Dalam Perjanjian Baru, janji tentang akan datangnya Parakletos menjadi salah satu acuan favorit pihak muslim. Berbagai upaya dilakukan untuk mengutak-atik bagian ini untuk mengaitkannya dengan Muhammad. Dengan tafsiran eisegetis, Paracletos dianggap merujuk kepada Muhammad dibandingkan arti sebenarnya tentang Roh Kudus. Upaya lain dengan mengembangkan teori bahwa kata aslinya bukan Parakletos melainkan Perikletos, karena kata Perikletos yang memiliki arti indah atau pujian dianggap cocok untuk kata Ahmad (akar kata Muhammad) yang artinya terpuji. Teori ini berimplikasi munculnya tuduhan bahwa kata Parakletos adalah interpolasi pihak Kristen.