Ustad Zuma salah satu polemikus muslim yang cukup komprehensif mengulas kekristenan dari perspektif polemik. Apalagi ditambah retorika yang fasih menarasikan argumentasinya sehingga kesannya cukup meyakinkan bagi para pendengar seperti dalam debatnya vs Elia Myron. Namun jika dicermati banyak argumentasinya yang lemah karena didasarkan data yang kurang akurat, tidak sesuai konteks historis bahkan kontradiktif. Kita akan mengkaji secara cermat argumentasinya melanjutkan tulisan pertama.
Dalam tulisan sebelumnya kita telah membantah argumentasinya yg beranggapan Kristen pertama kali muncul di Antokhia berbeda dengan pengikut Yesus sebelumnya di Yerusalem. Termasuk argumentasinya yang mempersoalkan kelompok bersunat di Antiokhia adalah musuh pengikut Yesus yang "asli" di Yerusalem. Data menunjukan bahwa pelayanan di Antiokhia telah ada sebelum Paulus tinggal di Antiokhia, Barnabas sebagai utusan pimpinan gereja di Yerusalem telah memverifikasi keberadaan pengikut Yesus di sana dan data paling utama pelayanan Paulus telah diterima oleh para rasul dalam sidang Yerusalem, termasuk tidak mempermasalahkan para pengikut Yesus non Yahudi untuk tidak disunat.Seorang netizen muslim memberi reaksi terhadap tulisan pertama dengan mengatakan: "...Nah, jelas sudah sekarang. Kristen bukanlah pengikut Yesus. Kristen adalah pengikut Paulus dan Barnabas. Karena Yesus sendiri tidak pernah menyebut Kristen untuk para pengikutnya. Pada ayat 26 di atas disebutkan”……..untuk pertama kalinya disebut Kristen” yang berarti sebelumnya (pada masa Yesus hidup) belum pernah ada istilah Kristen.."
Netizen itu sepertinya tidak mencermati tulisan pertama atau memang tidak mau memahaminya. Padahal begitu jelas diuraikan, penyebutan "Kristen" hanyalah terminologi yg ditujukan kepada sebuah "kelompok/komunitas" pengikut Yesus dan penyebutannya bermula di Antiokhia. Namun sejatinya kelompok ini sudah ada sebelumnya, ada yg menyebutkan "Jalan Tuhan" atau nama umum "Gereja" bahkan oleh orang-orang Yahudi yg tdk percaya menyebut "Sekte Nasrani" (Kis 24:5). Menurut Zuma, Nasrani adalah sekte Yahudi pengikut Yesus yang "asli" melawan Kristen yang "tidak asli". Ustad Kainama menyebutnya Kristen itu sekte dari sekte Yahudi. Kita akan bahas secara khusus di tulisan berikut tentang sekte Nasrani (nazarene, nasarah).
Yesus memang tidak menyebut nama pengikutnya sebagai "Kristen" termasuk nama "Nasrani", "Jalan Tuhan" dll karena memang tdk ada penyebutan spesifik nama kelompok pengikutNya. Pada masa Yesus pada murid dan pengikutNya yg lain, hanya disebut sebagai "Pengikut Yesus". Nanti setelah pengikut Yesus mulai berkembang menjadi komunitas yg lebih besar maka mulai ada penyebutan nama untuk kelompok/komunitas ini.
Ok sekarang kita lanjutan pembahasan kita atas argumentasi Zuma, yaitu poin "Farisi". Zuma menarasikan bahwa Kristen yang ada di Antiokhia adalah orang Farisi demikian juga Paulus dikenal sebagai orang Farisi (Kis 26:5). Zuma mencoba membangun sebuah konsep rivalitas antara kelompok pengikut Paulus atau orang Farisi yaitu Kristen di Antiokhia melawan pengikut para rasul yaitu Nasrani. Farisi dinarasikan sebagai penyesat keristenan yang mengajarkan Yesus yang ilahi, menolak Taurat, tidak mau menjalankan sunat dan lain-lain. Padahal justru Farisi adalah salah satu kelompok Yahudi selain Saduki, Zelot dll yang menolak Yesus termasuk keilahianNya. Disinilah letak kontradiksinya yang sangat jelas.
Mari kita lihat data yg melimpah tentang Farisi yang justru menolak Yesus.
Mar 8:11 Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga.
Luk 15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
Yoh 8:13 Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar."
"All we can say for certain is that they weren’t priests, and the term rabbi was not yet commonly used. They were teachers and interpreters of the Torah, “a scholar class dedicated to the supremacy of the twofold Law, the Written and the Unwritten”. Bell, A. A. (1998). Exploring the New Testament world (33). Nashville: T. Nelson Publishers.
"considered the most authoritative in their explanations of the Law and esteemed as the leading sect”, Josephus, wars of the jews, 2:162
Zuma mungkin akan menjawab balik bahwa Farisi yang dimaksudkan di sini yaitu Farisi pengikut Yesus. Namun konsep yg dibangunnya juga keliru.
Kis 15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."
Coba kita cermati Kis 15:5 sangat jelas menyebutkan bahwa orang Farisi yang percaya Yesus justu mengajarkan bahwa Taurat dan Sunat diwajibkan untuk orang-orang non Yahudi. Bukankah ini kontradiksi dengan konsep Zuma dkk bahwa Farisi termasuk Paulus mengajarkan orang untuk tidak disunat.
Jika kita cermati latar belakang munculnya sidang Yerusalem yaitu adanya pengajaran orang Farisi yang percaya, mereka mewajibkan orang-orang non Yahudi untuk disunat dan menjalankan Taurat, yang justru ditentang oleh Paulus & Barnabas.
Kis 15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."
Kis 15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
Jadi jelaslah point tentang "Farisi" ini adalah upaya pemutarbalikan fakta yang dilakukan Zuma dkk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar