Keempat Injil kanonik sering dipermasalahkan para polemikus dan dianggap bukan injil yang "asli". Namun menariknya yang mempermasalahkan justru orang-orang yang hidup ratusan bahkan ribuan tahun kemudian. Para bapa gereja sejak awal telah mengenal keempat Injil kanonik, mengutipnya atau menyebutnya dalam daftar kitab yang telah mereka ketahui. Sejak ditulis di abad pertama, proses sirkulasi kitab-kitab mulai berlangsung sd abad kedua dan di sekitar akhir abad kedua, semua kitab2 PB telah sampai di tangan para bapa gereja.
Di kalangan liberal scholars dikenal teori "anonymous" bahwa kitab-kitab PB awal mulanya tidak ada nama dan nanti diberi nama pada abad kedua, teori ini banyak diadopsi para polemikus. Teori ini tidaklah kuat salah satu scholar yg membantahnya Martin Hengel dalam bukunya The Four Gospels and the One Gospel of Jesus Christ (Harrisburg, PA: Trinity Press International, 2000). Hengel menegaskan bahwa pemberian nama telah ada sejak awal di abad pertama seiring adanya beberapa injil kanonik yang telah ditulis dan tersebar sehingga diperlukan judul/identitas untuk membedakan kitab-kitab itu.Kita tidak akan mengeksplorasi lebih detail argumen Hengel serta banyak argumen lain membantah teori ""anonymous" namun kita akan sedikit mengulas tentang nama Markus & Lukas bagian dari nama Injil Kanonik. Markus & Lukas bukanlah anggota dari 12 murid Yesus, berbeda dengan Matius & Yohanes penulis kedua Injil lainnya. Jika injil Markus & Lukas ditulis oleh penulis "palsu" maka mereka tidak akan menggunakan kedua nama itu yg kesannya kurang "keren" dibandingkan nama dari 12 murid Yesus termasuk nama "keren" lainnya seperti Maria & Yakobus.
Hal ini senada dengan munculnya injil-injil apokrif mulai abad ke 2, 3 & 4 menggunakan nama-nama "keren" seperti injil Petrus, injil Filipus, injil Thomas, injil Maria dll. Pada masa itu abad ke-2 dst para rasul dan saksi mata lainnya telah mati, maka mulailah bermunculan para bidat yang umumnya melakukan sinkretisasi dengan gnostisisme dan menulislkan injil-injil mereka dengan mengambil rujukan injil kanonik yang disesuaikan dengan konsep ajaran mereka. Untuk menyakinkan banyak orang, diambillah nama-nama "keren" seperti injil Filipus dll menjadi judul kitab mereka.
Secara khusus injil Matius & Yohanes berbeda dengan injil-injil apokrif karena banyak bukti menunjukan bahwa keduanya ditulis oleh rasul Yohanes & Matius. Namun point dalam tulisan ini berkaitan injil Markus & Injil, jika keduanya bukan injil yang "asli" maka tidaklah tepat menggunakan kedua nama tersebut.
Kalau begitu mereka bukan saksi mata tentang Yesus karena bukan anggota 12 murid? tidak juga, karena mereka juga murid Yesus dalam kelompok yang lebih besar atau 70 (tujuh puluh) murid.
Luk_10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Data dari bapa gereja kita bisa mengetahui daftar nama ketujuhpuluh murid itu dan nama Markus serta Lukas ada di dalamnya. Diantaranya ditulis oleh Hippolytus of Rome dengan judul On the Seventy Apostles of Christ. Hyppolytus mendaftarkan nama-nama: Yakobus, Kleopas, Matias, Ananias, Stefanus... dan urutan ke 14 & 15 Markus dan Lukas.
Data dari Perjanjian Baru sendiri, kedua nama itu tidaklah asing dalam kehidupan jemaat mula-mula bersama para rasul.
Kol_4:14 Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas.
2 Tim 4:11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.
Fil 1:24 dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku.
Lukas seorang tabib dan dia juga ternyata sejarawan, hal ini telah dikonfirmasi oleh banyak sejarawan modern tentang keakuratan Lukas menulis data sejarah, geografis dan detail lainnya dalam injil Lukas & kitab para rasul. Maka informasi tentang Yesus tentu banyak didapatkan dari para rasul selain yang dia ketahui sendiri sebagai bagian dari 70 murid. Sedangkan Markus menuliskan injil Markus berdasarkan kesaksian Petrus. Hubungan keduanya sangat dekat sebagaimana ditulis Petrus dalam suratnya dan menyebutnya sebagai anaknya.
1 Pet 5:13 Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku.
Data gereja menyatakan bahwa Markus menuliskan kesaksian Petrus secara akurat, sebagaimana ditulis Eusebius berdasarkan pernyataan Papias.
“When Mark became Peter’s interpreter,[14] he wrote down accurately, although not in order, all that he remembered of what was said or done by the Lord. For he had not heard the Lord nor followed Him, but later, as I have said, he did Peter, who made his teaching fit his needs without, as it were, making any arrangement of the Lord’s oracles, so that Mark made no mistake in thus writing some things down as he remembered them” (Church History 3.39.15)
Dari semua data ini, tuduhan bahwa injil Lukas & Markus bukanlah "asli" jelas tidak terbukti.