Apakah Yesus Mengajarkan Rasisme

Saat menulis artikel Apakah Yesus hanya datang untuk bangsa Israel?, ada satu hal yang "mengganjal" yaitu penyebutan kata "anjing" yang merujuk pada bangsa non Israel (Gentiles). Mat 15:26  Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Apakah Yesus bertindak rasis dengan penyebutan tersebut?

 Tanggapan
Untuk pembahasan makna dari ayat tersebut silahkan baca notes saya sebelumnya berjudul "Apakah Yesus hanya datang untuk bangsa Israel?". Notes ini akan fokus membahas penggunaan kata "anjing" (dog) dalam ayat tersebut. Sebelum masuk membahasnya, kira perlu mengetahui dulu definisi dari rasisme, racism atau rasialisme.
Rasisme menurut Wikipedia Indonesia
suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.
Rasialisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
1. prasangka berdasarkan keturunan bangsa; perlakuan yg berat sebelah thd (suku) bangsa yg berbeda-beda;
2. paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yg paling unggul (nomina)
Racism menurut Webster
: poor treatment of or violence against people because of their race
: the belief that some races of people are better than others

Dari beberapa definisi ini semuanya menekankan adanya paradigma berpikir merasa lebih superior dari yang lain. Dari paradigma seperti ini lahir sikap merendahkan atau menghina orang lain. Definisi pertama dari Webster menggambarkan sikap merendahkan ini, terjemahan bebasnya "perlakuan buruk atau (tindakan) kekerasan terhadap sesesorang karena ras-nya". Contoh praktis tindakan rasis  yang menimpa seorang pesepakbola Barcelona berkulit hitam beberapa tahun yang lalu, dia mendapat cemooh dari suporter lawan dengan meniru gerakan-gerakan hewan (monyet).

Dari contoh tindakan rasis suporter terhadap pesepakbola ini, kita bisa merumuskan hal ini secara sederhana yaitu adanya MOTIF merasa lebih superior, SIKAP berupa tindakah merendahkan/menghina dan penggunaan SIMBOL yaitu pengasosiasian pada sesuatu yang dianggap lebih rendah misalnya asosiasi dengan nama hewan dan lain-lain. Para suporter itu umumnya berkulit putih memiliki MOTIF merasa lebih superior dibanding kulit hitam, berSIKAP menghina dengan meniru gerakan hewan dan SIMBOL yang digunakan untuk penghinaan berupa model seekor monyet.

Sekarang kita membahas penggunaan kata "anjing" ini dimulai dengan mengidentifikasi, apakah ada MOTIF, SIKAP & SIMBOL rasisme dalam percakapan Yesus dengan perempuan Kanaan tersebut. Berikut ayat-ayat lengkapnya.
Mat 15:21  Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
Mat 15:22  Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
Mat 15:23  Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
Mat 15:24  Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Mat 15:25  Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
Mat 15:26  Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Mat 15:27  Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Mat 15:28  Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Secara garis besar makna dari percakapan antara Yesus dan perempuan Kanaan yaitu keselamatan yang pertama-tama diberikan kepada bangsa Israel dan selanjutnya melalui bangsa Israel keselamatan itu disampaikan kepada bangsa-bangsa. Memang di sini terkesan bangsa Israel lebih superior dibanding bangsa-bangsa lain. Namun pengertian "superior" berbeda dengan pemahaman superior seperti dipahami Hitler & Nazi terhadap ras bangsa Arya (Jerman) yang dianggap unggul dibanding bangsa-bangsa lain atau pemahaman ras kulit putih lebih superior dibanding ras kulit hitam atau kulit berwarna. Sebab bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah dan merupakan otoritas-Nya menentukan pilihan ini. Pengertian bangsa pilihan dalam konteks, bangsa ini dipilih untuk datangnya Sang Mesias untuk melaksanakan maksud penyelamatan Allah menjangkau semua bangsa. Jelas berbeda dengan pemahaman superioritas bangsa Arya yang dipahami Hitler & Nazi yang didorong atas nafsu berkuasa atas bangsa lain.

Jadi tidak ada MOTIF rasisme atau pemahaman superioritas berkonotasi negatif dari Yesus dengan mengilustrasikan bangsa Israel sebagai "anak-anak" dan non Israel sebagai "anjing". Kesan "superioritas" terhadap bangsa Israel karena mereka yang pertama memiliki keselamatan, namun bangsa lain juga akan mendapatkan keselamatan yang sama dan setara.

Selanjutnya mengenai SIKAP dan SIMBOL, kita akan mulai dulu dari penggunaan SIMBOL dengan melihat arti leksikal kata "anjing" tersebut.
Matius 15:26
Nestle GNT: ὁ δὲ ἀποκριθεὶς εἶπεν Οὐκ ἔστιν καλὸν λαβεῖν τὸν ἄρτον τῶν τέκνων καὶ βαλεῖν τοῖς κυναρίοις.
Nestle Translit: ho de apokritheis eipen Ouk estin kalon labein ton arton tōn teknōn kai balein tois kynariois.
NIV: He replied, "It is not right to take the children's bread and toss it to the dogs."

Kata "anjing" yang digunakan di sini dalam bahasa Yunani "kynariosis". Menurut Strong artinya: little dog, a house dog, Neuter of a presumed derivative of kuon; a puppy -- dog. Kata kynariosis adalah turunan dari kata Kuon. Sedangkan kata Kuon artinya a dog, universally despised in the East, literally, a dog, scavenging canine. Kata Kuon berarti anjing secara umum sedangkan kata kynariosis adalah bentuk diminutif dari kata Kuon yang berarti anjing kecil atau anjing rumah.
"..second Gk. word, the diminutive kynarion, is used in the incident of the Syro-Phoenician woman (Mt. 15:26ff.). The context suggests that this was a pet dog allowed about the house". The New Bible Dictionary, (Wheaton, Illinois: Tyndale House Publishers, Inc.) 1962.

Terjemahan versi NIV menggunakan kata dogs yang bisa berarti anjing secara umum, anjing liar atau anjing rumahan. Terjemahan versi ISV menerjemahkan lebih spesifik dengan menggunakan kata "puppies" dan versi YLT dengan kata "little dogs".
International Standard Version (ISV): He replied, "It's not right to take the children's bread and throw it to the puppies."
Young's Literal Translation (YLT): and he answering said, 'It is not good to take the children's bread, and to cast to the little dogs.'

Ada beberapa ayat dalam Perjanjian Baru menggunakan kata Kuon yang berarti anjing liar atau anjing luar rumahan, diantaranya:
Mat_7:6  "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing (KUON) dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.
Luk_16:21  dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing (KUON) datang dan menjilat boroknya
Dalam percakapan Yesus dengan perempuan Kanaan, Dia tidak menggunakan kata KUON yang mungkin bisa mengandung penghinaan. Namun Dia  menggunakan kata kynariosis atau anjing kecil/anjing rumah peliharaan yang tidak memberi kesan sebuah penghinaan.
".. But it is not the pariah dogs that are intended here, like those at the door of the rich man in the parable, whose attentions added to Lazarus’s afflictions. It is the dogs beneath the table. That in itself might suggest that they are household pets, the children’s playmates; and this is confirmed by the fact that the word for “dogs” used by both Jesus and the woman is a diminutive."  Kaiser, Walter C., et. al., Hard Sayings of the Bible, (Downer’s Grove, IL: InterVarsity Press) 1997.

Hubungan antara hewan peliharaan dengan tuannya bisa terlihat cukup dekat. Salah satu contoh perumpamaan dari nabi Natan kepada Daud.
2 Sam 12:3  si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
Memang "anjing" tidak menjadi hewan peliharaan orang Yahudi berbeda dengan domba. Namun perkataan Yesus itu, terjadi saat dia berbicara dengan seorang perempuan Kanaan, sehingga Yesus menggunakan perumpamaan yang tepat untuk lawan bicaranya. Di kalangan bangsa Yunani atau daerah-daerah yang dipengaruhi budaya Yunani termasuk Kanaan, adalah hal biasa dengan anjing rumahan pelihara.
"...In Jewish Palestine, dogs were regarded as scavengers, but in well-to-do households influenced by Greek custom (more familiar to the Syrophoenician woman), dogs were sometimes pets." Keener, Craig S., IVP Bible Background Commentary: New Testament , (Downer’s Grove, IL: InterVarsity Press) 1997.

Pengasosiasian manusia dengan nama hewan tidak harus diartikan negatif, meskipun menggunakan simbol nama hewan yang kesannya kurang baik seperti Ular. Namun kesannya bisa positif jika konteksnya mengharuskan bermakna demikian, contoh ayat ini:
Mat 10:16  "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Apalagi dengan nama hewan seperti domba, merpati termasuk anjing kecil rumahan yang jauh dari kesan "penghinaan". Namun Yesus bisa juga mengunakan kata yang sama (Ular) dengan konotasi negatif, contohnya saat menegur orang Farisi dan Saduki karena kemunafikan mereka.
Mat 12:34  Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.

Dari penggunaan SIMBOL "anak-anak anjing" ini tidak ada indikasi adanya rasisme, sudah tentu SIKAP Yesus tidak mengindikasikan rasisme juga. Setelah Yesus menjawab perempuan Kanaan itu dengan mengatakan "tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.", tidak ada reaksi dari perempuan itu yang menunjukkan dia merasa terhina. Malah dia mengaminkan perkataan Yesus dengan berkata "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya". Dia tidak membantah pernyataan Yesus bahwa roti itu diberikan untuk "anak-anak", namun dia tahu bahwa anak-anak itu saat makan, remah-remah roti akan jatuh di bawah meja.

Jika perkataan Yesus itu sebuah hinaan, perempuan itu kemungkinan bisa marah atau tersinggung dan pulang dari tempat itu. Namun tidak terjadi hal demikian melainkan dia menerima perkataan Yesus. Dia sadar bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi dan dia paham bahwa bangsa Israel memang diprioritaskan menerima keselamatan itu pertama sehingga baginya menjadi terlihat wajar urutan prioritas itu dilambangkan pertama sebagai "anak-anak" dan kedua sebagai "anak-anak anjing". Demikian juga tidak ada SIKAP Yesus yang menunjukan Dia sedang melakukan penghinaan. Malah dia menyatakan besarnya iman yang dimiliki perempuan itu.

PENUTUP
Dari pembahasan ini, kita bisa lihat dari segi MOTIF, SIKAP & SIMBOL tidak ada indikasi bahwa Yesus melakukan tindakan rasisme. Perkataan Yesus terhadap perempuan Kanaan bahwa Dia diutus hanya untuk bangsa Israel adalah sebuah pernyataan atas MISI yang diembannya untuk menyelamatkan bangsa Israel dan selanjutnya melalui bangsa ini menjangkau bangsa-bangsa lain. Namun karena iman yang teguh dari perempuan Kanaan itu, Dia menyatakan kasih karuniaNya kepada perempuan itu dengan menyembuhkan anaknya. Tidak ada sikap menghina dari Yesus melainkan belas kasih yang mendalam.

Ami
Share:

Tidak ada komentar: