Dear all, berikut ini
transkrip dialog saya dengan Primadi Setiawan seputar Taurat & Injil.
Ada sedikit pengaturan kembali susunan alur diskusi pada bagian akhir
untuk memudahkan pembaca, tanpa menghilangkan/merubah komentar masing-masing.
Beberapa point dalam dialog ini memang perlu di-explore lebih lanjut,
namun point-point utamanya sudah bisa terlihat. Secara garis besar
posisi saya terhadap Taurat: prinsip-prinsip moral dalam Taurat bersifat
kekal sedangkan aspek lahiriahnya berupa hukum upacara (ceremonial law)
dll sudah tidak berlaku lagi, karena itu hanya bayangan (type) dan telah
digenapi oleh Kristus sebagai anti-type.
Diskusi ini diawali ajakan Primadi Setiawan utk mendiskusikan ttg Sunat & Taurat dan saya menanggapi ajakannya dengan memberikan Link berikut ini
http://apologiakristen.blogspot.com/2011/09/hukum-taurat-orang-yahudi-sidang.html sebagai pengantar diskusi.
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry saya sudah baca linknya tentang hukum taurat, dan saya sependapat dengan anda. Berarti saat itu ada 2 kelompok yg percaya Yesus:
1. Yahudi yg percaya Yesus, mereka tetap disunat dan menjalankan taurat sampai sekecil kecilnya sesuai pesan Yesus di mat 5:19.
2. Gentile yang percaya Yesus, mereka tidak perlu disunat dan menjalankan taurat Musa, tetapi harus menjauhkan diri dari makanan persembahan berhala, makanan dari binatang yg mati dicekik, menghindari percabulan, dan tidak makan darah.. Dan hal2 lain sesuai noah law yg sdh dimengerti oleh hukum romawi spt tidak membunuh, mencuri dll.
Apakah seperti itu ? Terimakasih.
Jimmy Jeffry
Orang Yahudi (yg telah) percaya Yesus, menjalankan sunat hanya sebagai ciri khas identitas mereka sebagai bangsa Yahudi namun bkn lagi dlm pengertian PL, karena yg prinsip adalah sunat dlm pengertian rohani dlm konteks injil anugerah. Prinsip moral dlm Taurat tetap relevan bagi semua orang percaya utk hidup kudus dan berkenan.
Primadi Setiawan
bukankah Paulus diminta oleh Yakobus untuk bertaubat (mentahirkan diri) karena mengajarkan kepada yahudi yg tinggal di bangsa asing untuk meninggalkan sunat dan tidak usah menjalankan taurat (Kis 21) ?
Menurut anda, apakah pesan Yesus dalam mat 5:19 sudah tidak berlaku ? Sunat bagi yahudi bukanlah sekedar budaya saja, tapi perintah Tuhan.
Jimmy Jeffry
Paulus sebagamana para rasul lainnya dlm Sidang Yerusalem sependapat bhw keselamatan adalah kasih karunia Yesus Kristus, dan bukan karena melakukan Taurat.
Kis 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Namun mereka tetap menghormati Taurat seperti Sunat sebagai adat istiadat mereka. Perhatikan ayat 21 dlm Kis 21 yg anda rujuk.
Kis 21:21 Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita.
Tuduhan ini keliru, karena Paulus tetap menghormati adat istiadat orang Yahudi tsb. Salah satu buktinya, Paulus menyuruh Timotius yg berdarah Yahudi utk disunat.
Kis 16:1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.
Kis 16:2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium,
Kis 16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani
Eksistensi orang yg bersunat diantara orang Yahudi yg percaya juga tetap diakui keberadaannya oleh Paulus
Kol 3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat... tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
Mengapa Paulus menghormati keberadaan sunat bagi orang Yahudi bahkan menyuruh Timotius utk disunat? karena bukan saja menghormati adat istiadat orang Yahudi, juga ini demi memenangkan orang Yahudi yg belum percaya utk percaya Yesus.
1Kor 9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
Mengenai Mat 5:19 perlu pembhsan tersendiri dan hrs dibhs bersama dgn ayat 17 & 18 serta melihat konteks keseluruhan perikop ini. Secara singkat, hal ini berkaitan dgn prinsip penggenapan atas Taurat oleh Yesus. yang menjadi penekanan di sini adalah prinsip moral yg memang tetap berlaku bagi semua orang percaya.
Primadi Setiawan
Jimmy Jeffry jadi menurut anda, tidak ada perbedaan lagi antara non yahudi dan yahudi ? Dan keputusan sidang yerusalem berlaku untuk non yahudi sekaligus yahudi juga ?
Bukankah menurut yakobus keputusan sidang tersebut hanya berlaku bagi non yahudi saja ?
Kisah Para Rasul 15:19 Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah,
Dengan tdk disebutkannya aturan bagi yahudi, artinya : yahudi tetap harus menjalankan taurat dengan baik (mat 5:19). Kalau memang taurat adalah kutukan buat manusia, dan sudah mati dengan matinya Yesus secara terkutuk, mengapa masih ada makanan haram buat non yahudi ?
Jimmy Jeffry
Yah tdk ada lagi perbedaan antara Yahudi & non Yahudi dlm Kristus.
Keputusan Sidang Yerusalem yaitu Taurat tdk diberlakukan lagi bagi orang non Yahudi. Ini bisa berarti Taurat masih "berlaku" bagi orang Yahudi, namun pemberlakuan Taurat ini bknlah dlm konteks keselamatan lagi sebagaimana dipahami masa Perjanjian Lama, melainkan sebagai adat istiadat & ciri khas utk orang Yahudi.
Ibr_10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri
Aturan makanan haram sebagaimana diatur dlm Taurat sdh tidak berlaku lagi.
Kis_10:15 Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram."
1 Kor 10:25 Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
-----------
Pak Primadi Setiawan, saya akan jelaskan ttg Matius 5:19.
Mat 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Saya hrs akui ini merupakan salah satu ayat yg sulit utk dipahami, ada byk perbedaan pendapat ttg hal ini dan perlu kajian mendalam. Namun saya coba sampaikan uraian singkat ttg hal ini.
Sebagaimana telah sy sebutkan sebelumnya, kita perlu melihat ayat 17 & 18 dan konteks perikopnya.
Mat 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk MENGGENAPINYA.
Mat 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, SEBELUM SEMUANYA TERJADI.
Taurat & kitab para nabi berisi byk hal seperti nubuatan2, aturan upacara (ceremonial law), ajaran2 moral dll. Kesemuanya ini tidak dibatalkan oleh Yesus melainkan digenapi. Sebelum digenapi oleh Yesus, semua hal tsb masih berlaku dan ini makna dr frase "sebelum semuanya terjadi". Nubuatan2 seperti ttg Mesias yg menderita (Yes 53) dll setelah digenapi oleh Yesus, nubuatan itu sdh tdk berlaku lagi.
Demikian juga dgn hukum upacara seperti membawa domba utk pengampunan dosa, aturan2 makanan haram dsb telah digenapi oleh Yesus maka aturan2 itu sdh tdk berlaku lagi.
Ibr 9:12 "dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri..."
Bagaimana dgn hukum/aturan moral dlm Taurat? ini pun digenapi oleh Kristus yaitu dgn mentransformasikan ketentuan ini2 dlm terang kasih karunia.
Ibr 10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri
Bahkan Yesus memikili otoritas utk memberi makna yg lebih dalam berbagai ketentuan moral dlm Taurat, sebagaimana diuraikan dlm ayat 21 s/d 48 dalam Matius 5 ini. Otoritas Yesus terlihat jelas dgn perkatan AKU BERKATA KEPADAMU.
Kita lihat contoh ayat 27 & 28
Mat 5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
Mat 5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
=> Yesus memberi makna lebih dalam, bhw orang yg hanya melihat perempuan saja dan menginginkannya dianggap telah berzinah.
Sekarang kita bandingkan dgn pengajaran rasul Paulus.
Rom 13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Rom 13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Rom 13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Prinsip moral ini adalah kegenapan hukum Taurat. hukum2 moral dlm Taurat seperti jangan berzinah, jangan membunuh dll jelas tetap berlaku bahkan diberi makna lebih dalam oleh Yesus. Dan rasul Paulus merangkumnya dgn nada positif menyebutnya sebagai buah Roh.
Gal 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
Gal 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Sekarang kita bahas ayat 19, salah satu kalimatnya tertulis "...meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil", ini berkaitan dgn ayat 18 "..Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat...". Ini kita artikan bhw perintah2 yg dimaksud dlm ayat 19 menyangkut semua hal2 tentang Taurat & kitab para nabi.
Namun hal ini harus dilihat dr konteks penggenapan yg dilakukan oleh Yesus. Perihal nubuatan2 & hukum upacara telah digenapi oleh Yesus yg berarti tdk berlaku lagi. Maka yg dimaksud dgn perintah2 dlm ayat 19 ini yaitu hukum/ajaran moral yg telah diberi makna mendalam oleh Yesus dan bertransformasi dlm konteks injil anugerah.
------------
Saya telah menuliskan ringkasan ttg hasil Sidang Yerusalem dlm posting sebelumnya.
"...Keputusan Sidang Yerusalem yaitu Taurat tdk diberlakukan lagi bagi orang non Yahudi. Ini bisa berarti Taurat masih "berlaku" bagi orang Yahudi, namun pemberlakuan Taurat ini bknlah dlm konteks keselamatan lagi sebagaimana dipahami masa Perjanjian Lama, melainkan sebagai adat istiadat & ciri khas utk orang Yahudi...".
Berdasarkan kajian singkat ttg Mat 5:19, maka saya perlu jelaskan agar tdk terjadi misunderstanding, Taurat yg dinyatakan tdk berlaku bagi orang non Yahudi adalah hukum upacara (ceremonial law) seperti sunat dll, namun hukum atau prinsip moral dlm Taurat tetap berlaku yg tentu dipahami dlm perspektif injil anugerah.
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry jadi menurut anda, memang ada 2 golongan pengikut Yesus : non yahudi yang harus mematuhi keputusan sidang yerusalem pertama, dan yahudi yang harus menjalankan taurat, tetapi bukan sebagai syarat keselamatan, hanya sebagai adat istiadat saja.
Pertanyaan saya :
1. Mengapa pengikut Yesus non yahudi saat ini kebanyakan menghalalkan semua makanan ? Apakah keputusan sidang yerusalem juga sudah tidak berlaku lagi ?
2. Yesus tidak pernah mendowngrade taurat dari syarat keselamatan menjadi hanya sekedar adat istiadat saja (kecuali surat2 Paulus, yang menekankan keselamatan melalui penebusan di kayu salib).
Kalau kita baca keputusan sidang yerusalem, alasan pembatalan adalah : agar TIDAK MEMBERATKAN bangsa2 asing yg berbalik menjadi percaya, bukan karena taurat adalah kutuk, dan sudah ditebus oleh Yesus yg mati terkutuk.
Mimpi Petrus tentang makanan dari langit bukanlah tentang semua makanan sekarang adalah halal (buktinya sidang yerusalem masih ada pengharaman sebagian makanan bagi non yahudi), tetapi menurut Petrus, pemberitahuan dari Allah, bahwa sekarang keselamatan bukan milik bangsa yahudi saja..
Inilah pendapat Petrus tentang arti mimpinya..
Kisah Para Rasul 10:34-35 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
Jimmy Jeffry
Sebagaimana penjelasan saya ttg Matius 5:19, Yesus datang menggenapi Taurat & kitab para nabi. Selain mengajarkan jalan keselamatan, Yesus menekankan pengajaran pada prinsip2 moral yg ada dlm Taurat, silahkan cermati semua pengajaran Yesus. Para rasul/murid-muridNya lewat bimbingan Roh Kudus menegaskan kembali prinsip moral ini dan hal2 yg sifatnya seremonial tdk diwajibkan lagi seperti Sunat termasuk aturan makanan haram sebagaimana tercantum dlm Imamat 11 dll.
Pengajaran jalan keselamatan melalui penebusan dll seperti yg diajarkan oleh Paulus, juga diajarkan oleh Yesus dan rasul2 lainnya. Anda saja yg sdh apriori dgn Paulus, sebaiknya ada recheck pd Bible berbagai stigma negatif terhadap Paulus.
Mengenai penglihatan yg dialami Petrus mengenai makanan yg turun dr langit, memang digunakan Tuhan utk mengajarkan ttg penerimaan terhadap orang non Yahudi, berkaitan dgn kasus Kornelius. Walaupun itu hanya sebagai "lambang", tetapi itu juga berdampak pd lambang itu sendiri.
Hal ini sebenarnya telah sy jelaskan dlm artikel/link yg telah saya sampaikan, berikut kutipannya.
""..Pernyataan Petrus untuk tidak harus membebankan Taurat kepada orang non Yahudi memiliki korelasi yang kuat dengan peristiwa-perisitiwa sebelumnya. Bahkan Petrus juga pernah berselisih pendapat dengan orang-orang dari golongan bersunat. Kis 11:2 "Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia".
Permasalahan ini sama dengan teguran orang Farisi tentang sikap Yesus yang makan bersama-sama dengan orang-orang berdosa yang kemungkinan besar termasuk para Gentiles. Mat 9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?".
Teguran dari orang-orang bersunat ini dijawab Petrus dengan menceritakan kisah pertobatan Kornelius yang diawali dengan kisah penampakan makanan yang turun dari langit (Kis 10). Padahal yang dipersoalkan mereka adalah masalah Petrus makan dengan orang non Yahudi bukan masalah pertobatan Kornelius. Tentu pemahaman awal Petrus mengenai kisah penampakan itu dalam pengertian penerimaan Allah terhadap orang non Yahudi. Tetapi yang mengherankan mengapa Allah harus memberi penampakan tentang makanan yang dalam Taurat jelas dilarang untuk dimakan? Lalu mangapa Allah menyatakan “..Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram”. Jika memang aturan makanan itu masih berlaku, Allah pasti menggunakan deskripsi lain untuk kisah penampakan tersebut.
Jadi jelaslah, walaupun secara eksplisit kisah penampakan itu berarti penerimaan Allah terhadap orang Non Yahudi, tetapi secara implisit ini bermakna Allah sedang menghilangkan nilai “haram/unclean” dari makanan itu sendiri atau kemutlakan Taurat secara umum..."
Primadi Setiawan
terimakasih atas jawabannya.
Mana yang lebih dahulu, kejadian mimpi makanan dari langit yg dialami Petrus, atau sidang yerusalem pertama ?
Kalau memang mimpi Petrus terjadi terlebih dahulu, mengapa masih ada makanan haram untuk non yahudi ?
Mengapa alasan taurat tidak berlaku agar TIDAK MEMBERATKAN bangsa asing yg berbalik menjadi percaya ? Mengapa alasan hukum taurat SUDAH DIGENAPI oleh Yesus tidak dijadikan bahan pertimbangan ?
Hal2 tersebut menunjukkan bahwa bagi yahudi taurat tetap berlaku, dan konsep penggenapan tidak ada. Paulus benar ketika menjelaskan bahwa taurat tidak berlaku, karena wilayah dakwah Paulus adalah gentiles.. Dan alasan yg benar adalah : karena taurat memang untuk orang yahudi saja, dikuatkan oleh sidang yerusalem pertama.
Jimmy Jeffry
Pernyataan anda mengenai larangan "makanan haram" tsb merujuk pd hasil sidang Yerusalem.
Kis 15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
Mari kita lihat latarbelakang terjadinya Sidang Yerusalem.
Kis 15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu TIDAK DAPAT DISELAMATKAN."
Kis 15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan DIWAJIBKAN untuk menuruti hukum Musa.
Pemahaman beberapa orang Yahudi yg (telah) percaya saat itu yaitu TAURAT masih merupakan jalan keselamatan, sehingga mereka mengharuskan orang2 non Yahudi utk menjalankannya. Hal ini ditolak oleh para rasul pada sidang tersebut. Seperti yg dikatakan oleh rasul Petrus
Kis 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Rasul Yakobus dan yg hadir sepakat dgn pernyataan Petrus dan memutuskan utk tidak membebankan Taurat kepada orang non Yahudi.
Jadi jelaslah bhw mereka sepakat Taurat sudah bukan jalan keselamatan lagi melainkan keselamatan adalah kasih karunia Kristus. Sehingga hal2 yg disampaikan rasul Yakobus untuk dihindari bukan berkaitan dgn keselamatan, melainkan dikategorikan sebagai perbuatan baik.
Kis 15:29 ...Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, KAMU BERBUAT BAIK. Sekianlah, selamat."
Sebagaimana sy nyatakan sebelumnya bhw prinsip2 moral dlm Taurat tetap berlaku bagi semua orang percaya. Maka Yakobus sedang mengajarkan beberapa prinsip moral yg menjadi perhatian utamanya sesuai dgn kondisi saat itu agar dilakukan oleh orang2 non yahudi yg telah percaya.
Pertama, Larangan makanan berkaitan dgn penyembahan berhala yg memang byk dilakukan bangsa2 non Yahudi dlm konteks budaya paganisme. Larangan ini utk menghindarkan mereka agar tdk "menduakan" Tuhan, percaya Yesus dan menyembah berhala.
Bil 25:2 Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.
Kedua, dlm prosesi penyembahan berhala itu juga bisa melibatkan percabulan dan perbuatan2 tercela lainnya. Ini pun utk menghindarkan mereka dr percabulan itu sendiri.
Mzm 106:38-30 ....yang mereka korbankan kepada berhala-berhala Kanaan, sehingga negeri itu cemar oleh hutang darah. Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berzinah dalam perbuatan-perbuatan mereka.
Ketiga, larangan makan darah dan daging dr binatang yg tercekik, larangan ini berkaitan dgn orang2 Yahudi yg memang telah diajarkan dlm Taurat utk tdk memakan darah dan dan daging dr binatang yg mati dicekik. Makanan dr darah sangat menjijikan bagi orang Yahudi, bahkan banyak diantara kita yg jijik dgn hal ini, termasuk muslim sendiri, misalnya makanan dr darah ayam, kambing, sapi dll. Larangan ini bermaksud, agar tidak menjadi "batu sandungan" bagi orang2 Yahudi.
Masalah batu sandungan ini juga bahkan bisa terjadi pd orang2 tertentu berkaitan dgn makanan2 yg dipersembahkan ke berhala. Sebagaimana surat Paulus terhadap jemaat di Korintus.
1 Kor 10:28-29” Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: "Itu persembahan berhala!" janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani...”.
Dari uraian ini menjadi jelas, bahwa makanan yg harus dihindari oleh orang2 non Yahudi sesuai keputusan Sidang Yerusalem, bukanlah salah satu jalan keselamatan, bukan pula utk menerapkan aturan Taurat, melainkan sebagai panduan bagi orang Yahudi non percaya agar terhindar dr penyembahan berhala & percabulan, serta tdk membuat batu sandungan bagi orang2 percaya lainnya terutama orang Yahudi yg telah percaya.
Pada hakekatnya ketentuan lahiriah dr Taurat termasuk aturan makanan haram sdh tdk berlaku lagi. Larangan makanan pd sidang Yerusalem sifatnya situasional yg berlaku utk orang non Yahudi percaya pd masa itu agar menghindarkan mereka dr bahaya penyembahan berhala dan percabulan dan agar tidak menjadi batu sandungan.
Bagi orang percaya saat ini, ada yg tidak mau memakan darah atau makanan yg dipersembahkan kepada berhala, maka silahkan tetap dgn pilihannya itu.
Rom_14:14 Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis
Ada juga orang percaya yg tdk mempersoalkan makanan tersebut. Namun agar tdk menjadi batu sandungan bagi saudara yg lain yg tdk mau memakannya, maka orang percaya tsb memilih utk tidak memakannya. Ini sesuai dengan yang disampaikan dalam sidang Yerusalem tsb.
----------------------------
[[Mengapa alasan hukum taurat SUDAH DIGENAPI oleh Yesus tidak dijadikan bahan pertimbangan ? Hal2 tersebut menunjukkan bahwa bagi yahudi taurat tetap berlaku, dan konsep penggenapan tidak ada.]]]]]]]
Kata kunci utk memahami Sidang Yerusalem dan kaitannya dgn penggenapan Yesus terhadap Taurat yaitu pd pernyataan Petrus itu sendiri ttg keselamatan adalah kasih karunia Kristus. Dengan pernyataan ini, para rasul telah memahami bahwa Yesus adalah penggenapan terhadap Taurat.
Ibr 10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri...
Rom_10:4 Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya
Primadi Setiawan
Terimakasih Pak Jimmy Jeffry, keimanan memang tidak dapat dipaksakan, tetapi saya sampaikan beberapa pemikiran saya :
Kisah Para Rasul 15:19 Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah,
Dari ayat diatas, Yakobus dengan jujur menyatakan bahwa keputusannya berdasarkan ijtihad (pendapat pribadi). Didalam agama islam ijtihad juga diperbolehkan, apabila dilakukan oleh orang yg ahli agama, dan memang tidak ada tuntunan wahyu tentang masalah tersebut.
Yakobus tidak mengenal konsep hukum taurat sudah digenapi oleh Yesus, kalau memang Yakobus sudah mengenal konsep tersebut, maka PASTI alasan tersebut akan digunakannya, karena penggenapan adalah wahyu, tentu lebih tinggi tingkatnya dari pendapat pribadi (ijtihad).
Memang kemudian Paulus menjadikan semua makanan halal, dan sunat menjadi sekedar budaya saja.. Paulus memang fleksibel (karena bagi dirinya, semua boleh), jadi kalau anda mau sunat silakan, tidak juga silakan, tapi lebih baik tidak sunat.. Mau menikah silakan, tidak silakan, tetapi lebih baik tidak menikah, dan beberapa kali juga berterus terang bahwa pendapatnya adalah pendapat pribadi.
Masalahnya, ijtihad yang benar adalah ijtihad apabila tidak ada wahyu.. Sedangkan Paulus beberapa kali melakukan ijtihad yg bertolak belakang dengan wahyu yang sudah ada. Kecuali anda mengimani bahwa Paulus juga menerima wahyu dari Allah, sehingga apa yang dikatakan oleh Paulus termasuk wahyu juga, bukan ijtihad. Tetapi seorang penyampai wahu dari Allah, tidak akan menggunakan bahasa : ini pendapatku, menurutku...
Jimmy Jeffry
Saya perlu sedikit jelaskan setting sejarah Sidang Yerusalem.
Pada saat Sidang Yerusalem berlangsung, umur kekristenan atau pengikut Yesus masih sangat muda. Titik tolak penyebaran injil bermula pd hari Pentakosta, setelah ketuangan Roh Kudus, Petrus berkhotbah ttg Yesus kepada orang Yahudi saat itu, baik orang Yahudi di Yerusalem maupun orang Yahudi perantauan. Dampak dr khotbah Petrus ada sekitar 3000-an orang bertobat (Kis 2:41).
Kelompok pengikut Yesus ini terus berkembang sampai ke daerah Samaria termasuk ke Antiokhia. Pada masa awal itu, Injil tertulis blm ada atau masih dlm penulisan. Cerita ttg kisah Yesus dan pengajaranNya masih secara lisan (oral tradition). Gerakan kelompok ini masih terpusat di Yerusalem yg dipimpin para rasul.
Seiring waktu muncullah problem2 terutama berkaitan pemberlakuan Taurat bagi orang non Yahudi. Sehingga diadakanlah Sidang Yerusalem utk menyelesaikan hal2 ini. Masa itu kelompok ini lebih menitikberatkan pd penginjilan, sehingga rumusan2 bersama pengajaran kekristenan terhadap beberapa isu tertentu memang blm ada. Makanya pd Sidang itu diawali dgn pertukaran pendapat diantara mereka.
Kis 15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka....
Karena memang para rasul memiliki sumber pengajaran yg sama dari Yesus, maka mereka bisa sependapat terhadap masalah2 ini. Petrus sebagai salah soko guru jemaat tampil menyatakan pendapatnya ttg keselamatan oleh kasih karunia Kristus dan aturan lahiriah dr Taurat tdk lagi mengikat dan dibebankan kepada orang non Yahudi. Demikian juga Yakobus mengemukakan pendapatnya yg pada intinya mengamini pendapat Petrus, kemudian menambahkan hal2 lain ttg panduan utk orang non Yahudi agar menghindari makanan2 tertentu.
Jelaslah, bukan hanya Yakobus menyatakan pendapat pribadi juga Petrus. Dan rasul2 dan yg hadir lainnya sepakat dgn mereka. Sehingga pendapat Yakobus itu telah menjadi keputusan bersama. Perhatikan ayat 28 & 29.
Kis 15:28 "Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: Kis 15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan ....."
Walaupun Yakobus tdk menyebut langsung tentang keselamatan adalah kasih karunia Kristus, namun dia jelas sependapat dgn Petrus yg menyatakan hal tsb. Anda tdk tepat langsung menyimpulkan bhw Yakobus tdk mengenal konsep hukum Taurat sdh digenapi oleh Yesus. Ini sebuah logical fallacy berupa argument of silence. Tidak adanya teks eksplisit pernyataan Yakobus ttg hal ini bukan berarti Yakobus tdk memiliki konsep demikian.
Justru secara implisit Yakobus memiliki konsep penggenapan Yesus terhadap Taurat. Bukankah Yakobus sdh tidak menerima kemutlakan Taurat dan sependapat Petrus bahwa jalan keselamatan bukanlah melalui Taurat melainkan pd kasih karunia Yesus?
Sepertinya sikap apriori anda terhadap Paulus begitu kuat, jika ada kesempatan kita bhs hal ini secara detail. Sebagaimana penjelasan sy sebelumnya, masalah makanan haram sdh tdk berlaku lagi, justru diawali oleh Petrus sendiri. Dan hal ini menjadi keputusan para rasul dlm sidang Yerusalem ttg ketidakpemberlakuan Taurat lagi termasuk masalah Sunat & makanan haram.
Eksistensi orang yg bersunat dan tdk bersunat juga diakui oleh para rasul dlm sidang itu. Dan pada kesempatan lain, Paulus bertemu dgn para rasul yg membuktikan bhw mereka mendukung Paulus termasuk menerima eksistensi orang yg bersunat dan tdk bersunat.
Gal_2:9 Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat;
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry, dalam pandangan islam ijtihad hanya boleh diambil, bila tidak ada wahyu yang mengatur.
Jadi ijtihad Yakobus, Petrus, dan Rasul2 lain dalam sidang tersebut, memang menunjukkan tidak ada wahyu tentang apakah non yahudi harus disunat dan mengikuti taurat musa ? Ini bukan logical fallacy berupa argument of silence..
Kalau mereka mengenal konsep penggenapan taurat oleh Yesus, tentu hal itu sudah digunakan sebagai dasar pemikiran, bukan pertimbangan logis : AGAR TIDAK MEMBERATKAN.
Dalam kis 21, Paulus sampai harus mentahirkan dirinya, untuk membuktikan bahwa dirinya TIDAK MENGAJARKAN kepada yahudi yg tinggal di bangsa2 asing untuk meninggalkan sunat dan taurat Musa.
Degradasi hukum taurat bagi bangsa yahudi, dari hukum untuk memperoleh keselamatan menjadi hanya sekedar adat istiadat juga tidak ada, kecuali dalam surat2 Paulus, bahkan Yesus sendiri menyuruh murid2nya untuk menjalankan dan mengajarkan taurat sampai sekecil kecilnya (mat 5:19).
Tentang Paulus, saya melihat dasar2 iman kristen dibangun dari surat2nya. Paulus tidak menganggap Yesus adalah Allah, tetapi makhluk Allah yang sangat mulia, melebihi malaikat, dan diberi kekuasaan surga dan penghakiman oleh Allah. Paulus juga yang mengajarkan keselamatan melalui penebusan di kayu salib.
Ibrani 5:7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Yesus meratap, menangis, dan berdoa kepada Allah, dan Allah mendengar doa2 Yesus.
Hal ini menunjukkan kesadaran/ pribadi Yesus berbeda dengan Allah, dan akan selamanya berbeda.
Kesakitan, ketakutan yang dialamin Yesus menunjukkan keterbatasan Yesus sebagai manusia, kemudian karena ketaatan Yesus, Allah memuliakannya.
Bukan hanya Yesus, para nabi pun dimuliakan oleh Allah karena ketaatannya.
Jimmy Jeffry
Sepertinya tdk ada lagi point baru dr anda mengenai pembhsan Taurat & kekristenan. Tentang Mat 5:19, Kis 21 dan peran para rasul dlm Sidang Yerusalem telah saya jelaskan sebelumnya.
Anda tentu mendefinisikan wahyu atau proses pewahyuan menurut perspektif Islam yaitu terjadi secara verbatim dan tercatat dlm Quran & hadist tertentu (hadist qudsi). Sehingga dr paradigma seperti ini, anda tdk menerima konsep kekristenan dlm proses pewahyuan Bible. Ini perlu topik sendiri utk membhsnya.
Demikian pula penilaian anda ttg Paulus, tetap pd stigma anda. Walaupun sy telah mengklarifikasi beberapa asumsi anda ttg Paulus. Ini juga perlu pembhsan tersendiri.
So... diskusi kita seputar hubungan Taurat & kekristenan, saya kira cukup sampai di sini.
Sekedar bahan bacaan utk anda, ini beberapa tulisan saya ttg Paulus, ini tulisan lama dan jika ada kesempatan sy akan update/kembangkan kembali.
apologiakristen.blogspot.com/2009/09/menjawab-keraguan-terhadap-paulus.html
http://apologiakristen.blogspot.com/2013/08/apakah-paulus-keliru-mengenai-hari.html
http://apologiakristen.blogspot.com/2009/09/kontradiksi-kisah-pertobatan-paulus.html
Dan berikut tulisan berkaitan hubungan Kristen & Islam dr perspektif Kristen, termasuk di dalamnya pembhsan singkat posisi Taurat dlm konteks Bible & Quran.
http://apologiakristen.blogspot.com/2010/02/benang-merah-kristen-islam.html
http://apologiakristen.blogspot.com/2009/09/islam-meluruskan-kristen.html
-------------
Jika masih ada hal yg perlu ditanyakan lagi seputar hubungan Taurat & kekristenan, silahkan.... Sambil diskusi hal ini, bagaimana kalau kita bahas juga hubungan Taurat & Quran/Islam?
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry silakan pak, anda buat thread baru, tag nama saya..
Jimmy Jeffry
Pak Primadi Setiawan, saya kira diskusi ttg hubungan Taurat & Quran bisa dilanjutkan di thread ini, kita fleksibel saja karena ini bukan grup diskusi. Bukankah pembahasan kita ttg Taurat saat ini udah tdk sesuai dgn thread/notes ini
Sebagai awal, silahkan anda jelaskan hubungan antara Taurat & Quran, cukup point2 utama saja, nanti berkembang dlm diskusi.
Kalau masih ada hal yg perlu dibhs hubungan Taurat-kekristenan, bisa kita lakukan secara paralel.
Thanks
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry, dalam pandangan islam, taurat yang ada sekarang, sudah tidak murni lagi.. Ada penambahan dan pengurangan ayat2 didalamnya.
Saya kurang ahli di bidang ini, kalau memang hendak berdiskusi dengan baik, saya akan coba hubungan dengan Pak Menachem Ali, atau Pak Muhammad Hamidun Da'var..
Saya juga tertarik untuk masuk menambah ilmu kalau diskusinya ada...
Jimmy Jeffry
Mengenai diskusi dgn rekan anda Menachem Ali dll, silahkan diatur selanjutnya. Mungkin di salah satu forum debat online/FB, tetapi sepertinya sulit menemukan grup debat yg baik saat ini, terlalu byk hujatan dan argumentasi2 yg ada kurang tajam.
Saya telah mencermati kajian2 dan debat dr M. Ali, harus diakui beliau memiliki wawasan yg luas terutama dlm kajian bahasa2 Semitik & tulisan2 rabinik. Namun jika menelaah secara cermat, byk point (data) yg diajukan tdk relevan dgn subtansi point yg diajukan. Ada byk data extrabiblical lainnya termasuk data arkeologi, jika dielaborasi secara komprehensif bisa berbeda dgn konklusi yg ditarik Ali.
Ini hanya penilaian pribadi, yg bisa saja subyektif. Tidak perlu ditanggapi , kecuali oleh yg bersangkutan itu sendiri, tentu dlm konteks diskusi pd topik2 spesifik tertentu.
Pak Primadi Setiawan, terima kasih atas diskusinya, semoga bertemu kembali pd diskusi2 berikutnya.
Salam
Diskusi ini diawali ajakan Primadi Setiawan utk mendiskusikan ttg Sunat & Taurat dan saya menanggapi ajakannya dengan memberikan Link berikut ini
http://apologiakristen.blogspot.com/2011/09/hukum-taurat-orang-yahudi-sidang.html sebagai pengantar diskusi.
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry saya sudah baca linknya tentang hukum taurat, dan saya sependapat dengan anda. Berarti saat itu ada 2 kelompok yg percaya Yesus:
1. Yahudi yg percaya Yesus, mereka tetap disunat dan menjalankan taurat sampai sekecil kecilnya sesuai pesan Yesus di mat 5:19.
2. Gentile yang percaya Yesus, mereka tidak perlu disunat dan menjalankan taurat Musa, tetapi harus menjauhkan diri dari makanan persembahan berhala, makanan dari binatang yg mati dicekik, menghindari percabulan, dan tidak makan darah.. Dan hal2 lain sesuai noah law yg sdh dimengerti oleh hukum romawi spt tidak membunuh, mencuri dll.
Apakah seperti itu ? Terimakasih.
Jimmy Jeffry
Orang Yahudi (yg telah) percaya Yesus, menjalankan sunat hanya sebagai ciri khas identitas mereka sebagai bangsa Yahudi namun bkn lagi dlm pengertian PL, karena yg prinsip adalah sunat dlm pengertian rohani dlm konteks injil anugerah. Prinsip moral dlm Taurat tetap relevan bagi semua orang percaya utk hidup kudus dan berkenan.
Primadi Setiawan
bukankah Paulus diminta oleh Yakobus untuk bertaubat (mentahirkan diri) karena mengajarkan kepada yahudi yg tinggal di bangsa asing untuk meninggalkan sunat dan tidak usah menjalankan taurat (Kis 21) ?
Menurut anda, apakah pesan Yesus dalam mat 5:19 sudah tidak berlaku ? Sunat bagi yahudi bukanlah sekedar budaya saja, tapi perintah Tuhan.
Jimmy Jeffry
Paulus sebagamana para rasul lainnya dlm Sidang Yerusalem sependapat bhw keselamatan adalah kasih karunia Yesus Kristus, dan bukan karena melakukan Taurat.
Kis 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Namun mereka tetap menghormati Taurat seperti Sunat sebagai adat istiadat mereka. Perhatikan ayat 21 dlm Kis 21 yg anda rujuk.
Kis 21:21 Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita.
Tuduhan ini keliru, karena Paulus tetap menghormati adat istiadat orang Yahudi tsb. Salah satu buktinya, Paulus menyuruh Timotius yg berdarah Yahudi utk disunat.
Kis 16:1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.
Kis 16:2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium,
Kis 16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani
Eksistensi orang yg bersunat diantara orang Yahudi yg percaya juga tetap diakui keberadaannya oleh Paulus
Kol 3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat... tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
Mengapa Paulus menghormati keberadaan sunat bagi orang Yahudi bahkan menyuruh Timotius utk disunat? karena bukan saja menghormati adat istiadat orang Yahudi, juga ini demi memenangkan orang Yahudi yg belum percaya utk percaya Yesus.
1Kor 9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
Mengenai Mat 5:19 perlu pembhsan tersendiri dan hrs dibhs bersama dgn ayat 17 & 18 serta melihat konteks keseluruhan perikop ini. Secara singkat, hal ini berkaitan dgn prinsip penggenapan atas Taurat oleh Yesus. yang menjadi penekanan di sini adalah prinsip moral yg memang tetap berlaku bagi semua orang percaya.
Primadi Setiawan
Jimmy Jeffry jadi menurut anda, tidak ada perbedaan lagi antara non yahudi dan yahudi ? Dan keputusan sidang yerusalem berlaku untuk non yahudi sekaligus yahudi juga ?
Bukankah menurut yakobus keputusan sidang tersebut hanya berlaku bagi non yahudi saja ?
Kisah Para Rasul 15:19 Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah,
Dengan tdk disebutkannya aturan bagi yahudi, artinya : yahudi tetap harus menjalankan taurat dengan baik (mat 5:19). Kalau memang taurat adalah kutukan buat manusia, dan sudah mati dengan matinya Yesus secara terkutuk, mengapa masih ada makanan haram buat non yahudi ?
Jimmy Jeffry
Yah tdk ada lagi perbedaan antara Yahudi & non Yahudi dlm Kristus.
Keputusan Sidang Yerusalem yaitu Taurat tdk diberlakukan lagi bagi orang non Yahudi. Ini bisa berarti Taurat masih "berlaku" bagi orang Yahudi, namun pemberlakuan Taurat ini bknlah dlm konteks keselamatan lagi sebagaimana dipahami masa Perjanjian Lama, melainkan sebagai adat istiadat & ciri khas utk orang Yahudi.
Ibr_10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri
Aturan makanan haram sebagaimana diatur dlm Taurat sdh tidak berlaku lagi.
Kis_10:15 Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram."
1 Kor 10:25 Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
-----------
Pak Primadi Setiawan, saya akan jelaskan ttg Matius 5:19.
Mat 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Saya hrs akui ini merupakan salah satu ayat yg sulit utk dipahami, ada byk perbedaan pendapat ttg hal ini dan perlu kajian mendalam. Namun saya coba sampaikan uraian singkat ttg hal ini.
Sebagaimana telah sy sebutkan sebelumnya, kita perlu melihat ayat 17 & 18 dan konteks perikopnya.
Mat 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk MENGGENAPINYA.
Mat 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, SEBELUM SEMUANYA TERJADI.
Taurat & kitab para nabi berisi byk hal seperti nubuatan2, aturan upacara (ceremonial law), ajaran2 moral dll. Kesemuanya ini tidak dibatalkan oleh Yesus melainkan digenapi. Sebelum digenapi oleh Yesus, semua hal tsb masih berlaku dan ini makna dr frase "sebelum semuanya terjadi". Nubuatan2 seperti ttg Mesias yg menderita (Yes 53) dll setelah digenapi oleh Yesus, nubuatan itu sdh tdk berlaku lagi.
Demikian juga dgn hukum upacara seperti membawa domba utk pengampunan dosa, aturan2 makanan haram dsb telah digenapi oleh Yesus maka aturan2 itu sdh tdk berlaku lagi.
Ibr 9:12 "dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri..."
Bagaimana dgn hukum/aturan moral dlm Taurat? ini pun digenapi oleh Kristus yaitu dgn mentransformasikan ketentuan ini2 dlm terang kasih karunia.
Ibr 10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri
Bahkan Yesus memikili otoritas utk memberi makna yg lebih dalam berbagai ketentuan moral dlm Taurat, sebagaimana diuraikan dlm ayat 21 s/d 48 dalam Matius 5 ini. Otoritas Yesus terlihat jelas dgn perkatan AKU BERKATA KEPADAMU.
Kita lihat contoh ayat 27 & 28
Mat 5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
Mat 5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
=> Yesus memberi makna lebih dalam, bhw orang yg hanya melihat perempuan saja dan menginginkannya dianggap telah berzinah.
Sekarang kita bandingkan dgn pengajaran rasul Paulus.
Rom 13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Rom 13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Rom 13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Prinsip moral ini adalah kegenapan hukum Taurat. hukum2 moral dlm Taurat seperti jangan berzinah, jangan membunuh dll jelas tetap berlaku bahkan diberi makna lebih dalam oleh Yesus. Dan rasul Paulus merangkumnya dgn nada positif menyebutnya sebagai buah Roh.
Gal 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
Gal 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Sekarang kita bahas ayat 19, salah satu kalimatnya tertulis "...meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil", ini berkaitan dgn ayat 18 "..Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat...". Ini kita artikan bhw perintah2 yg dimaksud dlm ayat 19 menyangkut semua hal2 tentang Taurat & kitab para nabi.
Namun hal ini harus dilihat dr konteks penggenapan yg dilakukan oleh Yesus. Perihal nubuatan2 & hukum upacara telah digenapi oleh Yesus yg berarti tdk berlaku lagi. Maka yg dimaksud dgn perintah2 dlm ayat 19 ini yaitu hukum/ajaran moral yg telah diberi makna mendalam oleh Yesus dan bertransformasi dlm konteks injil anugerah.
------------
Saya telah menuliskan ringkasan ttg hasil Sidang Yerusalem dlm posting sebelumnya.
"...Keputusan Sidang Yerusalem yaitu Taurat tdk diberlakukan lagi bagi orang non Yahudi. Ini bisa berarti Taurat masih "berlaku" bagi orang Yahudi, namun pemberlakuan Taurat ini bknlah dlm konteks keselamatan lagi sebagaimana dipahami masa Perjanjian Lama, melainkan sebagai adat istiadat & ciri khas utk orang Yahudi...".
Berdasarkan kajian singkat ttg Mat 5:19, maka saya perlu jelaskan agar tdk terjadi misunderstanding, Taurat yg dinyatakan tdk berlaku bagi orang non Yahudi adalah hukum upacara (ceremonial law) seperti sunat dll, namun hukum atau prinsip moral dlm Taurat tetap berlaku yg tentu dipahami dlm perspektif injil anugerah.
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry jadi menurut anda, memang ada 2 golongan pengikut Yesus : non yahudi yang harus mematuhi keputusan sidang yerusalem pertama, dan yahudi yang harus menjalankan taurat, tetapi bukan sebagai syarat keselamatan, hanya sebagai adat istiadat saja.
Pertanyaan saya :
1. Mengapa pengikut Yesus non yahudi saat ini kebanyakan menghalalkan semua makanan ? Apakah keputusan sidang yerusalem juga sudah tidak berlaku lagi ?
2. Yesus tidak pernah mendowngrade taurat dari syarat keselamatan menjadi hanya sekedar adat istiadat saja (kecuali surat2 Paulus, yang menekankan keselamatan melalui penebusan di kayu salib).
Kalau kita baca keputusan sidang yerusalem, alasan pembatalan adalah : agar TIDAK MEMBERATKAN bangsa2 asing yg berbalik menjadi percaya, bukan karena taurat adalah kutuk, dan sudah ditebus oleh Yesus yg mati terkutuk.
Mimpi Petrus tentang makanan dari langit bukanlah tentang semua makanan sekarang adalah halal (buktinya sidang yerusalem masih ada pengharaman sebagian makanan bagi non yahudi), tetapi menurut Petrus, pemberitahuan dari Allah, bahwa sekarang keselamatan bukan milik bangsa yahudi saja..
Inilah pendapat Petrus tentang arti mimpinya..
Kisah Para Rasul 10:34-35 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
Jimmy Jeffry
Sebagaimana penjelasan saya ttg Matius 5:19, Yesus datang menggenapi Taurat & kitab para nabi. Selain mengajarkan jalan keselamatan, Yesus menekankan pengajaran pada prinsip2 moral yg ada dlm Taurat, silahkan cermati semua pengajaran Yesus. Para rasul/murid-muridNya lewat bimbingan Roh Kudus menegaskan kembali prinsip moral ini dan hal2 yg sifatnya seremonial tdk diwajibkan lagi seperti Sunat termasuk aturan makanan haram sebagaimana tercantum dlm Imamat 11 dll.
Pengajaran jalan keselamatan melalui penebusan dll seperti yg diajarkan oleh Paulus, juga diajarkan oleh Yesus dan rasul2 lainnya. Anda saja yg sdh apriori dgn Paulus, sebaiknya ada recheck pd Bible berbagai stigma negatif terhadap Paulus.
Mengenai penglihatan yg dialami Petrus mengenai makanan yg turun dr langit, memang digunakan Tuhan utk mengajarkan ttg penerimaan terhadap orang non Yahudi, berkaitan dgn kasus Kornelius. Walaupun itu hanya sebagai "lambang", tetapi itu juga berdampak pd lambang itu sendiri.
Hal ini sebenarnya telah sy jelaskan dlm artikel/link yg telah saya sampaikan, berikut kutipannya.
""..Pernyataan Petrus untuk tidak harus membebankan Taurat kepada orang non Yahudi memiliki korelasi yang kuat dengan peristiwa-perisitiwa sebelumnya. Bahkan Petrus juga pernah berselisih pendapat dengan orang-orang dari golongan bersunat. Kis 11:2 "Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia".
Permasalahan ini sama dengan teguran orang Farisi tentang sikap Yesus yang makan bersama-sama dengan orang-orang berdosa yang kemungkinan besar termasuk para Gentiles. Mat 9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?".
Teguran dari orang-orang bersunat ini dijawab Petrus dengan menceritakan kisah pertobatan Kornelius yang diawali dengan kisah penampakan makanan yang turun dari langit (Kis 10). Padahal yang dipersoalkan mereka adalah masalah Petrus makan dengan orang non Yahudi bukan masalah pertobatan Kornelius. Tentu pemahaman awal Petrus mengenai kisah penampakan itu dalam pengertian penerimaan Allah terhadap orang non Yahudi. Tetapi yang mengherankan mengapa Allah harus memberi penampakan tentang makanan yang dalam Taurat jelas dilarang untuk dimakan? Lalu mangapa Allah menyatakan “..Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram”. Jika memang aturan makanan itu masih berlaku, Allah pasti menggunakan deskripsi lain untuk kisah penampakan tersebut.
Jadi jelaslah, walaupun secara eksplisit kisah penampakan itu berarti penerimaan Allah terhadap orang Non Yahudi, tetapi secara implisit ini bermakna Allah sedang menghilangkan nilai “haram/unclean” dari makanan itu sendiri atau kemutlakan Taurat secara umum..."
Primadi Setiawan
terimakasih atas jawabannya.
Mana yang lebih dahulu, kejadian mimpi makanan dari langit yg dialami Petrus, atau sidang yerusalem pertama ?
Kalau memang mimpi Petrus terjadi terlebih dahulu, mengapa masih ada makanan haram untuk non yahudi ?
Mengapa alasan taurat tidak berlaku agar TIDAK MEMBERATKAN bangsa asing yg berbalik menjadi percaya ? Mengapa alasan hukum taurat SUDAH DIGENAPI oleh Yesus tidak dijadikan bahan pertimbangan ?
Hal2 tersebut menunjukkan bahwa bagi yahudi taurat tetap berlaku, dan konsep penggenapan tidak ada. Paulus benar ketika menjelaskan bahwa taurat tidak berlaku, karena wilayah dakwah Paulus adalah gentiles.. Dan alasan yg benar adalah : karena taurat memang untuk orang yahudi saja, dikuatkan oleh sidang yerusalem pertama.
Jimmy Jeffry
Pernyataan anda mengenai larangan "makanan haram" tsb merujuk pd hasil sidang Yerusalem.
Kis 15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
Mari kita lihat latarbelakang terjadinya Sidang Yerusalem.
Kis 15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu TIDAK DAPAT DISELAMATKAN."
Kis 15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan DIWAJIBKAN untuk menuruti hukum Musa.
Pemahaman beberapa orang Yahudi yg (telah) percaya saat itu yaitu TAURAT masih merupakan jalan keselamatan, sehingga mereka mengharuskan orang2 non Yahudi utk menjalankannya. Hal ini ditolak oleh para rasul pada sidang tersebut. Seperti yg dikatakan oleh rasul Petrus
Kis 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Rasul Yakobus dan yg hadir sepakat dgn pernyataan Petrus dan memutuskan utk tidak membebankan Taurat kepada orang non Yahudi.
Jadi jelaslah bhw mereka sepakat Taurat sudah bukan jalan keselamatan lagi melainkan keselamatan adalah kasih karunia Kristus. Sehingga hal2 yg disampaikan rasul Yakobus untuk dihindari bukan berkaitan dgn keselamatan, melainkan dikategorikan sebagai perbuatan baik.
Kis 15:29 ...Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, KAMU BERBUAT BAIK. Sekianlah, selamat."
Sebagaimana sy nyatakan sebelumnya bhw prinsip2 moral dlm Taurat tetap berlaku bagi semua orang percaya. Maka Yakobus sedang mengajarkan beberapa prinsip moral yg menjadi perhatian utamanya sesuai dgn kondisi saat itu agar dilakukan oleh orang2 non yahudi yg telah percaya.
Pertama, Larangan makanan berkaitan dgn penyembahan berhala yg memang byk dilakukan bangsa2 non Yahudi dlm konteks budaya paganisme. Larangan ini utk menghindarkan mereka agar tdk "menduakan" Tuhan, percaya Yesus dan menyembah berhala.
Bil 25:2 Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.
Kedua, dlm prosesi penyembahan berhala itu juga bisa melibatkan percabulan dan perbuatan2 tercela lainnya. Ini pun utk menghindarkan mereka dr percabulan itu sendiri.
Mzm 106:38-30 ....yang mereka korbankan kepada berhala-berhala Kanaan, sehingga negeri itu cemar oleh hutang darah. Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berzinah dalam perbuatan-perbuatan mereka.
Ketiga, larangan makan darah dan daging dr binatang yg tercekik, larangan ini berkaitan dgn orang2 Yahudi yg memang telah diajarkan dlm Taurat utk tdk memakan darah dan dan daging dr binatang yg mati dicekik. Makanan dr darah sangat menjijikan bagi orang Yahudi, bahkan banyak diantara kita yg jijik dgn hal ini, termasuk muslim sendiri, misalnya makanan dr darah ayam, kambing, sapi dll. Larangan ini bermaksud, agar tidak menjadi "batu sandungan" bagi orang2 Yahudi.
Masalah batu sandungan ini juga bahkan bisa terjadi pd orang2 tertentu berkaitan dgn makanan2 yg dipersembahkan ke berhala. Sebagaimana surat Paulus terhadap jemaat di Korintus.
1 Kor 10:28-29” Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: "Itu persembahan berhala!" janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani...”.
Dari uraian ini menjadi jelas, bahwa makanan yg harus dihindari oleh orang2 non Yahudi sesuai keputusan Sidang Yerusalem, bukanlah salah satu jalan keselamatan, bukan pula utk menerapkan aturan Taurat, melainkan sebagai panduan bagi orang Yahudi non percaya agar terhindar dr penyembahan berhala & percabulan, serta tdk membuat batu sandungan bagi orang2 percaya lainnya terutama orang Yahudi yg telah percaya.
Pada hakekatnya ketentuan lahiriah dr Taurat termasuk aturan makanan haram sdh tdk berlaku lagi. Larangan makanan pd sidang Yerusalem sifatnya situasional yg berlaku utk orang non Yahudi percaya pd masa itu agar menghindarkan mereka dr bahaya penyembahan berhala dan percabulan dan agar tidak menjadi batu sandungan.
Bagi orang percaya saat ini, ada yg tidak mau memakan darah atau makanan yg dipersembahkan kepada berhala, maka silahkan tetap dgn pilihannya itu.
Rom_14:14 Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis
Ada juga orang percaya yg tdk mempersoalkan makanan tersebut. Namun agar tdk menjadi batu sandungan bagi saudara yg lain yg tdk mau memakannya, maka orang percaya tsb memilih utk tidak memakannya. Ini sesuai dengan yang disampaikan dalam sidang Yerusalem tsb.
----------------------------
[[Mengapa alasan hukum taurat SUDAH DIGENAPI oleh Yesus tidak dijadikan bahan pertimbangan ? Hal2 tersebut menunjukkan bahwa bagi yahudi taurat tetap berlaku, dan konsep penggenapan tidak ada.]]]]]]]
Kata kunci utk memahami Sidang Yerusalem dan kaitannya dgn penggenapan Yesus terhadap Taurat yaitu pd pernyataan Petrus itu sendiri ttg keselamatan adalah kasih karunia Kristus. Dengan pernyataan ini, para rasul telah memahami bahwa Yesus adalah penggenapan terhadap Taurat.
Ibr 10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri...
Rom_10:4 Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya
Primadi Setiawan
Terimakasih Pak Jimmy Jeffry, keimanan memang tidak dapat dipaksakan, tetapi saya sampaikan beberapa pemikiran saya :
Kisah Para Rasul 15:19 Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah,
Dari ayat diatas, Yakobus dengan jujur menyatakan bahwa keputusannya berdasarkan ijtihad (pendapat pribadi). Didalam agama islam ijtihad juga diperbolehkan, apabila dilakukan oleh orang yg ahli agama, dan memang tidak ada tuntunan wahyu tentang masalah tersebut.
Yakobus tidak mengenal konsep hukum taurat sudah digenapi oleh Yesus, kalau memang Yakobus sudah mengenal konsep tersebut, maka PASTI alasan tersebut akan digunakannya, karena penggenapan adalah wahyu, tentu lebih tinggi tingkatnya dari pendapat pribadi (ijtihad).
Memang kemudian Paulus menjadikan semua makanan halal, dan sunat menjadi sekedar budaya saja.. Paulus memang fleksibel (karena bagi dirinya, semua boleh), jadi kalau anda mau sunat silakan, tidak juga silakan, tapi lebih baik tidak sunat.. Mau menikah silakan, tidak silakan, tetapi lebih baik tidak menikah, dan beberapa kali juga berterus terang bahwa pendapatnya adalah pendapat pribadi.
Masalahnya, ijtihad yang benar adalah ijtihad apabila tidak ada wahyu.. Sedangkan Paulus beberapa kali melakukan ijtihad yg bertolak belakang dengan wahyu yang sudah ada. Kecuali anda mengimani bahwa Paulus juga menerima wahyu dari Allah, sehingga apa yang dikatakan oleh Paulus termasuk wahyu juga, bukan ijtihad. Tetapi seorang penyampai wahu dari Allah, tidak akan menggunakan bahasa : ini pendapatku, menurutku...
Jimmy Jeffry
Saya perlu sedikit jelaskan setting sejarah Sidang Yerusalem.
Pada saat Sidang Yerusalem berlangsung, umur kekristenan atau pengikut Yesus masih sangat muda. Titik tolak penyebaran injil bermula pd hari Pentakosta, setelah ketuangan Roh Kudus, Petrus berkhotbah ttg Yesus kepada orang Yahudi saat itu, baik orang Yahudi di Yerusalem maupun orang Yahudi perantauan. Dampak dr khotbah Petrus ada sekitar 3000-an orang bertobat (Kis 2:41).
Kelompok pengikut Yesus ini terus berkembang sampai ke daerah Samaria termasuk ke Antiokhia. Pada masa awal itu, Injil tertulis blm ada atau masih dlm penulisan. Cerita ttg kisah Yesus dan pengajaranNya masih secara lisan (oral tradition). Gerakan kelompok ini masih terpusat di Yerusalem yg dipimpin para rasul.
Seiring waktu muncullah problem2 terutama berkaitan pemberlakuan Taurat bagi orang non Yahudi. Sehingga diadakanlah Sidang Yerusalem utk menyelesaikan hal2 ini. Masa itu kelompok ini lebih menitikberatkan pd penginjilan, sehingga rumusan2 bersama pengajaran kekristenan terhadap beberapa isu tertentu memang blm ada. Makanya pd Sidang itu diawali dgn pertukaran pendapat diantara mereka.
Kis 15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka....
Karena memang para rasul memiliki sumber pengajaran yg sama dari Yesus, maka mereka bisa sependapat terhadap masalah2 ini. Petrus sebagai salah soko guru jemaat tampil menyatakan pendapatnya ttg keselamatan oleh kasih karunia Kristus dan aturan lahiriah dr Taurat tdk lagi mengikat dan dibebankan kepada orang non Yahudi. Demikian juga Yakobus mengemukakan pendapatnya yg pada intinya mengamini pendapat Petrus, kemudian menambahkan hal2 lain ttg panduan utk orang non Yahudi agar menghindari makanan2 tertentu.
Jelaslah, bukan hanya Yakobus menyatakan pendapat pribadi juga Petrus. Dan rasul2 dan yg hadir lainnya sepakat dgn mereka. Sehingga pendapat Yakobus itu telah menjadi keputusan bersama. Perhatikan ayat 28 & 29.
Kis 15:28 "Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: Kis 15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan ....."
Walaupun Yakobus tdk menyebut langsung tentang keselamatan adalah kasih karunia Kristus, namun dia jelas sependapat dgn Petrus yg menyatakan hal tsb. Anda tdk tepat langsung menyimpulkan bhw Yakobus tdk mengenal konsep hukum Taurat sdh digenapi oleh Yesus. Ini sebuah logical fallacy berupa argument of silence. Tidak adanya teks eksplisit pernyataan Yakobus ttg hal ini bukan berarti Yakobus tdk memiliki konsep demikian.
Justru secara implisit Yakobus memiliki konsep penggenapan Yesus terhadap Taurat. Bukankah Yakobus sdh tidak menerima kemutlakan Taurat dan sependapat Petrus bahwa jalan keselamatan bukanlah melalui Taurat melainkan pd kasih karunia Yesus?
Sepertinya sikap apriori anda terhadap Paulus begitu kuat, jika ada kesempatan kita bhs hal ini secara detail. Sebagaimana penjelasan sy sebelumnya, masalah makanan haram sdh tdk berlaku lagi, justru diawali oleh Petrus sendiri. Dan hal ini menjadi keputusan para rasul dlm sidang Yerusalem ttg ketidakpemberlakuan Taurat lagi termasuk masalah Sunat & makanan haram.
Eksistensi orang yg bersunat dan tdk bersunat juga diakui oleh para rasul dlm sidang itu. Dan pada kesempatan lain, Paulus bertemu dgn para rasul yg membuktikan bhw mereka mendukung Paulus termasuk menerima eksistensi orang yg bersunat dan tdk bersunat.
Gal_2:9 Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat;
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry, dalam pandangan islam ijtihad hanya boleh diambil, bila tidak ada wahyu yang mengatur.
Jadi ijtihad Yakobus, Petrus, dan Rasul2 lain dalam sidang tersebut, memang menunjukkan tidak ada wahyu tentang apakah non yahudi harus disunat dan mengikuti taurat musa ? Ini bukan logical fallacy berupa argument of silence..
Kalau mereka mengenal konsep penggenapan taurat oleh Yesus, tentu hal itu sudah digunakan sebagai dasar pemikiran, bukan pertimbangan logis : AGAR TIDAK MEMBERATKAN.
Dalam kis 21, Paulus sampai harus mentahirkan dirinya, untuk membuktikan bahwa dirinya TIDAK MENGAJARKAN kepada yahudi yg tinggal di bangsa2 asing untuk meninggalkan sunat dan taurat Musa.
Degradasi hukum taurat bagi bangsa yahudi, dari hukum untuk memperoleh keselamatan menjadi hanya sekedar adat istiadat juga tidak ada, kecuali dalam surat2 Paulus, bahkan Yesus sendiri menyuruh murid2nya untuk menjalankan dan mengajarkan taurat sampai sekecil kecilnya (mat 5:19).
Tentang Paulus, saya melihat dasar2 iman kristen dibangun dari surat2nya. Paulus tidak menganggap Yesus adalah Allah, tetapi makhluk Allah yang sangat mulia, melebihi malaikat, dan diberi kekuasaan surga dan penghakiman oleh Allah. Paulus juga yang mengajarkan keselamatan melalui penebusan di kayu salib.
Ibrani 5:7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Yesus meratap, menangis, dan berdoa kepada Allah, dan Allah mendengar doa2 Yesus.
Hal ini menunjukkan kesadaran/ pribadi Yesus berbeda dengan Allah, dan akan selamanya berbeda.
Kesakitan, ketakutan yang dialamin Yesus menunjukkan keterbatasan Yesus sebagai manusia, kemudian karena ketaatan Yesus, Allah memuliakannya.
Bukan hanya Yesus, para nabi pun dimuliakan oleh Allah karena ketaatannya.
Jimmy Jeffry
Sepertinya tdk ada lagi point baru dr anda mengenai pembhsan Taurat & kekristenan. Tentang Mat 5:19, Kis 21 dan peran para rasul dlm Sidang Yerusalem telah saya jelaskan sebelumnya.
Anda tentu mendefinisikan wahyu atau proses pewahyuan menurut perspektif Islam yaitu terjadi secara verbatim dan tercatat dlm Quran & hadist tertentu (hadist qudsi). Sehingga dr paradigma seperti ini, anda tdk menerima konsep kekristenan dlm proses pewahyuan Bible. Ini perlu topik sendiri utk membhsnya.
Demikian pula penilaian anda ttg Paulus, tetap pd stigma anda. Walaupun sy telah mengklarifikasi beberapa asumsi anda ttg Paulus. Ini juga perlu pembhsan tersendiri.
So... diskusi kita seputar hubungan Taurat & kekristenan, saya kira cukup sampai di sini.
Sekedar bahan bacaan utk anda, ini beberapa tulisan saya ttg Paulus, ini tulisan lama dan jika ada kesempatan sy akan update/kembangkan kembali.
apologiakristen.blogspot.com/2009/09/menjawab-keraguan-terhadap-paulus.html
http://apologiakristen.blogspot.com/2013/08/apakah-paulus-keliru-mengenai-hari.html
http://apologiakristen.blogspot.com/2009/09/kontradiksi-kisah-pertobatan-paulus.html
Dan berikut tulisan berkaitan hubungan Kristen & Islam dr perspektif Kristen, termasuk di dalamnya pembhsan singkat posisi Taurat dlm konteks Bible & Quran.
http://apologiakristen.blogspot.com/2010/02/benang-merah-kristen-islam.html
http://apologiakristen.blogspot.com/2009/09/islam-meluruskan-kristen.html
-------------
Jika masih ada hal yg perlu ditanyakan lagi seputar hubungan Taurat & kekristenan, silahkan.... Sambil diskusi hal ini, bagaimana kalau kita bahas juga hubungan Taurat & Quran/Islam?
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry silakan pak, anda buat thread baru, tag nama saya..
Jimmy Jeffry
Pak Primadi Setiawan, saya kira diskusi ttg hubungan Taurat & Quran bisa dilanjutkan di thread ini, kita fleksibel saja karena ini bukan grup diskusi. Bukankah pembahasan kita ttg Taurat saat ini udah tdk sesuai dgn thread/notes ini
Sebagai awal, silahkan anda jelaskan hubungan antara Taurat & Quran, cukup point2 utama saja, nanti berkembang dlm diskusi.
Kalau masih ada hal yg perlu dibhs hubungan Taurat-kekristenan, bisa kita lakukan secara paralel.
Thanks
Primadi Setiawan
Pak Jimmy Jeffry, dalam pandangan islam, taurat yang ada sekarang, sudah tidak murni lagi.. Ada penambahan dan pengurangan ayat2 didalamnya.
Saya kurang ahli di bidang ini, kalau memang hendak berdiskusi dengan baik, saya akan coba hubungan dengan Pak Menachem Ali, atau Pak Muhammad Hamidun Da'var..
Saya juga tertarik untuk masuk menambah ilmu kalau diskusinya ada...
Jimmy Jeffry
Mengenai diskusi dgn rekan anda Menachem Ali dll, silahkan diatur selanjutnya. Mungkin di salah satu forum debat online/FB, tetapi sepertinya sulit menemukan grup debat yg baik saat ini, terlalu byk hujatan dan argumentasi2 yg ada kurang tajam.
Saya telah mencermati kajian2 dan debat dr M. Ali, harus diakui beliau memiliki wawasan yg luas terutama dlm kajian bahasa2 Semitik & tulisan2 rabinik. Namun jika menelaah secara cermat, byk point (data) yg diajukan tdk relevan dgn subtansi point yg diajukan. Ada byk data extrabiblical lainnya termasuk data arkeologi, jika dielaborasi secara komprehensif bisa berbeda dgn konklusi yg ditarik Ali.
Ini hanya penilaian pribadi, yg bisa saja subyektif. Tidak perlu ditanggapi , kecuali oleh yg bersangkutan itu sendiri, tentu dlm konteks diskusi pd topik2 spesifik tertentu.
Pak Primadi Setiawan, terima kasih atas diskusinya, semoga bertemu kembali pd diskusi2 berikutnya.
Salam
2 komentar:
Saya kurang memahami apa yang di bicarakan ini; diskusi atau debat. Kalau di bilang diskusi, tdak ada kesepakatan. Jdi saya ambil kesimpilan saja; bahwa ini debat yang hanya mempertahankan argumen2 saja. Akhirnya saya bingung untuk memahami maknanya atau initinya.
Saya kurang memahami apa yang di bicarakan ini; diskusi atau debat. Kalau di bilang diskusi, tdak ada kesepakatan. Jdi saya ambil kesimpilan saja; bahwa ini debat yang hanya mempertahankan argumen2 saja. Akhirnya saya bingung untuk memahami maknanya atau initinya.
Posting Komentar