Tampilkan postingan dengan label Kristen vs Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kristen vs Islam. Tampilkan semua postingan

Mummi Firaun: Quran vs Bible (Seri 1)

Pengantar: Dalam banyak website Islam sering dicantumkan artikel tentang mummi Firaun. Artikel itu menyajikan penemuan mummi Firaun yang setelah diteliti oleh para ahli memberikan bukti yang kuat kebenaran Quran dan sekaligus menyerang kredibilitas Alkitab. Untuk itu kami akan mengkaji artikel itu secara teliti mengacu pada referensi ilmiah yang jelas serta melakukan eksegesis terhadap beberapa ayat Alkitab. Kami membatasi diri untuk tidak membahas ayat-ayat Quran secara detail, karena berkaitan dengan kebijakan Apologia Kristen yang lebih fokus pada aspek pembelaan iman Kristen. Silahkan membaca secara lengkap di salah satu website Islam tentang topik ini Link. Di bawah ini kami mengutip beberapa bagian dari artikel tersebut.

ARGUMENTASI ISLAM
Pada tahun 1898 M, Loret telah menemukan mummi di Thebes di lembah raja-raja –Wadi al-Muluk–, mummi tersebut terindentifikasi sebagai jenazah dari Fir’aun Merneptah yang dipastikan sebagai anak dari Fir’aun Ramses II. Di samping ditemukan mummi dari Merneptah juga ditemukan mummi dari Ramses II dalam keadaan utuh.
Merneptah adalah Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa hingga ke laut dan mati tenggelam di laut, sedang Ramses II adalah fir’aun yang hidup persis sebelumnya, kedua-duanya hidup pada masa nabi Musa as.

Kemudian, pada tanggal 8-7-1907, Elliot Smith membuka perban-perban mummi Merneptah untuk memeriksa badannya. Kemudian Elliot Smith mengarang buku The Royal Mummies pada tahun 1912, … Yang paling penting dan berharga dengan penemuan mummi Merneptah dan hasil penelitian Eliot Smith yang menyaksikan mummi Merneptah secara utuh adalah, sebagai bukti materiil secara utuh jenazah dari raja Fir’aun yang mati tenggelam di laut. ….

Alkitab menyatakan tubuh Fir’aun telah musnah karena tenggelam di lautan, sedang Al-Qur’an menyatakan Tubuh Fir’aun tetap utuh dan selamat walaupun tenggelam di lautan, di sisi lain dari dunia sejarah khususnya bidang arkeologi, telah menemukan mummi yang diindentifikasi sebagai jasad dari tubuh Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa as dan tenggelam di lautan.
Temuan arkeologi ini, membuktikan apa yang dinyatakan Al-Qur’an tentang tubuh Fir’aun yang dijaga utuh oleh Allah SWT adalah benar-benar terjadi pada 2000 tahun sebelum Al-Qur?an itu sendiri menyatakannya. Dan temuan arkeologi ini secara bersamaan menyangkal apa yang dinyatakan Alkitab bahwa tubuh Fir’aun telah musnah di lautan.

JAWABAN
Artikel tentang Firaun ini mengacu pada buku Maurice Bucaille: Bible, Quran dan Sains Modern, Penerbit Bulan Bintang, 1979. Buku Bucaille ini merupakan Best Seller di kalangan muslim & sering dijadikan acuan untuk membuktikan kebenaran Quran berdasarkan Sains sekaligus menyangkal Alkitab. Namun melalui analisis kritis & teliti berdasarkan Sains teraktual & independen, ternyata banyak klaim dalam buku itu tidak tepat. Sebuah buku yang telah menanggapinya secara komprehensif ditulis oleh Dr. William Campbell: The Qur'an and the Bible in the Light of History & Science, Middle East Resources, 2002.

Berkaitan dengan Firaun, Bucaille kemudian menulis buku dengan judul Mummies Of The Pharaohs: Modern Medical Investigations. Rujukan utama tulisan Bucaille mengacu pada buku G. Elliot Smith, Catalogue General Antiquites Egyptiennes du Musee du Caire: The Royal Mummies Le Caire : Imprimerie de L'institut Francais D'archeologie Orientale, 1912. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh The University of Chicago & bisa diakses secara online Link.

Ok .. mari kita mulai penyelidikan.

A. MERNEPTAH: FIRAUN EXODUS?
Sampai saat ini di kalangan arkeolog belum ada konsensus siapa sebenarnya Firaun Exodus. Ada banyak kandidat Firaun Exodus diantaranya: Amenhotep II, Thutmose III, Ramses II, Merneptah, Ahmose I dan lain-lain. Saat ini kita akan dibahas secara khusus tentang Merneptah yang ditulis dalam artikel tersebut. Karena artikel ini memilih Merneptah sebagai Firaun Exodus “…Merneptah adalah Fir'aun yang mengejar-ngejar nabi Musa…, sedang Ramses II adalah fir'aun yang hidup persis sebelumnya, kedua-duanya hidup pada masa nabi Musa as..”. Sebagai informasi penulisan nama Merneptah memiliki beberapa variasi kata seperti Menephtah, Mineptah & Merenptah.

Pendapat ini juga dikemukan oleh Maurice Bucaille dalam bukunya Bible, Quran dan Sains Modern dengan menyatakan “…Jenazah Mineptah yang sudah diawetkan, anak dari Ramses II yang dapat dipastikan sebagai Fir'aun Exodus…”. Dalam bukunya yang lain  Mummies Of The Pharaohs: Modern Medical Investigations, Maurice Bucaille menulis:
…Ramesses II could not have been in a position to be at the head of the Egyptian army pursuing the Hebrews. Since he was suffering from a disease which rendered him disabled --as shown by X-rays-- … On the other hand, we may state without reservation that his successor, Merenptah…
…Ramses II tidak mungkin bertindak sebagai pemimpin pasukan Mesir mengejar orang Israel. Karena dia sedang menderita sakit yang membuatnya lumpuh—seperti yang ditunjukan oleh Sinar X (terhadap mumminya) …Dengan kata lain, kita bisa menyatakan tanpa ragu bahwa Merenptah yang memimpin pasukan tersebut…

Pendapat Bucaille ini sejalan dengan beberapa ahli lain yang mendukung teori Merneptah sebagai Firaun Exodus, diantaranya:
Holt's World History: A Dictionary of Important People, Places and Events:
…1236 - c. 1223 BC Merneptah reigned; … records of his reign contain the earliest mention of Israel, and many believe him to have been king at the time of the Hebrew Exodus from Egypt
"…1236 s/d 1223 SM masa pemerintahan Merneptah;… catatan-catatan dari masa pemerintahannya terdapat penyebutan paling awal nama Israel, dan banyak yang mempercayai bahwa dialah raja pada masa keluarnya orang Israel dari Mesir
The Hutchinson New Century Encyclopaedia:
…Ramses was succeeded by his 13th son, the elderly Merneptah (possibly the pharaoh of the Exodus)
…Ramses digantikan oleh anaknya yang ke-13 yaitu Merneptah (kemungkinan Firaun Exodus)”.
Beberpa ahli lainnya yang teori Merneptah yaitu Egyptologist Pierre Montet dalam bukunya Egypt and the Bible serta seorang ahli yang terkenal K.A Kithcen.

Selanjutnya kita lihat referensi tambahan mengenai Merneptah.
http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/chronology/merenptah.html
…Merenptah (about 1213-1203 BC) King of the 19th Dynasty. Son of Ramesses II.”
…Merenptah (sekitar 1213-1203 SM) raja pada Dinasti ke-19. Anak dari Ramses II
http://en.wikipedia.org/wiki/Merneptah
…Merneptah was the fourth ruler of the Nineteenth Dynasty of Ancient Egypt. He ruled Egypt for almost ten years between late July or early August 1213 to May 2, 1203 BC, according to contemporary historical records.”
…Merneptah adalah raja yang keempat pada Dinasti 19 Mesir Kuno. Dia memerintah Mesir hampir sepuluh tahun antara akhir Juli atau awal Agustus 1213 s/d 2 Mei 1203 SM menurut catatan sejarah kontemporer"

Berdasarkan berbagai referensi-referensi kita bisa meringkaskan 2 (dua) hal penting, yaitu:
- Artikel mummi Firaun tersebut menyatakan bahwa Firaun Exodus adalah Merneptah. Pendapat ini memang memiliki dukungan yang memadai dari cukup banyak ahli. Sudah tentu para ahli yang mendukung teori Merneptah.
- Berdasarkan data yang ada Firaun Merneptah tidak lama memerintah Mesir yaitu sekitar 10 s/d 13 tahun : 10 thn (1213-1203)/13 thn (1236-1223). Data ini sangat penting untuk studi kita berikutnya.

---------------------
Mari kita lihat catatan Quran & Alkitab mengenai Firaun Exodus. Pertama-tama kita perhatikan apa yang tertulis dalam Quran selanjutnya membandingkan dengan Alkitab.

B. FIRAUN EXODUS VERSI QURAN

QS 28 : 6. dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.
QS 28 : 7. Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari para rasul.
QS 28 : 8. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.

Silahkan dibaca lengkap mulai dari ayat 2 s/d 9. Dalam ayat-ayat itu diawali tulisan tentang kejahatan Firaun terhadap bani Israel sebelum Musa lahir. Selanjutnya dituliskan kisah kelahiran Musa dan pengadopsiannya oleh keluarga Firaun. Kemudian berlanjut dengan keberangkatan Musa ke Midian dan kembali memimpin bani Israel. Berdasarkan ayat-ayat ini sangat jelas menyatakan bahwa Firaun sebelum kelahiran Musa adalah Firaun yang sama dengan saat Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Berarti hanya ada satu Firaun pada masa hidup Musa di Mesir.

Bagian lain dari Quran memberikan indikasi yang sama. Dialog antara Musa dengan Firaun dalam QS 26:18-22 saat Musa kembali dari Midian, menuliskan perkataan Firaun bahwa dialah yang memelihara Musa pada masa kanak-kanaknya. Ayat lain yang memiliki indikasi hanya ada satu firaun terdapat dalam QS 26:10-16 dan QS 28:32-35.

Berdasarkan keterangan dari Quran bahwa hanya ada satu Firaun dalam hidup Musa di Mesir maka sangat jelas artikel mummi Firaun BERTENTANGAN dengan Quran itu sendiri. Karena artikel tersebut menyatakan bahwa ada 2 (dua) Firaun yaitu Ramses II & Merneptah pada masa hidup Musa di Mesir. Tidak heran dari kalangan Islam sendiri cukup banyak yang mempercayai bahwa Ramses II adalah Firaun Exodus bukan Merneptah. Tetapi hanya karena faktor penemuan Mummi Merneptah maka dipilihlah teori Merneptah padahal tanpa disadari teori ini menyerang kredibilitas Quran sendiri.

Alternatif pemilihan Ramses II oleh beberapa sarjana Muslim lainnya didasarkan adanya kemungkinan kesesuaian dengan Quran. Jika menurut Quran Firaun itu hidup sebelum Musa lahir sampai keluarnya dari Mesir berarti Firaun itu harus memiliki umur yang panjang. Dari beberapa Firaun, Ramses II adalah kandidat terkuat karena ia memerintah selama 66 tahun (1279-1213 SM). Quran tidak secara jelas menunjukan usia Firaun tetapi Alkitab memberi keterangan jelas bahwa usia Musa sekitar 80 tahun saat keluar dari Mesir (Kel 7:7). Jika mengacu pada Alkitab kemudian membandingkan kisah Firaun dalam Quran maka usia Musa 80 tahun hanya menunjukan perkiraan usia pemerintah Ramses II. Anggaplah saat Firaun naik tahta ia berusia 30 tahun berarti usia Firaun itu saat Exodus berkisar 110 tahun. Ini jelas tidak logis karena mana mungkin Firaun yang berusia sangat tua itu bisa memimpin pasukan Mesir yang biasanya naik kereta perang roda dua sambil berdiri di atasnya.

Memang menilai Quran mengacu pada Alkitab hanyalah perspektif Kristen. Tentu pihak muslim memiliki perspektif tersendiri terhadap hal ini. Karena Quran tidak menjelaskan usia Musa maka akan memberi beberapa kemungkinan. Bisa saja menurut perspektif Muslim bahwa usia Musa bukan 80 tahun tetapi lebih muda sehingga memungkinkan peluang kecocokan dengan Quran mengenai Ramses II sebagai Firaun Exodus. Tetapi alternatif Ramses II sebagai Firaun Exodus justru dihancurkan oleh Maurice Bucaille sendiri. Dia menyatakan dalam bukunya Mummies Of The Pharaohs:
Ramesses II could not have been in a position to be at the head of the Egyptian army pursuing the Hebrews. Since he was suffering from a disease which rendered him disabled --as shown by X-rays-- …
…Ramses II tidak mungkin bertindak sebagai pemimpin pasukan Mesir mengejar orang Israel. Karena dia sedang menderita sakit yang membuatnya lumpuh—seperti yang ditunjukan oleh Sinar X (terhadap mumminya) …"

C. FIRAUN EXODUS VERSI ALKITAB
Mari kita lihat kisah Musa yang tertulis dalam Alkitab baik yang tercatat dalam kitab Kejadian (Perjanjian Lama) maupun dalam kitab Kisah Para Rasul (Perjanjian Baru).
Kel 2:11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
Kel 2:12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. 
Kel 2:15 Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.

Musa melarikan diri keluar dari Mesir ke tanah Midian saat ia berusia 40 tahun & tinggal di sana selama 40 tahun seperti yang ditulis dlm kita Kisah Para Rasul.
Kis 7:23 Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
Kis 7:24 Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.
Kis 7:29 Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki.
Kis 7:30 Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
Hal ini sejalan dengan yang tertulis dalam kitab Kejadian bahwa umur Musa saat menghadap Firaun 80 tahun.
Kel 7:7 Adapun Musa delapan puluh tahun umurnya dan Harun delapan puluh tiga tahun, ketika mereka berbicara kepada Firaun.

Setelah sekian lama di tanah Midian, TUHAN menyatakan diriNya kepada Musa agar dia kembali ke Mesir karena Firaun sebelumnya sudah mati.
Kel 2:23 Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
Kel 4:19 Adapun TUHAN sudah berfirman kepada Musa di Midian: "Kembalilah ke Mesir, sebab semua orang yang ingin mencabut nyawamu telah mati."

Jadi jelaslah menurut Alkitab ada lebih dari satu Firaun pada masa hidup Musa di Mesir. Firaun pada masa penindasan sebelum Musa lari ke Midian telah mati dan digantikan Firaun lainnya. Jika kita membandingkan dengan teori Merneptah sebagai Firaun Exodus dan Ramses II sebagai Firaun penindas maka terdapat kesesuaian teori ini dengan Alkitab. Sehingga artikel mummi Firaun justru lebih mendukung Alkitab dibanding Quran.

D. KESIMPULAN
Melalui analisis ini maka kita bisa menyimpulkan bahwa artikel mummi Firaun tidaklah tepat untuk mendukung kebenaran Quran. Malah sebaliknya artikel itu justru menyerang Quran itu sendiri. Teori Merneptah sebagai Firaun Exodus ternyata bertentangan dengan Quran. Bahkan alternatif Ramses II sebagai Firaun Exodus yang dipilih sebagian sarjana muslim yang dianggap lebih cocok dengan Quran juga ikut diserangnya. Terutama tulisan Maurice Bucaille yang menyatakan bahwa Ramses II tidaklah mungkin Firaun Exodus.

Bagi kekristenan teori Merneptah sebagai Firaun Exodus malah lebih sesuai dengan Alkitab. Banyak ahli yang mendukung teori ini terutama Kenneth Kitchen seorang ahli sejarah/arkeolog yang terkemuka. Namun bukan berarti kita langsung menyimpulkan secara tegas bahwa Merneptah adalah Firaun Exodus. Karena masih ada kandidat lain yang diusulkan para ahli terutama Amenhotep II sebagai Firaun Exodus dan Thutmose III sebagai Firaun penindas . Beberapa ahli terkenal ikut mendukung teori kedua ini seperti Bryan G. Wood, William Shea, Unger dan lain-lain. Biarlah kita terus mencermati perkembangan arkeologi & penelitian sejarah kuno yang terus dilakukan para ahli. Sehingga di masa yang akan datang akan semakin jelas siapa sebenarnya Firaun yang memiliki kemungkinan terbesar sebagai Firaun Exodus.

bersambung ke bagian 2

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Mummi Firaun: Quran vs Bible (Seri 2)

Pengantar: Pada bagian 1 telah dibahas mengenai teori Merneptah sebagai Firaun Exodus yang ternyata justru bertentangan dengan Quran. Pada bagian 2 ini kita akan melanjutkan pembahasan mengenai Merneptah dengan fokus pada kematian Merneptah. Artikel tentang kematian Merneptah juga telah banyak beredar di internet salah satunya di website harian Republika online http://www.republika.co.id/node/61915.
Artikel tersebut menuliskan kisah penelitian Maurice Bucaille yang membuktikan bahwa Merneptah mati tenggelam dan dianggap sesuai dengan Quran. Dalam artikel lainnya tentang mummi Firaun yang sebagian telah dibahas pada bagian 1 menyatakan bahwa dalam Alkitab mayat Firaun telah hilang musnah sehingga Alkitab bertentangan dengan Arkeologi karena ternyata mayat Firaun Exodus telah ditemukan yaitu Merneptah.
ARGUMENTASI ISLAM
Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.

Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.

Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil. Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya. Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu. … dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka''. Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.

JAWABAN
Maurice Bucaille menyatakan bahwa Merneptah adalah Firaun Exodus berdasarkan bukti kandungan garam yang terdapat pada tubuh mummi itu. Menurutnya mummi itu membuktikan kebenaran Quran karena Quran menyatakan bahwa jasad Firaun diselamatkan Allah. Sedangkan dalam Alkitab menurutnya menyatakan mayat Firaun telah musnah.

Mari kita membahasnya pertama-tama menguji tuduhan mengenai musnahnya mayat Firaun menurut Alkitab. Selanjutnya mencermati pernyataan Quran tentang hal ini dan terakhir menanggapi hasil penelitian dari Maurice Bucaille.

A. KEMATIAN FIRAUN EXODUS VERSI ALKITAB
Alkitab memang tidak secara eksplisit menuliskan keadaan mayat Firaun Exodus. Namun ada beberapa ayat yang berkaitan dengan kematian Firaun Exodus yaitu Mazmur 136:13-15, Mazmur 106:9-11 dan Keluaran 14:28.

Maz 136:13 Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Maz 136:14 Dan menyeberangkan Israel dari tengah-tengahnya; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Maz 136:15 Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Dari ayat-ayat ini tidak ada pernyataan bahwa mayat Firaun telah musnah atau hilang, hanya dikatakan “mencampakkan” bukan memusnahkan atau menghilangkan. Sedangkan frase “selama-lamanya” digunakan oleh ketiga ayat itu dan frase ini bukan mengacu pada mayat Firaun akan hilang selama-lamanya, tetapi mengacu pada Allah bahwa kasih setiaNya tetap untuk selama-lamanya.

Maz 106:9 Dihardik-Nya Laut Teberau, sehingga kering, dibawa-Nya mereka berjalan melalui samudera raya seperti melalui padang gurun.
Maz 106:10 Demikian diselamatkan-Nya mereka dari tangan pembenci, ditebus-Nya mereka dari tangan musuh;
Maz 106:11 air menutupi para lawan mereka, seorangpun dari pada mereka tiada tinggal.
Frase “seorangpun dari pada mereka tiada tinggal” tidak berkaitan keadaan mayat mereka tetapi berkaitan dengan keselamatan jiwa mereka. Bandingkan dengan ayat 10 yang menyatakan orang Israel “diselamatkan-Nya”. Frase hanya menjelaskan bahwa semua pasukan Mesir itu mengalami kematian.

Kel 14:28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka.
Ayat ini dianggap menyatakan bahwa mayat orang Mesir itu akan musnah, padahal yang dimaksud frase “tidak ada yang tinggal dari mereka” sama dengan frase “seorangpun dari pada mereka tiada tinggal”. Sekali lagi ini jelas berkaitan dengan keselamatan jiwa orang Mesir bahwa semuanya mengalami kematian.

Lalu bagaimana dengan keadaan mayat-mayat dari orang Mesir itu? Jawaban terdapat pada ayat selanjutnya.
Kel 14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut.
Mayat-mayat orang Mesir itu jelas tidah hilang atau musnah selama-lamanya tetapi mayat-mayat itu terdampar di sepanjang pantai. Ini berarti termasuk mayat dari Firaun Exodus dan kemungkinan besar mayat Firaun itu akan ditemukan karena mayat itu pasti menjadi prioritas pencarian dari orang-orang Mesir lainnya.

B. KEMATIAN FIRAUN EXODUS VERSI QURAN
Sekarang kita melihat pernyataan Quran mengenai hal ini:
QS. 10:92 “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”
Sesuai dengan kebijakan Apologia Kristen yang hanya fokus pada pembelaan terhadap Alkitab. Maka kami tidak melakukan analisis secara tekstual dan gramatikal (Nahwu Sharaf) terhadap ayat tersebut. Namun kami hanya memberi tanggapan secara umum saja.

Seandainya memang yang dimaksudkan mummi Firaun maka ini bukanlah hal luar biasa. Karena praktek mummi terhadap mayat Firaun telah banyak diketahui orang-orang di luar Mesir . Bahkan Herodotus (450 M) sejarawan Yunani kuno yang hidup beberapa ratus tahun sebelum Islam telah menuliskan proses pembuatan mummi setelah berkunjung ke Mesir. Jelas informasi tentang hal ini telah banyak beredar di daerah timur tengah apalagi pada masa lahirnya Islam akses perdagangan dari Mekkah ke Arab bagian utara yang dikenal dengan nama Arab Petraea telah terbuka luas sehingga informasi seperti semacam ini telah banyak diketahui orang.

Menariknya kisah kematian Firaun dalam Quran memiliki kemiripan dengan kisah kematiun Firaun yang tertulis dalam Talmud Yahudi, Pirke Rabbi Elieazer, xliii; Midrash Yalkut, ccxxxviii yg dikutip oleh T.P. Hughes, Dictionary of Islam [Kazi Publications Inc., Chicago Il. 1994.
..Perceive the great power of repentance! Pharaoh, king of Egypt, uttered very wicked words - 'Who is the god whose voice I shall obey? (Exod. 5:2). Yet as he repented, saying. 'Who is like unto thee among the gods?' (Exod. 15:2). God saved him from death; for it saith; Almost had I stretched out my hands and destroyed; but God let him live, that he might declare his power and strength.'…

C. KEMATIAN MERNEPTAH FIRAUN EXODUS ?

Pernyataan Maurice Bucaille bahwa mummi Merneptah telah mati tenggelam berdasarkan kandungan garam di tubuh mummi tersebut, justru lebih tepat digunakan oleh pihak Kristen. Karena pada bagian 1 telah dibahas bahwa teori Merneptah sebagai Firaun Exodus lebih sesuai dengan Alkitab dibanding Quran. Apalagi tuduhan bahwa Alkitab menyatakan mayat Firaun telah musnah ternyata tidaklah tepat. Sedangkan mayat Firaun yang diselamatkan dalam Quran dan kemudian di-mummi-kan adalah informasi yang umum pada masa Islam.
Namun bagi orang Kristen tidak sertamerta mengambil hasil penelitian Maurice Bucaille mengenai kandungan garam untuk mendukung kekristenan. Kita tetap harus kritis untuk menguji kembali kesimpulan seperti itu.

Mari kita lihat sumber data primer yang digunakan Maurice Bucaille yaitu buku G. Elliot Smith, The Royal Mummies. Berikut kutipannya:
…The skin of the body is thickly encrusted with salt, which my colleague, M.W.M.Colles, has examined and found to be sodium chloride”.
…kulit dari tubuh mummi itu dibungkus oleh lapisan tebal yang mengandung garam, menurut rekan saya, M.W.M. Colles, ia telah memeriska dan menemukan Sodim Klorida”.
Memang benar bahwa kulit mummi itu dilapisi garam yang berjenis Sodium Klorida. Namun dibagian lain dituliskan.
“... The whole body was thus exposed covered in parts by a thin layer … Charles Todd kindly examined this material, which proved to be a balsam.
…Seluruh tubuh dari mummi itu dibungkus oleh sebuah lapisan tipis …Charles Todd telah menguji material ini dan membuktikan bahwa ini adalah hasil dari pembalsaman."
Maurice Bucaille hanya mengutip bagian yang cocok dengan agendanya dan mengabaikan bagian lain. Jadi jelaslah menurut buku Elliot sendiri tubuh mummi itu memang benar mengandung garam tetapi itu disebabkan oleh pembalsaman.

Proses pembalsaman ini menggunakan bahan yang disebut Natron yang mengandung garam salah satunya jenis Sodium Klorida. http://www.cartage.org.lb/en/themes/Sciences/LifeScience/CollectionPreservation/Mummification/EgyptianMummification/EgyptianMummification.htm
They dried the body by using a salt mixture called natron. Natron is a natural substance that is found in abundance along the Nile river. Natron is made up of four salts: sodium carbonate, sodium bicarbonate, sodium chloride, and sodium sulfate.”
Mereka mengeringkan tubuh mummi itu menggunakan sebuah campuran garam yang disebut natron. Naturan adalah sejenis bahan alami yang ditemukan disepanjang sungai Nil. Natron terdiri atas empat jenis garam yaitu: karbonat, sodium bikarbonat, sodium klorida dan sodium sulfat"
Bagian dalam perut mummi dikeluarkan lalu direndam dilarutan garam. http://simple.wikipedia.org/wiki/Mummy
…Next, they make a hole in the body to remove all the organs except for the heart…The hole was then filled with linen and spices and the body was left under a salt to become dry.
…Kemudian, mereka membuat lubang dari tubuh mummi itu untuk mengeluarkan seluruh organnya kecuali jantung. … Lubang di tubuh itu dimasukan linen dan rempah-rempah dan tubuh itu direndamkan di dalam larutan garam sampai menjadi kering.

Berdasarkan data ini, pernyataan Maurice Bucaille tidaklah lengkap dan mengabaikan fakta bahwa kandungan garam ini bisa disebabkan proses pembalsaman. Hal ini membuktikan ketidakjujuran secara akademik dari seorang Maurice Bucaille. Namun bukan bearti menutup peluang bahwa Firaun Exodus mati tenggelam. Bisa saja setelah mati tenggelam, mayatnya ditemukan terhantar di pinggir pantai, kemudian mayat itu dibalsamkan (mummi).

D. KESIMPULAN
Kematian Merneptah yang dianggap oleh Maurice Bucaille mati tenggelam justru mendukung Alkitab, karena berdasarkan pembahasan pada bagian 1 teori Merneptah lebih sesuai dengan Alkitab dibanding Quran. Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa mayat Firaun hilang lenyap, ini hanyalah asumsi yang berlebihan. Malah dalam Alkitab mengindikasikan mayat Firaun berpeluang ditemukan saat terhantar di pinggir pantai. Pernyataan Bucaille mengenai kandungan garam dari mummi tidah harus diterima begitu saja. Karena kita harus jujur menilai semua fakta yang ada bahwa kandungan garam itu adalah akibat pembalsaman. Namun tetap ada peluang Firaun itu telah mati tenggelam, mayatnya ditemukan di pinggir pantai dan kemudian dibalsamkan.

Dari seluruh pembahasan ini kita haruslah hati-hati dalam menilai setiap fakta dan pendapat yang ada, sekalipun dia seorang ahli. Terbukti Maurice Bucaille yang dianggap ahli dan sering dijadikan rujukan ternyata tidaklah menyajikan seluruh fakta secara lengkap dan jujur. Kajiannya tentang mummi Firaun untuk mendukung Islam ternyata tanpa disadari telah menyerang Islam itu sendiri.


Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Benang Merah Kristen-Islam ?

Pengantar: Pembahasan ini merupakan ringkasan Perspektif Islam terhadap Kekristenan serta Tanggapan Kristen terhadap perspektif tersebut. Artikel ini menyajikan versi lain dari artikel sebelumnya "Islam Meluruskan Kristen?" yaitu lebih bersifat ringkasan dari seluruh aspek perdebatan Kristen Islam. Untuk analisis detail silahkan klik pada link yang ada.


A. PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP KRISTEN
Islam menyatakan bahwa baik Yudaism, Christianity & Islam memiliki akar yang sama yaitu Abraham. Keturunan Ishak adalah bangsa Israel yang akan memunculkan nabi-nabi seperti Musa & Yesus. Sedangkan keturunan Ismael adalah bangsa Arab yang kemudian memunculkan Muhammad. Ismaellah yang dikorbankan bukan Ishak, penyebutan Ishak yang dikorbankan adalah rekayasa umat Yahudi karena Ishak nenek moyang mereka. Abraham & Ismael kemudian pergi ke tanah Arab untuk mendirikan kabah di sana.

Share:

Islam Meluruskan Kristen ?

ARGUMENTASI ISLAM
Semula ajaran Taurat Musa yang murni diselewangkan oleh ahli-ahli Taurat terutama orang Farisi & Saduki yaitu dengan mencampurkannya dengan tradisi yang melahirkan agama Yudaisme. Yesus kemudian datang untuk kembali meluruskan Taurat tersebut. Tetapi oleh Paulus ajaran murni Yesus yang menekankan tauhid (keesaan Tuhan) diselewangkan dengan mengangkat Yesus dari hanya seorang nabi menjadi Tuhan. Puncaknya di tahun 325M Yesus dilantik menjadi Tuhan. Ini kemudian melahirkan agama Kristen.

Muhammad datang untuk meluruskan ajaran Yesus yg telah tersesat tersebut. Alquran berfungsi sebagai sumber pengajaran baru dan sebagai Al-furkan (penyeleksi) terhadap Alkitab, mana asli dan mana telah dipalsukan. Walaupun umat Kristen & Yahudi telah mengubah kitab mereka, tanda-tanda nubuatan Muhammad masih bisa ditemukan dalam dalam Alkitab.

JAWABAN
Pertama-tama kita coba melihat keterkaitan antara Taurat (Yudaisme) dengan pengajaran Yesus. Apakah Yesus telah menggangap ajaran Taurat telah diselewangkan oleh orang Farisi/Saduki?. Dalam kitab Injil memang tercatat bahwa Yesus sering berdebat dengan para ahli Taurat. Tetapi dia tidak mengatakan bahwa inti ajaran dari ahli Taurat itu salah atau menyimpang. Tetapi dia menegur mereka karena penerapannya yang keliru.

Mat 23:1-3 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya".

Lalu bagaimana hubungan antara Perjanjian Lama (PL) & Perjanjian Baru (PB)?
Ibr 1:1-2 "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta."
Pada masa PL Allah berbicara (berfirman) melalui perantara nabi-nabi dengan mimpi, penglihatan dan pengilhaman lainnya. Tetapi pada kedatangan Yesus, Allah sudah tidak berbicara seperti pada masa PL. Tetapi perkataan Allah (Firman) itu telah menjadi manusia (Yoh 1:14a). Sehingga Yesus merupakan puncak pernyataan Allah bagi manusia.
Melalui pemahaman ini, sangat jelas bahwa Yesus adalah pernyataan Allah yg terakhir. Kitab PL berupa janji dan kitab PB berupa penggenapan. Ibr 10:1 "Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri...".

Tidak heran banyak nubuatan PL yang dianggap tentang Muhammad ternyata lewat eksegesis yang teliti sebenarnya tertuju pada Yesus. Pembahasan lengkap mengenai hal ini bisa dilihat pada topik tentang Nubuatan Muhammad dalam Alkitab.
Dari telaah ini menjadi jelas bahwa tidak akan ada kemungkinan Allah akan memilih seorang nabi lagi untuk menyatakan firmanNya. Sehingga bisa dipastikan bahwa benang merah antara Muhammad/Islam dengan Taurat-Yesus terputus!

Lalu bagaimana dengan Paulus, apakah dia telah menyelewangkan ajaran Yesus?
Pembahasan lengkap untuk hal ini bisa dilihat pada topik tentang "Paulus sang Rasul", namun saya sedikit memberi ringkasannya.
Tuduhan terhadap Paulus ini didasari kurangnya pemahaman konteks sejarah jemaat mula-mula. Pada masa itu memang muncul pertanyaan dari kalangan orang Yahudi yg telah percaya Yesus tentang Taurat. Tetapi masalah ini kemudian telah diselesaikan oleh para rasul-rasul dalam sidang di Yerusalem (Kis 15).

Kis 15:4 "Setibanya di Yerusalem mereka (Paulus & Barnabas) disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka"
Lalu Petrus berkata dalam sidang itu.
Kis 15:7 "Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya".
Kis 15:10-11 "Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Dari perkataan Petrus ini sangat jelas menyatakan bahwa keselamatan didapat melalui kasih karunia Tuhan Yesus. Dan para orang non Yahudi (gentiles) tdk harus dibebankan utk menjalankan aturan taurat (kuk).Yakobus kemudian berbicara yang selaras dengan Petrus.
Kis 15:19 "Sebab itu aku (Yakobus) berpendapat, bahwa kita (orang Yahudi kristen)tidak boleh menimbulkan kesulitan (menjalankan Taurat) bagi mereka dari bangsa-bangsa lain (orang non Yahudi) yang berbalik kepada Allah"

Dari sidang Yerusalem ini, kita bisa mendapatkan beberapa hal bahwa Paulus tidaklah bertentangan dengan para rasul lainnya! Ajaran Paulus secara prinsip selaras dengan ajaran para rasul (Petrus, Yakobus dan lainnya). Walaupun dalam surat-surat Paulus ada hal-hal yang agak sulit dipahami, namun Tuhan memakai dia karena latarbelakangnya sebagai sarjana Yahudi murid Gamaliel. Tidak heran dia bisa bersoal jawab dengan para filsuf di Athena.

Petrus sendiri mengakui hal ini.
2 Pe 3:15-16 "Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."

Melalui pembahasan singkat ini, sangat jelas bahwa Paulus tidaklah menyelewangkan ajaran Yesus. Tetapi Pauluslah yang mengembangkan kekristenan lewat berbagai misi penginjilannya.

Bagian terakhir menyangkut Alkitab yang dipalsukan. Pertanyaan untuk kaum muslim yaitu kapan kira-kira terjadi pemalsuan itu? Apakah sebelum atau sesudah kedatangan Muhammad?.
Kalau sesudah, pasti tidak mungkin karena sesudah abad 7 Alkitab telah dicetak ke dalam banyak bahasa. Kalau sebelum, apakah jemaat Kristen pada sebelum abad 7 memiliki konsep messianik lagi mengharapkan kedatangan seorang nabi? sama sekali tidak! Bahkan kitab-kitab apokrif yang ditulis pada sekitar abad 2 dan abad selanjutnya tidak satu pun menulis akan datangnya seorang nabi seperti Muhammad itu. Manuscript-manuscript Alkitab yang sangat banyak itu sama sekali tidak terdapat hal ini. Apalagi dengan kitab Perjanjian Lama (PL), apakah pernah ada persengkongkolan di bawah kolong langit antara Yahudi dan Kristen untuk mengubah kitab PL?

Seringkali konsili Nicea-Konstantinopel pada abad 4 dijadikan kambing hitam. Konsili itu dilakukan bukanlahlah untuk melantik Yesus menjadi Tuhan. Tetapi hanya untuk meneguhkan pengajaran iman yang telah diterima secara alami oleh jemaat mula-mula. Bermula dari pengakuan Thomas dalam Yoh 20:28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!". Kemudian diteruskan melalui pengajaran para rasul (paradosis katekete). Sehingga wajarlah pengajaran sesat tidak banyak berkembang pada abad 1, karena langsung ditanggapi oleh para rasul seperti ajaran Doketisme yg ditanggapi rasul Yohanes dalam suratnya (1 Yoh).

Nanti pada sekitar abad 2 setelah matinya para rasul, ajaran sesat mulai banyak muncul termasuk munculnya Injil Apokrif seperti injil Thomas, injil Yudas, injil Petrus dan lain-lain. Ajaran sesat yang mulai banyak pengaruhnya adalah ajaran Arius. Hal ini melatarbelakangi lahir sidang/konsili untuk menanggapi berbagai ajaran sesat terutama Arius dan sekaligus untuk meneguhkan pengajaran iman yang telah diterima sejak awal tentang keilahian Yesus & Roh Kudus. Roh Kudus telah dipahami sebagai suatu Pribadi Ilahi sejak awal seperti tertulis jelas dalam kitab Kisah Para Rasul.

Sidang-sidang tersebut juga membahas tentang kanonisasi. Ada yang beranggapan bahwa sidang tersebut dilakukan untuk memusnahkan kitab-kitab yang bertentangan dengan ajaran gereja. Ini pemahaman yang keliru!. Kanonisasi bukanlah dilakukan dengan mengumpulkan semua kitab lalu diseleksi satu persatu. Tetapi kanonisasi adalah berupa peneguhan kitab-kitab yang telah diterima oleh jemaat Kristen. Salah satu buktinya, banyak tulisan bapa-bapa gereja mengacu pada Injil kanon, kalaupun mengutip injil Apokrif itu dalam rangka menentangnya. Hampir semua injil Apokrif masih ada sampai saat ini, bagi yang tertarik silahkan ke http://www.ccel.org


Dari analisis ini terbukti bahwa ajaran Yesus tidaklah berubah sampai saat ini. Sehingga secara logika tidak dibutuhkan lagi seorang nabi untuk meluruskannya.

Kalau begitu, bagaimana dengan Islam menurut perspektif Alkitab?
Menurut Alkitab jika ada seseorang yang memberitakan injil yang lain maka dia disebut sebagai penyesat atau nabi palsu.
Gal 1:8 "Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia"

Yesus juga mengingatkan tentang munculnya nabi palsu.
Mat 24:23-24 "Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga"
Nabi palsu inipun bahkan bisa menyamar sebagai malaikat terang.
2 Kor 11:13-15 "Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran..."

Jika mempelajari pengajaran Islam sangat jelas banyak sekali hal-hal yang bertentang dengan iman Kristen. Seperti penolakan keilahian Yesus Kristus & Roh Kudus, pernyataan Yesus tidak mati di kayu salib dan masih banyak lagi. Sehingga dengan sendirinya Muhammad masuk kategori sebagai nabi palsu.

Ada beberapa peneliti Alkitab bahkan menyatakan bahwa memang Alkitab telah menubuatkan Muhammad tetapi sebagai nabi palsu. Beberapa ayat dianggap berkaitan dengan hal ini, diantaranya:
Wah 6:8 "Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi"
Kata kuda, warna hijau kuning & pedang dianggap identik dengan Islam.

Dan 7:25 "Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum..."
Islam menggunakan sistem kalender & hukum sendiri.
Namun Lepas dari tepat atau tidaknya tafsiran itu yang jelas Muhammad bukan seorang nabi sejati.

Bagaimana dengan perspektif sejarah?
Kita perlu ketahui daerah Arab tidak pernah dikunjungi Paulus pada masa penginjilannya. Sehingga tidak heran di daerah tersebut banyak bermunculan bidat-bidat Kristen. Ini bisa terlihat dalam Quran sendiri yang justru menanggapi salah satu pengajaran bidat tentang Maria yang dianggap salah satu oknum Trinitas selain Bapa dan Anak. Dalam Quran juga banyak terdapat referensi dari ayat-ayat di kitab-kitab Apokrif seperti Injil Maria, Injil Masa Kanak-kanak Yesus dalam Bahasa Arab dan beberapa kitab lainnya. Selain itu terdapat juga sumber-sumber dari Talmud yang beberapa ceritanya hanyalah bersifat alegoris/mitos tetapi dalam Quran dianggap sejarah.

Memang dalam Quran banyak menulis Yesus (Isa) bahkan lebih banyak dari kata Muhammad sendiri. Tetapi pemahaman tentang Yesus dalam Quran banyak berbeda dengan Alkitab. Ibaratnya melihat sebuah bangunan di remang-remang malam yang mana bangunan itu bisa dianggap benteng, rumah atau istana. Sedangkan Alkitab ibarat melihat bangunan tersebut di siang hari.

Kesimpulan yang bisa ditarik yaitu: Islam bukanlah pelanjut dari kekristenan atau Islam tidak meluruskan Kristen.


Share: