Nabi Itu Haris Mati - Ulangan 18:20

ARGUMENTASI ISLAM
Ayat ini salah satu bukti nubuatan kenabian Muhammad.Ul 18:20 “Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.”.Muhammad cocok dengan ayat ini karena dia tidak mati di usai muda berbeda dengan Yesus yang mati dibunuh di usia muda melalui penyaliban.

JAWABAN
Pertama-tama kita perlu mengetahui arti kata "nabi itu harus mati". Ada dua kemungkinan makna dari kata-kata itu, yaitu:
- kemungkinan pertama, nabi itu harus dibunuh (dihukum mati) oleh orang Israel
- kemungkinan kedua, nabi itu akan dibunuh (dimatikan) oleh Allah sendiri.
Untuk itu kita perlu membandingkan dengan ayat-ayat paralel lainnya tentang nabi palsu .
Ul 13:1-2Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya"
Ul 13:5Nabi atau pemimpi itu haruslah “dihukum mati”..."

Dari Ul 13:1-5 menyatakan bahwa Tuhan memerintahkan kepada orang Israel untuk menghukum mati nabi palsu tersebut. Jika kemudian kita membandingkan hal ini dengan Ul 18:20 maka kata ”dihukum mati” berkorelasi dengan kata ”nabi itu harus mati”.
Dalam banyak ayat lainnya kata ”dihukum mati” merupakan perintah Allah kepada orang Israel. Salah satu contoh ayat: Kel 17:12 Orang yang berlaku terlalu berani dengan tidak mendengarkan perkataan imam yang berdiri di sana sebagai pelayan TUHAN, Allahmu, ataupun perkataan hakim, maka orang itu harus mati

Berdasarkan hal ini maka makna kata ”nabi itu harus mati” lebih tepat pada kemungkinan pertama yaitu nabi itu harus dibunuh/dihukum mati oleh orang Israel. Ini berarti Tuhan memberikan perintah kepada orang Israel untuk menghukum mati setiap nabi palsu. Sehingga Ul 18:20 bukanlah sebuah prediksi dari ”tindakan Allah” tetapi merupakan ”perintah Allah” kepada orang Israel.

Nah ... namanya sebuah perintah seharusnya dituruti namun kadang kala dilanggar. Bahkan bisa juga terjadi sebuah perintah salah diterapkan pada orang yang tidak bersalah karena salah mengerti atau ketidaktahuan. Kasus ini terjadi pada Yesus yang menurut anggapan orang Yahudi telah melanggar hukum/perintah Allah dengan tuduhan menghujat Allah.
Mar 14:61-64… Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?" Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati.

Padahal Yesus tidak melakukan kesalahan apapun.
Luk 23:14... Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya.
Satu-satunya yg dianggap kesalahan bagi orang Yahudi yaitu sikap & perkataan Yesus yg menunjukan bahwa Ia adalah Allah. Ini dianggap sebuah kesalahan fatal yg harus dihukum mati.

Yoh 10:33Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."
Yoh 5:18Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.

Jadi jelaslah Ul 18:20 merupakan sebuah perintah dari Allah kepada orang Israel untuk menghukum mati nabi palsu. Namun mereka salah menjalankan perintah ini dengan menghukum mati Yesus.

Kita coba perhatikan pemahaman (logika) yang digunakan para apologis Muslim untuk ayat tersebut: "kematian Yesus (mati di usia muda dengan disalib) adalah tindakan Allah karena Yesus adalah nabi palsu". Pemahaman ini terlihat aneh dan tidak cocok dengan konteks & makna sesungguhnya ayat itu! Bahkan pemahaman ini bertentangan dengan konsep Islam yang tetap mengakui Yesus adalah seorang nabi bukan nabi palsu. Sedangkan nabi palsu menurut Islam adalah Paulus

Pemahaman yang benar adalah:
“kematian Yesus dilakukan oleh orang Yahudi karena mereka menganggap Yesus adalah seorang nabi palsu berdasarkan perintah Allah dalam Taurat, tetapi mereka salah dalam menjalankan perintah Allah tersebut”

Bagaimana dengan Muhammad?
Kita coba melihat kembali pemahaman logika lainnya dari para apologis Muslim:
Muhammad tidak dimatikan oleh Allah berarti Muhammad bukan nabi palsu”. Jika logika ini dipakai untuk membenarkan kenabian Muhammad maka dengan logika yang sama akan banyak di dunia nabi-nabi yang dianggap benar karena mereka tidak mati secara tidak normal. Sebagai contoh Lia Eden yang dianggap nabi palsu seandainya dia kemudian mati secara normal di usia tua apakah dia otomatis disebut nabi yang benar ?

Sekarang kita coba ganti kata ”dimatikan oleh Allah” dengan kata ”dihukum mati oleh orang Yahudi” menjadi kalimat berikut: ”Muhammad tidak dihukum mati oleh orang Yahudi berarti Muhammad bukan nabi palsu”. Kalimat ini juga terlihat aneh, karena apa pedulinya orang Yahudi dengan Muhammad. Bukan saja hanya Muhammad tetapi orang-orang lain yang mengaku nabi dan tidak berasal dari Israel mereka tidak perduli. Apakah itu nabi orang Mesir, nabi orang Edom, nabi orang Filistin, nabi orang Arab dan lain-lain. Karena mereka tahu bahwa Ul 18:20 hanya ditujukan pada nabi-nabi yang berasal dari bangsa Israel.

Kesimpulan:
Seorang nabi yang dihukum mati (atau mati muda) belum tentu seorang nabi palsu seperti Yesus dan begitu juga sebaliknya seseorang yang tidak dihukum mati (atau mati tua) belum tentu seorang nabi sejati seperti Muhammad. Jadi dengan kata lain Ul 18:20 bukanlah bukti nubuatan Muhammad!

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Kontradiksi Kisah Pertobatan Paulus

PERTANYAAN
Kisah pertobatan Paulus sangat meragukan karena terdapat kontradiksi kisah tersebut Kis 9:7 dan Kis 22:9. Selain itu tidak ada saksi & bukti dari kisah pertobatan ini.

JAWABAN
Untuk menguji permasalah ini kita harus mempelajari ayat-ayat ini dalam bahasa aslinya Yunani. Ok let's examine it ...

Kis 9:7 "Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu (akouontes men tes phones) tetapi tidak melihat seorang juga pun."
Kis 22:9 "Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar (ten de phonen ouk ekousan)."

Dalam bahasa Yunani terdapat perbedaan antara mendengar suara sebagai bunyi (kata kerja mendengar berfungsi sebagai genitif atau penunjuk sumber) dengan mendengar suara sebagai berita atau pesan (kata kerja mendengar berfungsi sebagai akusatif atau menjadi penunjuk obyek).

Dalam Kis 9:7 teman-teman Paulus dinarasikan oleh Lukas hanya mendengarkan suatu bunyi (kasus genitif) tetapi tidak mengetahui pesan/berita. Berbeda dengan Paulus (Kis 9:4) yang dinarasikan mendengar dengan jelas (ekousen phonen-kasus akusatif). Hal ini mirip dengan Yoh 12:28-29 "Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga "Aku telah memuliakan-Nya lagi!". Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur.. Allah Bapa berbicara kepada Anak namun perkataan itu tidak diketahui oleh orang banyak mereka hanya mendengar suatu bunyi

Sedangkan Kis 22:9 merupakan perkataan langsung Paulus yang menyatakan bahwa teman-temannya tidak mendengar pesan/berita yang dikatakan oleh Yesus (kasus akusatif). Sangat jelas dari kata "tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku" menekankan ucapan-ucapan dari Yesus yang ditujukan kepada Paulus hanya didengar/dipahami oleh Paulus sendiri. Dalam konteks peristiwa ini ketidakmampuan mendengar pesan (hanya bunyi guntur) sebanding dengan ketidakmampuan melihat jelas (hanya cahaya menyilaukan).

Dalam Kis 9:7 teman-teman Paulus tidak bisa melihat jelas Yesus. Memang dalam perikop ini tidak tertulis mereka melihat cahaya. Namun ini hanya mengenai redaksi sebuah tulisan. Seorang penulis tidak harus mencatat semua deskripsi sebuah peristiwa secara lengkap yang ditekankan adalah inti ceritanya. Inti ceritanya adalah Paulus melihat & mendengar Yesus sedangkan teman-temanya tidak melihat dan mendengar Dia. Pada Kis 22:9 deskripsi mereka melihat cahaya muncul dalam perkataan Paulus "memang melihat cahaya itu". Kata ini bermakna bahwa teman-teman Paulus hanyalah melihat cahaya tetapi tidak melihat seseorang (Yesus).

Jadi jelaslah dengan memahami hal ini tidak ada kontradiksi antara dua cerita kisah pertobatan Paulus. Kejadian tersebut juga disaksikan banyak orang yang menyertai Paulus dalam perjalanannya. Dampak dari pertemuannya dengan Yesus, Paulus menjadi buta selama tiga hari. Ini adalah bukti yang kuat, apakah mungkin kebutaan ini bisa direkayasa?. Dalam pelayanannya Paulus sering mengalami siksaan: dipukul, diusir, dicambuk bahkan dibunuh. Apa mungkin ada orang yang mau mati untuk suatu kebohongan?



Share:

Menjawab Keraguan Terhadap Paulus

PERTANYAAN
Paulus adalah penyesat ajaran kekristenan seperti mengajarkan bahwa Taurat sudah tidak berlaku lagi. Ajarannya bertentangan dengan murid-murid Yesus lainnya.

JAWABAN

Sebenarnya Yudaisme & Muslim memiliki pandangan yang sama terhadap Paulus yaitu sama-sama menolak dia sebagai Rasul!, tetapi kalau mengenai Yesus mereka berbeda, Yudaisme menolak Yesus sebagai seorang mesias bahkan menyebut Yesus nabi palsu sedangkan Muslim masih menerima Yesus sebagai seorang nabi tapi menolak keilahiannya.

Tuduhan terhadap Paulus didasarkan pada perbedaan ajaran Paulus dengan ajaran Yesus, Yohanes Pembaptis & Yakobas. Namun jika memperhatikan konteks sejarah jemaat mula-mula, sebenarnya banyak persoalan yang diungkap saat itu menyangkut perbedaan pandangan terhadap orang non Yahudi, apakah harus menjalankan Taurat atau tidak? Persoalan ini kemudian diselesaikan oleh para rasul itu sendiri dalam sidang di Yerusalem (Kis 15).

Kis 15:4 “Setibanya di Yerusalem mereka (Paulus & Barnabas) disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka”.
Mereka disambut oleh para rasul dan setelah mendengar kesaksian Paulus, mereka kemudian berunding dan mengambil keputusan.
Kis 15:7 "Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya".
Kis 15:10-11 "Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Dari perkataan Petrus ini sangat jelas ia menyatakan bahwa keselamatan didapat melalui kasih karunia Tuhan Yesus. Dan ini sejalan dengan pengajaran Paulus tentang keselamatan hanya oleh kasih karunia Yesus.
Ef 2:8 "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah".
Rasul Yohanes menuliskan pengajaran Yesus bahwa keselamatan didapat melalui percaya kepadaNya.
Yoh 3:18 "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah"
Selanjutnya mengenai Taurat, Petrus menekankan bahwa orang non Yahudi (gentiles) tidak harus dibebankan untuk menjalankan aturan taurat (kuk). Hal ini sejalan dengan pengajaran Paulus tentang Taurat.
Gal 3:24 "Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman".
Yakobus pun berbicara dalam sidang itu yang intinya selaras dgn Petrus & Paulus.
Kis 15:19 "Sebab itu aku (Yakobus) berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan (menjalankan Taurat) bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah"
Dari sidang Yerusalem ini, kita bisa mendapatkan beberapa hal bahwa Paulus tidaklah bertentangan dengan para rasul lainnya! Ajaran Paulus secara prinsip selaras dengan ajaran para rasul (Petrus, Yakobus dll). Walaupun dalam surat-surat Paulus ada hal-hal yang agak sulit dipahami, namun Tuhan memakai dia karena latarbelakangnya sebagai sarjana Yahudi murid Gamaliel. Tidak heran dia bisa bersoal jawab dgn para filsuf di Athena. Petrus sendiri mengakui hal ini.
2 Pet 3:15-16 "Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain"

Point terakhir yang cukup penting, yaitu dari kehidupan Paulus itu sendiri
2 Kor 11:24-26 "Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu"
Apakah mungkin Paulus menjalankan misinya dengan dasar kebohongan? Jelas tidak mungkin! karena tidak ada orang yang mau mati untuk suatu kebohongan. Dan seperti murid-murid lainnya yg mati sahid kecuali Yohanes. Mereka semua melakukannya karena iman yang teguh kepada Yesus yang telah bangkit!


Share: