Ini adalah pertanyaan jadul yg diajukan polemikus Islam sejak Ahmed Deedat & dipopulerkan muridnya Zakir Naik. Pertanyaan2 teologis seperti ini byk dilontarkan para polemikus dan biasanya mengambil point2 argumentasi dr Saksi-saksi Yehovah utk menanggapi jawaban2 dr pihak Kristen. Jika para polemikus kewalahan dalam adu argumentasi, mereka akan melompat ke masalah otentitas Bible yang berisi teks yg sedang dibahas. Pada topik ini argumen2 yg digunakan banyak merujuk pada tulisan/pendapat liberal scholars.
Selanjutnya mulai ada variasi pendekatan dr pihak polemikus yaitu masuk ke ranah kritik teks yang umumnya mengacu pada tulisan Bart Ehrman. Ada juga polemikus tertentu yg sibuk mempelajari berbagai dokumen extrabiblikal terutama literatur rabbinik dgn agenda mencari point2 yg menjustifikasi posisi Islam dan sebaliknya menyerang kekristenan.Belum lama ini di status FB saya tentang "kemuliaan Yesus" ada polemikus yg melontarkan pertanyaan serupa. Sudah cukup lama saya tdk melihat pertanyaan seperti ini dan ternyata ada regenerasi polemikus baru yg kembali mengulang2 pertanyaan seperti ini yg sebenarnya telah dijawab berulang2 pihak Kristen.
Dia menanyakan dimanakah di Alkitab Yesus mengatakan Akulah Tuhan. Saya menjawabnya secara singkat dgn mengutip salah satu ayat di kitab Wahyu dan Quran.
Why 22:13 Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.
QS Al Hadiid 3 Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Tadinya saya mengira dia akan mempersoalkan ayat dlm kitab Why itu bahwa hal itu tidak dimaksudkan sebagai pernyataan keilahian. Misalnya menanggapi Yoh 10:30 Aku dan Bapa adalah satu, diartikan bahwa satu itu adalah satu tujuan bukan satu hakekat. Contoh lainnya menanggapi pengakuan Thomas Yoh 20:28 Ya Tuhanku dan Allahku, hanya ungkapan kekagetan semata. Tetapi polemikus itu langsung meloncat ke fase berikutnya yaitu mempersoalkan otentitas kitab Wahyu. Masalah otentitas kitab Wahyu belum dibahas dalam tulisan ini.
Kemungkinan karena adanya kutipan ayat Quran yang tertulis "yang Awal dan yang Akhir" yg merujuk ke Allah, sehingga dia kesulitan membantah teks dlm kitab Wahyu itu sebagai bukan pernyataan keilahian. Maka bantahannya, itu bukan perkataan Yesus tetapi Yohanes berdasarkan mimpi.
Saya kemudian mengutip Why 1:1 yg menyebutkan bahwa apa yg dikatakan Yohanes adalah wahyu dari Yesus sendiri.
Why 1:1 Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes.
Dan menanggapi pointnya bahwa perkataan Yohanes itu hanya berdasarkan mimpi, saya mengutip tulisan dari sebuah website Islam tentang proses pewahyuan dan penulisaan Quran yang menyebutkan kata "mimpi". ".. Dalam beberapa hadis, Rasulullah membeberkan bagaimana suasana batin saat wahyu itu turun kepada dirinya. Kadang Nabi Saw terasa seperti mendengar bunyi lonceng yang sangat kencang, atau Malaikat Jibril terasa seperti berbisik dalam sukmanya, dan tidak jarang pula didatangi langsung Malaikat Jibril sebagaimana dalam peristiwa di Gua Hira dan Isra Mi’raj. Kadang pula Rasulullah menerima wahyu dalam keadaan tidur melalui mimpi..". Source: https://muhammadiyah.or.id/sejarah-singkat-al-quran-perjuangan-para-sahabat-nabi-menjaga-firman-allah/
Serta mengutip ayat dlm Quran, Al Israa 60. Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia." Dan Kami tidak menjadikan mimpi[859] yang telah Kami perlihatkan kepadamu,...
Sampai di sini si polemikus sudah tidak memberikan poin baru lagi dlm argumentasinya kecuali mengulang2 pernyataan sebelumnya. Point "mimpi" yg digunakan utk menyerang kitab Wahyu akhirnya berbalik menyerang dia sendiri setelah ditunjukan adanya "mimpi" dalam proses pewahyuan Quran.
Kembali ke pertanyaan lama yg jadi judul tulisan ini, pihak apologis Kristen sudah lama menjawabnya dan saat ini saya coba memberikan jawaban dr perspektif lain.
Setting historis kondisi masyarakat Yahudi pada saat Yesus datang ke bumi memiliki paham monotheisme yaitu Shema: YHWH (Adonai) sebagai Allah (Elohim) yg esa (Ul 6:4). Dalam PB yg dituliskan dlm bahasa Yunani kata Elohim padanannya Theos, sedangkan kata YHWH dlm PL diberi nama pengganti Adonai yg keduanya digunakan kata Kurios dlm PB. Kata Elohim sebagai kata generik sejajar dgn kata Allah & God. Kata Allah kadangkala merujuk ke Bapa selain sebagai kata generik/gelar keilahian.
Jika dituntut dimanakah Yesus mengatakan Akulah Tuhan Sembahlah Aku, maka pernyataan eksplisit seperti itu tentulah tanpa makna yg berarti jika tidak disertai tindakan atau sikap yg mendukung pernyataan itu. Misalnya jika ada seseorang yg berkata di jalanan, Akulah Tuhan sembahlah Aku, maka reaksi orang akan menganggap itu orang gila dan menertawakannya.
Yesus justru memberikan pengajaran2 yg mendalam termasuk berbagai tindakan yg akan membuat orang Yahudi berpikir bahwa apa yg diajarkan berkaitan dgn diriNya adalah pernyataan keilahian. Para murid pada masa awal pelayanan Yesus tentu tidak menganggap Yesus sebagai pribadi Ilahi melainkan sebatas nabi atau mesias saja. Namun seiring waktu mereka mulai mengenal bahwa Yesus bukanlah hanya manusia biasa tetapi lebih dari itu.
Mari kita lihat salah satu episode yg menunjukan para murid mulai memahami bahwa Yesus bukanlah hanya sebatas nabi tetapi lebih dari itu.
Mar 4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Mar 4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
Mar 4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Tindakan Yesus memerintahkan badai berhenti jelas hanya bisa dilakukan Allah seperti tertulis dlm PL.
Maz 107:29 dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.
Maz 104:7 Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri..
Puncak pengenalan murid terhadap Yesus sebagai Pribadi yg Ilahi terjadi pasca kebangkitanNya. Sebagaimana ungkapan Thomas, Yoh 20:28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!". Jika Yesus bukanlah Tuhan dan Allah maka Dia akan mengoreksi pernyataan Thomas tetapi sebaliknya Dia meneguhkannya. Upaya bantahan dari pihak polemikus Islam termasuk pihak unitarian & SSY bahwa itu hanya seruan kekagetan jelas tdk tepat. Frans Donald memberikan contoh saat kita melihat Tsunami akan spontan berkata "Ya Allah" yg tdk berarti Tsunami itu Allah. Bantahan ini tdk sesuai dgn konteks budaya saat itu yaitu tidak ada penyebutann nama2 Ilahi utk ungkapan2 kekagetan. Bukankah sangking sakralnya nama YHWH sehingga mereka menghindari menyebutnya dan menggantikan dgn Adonai atau Hashem.
Sebelum Yesus naik ke surga, para murid datang menyembah Dia dan Yesus tdk menolak penyembahan itu. Memang ada yg masih ragu2 kemungkinna diantara 70 murid di luar dari 11 murid yg ada minus Yudas. Maka Yesus memberi penegasan bahwa segala kuasa telah diberikan kepadaNya.
Mat 28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
Mat 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Ada yg coba membantah bahwa kuasa itu hanya diberikan, tetapi masalahnya yg "diberikan" itu adalah "segala kuasa" yg hanya dimiliki Allah. Apakah itu berarti Tuhan sedang menciptakan Tuhan yg baru? jelas tidak, tetapi itu adalah deklarasi tentang kuasa Yesus yg sebenarnya telah Dia miliki (Fil 2:6-8).
Berbagai pengajaran dan tindakan Yesus jelas telah "berbicara" banyak bahwa Dia adalah llahi dan Dia tidak menolak penyembahan kepada Dia. Maka ada 2 kemungkinan respon dari para pendengar, pertama yaitu para murid dan mereka yg percaya kepadaNya akan mengakui bahwa Dia adalah Tuhan dan Allah. Sebaliknya mereka yg tdk mau percaya seperti para Ahli Taurat akan beranggapan itu sebuah penghujatan.
Perhatikan respon orang2 Yahudi yg tdk percaya.
Yoh 10:32 Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?"
Yoh 10:33 Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."
Pengajaran Yesus begitu jelas dipahami oleh orang Yahudi sebagai pernyataan bahwa dia setara dengan Allah. Kata Allah yg dalam ayat ini merujuk kepada Allah Bapa, sehingga jelas ada 2 pribadi berbeda di sini yaitu Bapa dan Yesus dan kedua2nya setara. Point ini sekaligus membantah pemahaman pihak Oneness bahwa Bapa dan Yesus adalah satu pribadi.
Ayat lain yg menunjukan Yesus juga telah "berbicara" melalui tindakanNya bahwa Dia itu Ilahi.
Yoh_5:18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.
Puncak penolakan mereka atas pernyataan Yesus secara implisit bahwa Dia itu Ilahi terjadi saat pengadilan terhadap Dia.
Mat 26:63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
Mat 26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
Mat 26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
Mat 26:66 Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!"
Ungkapan ini menggemakan teks dalam PL seperti Daniel 7:13-14 yg juga terdapat dalam Dead Sea Scrolls. Pernyataan Yesus ini bagi imam besar jelas dipahami sebagai pernyataan keilahian Yesus yg menyebabkan Dia dihukum mati.
Selanjutnya kita akan menjumpai dari kitab-kitab berikutnya setelah Injil seperti Wahyu, Ibrani dll yg sangat jelas menyatakan tentang keilahian Yesus dan hanyalah Dia disembah selain Bapa.
Why 22:13 Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.
Ibrani 1:6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Maka berbagai pengajaran dan tindakan Yesus telah "berbicara" banyak bahwa Dia Ilahi dan layak disembah.