Kemuliaan Yesus

Yes 42:8 Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.

Yoh 17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.

Kedua ayat ini akan terlihat kontradiksi bagi mereka yg beranggapan Yesus adalah ciptaan. Sebaliknya mereka yg percaya Yesus adalah Tuhan kedua ayat ini justru sinkron. Jika Yesus hanyalah ciptaan maka permintaan Dia kepada Bapa untuk dipermuliakan (Yoh 17:5) jelas sebuah pelanggaran yg serius.

Bandingkan dengan Iblis yang tidak memintanya langsung namun mempuyai keinginan untuk mendapat kemuliaan itu.
Yes 14:14 Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!

Iblis justru dilemparkan dan diusir dari surga
Why 12:9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya
Luk 10:18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
Share:

Kenaikan Yesus Kristus sebagai Proklamasi Yesus sebagai Tuhan atas Alam Semesta

Kis 1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.

Hari kenaikan Yesus Kristus tidaklah begitu populer di kalangan Kristen dibanding Hari Natal & Paskah. Namun sebenarnya makna kenaikan Yesus tidaklah kalah penting dibanding Natal & Paskah. Jika Natal kita menghayati peristiwa Allah menjadi manusia dan mulai menjalankan misi penyelamatan manusia puncaknya dengan mati di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa. Paskah sebagai peringatan kemenangan Yesus atas maut, maka Kenaikan Yesus sebagai tanda selesainya tugasNya di bumi dan sebagai proklamasi Yesus sebagai Tuhan atas seluruh makhluk.

Kesemua peristiwa ini teringkas dalam hymne jemaat mula-mula sebagaimana ditulis Paulus dalam Fil 2:6-11
Php 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
Php 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Php 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Php 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Php 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Php 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Para murid awalnya mengenal Yesus sebagai sang Mesias dan sama seperti para nabi-nabi sebelumnya. Namun seiring waktu mereka semakin mengenal bahwa Dia tidak hanya sekedar nabi tetapi sebagai yang ilahi. Puncaknya lewat pernyataan Thomas sesudah kebangkitanNya "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20;28). Pada masa-masa akhir sebelum Dia naik kesurga, para murid sujud menyembah kepadaNya padahal penyembahan hanyalah untuk Allah. Yesus tidak menolak, berbeda dengan sikap para rasul seperti Paulus & Petrus menolak disembah termasuk malaikat juga menolak disembah.

Luk 24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Luk 24:52 Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.

Mat 28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
Mat 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Dalam catatan Matius, menyebut ada beberapa orang ragu-ragu yg oleh beberapa penafsir, kemungkinan diantara para murid di luar dari kesebelas murid utama. Saat Dia disembah Dia tidak menolak justru meneguhkan bahwa Dia berkuasa di sorga dan di bumi atau Tuhan atas alam semesta.

Rasul Petrus kembali menyatakan hal ini dalam suratNya bahwa semuanya takluk kepadaNya.
1 Pet3:22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
Penggunaan idiom "sebelah kanan Allah" tidaklah dipahami secara literal karena substansi Allah adalah Roh. Idiom itu sebagai metafora atas posisi Yesus sebagai Allah selain Allah Bapa dan juga Roh Kudus.

Di hadapan Kayafas saat Dia diadili, Yesus juga menggunakan idiom "sebelah kanan Yang Mahakuasa".
Mat 26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
Mat 26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
Orang Yahudi paham makna idiom ini, makanya Kayafas bereaksi keras dengan mengoyakkan pakaiannya, karena dianggap Yesus melakukan penghujatan.

Ungkapan Yesus itu, menggemakan teks dalam kitab Daniel
Dan 7:13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
Dan 7:14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.

Teks ini pada masa era the Second Temple Judaism dipahami sebagai Sang Mesias yang ilahi dikenal juga dengan konsep "the two power in heaven". Hal serupa juga ditemukan dalam teks-teks Qumran atau dikenal sebagai dokumen laut mati (Dead Sea Scrolls). Teks DSS 4Q246 "He will be called son of God, and they will call him son of the Most High. .... His kingdom will be an eternal kingdom, and all his paths in truth. He will jud[ge] 6 the earth in truth and all will make peace.."

Konsep ini kemudian di era rabbinik ditolak dan dianggap sebagai bidat (min), karena konsep ini senada dengan pernyataan Yesus. Anggapan konsep ini sebagai bidat didorong motif apologetik pihak Yudaisme melawan kekristenan. Tetapi yang jelas berbagai pengajaran Yesus mengakar atau mengacu pada PL/Tanakh baik sebagai penggenapan atas nubuatan atau sebagai tipologi. Hal ini juga dikonfirmasi dari tradisi Yahudi awal sebelum era rabbinik.

Yah, jelaslah bahwa hari kenaikan Yesus Kristus merupakan hari proklamasi bahwa Yesus adalah Tuhan atas alam semesta.
Selamat Hari Kenaikan Yesus Kristus.
Share:

Polemik Identitas Kearaban

Beberapa waktu lalu saya & Menachem Ali cukup intens mendiskusikan perihal identitas kearaban. Belakangan ini Menachem Ali mencoba mengangkatkan kembali masalah ini malah telah & sedang menuliskan buku-buku tentang hal ini. Beberapa pointnya disajikan kembali dalam tulisan di FB dan yg menarik tulisannya mendapat reaksi dari Mun'im Sirry setelah M Ali dalam tulisannya menyebut diksi "nalar revisionis".

Point utama dari Menachem Ali masih seputar diskusi kami sebelumnya yaitu dia mencoba mengasosiasikan secara eksklusif Arab dengan Ismail, sehingga identitas kearaban menurut dia merujuk pada etnik atau jalur nasab tertentu khususnya keturunan Ismail. Referensi terbaru M Ali mengambil rujukan dr teks Peshitta (Aramaik), sebelumnya dia biasa mengambil sumber dari literatur rabbinik seperti tulisan rabbi Saadia Gaon (Rasag) & Talmud, penulis2 Kristen awal seperti Jerome dan terutama tulisan Joshepus.

Point utama ini telah saya kritik dlm diskusi kami, karena menurut saya pengasosiasian Arab dgn Ismail tidak berarti bahwa Arab itu eksklusif keturunan Ismael. Data biblikal & extrabiblikal menunjukan bahwa Arab itu terdiri dari banyak suku tidak hanya keturuan Ismail, seperti keturunan Keturah, Esau, Joktan dll yg oleh scholars merujuk pada kumpulan suku-suku nomaden di semenanjung Arabia sebagaimana diuraikan cukup jelas oleh Munim Sirry. Memang keturunan Ismail yg lebih dominan terutama sejak eksisnya kerajaan nabataen merujuk ke suku Nebayoth yg sebelumnnya suku Ismail yg dominan seperti ditulis dlm Alkitab adalah suku Kedar. Hal ini telah dianalisis secara cermat oleh Israel Eph'al "... We have seen that there is no historical basis to the tradition of associating the Ishmaelites with the Arabs… A more definite identification of the Ishmaelites with the Arabs is found at a later stage, in Josephus's Antiquities of the Jews", "Ishmmael and Arab(s): A transformation of ethnological Terms, Journal of Near Eastern Studies , Tel Aviv University, Oct 1976.

Menariknya respon Mun'im Sirry melalui pendekatan historis mirip dgn posisi saya yaitu sama-sama menolak pendapat bhw identitas Arab merujuk ke etnik atau jalur nasab tertentu. Karena memang berbagai data historis extrabiblikal termasuk arkeologi tdk mendukung posisi Menachem Ali, termasuk dari rujukan scholars yg saya gunakan dalam studi ancient arabs seperti Jan Retso, Israel Eph'al. dll. Misalnya Retso menyatakan "... The fact that so many authors and scholars have thought that Arab means 'nomad' or that it may mean anything from camp to family may indicate that the word has a very vague meaning or that it indeed means nomad, i.e. it is a term for a way of living, The Arabs In Antiquity: Their History from the Assyrians to the Umayyads, RoutledgeCurzon, London and New York, 2003 page5

Saya menghargai berbagai tulisan akademik pak Mun'im yg mengelaborasi banyak data yg ada, maka dlm tulisan & kajian saya kontra Menachem Ali dlm konteks apologetik saya berupaya utk tidak membawa2 nama pak Mun'im. Hanya saja utk pembahasan tentang identitas kearaban kebetulan ada irisan yg sama posisi saya dengan pak Mun'im. Mohon maaf pak Mun'im telah menyebut nama anda dalam tulisan ini.

Dalam tulisan2 berikutnya saya akan coba mereview dan mengelaborasi kembali diskusi saya dgn Menachem Ali, khususnya data biblikal tentang identitas kearaban termasuk data extrabiblikal yg relevan.
Share: