TANGGAPAN
Sejak Injil menjangkau orang non Yahudi (Gentiles) mulai terjadi gesekan di antara jemaat mula-mula berkaitan dengan Taurat. Apakah Gentiles yang percaya Kristus harus menerima Yudaisme dengan menjalan Taurat atau tidak? Bagaimana hubungan keputusan Sidang Yerusalem dengan sikap orang Yahudi sebelum lahirnya kekristenan terhadap keselamatan Gentiles?
Pembahasan ini dimulai dari pembahasan ayat-ayat kunci serta konteks dekat & jauh dari ayat tersebut untuk mengidentifikasi apa masalah sebenarnya yang telah terjadi. Selanjutnya bagaimana memahami pernyataan Petrus serta korelasinya dengan pernyataa Paulus & kisah pertobatan Kornelius. Terakhir membahas pernyataan Yakobus dengan meninjau konteks sikap orang Yahudi kontemporer pada masa itu terhadap Gentiles, serta sinkronisasi keputusan sidang dengan identifikasi masalah sebelumnya.
A. PAULUS VERSUS ORANG FARISI YANG TELAH PERCAYA
Kis 15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "JIKALAU KAMU TIDAK DISUNAT menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, KAMU TIDAK DAPAT DISELAMATKAN"
Kis 15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras MELAWAN dan MEMBANTAH PENDAPAT MEREKA itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu
Terjadi perdebatan antara Paulus & Barnabas melawan beberapa orang yang mengajarkan bahwa untuk diselamatkan haruslah disunat. Tetapi apakah perdebatan ini hanya masalah Sunat atau menyangkut hukum Taurat secara keseluruhan?.
Mari kita perhatikan ayat 5,"...Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi HARUS DISUNAT dan DIWAJIBKAN UNTUK MENURUTI HUKUM MUSA".
Dari terjemahan LAI ini masalah terjadi bukan hanya Sunat tetapi juga Taurat secara menyeluruh. Karena ayat ini sangat penting, kita perlu membandingkan dengan bahasa sumber & beberapa terjemahan lainnya.
Greek: Ἐξανέστησαν δέ τινες τῶν ἀπὸ τῆς αἱρέσεως τῶν Φαρισαίων πεπιστευκότες λέγοντες ὅτι δεῖ περιτέμνειν αὐτοὺς παραγγέλλειν τε τηρεῖν τὸν νόμον Μωϋσέως.
Transliteration: exanestēsan de tines tōn apo tēs aireseōs tōn pharisaiōn pepisteukotes legontes oti dei peritemnein autous parangellein te tērein ton nomon mōuseōs.
Kita terjemahkan kalimat terakhir secara literal kata demi kata: Λέγοντες (mengatakan) ότι (itu) δει(diperlukan) περιτέμνειν(untuk bersunat) αυτούς(mereka,) παραγγέλλειν τε (juga mewajibkan mereka) τηρείν (untuk menuruti) τον (itu) νόμον(hukum) Μω=σέως(Musa.) “…Mengatakan Itu Diperlukan Untuk bersunat Mereka Juga Mewajibkan mereka Untuk menuruti Itu Hukum Musa”.
Dari terjemahan ini cukup jelas menunjukan adanya 2 entitas yang berbeda yaitu perintah untuk bersunat (secara khusus) dan perintah untuk menuruti Hukum Musa (secara umum). Ini sejalan dengan beberapa terjemahan lainnya.
NIV: Then some of the believers who belonged to the party of the Pharisees stood up and said, "The Gentiles must be circumcised AND REQUIRED TO OBEY the law of Moses."
NASB: But some of the sect of the Pharisees who had believed stood up, saying, "It is necessary to circumcise them AND TO DIRECT THEM TO OBSERVE the Law of Moses."
KJV: But there rose up certain of the sect of the Pharisees which believed, saying, That it was needful to circumcise them, AND TO COMMAND THEM TO KEEP the law of Moses.
YLT: and there rose up certain of those of the sect of the Pharisees who believed, saying -- 'It behoveth to circumcise them, AND TO COMMAND THEM ALSO TO KEEP the law of Moses.'
Jadi jelaslah masalah yang terjadi menyangkut SUNAT dan penerapan Hukum Musa secara keseluruhan, seperti yang dituduhkan oleh orang dari golongan Farisi yang telah percaya. Hal ini tidak mengherankan karena orang Farisi adalah orang yang sangat ketat dalam menjalankan Taurat, bahkan pernah berdebat dengan Yesus .
Mat 12:2 Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."
Mar 7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
Kis 26:5 .. bahwa aku telah hidup sebagai seorang FARISI menurut MAZHAB YANG PALING KERAS dalam agama kita.
“In Hebrew culture the Pharisees pretended to be the authoritative opinion on righteousness and the law…Though they are considered expert exegetes in the nuance of the law, Jesus condemns them as teachers of the law for expanding its intention.” Ryken, Leland; Wilhoit, James C.; Longman III, Tremper, Dictionary of Biblical Imagery, (Downers Grove, Ill: InterVarsity Press) 2000, c1998.
B. PERNYATAAN PETRUS DALAM SIDANG
Selanjutnya kita meneliti perkataan Petrus
Kis 15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan MELETAKKAN pada tengkuk murid-murid itu SUATU KUK, YANG TIDAK DAPAT DIPIKUL, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
Kis 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Perhatikan kalimat SUATU KUK, YANG TIDAK DAPAT DIPIKUL oleh orang Yahudi, jika yang dimaksud di sini HANYA SUNAT apakah ini sesuatu yang tidak dapat dipikul oleh orang Yahudi? jelas tidak, karena sunat bagi orang Yahudi dilakukan pada umur 8 hari. Sehingga yang dimaksud tentu sesuatu yang BERAT/SULIT dan ini merujuk pada HUKUM TAURAT secara keseluruhan yang menurut kalangan Rabi Yahudi jumlahnya mencapai 613 mitzvot (aturan-aturan) http://www.jewfaq.org/613.htm.
Pernyataan Petrus untuk tidak harus membebankan Taurat kepada orang non Yahudi memiliki korelasi yang kuat dengan peristiwa-perisitiwa sebelumnya. Bahkan Petrus juga pernah berselisih pendapat dengan orang-orang dari golongan bersunat. Kis 11:2 "Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia".
Permasalahan ini sama dengan teguran orang Farisi tentang sikap Yesus yang makan bersama-sama dengan orang-orang berdosa yang kemungkinan besar termasuk para Gentiles. Mat 9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?".
Teguran dari orang-orang bersunat ini dijawab Petrus dengan menceritakan kisah pertobatan Kornelius yang diawali dengan kisah penampakan makanan yang turun dari langit (Kis 10). Padahal yang dipersoalkan mereka adalah masalah Petrus makan dengan orang non Yahudi bukan masalah pertobatan Kornelius. Tentu pemahaman awal Petrus mengenai kisah penampakan itu dalam pengertian penerimaan Allah terhadap orang non Yahudi. Tetapi yang mengherankan mengapa Allah harus memberi penampakan tentang makanan yang dalam Taurat jelas dilarang untuk dimakan? Lalu mangapa Allah menyatakan “..Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram”. Jika memang aturan makanan itu masih berlaku, Allah pasti menggunakan deskripsi lain untuk kisah penampakan tersebut.
Jadi jelaslah, walaupun secara eksplisit kisah penampakan itu berarti penerimaan Allah terhadap orang Non Yahudi, tetapi secara implisit ini bermakna Allah sedang menghilangkan nilai “haram/unclean” dari makanan itu sendiri atau kemutlakan Taurat secara umum.
Petrus saat pelayanan ke Kornelius tinggal beberapa hari dengan mereka Kis 10:48 “ … Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.”. Sehingga Petrus memiliki waktu yang cukup memberi pengajaran kepada mereka yang tentu pengajaran tentang Yesus (Kis 10:34-43). Tetapi … Petrus tidak pernah mengajarkan aturan hukum Taurat !!. Bahkan tidak ada indikasi Petrus melarang penyajian makanan termasuk haram/unclean, buktinya orang-orang bersunat menegur dia. Kis11:3 … Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan MAKAN BERSAMA-SAMA dengan mereka."
Sekarang kita bandingkan kalimat Petrus SUATU KUK dengan perkataan Paulus dalam Galatia 5:1-3.
Ay 1. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan KUK PERHAMBAAN.
Ay 2. Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
Ay 3. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia WAJIB MELAKUKAN SELURUH HUKUM TAURAT.
Dari ayat-ayat ini jelas yang dimaksud KUK PERHAMBAAN ini adalah kewajiban menjalankan aturan Taurat secara keseluruhan sebagai konsekuensi jika menyunatkan diri. Jelas tidak ada pemisahan antara SUNAT & HUKUM TAURAT dan sama dengan maksud Petrus yang memandang SUNAT & TAURAT adalah suatu KUK.
C. PERNYATAAN YAKOBUS & KEPUTUSAN SIDANG
Terakhir kita cermati perkataan Yakobus yang kemudian memberi rumusan Keputusan Sidang.
Kis 15:19 Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita TIDAK BOLEH MENIMBULKAN KESULITAN bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah.
Maksud dari kata KESULITAN ini sejalan dengan perkataan Petrus "YANG TIDAK DAPAT DIPIKUL", jelas ini merujuk tidak hanya SUNAT tetapi keseluruhan Taurat.
Kemudian Yakobus mengatakan hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang non Yahudi.
Kis 15:20 tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Apakah Yakobus sedang meneguhkan kembali Taurat untuk Gentiles? Untuk menjawabnya kita perlu meninjau pandangan orang Yahudi pada masa itu terhadap Gentiles.
Di kalangan Rabi-rabi Yahudi terdapat 2 jenis pendapat yang berbeda mengenai keselamatan non Yahudi, satu kelompok mengharuskan para Gentiles menjalankan Taurat /Yudaisme (Proselyte) dan kelompok lainnya para Gentiles cukup menjalankan Noah Law. “..Many Jewish people believed that Gentiles were saved simply by keeping the seven laws given to Noah (prohibiting idolatry, sexual immorality, etc.); others believed that Gentiles had to convert to Judaism by being circumcised”. Keener, Craig S., IVP Bible Background Commentary: New Testament , (Downer’s Grove, IL: InterVarsity Press) 1997.
Mari kita lihat apa itu Noah Law menurut perspektif orang Yahudi.
According to traditional Judaism, G-d gave Noah and his family seven commandments to observe when he saved them from the flood. These commandments, referred to as the Noahic or Noahide commandments, are inferred from Genesis Ch. 9, and are as follows:
1) to establish courts of justice;
2) not to commit blasphemy;
3) not to commit idolatry;
4) not to commit incest and adultery;
5) not to commit bloodshed;
6) not to commit robbery; and
7) not to eat flesh cut from a living animal…
The Noahic commandments are binding on all people, because all people are descended from Noah and his family. The 613 mitzvot of the Torah, on the other hand, are only binding on the descendants of those who accepted the commandments at Sinai and upon those who take on the yoke of the commandments voluntarily (by conversion). http://www.jewfaq.org/gentiles.htm
Memang ketujuh daftar Noah Law juga terdapat dalam aturan Taurat Musa, tetapi aturan-aturan ini mengikat untuk semua orang sebab semua orang adalah keturunan dari Nuh. Jika kita menyimak daftar dari ketujuh Noah Law ternyata ketiga point aturan dari Yakobus ada dalam daftar tersebut. Ini berarti Yakobus sedang MERUJUK pada Noah Law dan bukan pada Taurat Musa. “The few requirements James suggests they impose are representative of the handful of laws Jewish tradition declared that God gave Noah. According to the more lenient Jewish position, any righteous Gentiles who kept those basic laws would have a share in the world to come” Keener, Craig S., IVP Bible Background Commentary: New Testament , (Downer’s Grove, IL: InterVarsity Press) 1997.
Lalu mengapa Yakobus hanya menyebutkan tiga perintah dan bukan tujuh? Ketiga perintah lainnya menyangkut penegakan keadilan, tidak membunuh & tidak merampok merupakan hal yang sudah umum dikenal di masa Romawi, sedangkan perintah “tidak menghujat” kemungkinan tidak ditekankan Yakobus karena lebih bernuansa ajaran khas Taurat.
Hal ini berarti Yakobus berada pada pandangan kedua dari para Rabi Yahudi yang berpendapat para Gentiles cukup menjalan Noah Law untuk selamat dan tidak harus menjalan Taurat Musa. Sehingga perkataan Yakobus tersebut TIDAK BERMAKSUD MENEGUHKAN pemberlakukan Taurat kepada Gentiles.
Kis 15:21 Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat." Demikian juga maksud ayat 21, pernyataan Yakobus yang merujuk pada Noah Law sebenarnya bukanlah hal yang baru, karena juga terdapat dalam kumpulan hukum Musa yang biasa dibacakan di rumah-rumah ibadat di berbagai kota. Dan para Gentiles tentu sudah cukup mengenalnya dari interaksi mereka dengan orang-orang Yahudi
D. KESIMPULAN
Dari analisis ini dapat didaftarkan beberapa point:
- Latar belakang permasalahan terjadinya Sidang Yerusalem karena persoalan SUNAT & TAURAT MUSA sebagai satu kesatuan, ini dipersoalkan oleh orang Farisi yang percaya yang memang sangat menekankan penerapan Taurat Musa secara ketat.
- Petrus berpendapat agar para Gentiles tidak diberi beban untuk menjalan Taurat bukan hanya Sunat, yang bagi orang Yahudi itu sendiri sulit untuk dilaksanakan
- Paulus dalam surat Galatia memiliki pemahaman yang sama denga Petrus, mengenai KUK PERHAMBAAN berupa SUNAT & TAURAT MUSA karena dalam Kristus orang percaya telah dimerdekakan dari hal itu
- Yakobus juga tidak ingin memberi KESULITAN bagi Gentiles untuk dibebankan menjalankan Taurat, kecuali beberapa aturan dalam Noah Law yang pada masa itu di kalangan orang Yahudi hal itu biasa ditujukan kepada Gentiles.
Apakah berarti para Gentiles yang percaya, hidup tanpa adanya hukum? Jelas tidak, karena Yesus mengajarkan agar orang percaya mengasihi Allah dan sesama manusia, karena itulah esensi dari seluruh hukum Taurat.
Mat 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Mat 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Mat 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Mat 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Dan kehidupan orang percaya harus menghasilkan Buah, sebagai perwujudan tindakan kita mengasihi Allah dan sesama manusia.
Gal 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
Gal 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar