Poligami Dalam Alkitab (Seri 1)

Pertanyaan
Kekristenan selalu menyatakan mengajarkan monogami, tetapi dalam Alkitab sendiri ternyata para nabi seperti Abraham, Musa, Daud, Salomo dan lain-lain jelas-jelas berpoligami. Bukankah pernyataan tersebut kontradiksi dengan Alkitab itu sendiri?


Tanggapan:
Sebelum membahas pengajaran Kristus terhadap prinsip monogami dalam perkawinan, kita perlu meninjau masalah poligami para nabi yang terdapat dalam Perjanjian Lama.
1. Pada hakekatnya prinsip monogami merupakan hal ideal bagi manusia, makanya Allah hanya menciptakan satu isteri untuk Adam bukan isteri-isteri. Tertulis dalam Kej 2:23-24 "....Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging". Hal ini ditegaskan kembali oleh rasul Paulus dalam Ef 5:31 "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging". Sangat jelas seorang laki-laki akan bersatu dengan istrinya menjadi satu daging (1 kesatuan), maka tidaklah tepat seorang suami membentuk satu daging/kesatuan lainnya dengan perempuan lain.

2. Poligami pertama disebutkan dalam kehidupan Lamekh, Kej 4:23 "Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu... aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; ". Lamekh digambarkan sebagai orang yang  haus darah karena dendam dengan orang yang berselisih dengannnya. Sesudah itu tidak disebutkan lagi praktek poligami sampai zaman Abraham

3. Dalam kasus Abraham, bersama isterinya Sarah mereka dijanjikan Allah akan diberikan seorang anak yang akan memberikan banyak keturunan dan dari keturunan itu akan lahir seorang Mesias. Tetapi karena belum juga ada tanda-tanda mengandung, Sarah & Abraham berinisiatif membantu Allah dengan mengambil Hagar. Namun apa yang terjadi... perselisihan, sehingga Hagar & Ismael harus diusir Abraham. Perkawinan Abraham dengan Hagar jelas tindakan kedagingan akibat ketidakpercayaan

4. Ishak kawin dengan isteri tunggal Ribka, tetapi berbeda dgn Esau yang kawin dengan dua perempuan kafir, Kej 26:34-35 “Ketika Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya.  Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka.”.  Perkawinan Esau ini berdampak tidak baik bagi hubungannya dengan Ishak & Ribka.

5. Kasus Yakub, perempuan yang dicintainya hanyalah Rahel anak Laban. Tetapi karena tipu muslihat Laban, ia terpaksa mengawini Lea. Namun apa yang terjadi, timbul persaingan dan adanya dusta, iri hati, perselisihan diantara dua perempuan bersaudara tersebut.

6. Kasus Salomo, menyebabkan dia jauh dari Tuhan 1 Raj 11:2-3 " ...Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta...isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN." Hal ini menyebabkan kemunduran rohani Salomo dan pada akhirnya kerajaannya menjadi pecah.

7. Daud, tidak sedang berada di puncak kerohaniannya ketiga mengambil Abigail dan Ahinoam sebagai istri-istrinya (1 Sam 25:42-43). Dia mengambil Batsyeba karena nafsu kedagingan setelah melihatnya dari atas sotoh istana dan berlanjut dengan siasat agar Uria suami Batsyeba mati terbunuh di peperangan. Sebagai akibatnya anak yang dihasilkan Daud dari Batsyeba harus mati. Alkitab kitab yang jujur menyajikan kisah yang terjadi apa adanya termasuk kesalahan para nabi.


Dari kasus-kasus ini, kita bisa lihat Poligami identik dengan hal-hal yang tidak baik dan menunjukan bukan sebuah model ideal karena banyaknya masalah yang timbul. Aturan dalam Taurat yang berkaitan dengan Poligami bukanlah sebuah perintah & anjuran tetapi sebuah persyaratan & aturan yang ketat. Kel 21:10 "Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia.".

Kristus sendiri kemudian mempertegas hakekat perkawinan yaitu satu orang suami untuk satu orang isteri. Di luar dari itu, saat seorang laki-laki yang sedang dalam menjalani ikatan perkawinan dengan seorang perempuan lalu mengambil perempuan lain maka jelas dikategorikan berpoligami dan dengan tegas dinyatakan berzinah!.

Pada masa PL, memang harus dibedakan antara berzinah & berpoligami, karena yang berzinah adalah sebuah hubungan gelap dan jelas dilarang dan diancam hukuman mati, sedangkan berpoligami yaitu hubungan terang-terangan dengan mengambil perempuan lain menjadi isteri, namun tidak pernah diperintahkan atau dianjurkan untuk dilakukan. Karena akibatnya fatal & menimbulkan banyak masalah. Tetapi pada masa Kristus, menjadi lebih tegas bahwa Poligami itu berzinah!
  Rom 1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Ef 5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri:
1Ti 3:12 Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.

Lihat pembahasan lanjutan Poligami dalam Alkitab (2)

Apologia Kristen
Share:

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Kesimpulannya bahwa poligami bukan ajaran agama islam, seperti yang didengungkan oleh kaum nasrani selama ini, terlepas dari dampak daripada poligami, yang jelas poligami sudah merebak di dunia yang luas ini bahkan jauh sebelum islam lahir ya bro.