Tampilkan postingan dengan label Kehidupan Kristen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kehidupan Kristen. Tampilkan semua postingan

Mengapa Kita Merayakan Natal ??

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (Luk 2:10-11)

Memang harus diakui tanggal 25 Desember sebagai peringatan hari lahirnya Yesus masih diperdebatkan. Berbagai argumentasi diajukan baik Pro maupun Kontra sambil mengajukan alternatif tanggal lain seperti di bulan Juni dll. Dari kajian sejarah secara komprehensif tanggal 25 Desember memiliki dasar yang kuat seperti yang dipaparkan dalam situs ini http://www.dec25th.info.  Lepas dari perdebatan tanggal ini, satu hal yang pasti & penting, kelahiran (Natal) Yesus merupakan fakta sejarah bahwa Dia pernah ada di bumi, berjalan-jalan di atas tanah palestina pada abad-abad awal.
Share:

Poligami Dalam Alkitab (Seri 1)

Pertanyaan
Kekristenan selalu menyatakan mengajarkan monogami, tetapi dalam Alkitab sendiri ternyata para nabi seperti Abraham, Musa, Daud, Salomo dan lain-lain jelas-jelas berpoligami. Bukankah pernyataan tersebut kontradiksi dengan Alkitab itu sendiri?


Tanggapan:
Sebelum membahas pengajaran Kristus terhadap prinsip monogami dalam perkawinan, kita perlu meninjau masalah poligami para nabi yang terdapat dalam Perjanjian Lama.
1. Pada hakekatnya prinsip monogami merupakan hal ideal bagi manusia, makanya Allah hanya menciptakan satu isteri untuk Adam bukan isteri-isteri. Tertulis dalam Kej 2:23-24 "....Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging". Hal ini ditegaskan kembali oleh rasul Paulus dalam Ef 5:31 "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging". Sangat jelas seorang laki-laki akan bersatu dengan istrinya menjadi satu daging (1 kesatuan), maka tidaklah tepat seorang suami membentuk satu daging/kesatuan lainnya dengan perempuan lain.

2. Poligami pertama disebutkan dalam kehidupan Lamekh, Kej 4:23 "Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu... aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; ". Lamekh digambarkan sebagai orang yang  haus darah karena dendam dengan orang yang berselisih dengannnya. Sesudah itu tidak disebutkan lagi praktek poligami sampai zaman Abraham

3. Dalam kasus Abraham, bersama isterinya Sarah mereka dijanjikan Allah akan diberikan seorang anak yang akan memberikan banyak keturunan dan dari keturunan itu akan lahir seorang Mesias. Tetapi karena belum juga ada tanda-tanda mengandung, Sarah & Abraham berinisiatif membantu Allah dengan mengambil Hagar. Namun apa yang terjadi... perselisihan, sehingga Hagar & Ismael harus diusir Abraham. Perkawinan Abraham dengan Hagar jelas tindakan kedagingan akibat ketidakpercayaan

4. Ishak kawin dengan isteri tunggal Ribka, tetapi berbeda dgn Esau yang kawin dengan dua perempuan kafir, Kej 26:34-35 “Ketika Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya.  Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka.”.  Perkawinan Esau ini berdampak tidak baik bagi hubungannya dengan Ishak & Ribka.

5. Kasus Yakub, perempuan yang dicintainya hanyalah Rahel anak Laban. Tetapi karena tipu muslihat Laban, ia terpaksa mengawini Lea. Namun apa yang terjadi, timbul persaingan dan adanya dusta, iri hati, perselisihan diantara dua perempuan bersaudara tersebut.

6. Kasus Salomo, menyebabkan dia jauh dari Tuhan 1 Raj 11:2-3 " ...Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta...isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN." Hal ini menyebabkan kemunduran rohani Salomo dan pada akhirnya kerajaannya menjadi pecah.

7. Daud, tidak sedang berada di puncak kerohaniannya ketiga mengambil Abigail dan Ahinoam sebagai istri-istrinya (1 Sam 25:42-43). Dia mengambil Batsyeba karena nafsu kedagingan setelah melihatnya dari atas sotoh istana dan berlanjut dengan siasat agar Uria suami Batsyeba mati terbunuh di peperangan. Sebagai akibatnya anak yang dihasilkan Daud dari Batsyeba harus mati. Alkitab kitab yang jujur menyajikan kisah yang terjadi apa adanya termasuk kesalahan para nabi.


Dari kasus-kasus ini, kita bisa lihat Poligami identik dengan hal-hal yang tidak baik dan menunjukan bukan sebuah model ideal karena banyaknya masalah yang timbul. Aturan dalam Taurat yang berkaitan dengan Poligami bukanlah sebuah perintah & anjuran tetapi sebuah persyaratan & aturan yang ketat. Kel 21:10 "Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia.".

Kristus sendiri kemudian mempertegas hakekat perkawinan yaitu satu orang suami untuk satu orang isteri. Di luar dari itu, saat seorang laki-laki yang sedang dalam menjalani ikatan perkawinan dengan seorang perempuan lalu mengambil perempuan lain maka jelas dikategorikan berpoligami dan dengan tegas dinyatakan berzinah!.

Pada masa PL, memang harus dibedakan antara berzinah & berpoligami, karena yang berzinah adalah sebuah hubungan gelap dan jelas dilarang dan diancam hukuman mati, sedangkan berpoligami yaitu hubungan terang-terangan dengan mengambil perempuan lain menjadi isteri, namun tidak pernah diperintahkan atau dianjurkan untuk dilakukan. Karena akibatnya fatal & menimbulkan banyak masalah. Tetapi pada masa Kristus, menjadi lebih tegas bahwa Poligami itu berzinah!
  Rom 1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Ef 5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri:
1Ti 3:12 Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.

Lihat pembahasan lanjutan Poligami dalam Alkitab (2)

Apologia Kristen
Share:

Poligami Dalam Alkitab (Seri 2)

Pertanyaan
Abraham bersalah bukan karena ia mengambil Hagar, tetapi ia tidak memegang janji Tuhan akan keturunannya melalui Sara ; Abraham berusaha menggenapi rencana Allah dengan caranya sendiri melalui Hagar (abraham tidak taat akan janji Allah)- meskipun janji Allah hanya diberikan melalui Sara.

Salomo jatuh bukan karena istri banyak..tapi ia beristri dengan perempuan - perempuan yang tidak seiman sehingga mereka membelokan imannya;

Daud dihukum juga bukan karena ia beristri banyak, tetapi ia mengambil istri orang dan menempatkan suaminya di medan perang untuk terbunuh....(2 Samuel 12:8-9) Bahkan Tuhan akan menambahkan kepada Daud jika ia merasa belum cukup dengan isteri-isterinya..ayat 8; tapi Tuhan membenci cara daud mengambil istri orang dan membunuh suaminya ayat 9,

Ketika Musa melakukan poligami dengan mengambil perempuan kush (bilangan 12:1) ; Harun dan Maryam tidak puas dan mempermasalahkan kepemimpinan Musa..ketika mereka ber- 3 menghadap Allah, justru Allah tidak menyalahkan Musa yang sebagai pemimpin kok melakukan poligami dan memberikan contoh yang tidak baik; Allah membela Musa dan menghukum Maryam.


Tanggapan
Terlihat argumen di atas cukup kuat, namun jika kita menelitinya secara cermat, argumen tersebut hanya menekankan pada sebagian kebenaran yaitu dalam PL Allah tidak melarang poligami, tetapi kebenaran lainnya Allah pun tidak menganjurkan atau memerintahkan untuk melakukannya. Sejak awal prinsip moral hubungan yang ideal adalah menjadi satu daging (Adam & Hawa/Kej 2:23-24) identik dengan prinsip monogami. Namun perintah Allah yang mengatur kehidupan umatnya nanti diberikan kepada Musa (Taurat). Sebelum adanya Taurat pola hidup berpoligami telah terjadi sehingga Taurat perlu mengaturnya dengan memberikan persyaratan dan aturan ketat. Tetapi Taurat tidak pernah memberi perintah/anjuran untuk melakukannya.


Kel 21:10 "Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia.".

Dari aturan tersebut sangat jelas seseorang harus memiliki tingkat moral tinggi, karena secara manusiawi sangatlah sulit berlaku adil terhadap beberapa orang istri baik kebutuhan materi, perhatian termasuk mengatur hubungan intim.

Alkitab memaparkan banyak masalah terjadi seputar kehidupan berpoligami, justru masalah-masalah itu dihadapi oleh beberapa nabi itu sendiri, apalagi hanya manusia biasa saja. Mulai dari kisah Lamekh yang identik dengan kekerasan, Abraham-Hagar yang menimbulkan perselisihan, Yakub-Rahel/Lea adanya iri hati, Musa yang menimbulkan masalah dengan Harun/Maryam, Salomo terpengaruh isteri-isterinya & Daud yang menjadi kalap. Memang benar  tidak secara tegas dinyatakan mereka salah berpoligami, tetapi dampak dari poligami itu menimbulkan banyak masalah. Sehingga potret ini memberi makna mendalam bahwa poligami bukanlah standar moral ideal, karena para nabipun mengalami banyak masalah dengan hal ini.

- Kisah Musa dgn Harun/Maryam.
Bil 12:1 "Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.".
Kita harus melihat peristiwa ini dari perspektif masa itu. Pola poligami masih menjadi hal biasa pada masa itu, Miryam & Harun bukanlah berarti mereka telah memiliki pemahaman moral yang lebih tinggi dari Musa. Perkataan mereka kepada Musa hanyalah alasan non moral yaitu menyangkut perempuan asing bukan orang Israel. Pada masa itu bangsa Israel dalam perjalanan pengembaraan di padang pasir, sehingga perempuan itu walaupun bukan orang Israel telah menjadi seperti orang Israel yang mau ikut serta dalam perjalanan sulit tersebut. Sudah tentu ikut menyembah Allahnya bangsa Israel.

Pada ayat selanjutnya, yang menjadi inti kemarahan Tuhan kepada mereka
Bil 12:2 Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN."
Mereka mempertanyakan otoritas Musa yang paling utama/istimewa diantara mereka. Hal inilah yang membuat Tuhan marah. Dengan tegas Tuhan menyatakan keistimewaan Musa dibanding mereka

Bil 12:6 Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.
Bil 12:7 Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku.
Bil 12:8 Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"
Bil 12:9 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia

Jadilah jelaslah, kemarahan Tuhan kepada Miryam/Harun bukanlah masalah poligami seakan-akan Tuhan membela poligami, tetapi karena mereka mencoba mempertanyakan otoritas/keistimewaan Musa.

- Kisah Daud
2 Sam 12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
2 Sam 12:8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.

Sekilas ayat-ayat ini memberi kesan Allah memerintahkan agar Daud berpoligami bahkan memberikan lagi isteri-isteri jika Daud mau.
Pertama-tama kita harus garisbawahi arti literal dari kalimat tersebut yaitu "Daud diberikan isteri-isteri Saul". Untuk memahami pernyataan ini kita harus melihat konteks budaya Ancient Near East pd masa itu.

- Perkawinan para bangsawan/raja merupakan masalah nasional sebuah bangsa, bukanlah sekedar masalah pribadi dari raja tersebut.
"Marriage was a tool of diplomacy throughout the ancient Near East. Towns, city-states, tribes or nations who wished to ally themselves with a rule or come under his protection sealed the treaty with a marriage of a daughter of their chief family to the suzerain or his son. This was an act of loyalty on the part of the vassal, who would then have a personal stake in preserving the dynasty. [Zondervan Illustrated Bible Backgrounds Commentary: Old Testament. John Walton (ed). Zondervan:2009.)
Hal ini pulalah yang melatarbelakangi mengapa raja Salomo memiliki banyak isteri, yang umumnya karena perkawinan dengan faktor politik diplomasi kerajaan.

- Suksesi kerajaan saat kematian seorang raja (otomatis isteri-isterinya menjadi janda), menjadi tanggungjawab dan perhatian dari pemerintahan raja yang baru.
"Since royal marriages were a reflection of the power of a monarch and represented political and economic alliances made in the name of the state, it would have been necessary, at the succession, for the harem of the former king to become the responsibility of the new monarch. In this way there was continuity of treaty obligations." [Zondervan Illustrated....)

Jadi yang dimaksud dengan "Daud diberikan istri-istri Saul" merupakan sebuah model budaya kerajaan pada masa itu, yaitu isteri-isteri Saul yang menjanda telah menjadi tanggungjawab/perlindungan & penguasaan dari Daud. Bahkan dalam Alkitab anggota keluarga dari Saul menjadi perhatian Daud misalnya kisah Mefiboset.
Sehingga 2 Sam 12:8 tidak harus dipahami bahwa Allah memerintahkan untuk melakukan poligami, atau memberikan isteri-isteri agar Daud berpoligami. Tetapi Allah telah memberikan seantero kerajaan Israel dari Saul kepada Daud. Pemberian isteri-isteriSaul kepada Daud bukan dalam pemahaman urusan personal, tetapi bagian dari identitas sebuah kerajaan yang otomatis menjadi milik raja yang baru.

Seiring perjalanan waktu, secara alamiah umat Israel menjadi belajar bahwa poligami bukan praktek hidup yang perlu diikuti. Sehingga pada periode pasca pembuangan Babel kisah-kisah seputar poligami sudah kurang/tidak ditemukan lagi dalam kitab-kitab PL dan ini terus berlanjut sampai masa Kristus.

Di kalangan masyarakat Yunani, monogami lebih mendominasi
"Even though we may find numerous traces of polygamy and polyandry in the Gk. myths, monogamy predominated in the Gk. world in the historical period. Morality within marriage was strict. The Homeric hero had one wife, who was faithful and inviolable, a good manager of the home and mother. Gk. marriage was monogamous. [New International Dictionary of New Testament Theology, Colin Brown, eds. Zondervan: "Marriage, adultery, bride, bridegroom"]

Bahkan di masyarakat Romawi, poligami sudah tidak dipraktekkan.
"Polygamy was not practiced in the Roman world outside Palestine, though illegal bigamy and certainly adultery were" The Expositor's Bible Commentary. Gaebelein, Frank E., ed., Vol I. Zondervan, 1979

Di kalangan Yahudi termasuk di komunitas Qumran (Dead Sea Scroll) poligami dilarang.
"During the Second Temple period, monogamy was preferred even on the conceptual plane by, above all, the Dead Sea Sect whose halakhah explicitly prohibited polygamy. In the reworked version of the statutes of the king in the Temple Scroll, it is stated: "he shall not take another wife in addition to her, for she alone shall be with him all the days of her life"
"it was known in Jewish society as represented in rabbinic literature, polygamy was not widespread in practice, especially not among the sages themselves."
[Jewish Women in Greco-Roman Palestine, Tal Ilan, Hendrickson:1995)

Sejak masa Yesus prinsip monogami menjadi prinsip moral utama yang kemudian diteruskan dalam kehidupan jemaat mula-mula dan gereja
- Justin Martyr (c.160):
"Your imprudent and blind masters [i.e., Jewish teachers] even until this time permit each man to have four or five wives. And if anyone sees a beautiful woman and desires to have her, they quote the doings of Jacob." [ANF, vol. 1, p. 266]
- Irenaeus (c.180)
"Others, again, following upon Basilides and Carpocrates, have introduced promiscuous intercourse and a plurality of wives..." [ANF, vol. 1, p.353]
- Tertullian (c.207)
"Chapter II.-Marriage Lawful, But Not Polygamy. We do not indeed forbid the union of man and woman, blest by God as the seminary of the human race, and devised for the replenishment of the earth and the furnishing of the world, and therefore permitted, yet Singly. For Adam was the one husband of Eve, and Eve his one wife, one woman, one rib. (ANF: Tertullian, To His Wife)

-Methodius (cf.290):
"The contracting of marriage with several wives had been done away with from the times of the prophets. For we read, 'Do not go after your lusts, but refrain yourself from your appetites'...And in another place, 'Let your fountain be blessed and rejoice with the wife of thy youth.' This plainly forbids a plurality of wives." [ANF, vol. 6, p.312]

Berdasarkan data ini, lahirnya budaya poligami pada abad-abad berikutnya merupakan sebuah kemunduran sejarah.

Yesuspun memberi peneguhan prinsip monoigami yang merupakan standar moral ideal
Mat 19:7 Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
Mat 19:8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Mat 19:9 Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

Dialog antara orang Farisi dan Yesus memang membahas masalah perceraian, sehingga beberapa orang berargumen Yesus tidak membahas poligami atau tidak melarang poligami. Namun argumen itu tidak memperhatikan ayat2-ayat sebelumnya.
Mat 19:3 Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"
Mat 19:4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
Mat 19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Mat 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Jadi jelaslah walaupun perikop ini membahas perceraian namun bersamaan itu pula Yesus menekankan prinsip monogami. Yesus menegaskan prinsip ideal sama seperti pada awal penciptaan Adam & Hawa satu daging (Kej 2:23-24). Perhatikan kata kunci "keduanya" menjadi "satu daging". Pada saat seorang laki-laki kawin dengan seorang perempuan maka mereka menjadi satu daging, dari "dua" terkunci menjadi "satu". Setelah itu otomatis diberlakukan larangan untuk bercerai, sehingga peluang untuk berpoligami menjadi tertutup. Jika dilanggar (berpoligami) maka disebut berzinah.

Kita bisa melihat standar perkawinan dari waktu ke waktu semakin tinggi dan berpuncak pada pernyataan tegas Kristus mengenai prinsip monogami sebagai standar moral ideal. Banyak aturan-aturan dalam Taurat menyangkut moral dalam Perjanjian Lama diberikan makna semakin dalam oleh Kristus.

PL: Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah (Mat 5:27)
PB: Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (Mat 5:28)

PL: Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. (Mat 5:43)
PB: Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Mat 5:44)

Dan jika membuat analoginya berkaitan dengan poligami
PL : Poligami tidak dilarang & tidak dianjurkan, tetapi sebaiknya jangan berpoligami karena banyak dampak negatifnya, bahkan para nabipun mengalami masalah dengan hal itu.
PB : Jangan berpoligami! jika melakukannya anda telah berzinah dan melanggar hukum Allah.


Share: