mengapa orang Yahudi bereaksi keras terhadap pernyataan keilahian Yesus itu?
Karena mereka memiliki pemahaman monoteisme yang kuat seperti yang diajarkan kepada mereka turun temurun. Ul 6:4 ”Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”. Ul 6:7 ”haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu ...”.
Bahkan kematian Yesuspun disebabkan karena Ia dianggap menghujat Allah
Mar 14:64 ”Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?" Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati.

Menariknya kata “satu” yang digunakan dalam Ul 6:4 (ECHAD) memiliki pengertian yang sama dengan kata “satu” dalam Yoh 10:30 (HEN). Dalam Perjanjian Baru Yahudi (The Orthodox Jewish Brit Chadasha) Yoh 10:30 diterjemahkan menjadi ”I and HaAv are ECHAD”. Sedangkan kata satu dalam pengertian ”tunggal” dalam PL menggunakan kata YACHID dan dalam PB menggunakan kata MONOS.

Dari analisis ini kita bisa simpulkan bahwa Yoh 10:30 adalah pernyataan keilahian Yesus bahwa Ia dan Bapa sehakekat sebagai Allah. Jadi jelaslah Yoh 10:30 merupakan salah satu bukti yang kuat bahwa Yesus adalah Allah.
Share:

Babi: Halal atau Haram?

Pengantar: Permasalahan makanan haram & halal sering diajukan oleh mereka yang ingin kembali ke semangat Yudaisme. Argumentasi yang diajukan selalu mengacu pada pengajaran Perjanjian Lama tanpa memperhatikan prinsip Anugerah dalam Perjanjian Baru.Untuk itu kita perlu mengujinya dalam terang pengajaran Yesus dan para Rasul.

ARGUMENTASI YUDAISME
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Babi itu haram untuk dimakan.
Im 11:7Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu
Yes 66:17... yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN.
Tetapi saat ini banyak orang Kristen yang tidak memperdulikan ayat ini dengan tetap memakan Babi. Apalagi Babi itu diketahui sebagai binatang jorok dan tidak baik untuk kesehatan jika dikonsumsi.

JAWABAN
Sebenarnya masalah Taurat termasuk di dalamnya makanan haram-halal seperti Babi, sudah menjadi pergumulan gereja mula-mula. Ini terjadi sejak Injil mulai tersebar ke kalangan non Yahudi yang menimbulkan pertanyaan apakah orang non Yahudi (gentiles) harus mengikuti hukum Taurat atau tidak (proselitisme) ? Masalah ini kemudian diselesaikan dalam sidang para Rasul di Yerusalem. Tetapi herannya isu ini merebak kembali beberapa ratus kemudian melalui ajaran yang mengajak kembali ke Yudaisme namun tetap beriman pada Yesus.

Untuk itu saya mencoba menganalisis permasalahan ini dengan pendekatan kronologis perkembangan jemaat mula-mula dengan inti pembahasan pada sidang Yerusalem & crosslink dengan pengajaran Paulus.
Ok ..let’s explorer it

Semula pelayanan Yesus terbatas pada orang Yahudi namun sejak kenaikanNya ke sorga & datangnya Roh Kudus misi pekabaran Injil menjadi universal (Kis 1:8). Pada hari ketuangan Roh Kudus perkataan para Rasul dimengerti oleh berbagai suku bangsa. Ini mengindikasikan Injil juga harus disampaikan ke bangsa-bangsa lain. Sejak itulah Injil mulai tersebar ke wilayah Samaria yang dianggap bukan orang Yahudi murni karena telah bercampur dengan orang Kafir. Puncaknya pada pertobatan Kornelius yang full non Yahudi melalui pelayanan Petrus.
Sebelum peristiwa pertobatan Kornelius di Kaisarea, Petrus mengalami penampakan mengenai binatang yang turun dari langit. Di dalamnya terdapat berbagai jenis binatang (termasuk haram) dan Tuhan memerintahkan agar Petrus menyembelih & memakannya. Tetapi Petrus berkata Kis 10:14... Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir." Tetapi Tuhan menjawabnya Kis 10:15"Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.". Maksud semula penampakan ini bagi Petrus berkaitan dengan pertobatan Kornelius.

Setelah Petrus kembali ke Yerusalem, dia berselisih pendapat dengan orang-orang dari golongan bersunat terutama orang Farisi kemungkinan kelompok imam-imam yang bertobat. Kis 6:7... juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya”. Ternyata tuduhan mereka bukan karena pertobatan Kornelius tetapi karena Petrus makan bersama-sama dengan orang non Yahudi. Kis 11:3 Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." Kemungkinan makanan yang tersedia termasuk makanan haram misalnya Babi sebagai salah satu makanan yang umum di kalangan non Yahudi. Tidak ada indikasi bahwa Petrus melarang mereka untuk menyediakan makanan yang tidak halal.

Nah .. yang menarik tuduhan ini dijawab Petrus dengan menceritakan kembali kisah penampakan itu & kisah pertobatan Kornelius. Padahal yang dipersoalkan mereka masalah Petrus makan dengan orang non Yahudi bukan masalah pertobatan Kornelius. Tentu alasan Petrus mengatakan kisah itu karena dia telah memahami kisah tersebut bukan saja dalam pengertian penerimaan Allah terhadap orang non Yahudi tetapi juga menyangkut makna aturan Taurat. Tentu tidak mungkin Allah memakai kisah penampakan makanan haram yang tegas dilarang dalam Taurat yang kemudian dihalalkanNya & ternyata itu masih berlaku! Kalau memang masih berlaku, Allah pasti menggunakan deskripsi lain untuk kisah penampakan tersebut.

Saat di Kaisarea, Petrus tidak saja berinteraksi dengan keluarga Kornelius tetapi banyak orang lainnya. Kis 10:24… Dan pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul”. Interaksi dilakukan selama beberapa hari Kis 10:48 … Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.”. Sehingga Petrus memiliki waktu yang cukup memberi pengajaran kepada mereka yang diisinya dengan pengajaran ttg tentang Yesus (Kis 10:34-43). Tetapi … Petrus tidak pernah mengajarkan ttg aturan hukum Taurat !!.
Hal serupa juga dilakukan oleh Paulus & Barnabas yang tidak mengajarkan aturan Taurat untuk orang non Yahudi. Ini menimbulkan perselisihan dengan orang Yahudi yang percaya. Puncaknya saat beberapa orang dari Yudea datang ke Antikhioa dan berdebat dengan Paulus dan Barnabas. Karena tidak terjadi titik temu mereka akhirnya menetapkan untuk membawa persoalan ini ke Yerusalem agar dibahas dengan para Rasul (Kis 15:1-2).

Persidangan diawali dengan tuduhan dari orang golongan Farisi yang percaya.
Kis 15:5Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa." Tuduhan mereka cukup masuk akal karena mereka memang kelompok yang ketat menerapkan hukum Taurat. Bahkan Yesus sendiri dianggap mereka tidak sepenuhnya menjalankan hukum Taurat. Tuduhan orang Farisi ini bukan hanya ”masalah sunat” tetapi seluruh hukum Musa termasuk masalah makanan haram.

Menurut tradisi rabinik aturan Taurat berjumlah 613 ketetapan yang disebut Mizvot. Berisi berbagai aturan seperti sunat, upacara & makanan dan lain-lain. Bahkan sampai hal-hal yang kelihatan aneh untuk orang Modern misalnya cara berpakaian. Im 22:11Janganlah engkau memakai pakaian yang dua jenis bahannya, yakni bulu domba dan lenan bersama-sama.”. Artinya jika menjalankan hukum Taurat tidak boleh setengah-tengah. Seperti kata Paulus dalam Gal 5:3... Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.” Sehingga cukup mengherankan jika ada ajaran yang melarang makan Babi tetapi tidak melakukan hal lainnya seperti disunat & persembahan korban dan lain-lain.

Setelah tuduhan tersebut, para Rasul bersidang & bertukar pikiran & Petrus kemudian berkata: Kis 15:7-11... "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. ... Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Perkataan Petrus ini sejalan dengan pengajaran Paulus:
1. Berita Injil sifatnya universal baik orang Yahudi maupun non Yahudi
Kol 3:11dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, .... tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu
2. Orang non Yahudi tidak harus memikul kuk atau menjalankan aturan Taurat.
Gal 5:1Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
3. Keselamatan diperoleh oleh kasih karunia Yesus Kristus bukan melalui hukum Taurat.
Gal 5:4Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.
Pemahaman Petrus ini tentu berkaitan dengan peristiwa penampakan yang dialaminya (binatang yang turun dari langit). Ini sekali lagi membuktikan bahwa Petrus memahami penampakan itu bukan saja dalam pengertian diterimanya orang non Yahudi tetapi juga menyangkut arti dari Hukum Taurat. Keselamatan bukanlah pada Taurat tetapi pada Yesus & orang non Yahudi tidak harus menjalankan aturan Taurat.

Yakobus menyatakan hal yang senada dengan Petrus yaitu bangsa lain tidak harus dibebankan menjalankan hukum Taurat.
Kis 15:19Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita (orang Yahudi percaya) tidak boleh menimbulkan “kesulitan” (menjalankan Taurat) bagi mereka dari bangsa-bangsa lain (non Yahudi) yang berbalik kepada Allah
Yakobus selanjutnya memberi aturan kepada orang non Yahudi.
Kis 15:20 tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah”.Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat."

Ada beberapa hal yang kita bahas dari perkatan Yakobus:
(1) menjauh diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala.
Kita bandingkan dengan pengajaran Paulus:
1 Kor 10:28-29Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: "Itu persembahan berhala!" janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani...
Paulus memperjelas maksud dari perkataan Yakobus yaitu tidak memakan makan persembahan berhala agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain karena keberatan hati nurani. Namun pada prinsipnya makanan itu sendiri menurut Paulus sifatnya netral (halal), seperti yang pada ayat sebelumnya
1 Kor10:25-26Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani. Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.”

Ada yang beranggapan bahwa definisi makanan adalah semua yang halal & Babi tidak termasuk makanan. Mungkin jika konteks ayat ini hanya ditujukan pada orang Yahudi yang ada di Yerusalem sepertinya cukup masuk akal tetapi konteks ayat ini ditujukan kepada jemaat di Korintus. Jemaat Korintus tidak hanya orang Yahudi yang percaya tetapi juga orang non Yahudi seperti Yunani (Kis 18:4). Perhatikan kata ”...kalau kamu diundang oleh seorang yang tidak percaya..” jelas ini menunjuk pada orang kafir. Kata berikutnya ” ...makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu...”. Jelas kata ”apa saja” menunjuk pada berbagai makanan termasuk makanan haram seperti Babi. Ini cocok dengan kata ”segala sesuatu” pada kalimat ”...kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging..”.

(2) dari percabulan
Secara khusus ini berkaitan dengan makanan persembahan berhala karena biasanya penyembahan berhala pd masa itu berisi praktek pelacuran di kuil-kuil. Secara prinsip percabulan itu sendiri ditentang keras oleh Paulus. 1 Tes 4:3Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,…

(3) makanan dari daging binatang tercekik dan dari darah
Biasanya makanan dari darah berkaitan dengan daging binatang tercekik yang tidak banyak mengeluarkan darah. Sepertinya Yakobus mengacu pada aturan untuk orang asing dalam Taurat. Im 17:12 ...Demikian juga orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu tidak boleh makan darah”.
Tetapi yang perlu kita perhatikan bahwa perkataan Yakobus ttg makan darah dan lainnya ini bukan syarat untuk mendapat keselamatan namun dalam konteks perbuatan baik. Kis 15:29... Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik"

Kalau begitu apakah orang Kristen diperkenankan makan darah? Terus terang saya masih sulit menjawabnya secara pasti. Ada pendapat yang mengatakan bahwa masalah ”makan darah” sifatnya sementara untuk konteks saat itu yaitu agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang Yahudi Kristen. Ada juga pendapat yang mengatakan makan darah diperkenankan karena darah Yesus telah tercurah dengan menggenapi makna dari sakralitas darah dalam masa PL. Tetapi pada intinya seandainya memang “makan darah” itu tidak diperkenankan maka konsekuensinya mereka yang memakannya dianggap tidak melakukan hal yang “baik” tetapi tetap tidak akan menggugurkan keselamatannya.

(4) Bagaimana dengan kalimat ...Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat." (Kis 15:21).
Ada yang beranggapan bahwa Yakobus sedang meneguhkan hukum Musa. Tetapi anggapan ini bertentangan dengan konteks keseluruhan. Sangat jelas bahwa Yakobus sependapat dengan Petrus bahwa Taurat tidak menyelamatkan tetapi karena kasih karunia & orang non Yahudi tidak harus dibebankan Taurat. Jadi Ayat Kis 15:21 bukanlah sebuah perintah atau pengajaran untuk menjalankan Taurat tetapi hanya deskripsi keadaan saat itu. Ayat ini berkaitan erat dengan ayat sebelumnya yang mengatur masalah makanan persembahan berhala dan lain-lain. Maksud Yakobus adalah orang-orang dari bangsa lain yang telah percaya Yesus sesungguhnya sudah tahu bahwa praktek kafir seperti penyembahan berhala dan percabulan (pelacuran di kuil berhala) itu salah & tercela. Hukum Musa biasanya dibacakan di rumah ibadah lokal & dari interaksi mereka dengan orang Yahudi mereka telah mendengar beberapa prinsip dasar dari hukum Taurat sehingga aturan untuk menjauhkan diri dari praktek semacam itu seharusnya tidaklah mengejutkan.

Sidang Yerusalem ini memutuskan bahwa agar orang non Yahudi tidak dibebankan untuk menjalankan Taurat. Sidang memberi aturan mengenai makanan yaitu melarang memakan makanan dari darah, binatang tercekik, percabulan dan persembahan berhala. Tetapi sama sekali tidak disinggung untuk tetapi melarang memakan makanan haram seperti Babi dan lain-lain. Otoritas keputusan sidang ini sangat kuat karena juga dinyatakan sebagai keputusan Roh Kudus. Kis 15:28 "Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini "

Kesimpulan yang bisa ditarik dari analisis ini:
Masalah Taurat untuk orang non Yahudi yang menimbulkan konflik ini di jemaat mula-mula telah dituntaskan dalam Sidang ini. Maka terlihat aneh kalau masih ini ada yang mempersoalkan kembali hal ini. Jadi jelaslah bahwa orang non Yahudi termasuk orang Indonesia yang telah percaya Kristus tidak dibebankan untuk menjalankan Taurat termasuk masalah makanan haram (Babi dan lain-lain). Untuk orang Yahudi, Taurat hanya sebagai tradisi & identitas bangsa tetapi bukan jalan keselamatan lagi.
Pembahasan khusus tentang Sidang Yerusalem dibahas di sini: http://apologiakristen.blogspot.com/2011/09/hukum-taurat-orang-yahudi-sidang.html

Lalu bagaimana dengan ayat-ayat yang melarang makan Babi?
Sekarang saya coba mengkonfrontir kesimpulan tadi dengan beberapa ayat yang dianggap melarang makan Babi dan mendaftarkan beberapa kemungkinan implikasinya.
Im 11:7Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu
Yes 66:17... yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN.
Mat 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."

Kemungkinan 1:

Jika ayat-ayat PL ini dalam konteks PB tetap dianggap masih berlaku dan Yesus dianggap meneguhkannya maka konsekuensinya terjadi kontradiksi dengan keputusan Sidang Yerusalem. Padahal keputusan itu diambil oleh para Rasul yang memiliki otoritas rasuli sebagai murid-murid Yesus dan keputusan tersebut dinyatakan juga sebagai keputusan Roh Kudus. Apakah mungkin Allah mengajarkan sesuatu yang bertentangan?

Kemungkinan 2:
Jika ayat-ayat PL ini dalam konteks PB tetap dianggap masih berlaku akan cocok jika keputusan Sidang Yerusalem ternyata tetap melarang memakan Babi. Tetapi ... untuk mendukung kemungkinan ini berarti harus ada Analisis Pembanding yang coba membuktikan bahwa Sidang itu mengindikasikan tetap memutuskan melarang memakan Babi.

Kemungkinan 3:
Ayat-ayat PL tersebut harus dimengerti dari perpektif Kristus (PB). Berikut pembahasannya secara sangat ringkas:
1. Aturan Taurat bersifat sementara sebelum datangnya Kristus.
- Luk 16:16Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes...
- Ibr 8:13Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya
2. Aturan Taurat dimengerti sebagai bayangan dari yang akan datang (Kristus-PB)
- Ibr 10:1Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri
- Kol 2:16-17Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru atau pun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus
3. Aturan Taurat telah dibatalkan oleh kematian Kristus
- Ef 2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya
- Kol 2:14dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib
4. Aturan, simbol & peristiwa dlm PL merupakan bersifat tipologi (Type) dan Yesus adalah penggenapnya (Anti-Type) maka dalam Mat 5:17-18 kata ”meniadakan” dimengerti bahwa Yesus tidak meniadakan hal-hal tadi (Type) tetapi justru untuk menggenapinya. (Ayat ini perlu pembahasan tersendiri secara mendalam)
5. Kata selama-lamanya dalam Taurat menunjuk pada makna rohani dalam Kristus yang akan tetap berlaku selama-lamanya.
Nah... pengertian-pengertian ini cocok dengan kesimpulan dengan keputusan Sidang Yerusalem.

Kalau Taurat sudah tidak berlaku berarti kita hidup tanpa hukum?
Kita saat ini hidup dalam kasih karunia Kristus yang berarti kita melakukan perbuatan baik sebagai wujud ungkapan syukur kita atas keselamatan yang telah kita terima.
Ef 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”.
Gal 5:22-23Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Ini adalah prinsip & hakekat hukum itu sendiri, tidak ada aturan hukum yang menentang hal ini.

Bukankah Babi binatang yang jorok & tidak baik bagi kesehatan?
Memang benar dalam tubuh Babi biasanya terdapat kista cacing Trycina, bisa menyebabkan kolesterol & hipertensi termasuk masalah Flu Babi apalagi jika dagingnya tidak dimasak dengan matang. Tetapi bukan hanya Babi, binatang lainnya pun seperti Sapi & Kambing yang dalam Imamat dikategorikan halal juga memiliki potensi penyebab hipertensi, asam urat dan penyakit lainnya. Artinya secara kesehatan memakan daging-daging ini harus dibatasi jangan berlebihan & sebaiknya diimbangi dengan olahraga untuk membakar kolesterol. Tetapi jangan jadikan masalah kesehatan ini sebagai doktrin! seakan-akan orang yang memakannya berdosa & melanggar perintah Tuhan.

Secara pribadi saya telah lama menggumuli masalah ini. Sejak kecil sampai SMA saya tidak memakan Babi namun setelah saya pelajari & mengerti, saya kemudian memutuskan untuk makan Babi. Namun karena pertimbangan kesehatan saya sangat membatasi memakannya.
Nasihat rasul Paulus dalam Rom 14 cocok untuk kita dalam menyikapi hal ini. Walaupun konteksnya antara vegetarian & non vegetarian, namun secara prinsip tetap relevan dengan masalah yang kita bahas. Rom 14:3 Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Apakah Mungkin para Murid yang Hanya Nelayan Menulis Injil?

ARGUMENTASI LIBERALISME
Bahasa Yunani Koine yang digunakan dalam bahasa penulisan 4 Injil merupakan bahasa yang hanya diketahui oleh masyarakat kelas atas. Para penulisnya tentu orang yang berpendidikan dan bukan berasal dari masyarakat kelas bawah. Sedangkan murid-murid Yesus hanya rata-rata nelayan yang dikategorikan masyarakat kelas bawah dan mereka hanya mengenal bahasa Aramik. Berarti murid-murid Yesus bukanlah penulis Injil.

JAWABAN
Kita perlu menguji pendapat ini menggunakan data & referensi yang tersedia. Apakah benar bahwa para murid-murid tidak menguasai bahasa Yunani? ok let's examine it..

Dalam kehidupan sehari-hari para murid memakai bahasa Aramik sebagai bahasa pergaulan dan dalam aktivitas perdagangan & hubungan dengan orang lain mereka menggunakan bahasa Yunani Koine sebagai bahasa internasional pada saat itu. Sehingga kemungkinan besar mereka menguasai dua bahasa (billingual).
Merril C. Tenney (SPB): “Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi di pengadilan dan bahasa pergaulan sehari-hari, seperti yang terlihat dalam tulisan-tulisan di atas papirus, surat-surat cinta, tagihan, resep, mantera, esai, puisi, biografi, dan surat-surat dagang, semuanya tertulis dalam bahasa Yunani, bahkan tetap demikian hingga masa pendudukan Romawi.
Bruce Metzger (LN-TIB): “Bahasa Yunani, secara meluas dimengerti di Palestina, terutama di ‘Galilea wilayah bangsa-bangsa lain’ seperti yang disebut dalam Mat.4:15.

Penggunan bahasa Yunani tidak hanya kalangan atas tetapi juga menyentuh sampai lapisan masyarakat kelas bawah.
Sean Freyne, (GAGH): "There is general agreement that Greek was widely spoken in Palestine, even in Jerusalem and among nationalistic circle in New Testament times, a conclusion based on epigraphic, archaeological and literary evidence...these were not confined to the cities but were distributed throughout the villages and estate in charge of the affairs of the government. The frequent journey of the officials, some of higher, others of lesser rank, ensured a network of communication that tied village life to various cities and thouched everybody from the poorest peasant to the various village officials..."
"Ada semacam konsensus umum bahwa bahasa Yunani digunakan secara luas di Palestina termasuk di Yerusalem dan diantara lingkaran gerakan nasionalis pada masa Perjanjian Baru, kesimpulan ini didasarkan pada bukti epigrafi, arkeologi dan literal ... hal ini tidak terbatas pada kota-kota saja tetapi penggunaannya juga tersebar sampai ke kantor-kantor pemerintah di desa-desa. Kunjugan rutin dilakukan pejabat-pejabat tinggi atau pejabat yang lebih rendah yang memastikan terbentuknya jaringan komunikasi antara desa-desa dan kota dan menyentuh semua lapisan masyarakat mulai dari penduduk miskin sampai pejabat pemerintahan desa"

Dari data ini menunjukan bahasa Yunani sudah sangat umum di Palestina, bukan saja dikalangan atas tetapi juga di kalangan bawah. Sehingga cukup logis mengapa Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Selain itu tempat tinggal para murid di Galilea merupakan salah satu pusat perdagangan & aktivitas ekspor impor pada masa itu. Sedangkan Kapernaum merupakan desa nelayan dan perikanan merupakan salah pilar utama perekonomian di wilayah tersebut. Mereka tentu sering melakukan transaksi dagang yang kemungkinan besar menggunakan bahasa Yunani.

Siapa sebenarnya penulis Injil?
Dari keempat penulis Injil yang dikategorikan sebagai murid Yesus adalah Matius sang pemungut cukai dan Yohanes murid terkasih. Sedangkan Markus & Lukas kemungkinan masuk dalam kelompok 70 murid. Markus mencatat Injil Markus berdasarkan kesaksian dari Petrus sedangkan Lukas mencatatnya berdasarkan hasil penyelidikan dengan sumber Paulus & para rasul.

Pekerjaan Matius sebagai pemungut cukai (tax collector) di kota Kapernaum merupakan pekerjaan yang memiliki status yang lebih tinggi dari nelayan atau masyarakat umum lainnya. Mereka cukup kaya dan memiliki pergaulan yang cukup luas baik sesama pemungut cukai maupun “orang berdosa” lainnya kemungkinan orang non Yahudi (gentiles). Mat 9:10 "Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya". Dalam pekerjaan tentu dia harus tahu membuat laporan cukai/pajak untuk dilaporkan ke atasannya apalagi ini berkaitan dengan uang. Sehingga cukup masuk akal mengatakan bahwa Matius adalah penulis Injil Matius karena dia mampu untuk menulis. Eusebius menyatakan bahwa: “Matius disebutkan oleh Papias bahwa ia memiliki koleksi catatan berbagai perkataan (Yesus)

Petrus telah dikenal oleh jemaat mula-mula sebagai orang yang sering menggunakan penerjemah. Penerjemah juga sering merangkap sebagai penulis atau sekretaris. Seorang sekretaris bisa melakukan perubahan minor dalam redaksi kata, mirip seperti dilakukan seorang editor di masa kini. Petrus mendiktekan kesaksiannya kepada sekretaris ini menggunakan bahasa Aramik & kemungkinan juga menggunakan Yunani.
Eusebius mencatat hal ini :” This also the presbyter said: Mark having become the interpreter of Peter, wrote down accuratelym, though not in order, whatsover he remembered of things said or done by Christ...
"Seperti dikatakan presbiter: Markus menjadi penerjemah untuk Petrus, menuliskan secara akurat sesuai perintah apapun yang diingat dari hal-hal yang dikatakan & dilakukan oleh Kristus"

Lukas menuliskan Injil Lukas sebagai hasil laporan investigasi yang dilakukan. Sumber informasinya berasal dari para rasul sendiri yang pada masa itu berada di Yerusalem memimpin gerakan gereja mula-mula. Lukas adalah rekan Paulus juga menuliskan kitab Kisah Para Rasul. Kredibilitas Lukas sebagai seorang sejarawan tidak dapat dipungkiri. Unger mengatakan bahwa arkeologi telah membuktikan keotentikan kisah Injil, terutama Injil Lukas. Sir William Ramsay seorang arkeolog besar mengakui ketelitian Lukas terhadap topografi Asia Kecil. Tentu jika Lukas sudah begitu teliti terhadap data detail seperti itu apalagi dengan penulisan pengajaran Yesus yang jauh lebih penting.

Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes di Efesus. Ireneus (180 AD) menuliskannya dengan mengutip Polikarpus murid dari rasul Yohanes sendiri: "John, the disciple of the Lord, who leaned back on his breast, published the Gospel while he was resident at Ephesus in Asia..."
"Yohanes, murid Tuhan, yang bersandar dibahuNya, menuliskan Injil Yohanes saat dia tinggal di Efesus di Asia..."

Dari seluruh data ini menjadi jelas bahwa penulis Injil adalah para murid Yesus yaitu Matius & Yohanes serta Markus berdasarkan Petrus dan Lukas berdasarkan keterangan para rasul.

Jaringan ApologiaKristen
Jimmy Jeffry

Reference:
- Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru
- Bruce Metzger, The Language of the New Testament, dalam The Interpreter’s Bible
- Sean Freyne, Galilee from Alexander the Great to Hadrian 323 BCE to 135 CE: A Study of Second Tempel Judaism
Share:

Apakah para Murid bisa Membaca & Menulis ?

ARGUMENTASI LIBERALISME
Memang benar bahasa Yunani Koine adalah bahasa yang umum di wilayah palestina pada masa itu. Para murid bisa mengerti bahasa Yunani tetapi apakah ada bukti bahwa mereka memiliki kemampuan membaca dan menulis? Wiliam Harris dalam bukunya Ancient Literacy mengatakan: “How many could read? Illiteracy was widespread throughout the Roman Empire. At the best of times maybe 10 percent of the population was roughly literate. And that 10 percent would be the leisured classes—upper-class people who had the time and money to get an education..."

"Berapa banyak yang bisa membaca? orang yang buta huruf banyak tersebar di wilayah kerajaan Romawi. Paling banyak hanya sekitar 10 persen dari jumlah populasi yang melek huruf. Dan yang 10 persen itu berasal dari lapisan masyarakat kelas atas yang memiliki waktu dan uang untuk mendapatkan pendidikan..."

JAWABAN
Untuk menanggapi argumentasi ini, saya membaginya menjadi dua bagian yaitu mengenai tingkat melek huruf di Palestina & Yesus sebagai seorang Rabi. ok let's explore it

1. Tingkat melek huruf di Palestina
Kita harus membedakan tingkat literasi di wilayah kerajaan Romawi secara umum dan Palestina (Israel) secara khusus. Sebab orang Israel memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan bangsa-bangsa lain. Craig Evans (FJ) membandingkan pendapat Willim Haris dengan Millard: “William Haris, (Ancient Literacy, 1989) menyimpulkan angka melek huruf sangat rendah dan Alan R. Millard (Reading and Writing in the Time of Jesus, New York University Press, 2000) menyimpulkan bahwa angka melek huruf lebih tinggi, terutama di antara orang Yahudi

Menurut pendapat Millard ada perbedaan antara wilayah Romawi secara keseluruhan dengan wilayah Palestina tempat orang-orang Yahudi. Pendapat Millard didukung oleh berbagai penemuan arkeologi seperti yg ditulis oleh Kugel and Greer (EBI):
Excavations within the territory of biblical Israel have turned up a number of practice alphabet texts, as well as isolated letters, or letters apparently grouped by similarity of shape, and other materials indicative of elementary instruction. These finds, unearthed at Lachish, Arad, Kuntillat-Ajrud, and other sites, suggest the existence of some form of literacy training in these locations by the eighth century B.C.E. hth century
"Penggalian-penggalian yang dilakukan dalam wilayah teritori Israel mendapatkan sejumlah penggunaan teks alfabet dalam surat-surat yang terpisah atau surat-surat yang dikelompokkan berdasarkan kemiripan bentuk dan beberapa material lainnya berupa perintah-perintah dasar. Penemuan-penemuan ini ditemukan di Lachish, Arad, Kuntillat-Ajrud dan lokasi lainnya, memberikan petunjuk eksistensi adanya beberapa bentuk dari latihan membaca menulis pada lokasi-lokasi tersebut di sekitar abad 8 SM"

Bahkan E.P. Sanders (JPB) salah seorang sarjana terkemuka dalam studi Yesus Sejarah (Historical Jesus) menyatakan hal yang senada:
…There was an abundance of people with scribal skills in 1st century Palestine, many of whom would have heard Jesus speak and some/many of whom became followers of His after such encounters. It is not improbable that these skilled people 'took notes', some of which were probably included in Luke's comment that "many had undertaken to put together an account of Jesus life (Lk 1)..”.
"..Ada begitu banyak orang yang memiliki kemampuan menulis pada abad pertama di Palestina, banyak diantara mereka yang mendengar perkataan Yesus dan beberapa diantaranya menjadi pengikut Yesus setelah mereka berjumpa denganNya. Bukan hal tak mungkin mereka ini memiliki catatan-catatan (perkataan Yesus), kemungkinan inilah yang dimaksud oleh Lukas yang mengatakan bahwa banyak yang mencatat tentang kehidupan Yesus(Luk 1)"

Berdasarkan data ini menunjukkan bahwa tingkat literasi di kalangan komunitas Yahudi di Palestina jauh lebih maju dibanding daerah lain di wilayah kerajaan Romawi. Secara logis ini berkaitan dengan sistem keagamaan mereka yang sangat menjunjung tinggi Taurat dengan tradisi pengajaran secara turun temurun.
Ul 6:7haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu …”. Ul 6:9…dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu”.
Konteks ayat ini secara khusus berkaitan dengan ajaran tentang keesaan Tuhan (Shema)dan secara umum tentang aturan-aturan Taurat. Menurut tradisi rabinik jumlah aturan dalam Taurat mencapai 613 aturan yang dikenal dengan nama Mizvot.

Dari catatan sejarah non biblikal kita menemukan tradisi pengajaran ini seperti yang ditulis oleh Flavius Yoshepus sejarawan Yahudi abad 1 dalam Against Apion (1:60):
Di atas semuanya kami membanggakan diri kami sendiri dalam bidang pendidikan kepada anak-anak kami dan memandang pengamalan hukum Taurat dan praktek kesalehan yg dibangun darinya, yang kami warisi, sebagai tugas penting dalam kehidupan”. Against Apion 2:204).. (Hukum Taurat) memerintahkan agar (anak-anak) diajar membaca supaya dapat belajar hukum Taurat maupun perbuatan nenek moyang mereka”.

Memang tidak otomatis semua orang tua di Palestina pada masa itu mengajarkan membaca & menulis pada anak-anaknya. Tetapi dari data yang ada menunjuk probabilitas yang tinggi bahwa banyak orang Yahudi pada masa itu sudah melek huruf termasuk murid-murid Yesus. Bahkan kemungkinan diantara mereka yang mendengarkan pengajaran Yesus ikut mencatatnya. Apalagi dengan para murid yang hidup bersama-sama dengan Yesus selama kurang lebih 3,5 tahun.

2. Yesus seorang Rabi
Hampir semua sarjana bereputasi menerima konsep bahwa Yesus itu melek huruf. Data dalam Injil tentang hal ini sangat berlimpah. Dalam Luk 4:16-30 dituliskan bahwa Yesus membaca dari gulungan kitab Yesaya dan kemudian menyampaikan khotbah. Yoh 8:6 mengatakan Yesus membungkuk dan menulis di tanah dengan jariNya. Yesus sering mengutip ayat-ayat dalam kitab Perjanjian Lama, mengajarkannya bahkan berdebat dengan para ahli Taurat. Dalam dialog dengan ahli Taurat Yesus beberapa kali berkata ”belum pernahkah kamu membaca?” ini jelas menunjukkan bahwa Yesus sendiri pasti tahu membaca.

Bahkan lebih dari itu Yesus juga disebut sebagai Guru yang dalam bahasa Ibrani disebut Rabi dan dalam bahasa Aram disebut Rabuni. Yesus sendiri dan orang-orang lain memanggil pengikutnya ”murid”. Murid dalam bahasa Yunani "mathētēs" yang berarti a learner,pupil atau disciple (murid/pelajar).

Seperti yang dicatat dalam Injil bahwa para murid meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus, hidup bersama denganNya. Pengalaman hidup dengan seorang guru ini membuat mereka mengetahui banyak hal termasuk kemampuan membaca & menulis. Mereka dengan sendirinya sudah familiar dengan kitab Taurat Ibrani, Targum (paraphrase Taurat dalam bahasa Aramik) dan kemungkinan juga dengan Septuaginta (Taurat bahasa Yunani).

Pola pembelajaran seperti ini merupakan salah satu tipe sekolah pada masa itu yang disebut "disciple circle" seperti yg dikatakan Cohen (FMM): ...The descriptions we have of the relationship between Jesus and the disciples approximates the type of school known as 'disciple circle' and would have used the standard teaching techniques of the world at that time. …disciple circles were the normal pattern for higher education in both Jewish and Greco-Roman antiquity.
"...dekripsi yang kita miliki mengenai hubungan antara Yesus dan para murid merupakan tipe sekolah yang dikenal sebagai "disciple circle" (lingkaran murid) dan digunakan sebagai standard teknik pengajaran di dunia pada masa itu. disciple circles merupakan pola umum untuk pendidikan tinggi di kalangan orang Yahudi dan dilingkungan Greco-Roman kuno"

Pendapat senada juga dikemukaan oleh John Baggett (STEJ):
"It was not unusual for great teachers in the first century Mediterranean world to have disciples. …In Judaism, disciples were generally those who studied under a particular teacher of the Law. No doubt term disciple was used at times to refer only those who lived and studied full time with such a teacher. It would not have been surprising at all that a charismatic teacher and healer named Jesus would have a small, limited number of the first type of disciples, and many, perhaps thousands of the second."
"Bukan merupakan hal yang tidak biasa para guru pada abad pertama di daerah Mediteran memiliki murid-murid. Dalam Yudaisme, murid-murid umumnya belajar dibawah bimbingan para guru/ahli Taurat. Tidak diragukan bahwa istilah murid digunakan berkali-kali merujuk pada mereka yang hidup dan belajar secara penuh waktu dengan seorang guru. Maka tidaklah mengherankan jika seorang guru karismatik & penyembuh bernama Yesus memiliki sejumlah kecil murid sebagai murid utama dan banyak lagi murid-murid lainnya."

Proses pembelajaran dengan pola semacam itu melibatkan beberapa aktivitas belajar seperti membaca, mengingat/menghafal dan mencatat hal-hal yang disampaikan oleh gurunya. Ben Witherington (JQ)menyatakan hal ini “Disciples in early Jewish settings were learners, and, yes, also reciters and memorizers. This was the way Jewish educational processes worked. In fact it was the staple of all ancient education, including Greco-Roman education“.
"Murid-murid dalam konteks Yahudi awal adalah para pembelajar dan yah, mereka juga sebagai pengutip dan penghafal. Ini merupakan proses pembelajaran Yahudi. Pada kenyataan, ini merupakan hal-hal pokok dalam pendidikan kuno termasuk penduduk pada masa Greco-Roman"

Dari semua data yang ada semakin memberikan bukti yg kuat bahwa para murid bukan saja familiar dengan beberapa bahasa seperti Aramik & Yunani, namun juga memberikan kemungkinan yang kuat bahwa merekapun bisa membaca & menulis.

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry

Reference:
- Craig Evans, (FJ) Fabricating Jesus, InterVarsity Press, Downers Grove, 2005 (terj. Indo: Merekayasa Yesus, ANDI)
- Kugel and Greer, (EBI) Early Biblical Interpretation, Westminster
- E.P. Sanders, (JPB) Judaism: Practice and Belief 63BCE-66CE, SCM: 1992
- Cohen, [FMM] From the Maccabees to the Mishnah, Westminster: 1987.
- John Baggett, (STEJ) Seeing Through the Eyes of Jesus, Erdmans, GrandRapid
- Ben Witherington, (JQ) The Jesus Quest. Downers Grove: IVP, 1995.
Share:

Bukankah di Kis 4:13 disebutkan Petrus & Yohanes Buta Huruf?

ARGUMENTASI LIBERALISME
Perhatikan Kisah Para Rasul 4:13 “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus”.
Disitu disebutkan kata “tidak terpelajar” yang sebenarnya dalam bahasa Yunani digunakan kata “ἀγράμματοί” yang seharusnya di terjemahkan sebagai seseorang yang buta huruf (bahasa Inggris: unlettered).

JAWABAN
Mari kita melihat arti kata "tidak terpelajar" ini dalam bahasa Yunani. Menurut Strong’s Hebrews & Greek Dictionaries kata ἀγράμματος (agrammatos) memiliki arti unlettered, that is, illiterate: - unlearned, bentuk negatif dari kata gramma (learning, letter, scripture, writing, written). Dari arti ini “buta huruf” vs “tidak terpelajar” ternyata hampir semua Alkitab yg berpengaruh memilih kata “tidak terpelajar” dgn variannya “tidak terlatih/tidak terdidik/tidak sekolah”.
NIV : unschooled,
NASB : uneducated and untrained,
ISV : uneducated, KJV: unlearned,
AKJV: unlearned,
ASV: unlearned,
God’Word: no education or special training,
BBE: education or learning,
Websters: unlearned.
hanya Weymouth NT yg menerjemahankan illiterate.

Menurut Bible Commentary yang ditulis oleh Craig Keener (BBC:NT), pengertian kata agrammatos (tidak terpelajar) dalam ayat tersebut yaitu orang yang tidak mengikuti suatu pendidikan khusus pada masa itu melalui seorang rabi terkenal seperti Paulus yg dididik oleh Gamaliel.
Unschooled” means not trained in Greek rhetoric (public speaking), as the priestly aristocracy would be. It could also mean that they were not trained under a recognized rabbi...”
"Unschooled memiliki arti tidak dilatih dalam ilmu retorika Yunani (komunikasi publik), sebagaimana mestinya seorang bangsawan. Ini juga berarti bahwa mereka tidak dilatih oleh seorang rabi terkenal..."

Penggunaan kata agrammatos dalam Kis 4:13 ini mirip dengan beberapa ayat berikut ini yang ditujukan pada Yesus & Paulus.
Yoh 7:15 ... Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan (gramma) demikian tanpa belajar!".
Kis 26:24..Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu (gramma) yang banyak itu membuat engkau gila."
Kata gramma (”pengetahuan” & ”ilmu”) adalah akar kata dari agrammatos. Paulus dalam Kis 26:24 dianggap sebagai orang berilmu atau sebagai orang yang terpelajar. Sedangkan Yesus sama seperti Petrus & Yohanes dianggap orang-orang yang tidak terpelajar.

Walaupun seandainya arti kata agrammatos dalam Kis 4:13 itu adalah illiterate (buta huruf) itu pun hanya asumsi sebelumnya para ahli Taurat & kemudian mereka ”heran” karena Petrus & Yohanes justru menunjukan ciri-ciri orang yang terpelajar. Keheranan ini didasari pada perkataan-perkataan Petrus yang mengutip ayat-ayat dalam kitab Perjanjian Lama. (Kis 4:11-Maz 118:22). Padahal biasanya hanya orang terpelajar saja yang bisa mengerti ayat-ayat dalam Taurat & kitab para nabi. Dalam kitab Kisah Para Rasul banyak dicatat kutipan-kutipan ayat Perjanjian Lama oleh Petrus dalam khotbah-khotbahnya sejak hari Pentakosta. Beberapa kutipan ayat-ayat tersebut seperti:
Kis 2:25-28=>Maz 16:8-11, Kis 2:30=>Maz 132:11/2 Sam 7:12-13, Kis 2:34-35=>Maz 110:1, Kis 3:13=>Kel 3:15.

Data ini sekali lagi membuktikan bahwa Petrus & kemungkinan besar murid-murid lainnya bukanlah buta huruf!. Mereka mungkin tidak mengikuti pendidikan formal lewat seorang rabi dari ahli-ahli Taurat tetapi mereka banyak mengetahui dasar-dasar pengajaran Taurat melalui orang tua mereka dan secara mendalam melalui didikan langsung rabi Yesus.

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry

Reference:
- Keener, Craig S., IVP Bible Background Commentary: New Testament , (Downer’s Grove, IL: InterVarsity Press) 1997.
Share:

Benarkah Matius Penulis Injil Matius ?

ARGUMENTASI LIBERALISME
Matius yang seorang pemungut cukai dari kerajaan Roma hanyalah seperti sekarang ini “Debt Collector”. Sedangkan Papias melalui tulisannya “Expositions of the Sayings of the Lord” sekitar tahun 140 Masehi, adalah orang pertama yang memberikan komentar bahwa Injil Matius ditulis oleh Matius murid Yesus, dan Injil Markus ditulis oleh Markus, kenalan dekat dari Petrus. Masalah dengan Papias adalah, jika kita pelajari dari sejarah, ia tidak bisa menjadi sumber sejarah yang akurat. Mengapa? tidak hanya karena Eusibius mengatakan bahwa ia adalah orang yang memiliki intelligence yang rendah (Church History 3.39). Tapi, menurut para Scholars, dari apa yang Papias sampaikan, tentang penulis Injil, justru banyak sekali yang bertentangan dengan isi Injil itu tersebut.

JAWABAN
Debt Collector atau biasa disebut penagih hutang lebih identik dengan kekerasan, yaitu menggunakan bodyguard untuk menagih hutang-hutang yang macet. Pekerjaan Debt Collector berbeda dengan penagih pajak (pemungut cukai) yang harus menguasai sistem perpajakan.
Sistem perpajakan kuno di Palestina di bawah penguasaan Romawi cukup kompleks. Ada pajak property, pajak perorangan, pajak perdagangan, pajak lokal seperti temple tax. Bahkan di Mesir jenis pajak lebih banyak lagi mencapai sekitar 111 jenis pajak.

John Wenham (RMML) menuliskan kompleksitas sistem pajak ini & bagaimana pekerjaan Matius sebagai seorang Tax Collector: “It is known that in Egypt at this date there were 111 kinds of tax, and many of the tax-collectors knew shorthand. Matthew's livelihood was earned by interviewing tax-payers and discussing their affairs (usually in Aramaic) and then writing up his reports in Greek. He had a lifelong habit of noting things down and of preserving what he had written.
"Seperti yang telah diketahui bahwa Mesir pada masa itu memiliki 111 jenis pajak dan banyak para pemungut cukai memiliki catatan tangannya sendiri. Kehidupan Matius sendiri diisi dengan melakukan interview terhadap wajib pajak dan membahas permasalahan-permasalahan mereka (biasanya menggunakan bahasa Aramik) dan kemudian menuliskan laporannya dalam bahasa Yunani. Dia memiliki kebiasaan mencatat banyak hal dan menyimpan apa yang ditulisnya.

Matius pasti tahu bagaimana menyusun laporan keuangan karena itu bagian dari tugasnya. Maka dia pun tentu memiliki kemampuan untuk mencatat berbagai perkataan Yesus. Pritchard (LANT) lewat studinya menyatakan hal ini: "…It is not unlikely that Matthew, a man trained in handling financial accounts, should have competently collected and arranged sayings of Jesus..."
"Bukan hal yang tidak mungkin bahwa Matius, seorang yang terlatih dalam menangani laporan keuangan, seharusnya juga memiliki kemampuan mengumpulkan dan menyusun kembali perkataan-perkataan Yesus..."

Menariknya Injil Matius paling banyak menulis hal-hal yang berkaitan dengan “keuangan”. Dan karakteristik ini sangat cocok dengan Matius sebagai Tax Collector. Saya coba hitung kata “uang” dalam tiap kitab Injil: Matius (15), Markus (5), Lukas (6), Yohanes (3). Selain itu dalam Injil Matius banyak terdapat hal spesifik yang berkaitan dengan istilah keuangan, diantaranya:
Matius menggunakan tiga jenis kategori untuk uang (dua dirham Mat 17:24, empat dirham Mat 17:27, Talenta Mat 18:24 ). Hanya Matius yang menggunakan kata emas & perak. Hanya Matius yang menuliskan tentang pembayaran bea ke Bait Allah (Mat 17:24-27). Dalam perumpamaan tentang Talenta, Matius merinci jumlah uang lebih detail. Penjelasan yang lebih baik terhadap berbagai istilah keuangan lainnya seperti hutang, pertukaran uang, perhitungan uang dan lain-lain. Informasi lengkap mengenai hal ini dibahas oleh Werner G. Marx (MMM).

Kita bisa melihat kombinasi data yang saling berkaitan antara: Matius sebagai Tax Collector – Kompleksitas Pekerjaan Tax Collector – Ciri khas istilah keuangan dalam Injil Matius. Ini memberikan kemungkinan yang sangat kuat bahwa Matiuslah penulis Injil Matius.

Papias adalah salah satu bapa gereja yang menyatakan bahwa Matius murid Yesus adalah penulis injil Matius seperti yang dikutip oleh Eusebius (H.E. 3.39.15-16):"…So then Matthew wrote the oracles (logia) in the Hebrew language, and every one interpreted them as he was able."
Argumentasi yang mengatakan bahwa Papias diragukan karena disebut oleh Eusibius memiliki "intelligence yang rendah" harus diuji kembali. Ternyata yang dimaksud dengan “intelligence yg rendah” oleh Eusibius ditujukan pada tafsiran-tafsiran dari Papias seperti masalah Eskatologi, tetapi bukan berkaitan dengan fakta2 sejarah yang ditulis oleh Papias. Salah buktinya berkaitan dgn penyebutan Matius sebagai penulis Injil Matius yang ternyata Eusibius sendiripun sepakat dengan hal ini (H.E. 3.24.6).…For Matthew, who had at first preached to the Hebrews, when he was about to go to other peoples, committed his Gospel to writing in his native tongue ..”. Bahkan dari tulisan dia juga mengutip beberapa bapa gereja lainnya yg menyatakan hal yg sama.

Irenaeus (130-200) (Adv. Haer. 3.1.1; juga dikutip oleh by Eusebius, H.E. 5.8.2):
"..Now Matthew brought forth among the Hebrews a written gospel in their language, while Peter and Paul were preaching in Rome and founding the church."
Origen (185-254) (dikutip oleh Eusebius, H.E. 6. 25.4):
"..Among the four Gospels, which are the only indisputable ones in the Church of God under heaven, I have learned by tradition that the first was written by Matthew, who was once a publican, but afterwards an apostle of Jesus Christ, and it was prepared for the converts from Judaism, and published in the Hebrew language
Eusebius juga mengatakan tentang sebuah tradisi tentang Injil Matius yg dikaitkan dgn seorang bernama Pantaenus (190) anggota gereja di Alecandria. (H.E. 5.10.3):
..Pantaenus was one of these, and is said to have gone to India. It is reported that among persons there who knew of Christ, he found the Gospel according to Matthew, which had anticipated his own arrival. For Bartholomew,168 one of the apostles, had preached to them, and left with them the writing of Matthew in the Hebrew language,169 which they had preserved till that time.

Adapun mengetahui berbagai ketidaksesuaian dari tulisan Papias dengan Injil Matius, inipun berkaitan dengan tafsiran terhadap Injil itu. Tetapi hal yang berkaitan dgn fakta sejarah bahwa Matius sebagai penulis Injil Matius tdk ada pengaruhnya. Kalaupun Papias salah menyebutkan Injil Matius ditulis oleh Matius, seharusnya ada catatan lainnya yang mengoreksi kesalahan itu !

Masih ada beberapa bapa gereja lainnya yang menyebut Matius sebagai penulis Injil Matius, seperti: Ephiphanius (c. 315-403)(Haer. 30.3), Cyril of Jerusalem (c. 315-86)(Cat. 14), Jerome (Prol. in Matt.; Praef. in Quat. Ev.; Vir. 3). Menarik apa yg dikatakan oleh John Wenham (RMML): "But the fact remains that there is no alternative tradition about the authorship of Matthew's gospel, as there is in the case of Hebrews, nor was there doubt of its apostolic authorship …"

Tidak ada tradisi alternatif tentang siapa nama penulis Injil Matius selain Matius itu sendiri. Termasuk tidak ada referensi dari bapa-bapa gereja yang mengatakan bahwa Injil Matius ditulis oleh orang lain yg bukan Matius.

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry

Reference:
- John Wenham, [RMML] Redating Matthew, Mark, and Luke, IVP: 1992.
- Pritchard, John Paul. A Literary Approach to the New Testament. Norman: U. of Oklahoma Press, 1972.
- Werner G. Marx, ”Money Matters in Matthew,” Bibliotheca Sacra 136:542, 1979
- The Early Church Fathers v2, CCEL, Wheaton College, www.ccel.org
Share: