Tinjauan Akhir atas pertanyaan Apakah Yesus sama dengan Isa?

Dalam tulisan ini saya akan memberikan tinjaun akhir atas pertanyaan ini. Sebelumnya telah diuraikan pembahasannya dalam tulisan "Yesus yang Lain?" yg menegaskan jawabannya bisa Ya atau Tidak tergantung sudut pandangnya. Kita akan mengelaborasi kembali kedua jawaban ini dengan mengambil perbandingan dengan pandangan bidat kristen gnostik dan tokoh "Krisna" salah satu tokoh sentral dalam Hinduisme.

Jawaban Ya berdasarkan sudut pandang bahwa tokoh Isa itu dimaksudkan merujuk ke Yesus yg ada di tanah Palestina/Israel pada abad pertama itu. Data menunjukan bahwa nama Isa adalah nama lain dari Iesous (Yunani), Yeshua (Ibrani), Isho (Suryani/Aramaic), Jesus (Inggris) dll. Selain itu penulisannya dalam Quran, Hadith & literatur Islam klasik memberi petunjuk jelas Isa itu dimaksudkan Yesus dengan detail Isa: seorang nabi dari bangsa Israel, diberikan kitab "Injil" sama seperti Musa diberikan Taurat, memiliki ibu bernama Maryam, memiliki murid, disebut Almasih mirip dengan Masiah, Mesias walaupun ada perbedaan makna teologisnya karena di Islam juga dikenal Almasih Dajjal, melakukan banyak mujizat dan beberapa persamaan lainnya.

Bandingkan dengan pertanyaan apakah Yesus sama dengan Krisna? jawabannya jelas Tidak, karena Krisna itu berasal dari India, bukan bangsa Israel, tidak terkait dengan Musa dll.

Apakah dengan jawaban Ya, berarti kita Kristen menyetujui pandangan mereka? Saya kira tidak, sepanjang kita memberi tambahan penjelasan bahwa jawaban Ya itu berdasarkan maksud penulisan nama Isa.

Sedangkan jawaban Tidak berdasarkan sudut pandang perbandingan deskripsi profil dari Yesus dan Isa. Dari perbandingan ini terdapat perbedaan substansial antara keduanya sehingga bisa disimpulkan keduanya tidak sama. Deskripsi Isa diuraikan hanya sebagai nabi dan tidak ilahi, mendapatkan kitab Injil berupa wahyu/firman Allah yang diterima dan diteruskan ke para muridnya, tidak disalibkan tapi orang lain, kalaupun disalibkan tidaklah mati hanya pingsan, berarti juga tidak pernah bangkit, lahir dibawah pohon kurma dll.

Bandingkan dengan pengikut kristen gnostik di abad-abad awal yg juga menerima "Yesus". Bidat kristen gnostik ini menerima banyak kisah Yesus dalam injil kanonik namun mereka menambahkan beberapa detail yg biasanya selaras dengan konsep teologis mereka yg khas gnostik. Misalnya dalam injil Petrus dikisahkan Yesus yg "asli" berada di atas pohon menyaksikan penyaliban/kematian dari seseorang yg menurut mereka bukanlah Yesus yang "asli" hal senada juga diajarkan Basilides. Mereka tidak menerima natur kemanusiaan Yesus hanya keilahianNya yg khas gnostik dll.

Dari uraian ini, maka kita bisa simpulkan bahwa pertanyaan "Apakah Yesus sama dengan Isa?" memilki jawaban yg bersifat ambigu, bisa Ya atau Tidak tergantung sudut pandang dan kedua jawaban itu valid. Seseorang yg mempersoalkan salah satu jawabanya, biasanya telah memliki prasuposisi sebelumnya atas pertanyaan itu dan menyalahkan jawaban lainnya yg berbeda. Misalnya jika prasuposisinya Yesus itu berbeda dgn Isa berdasarkan perbedaan substansial, maka orang lain yg menjawab Ya (sama) akan disalahkan, demikian juga sebaliknya.

Maka untuk menghilangkan kesalahpahaman ini, seharusnya pertanyaannya diperbaiki agar jawabannya tidak bersifat ambigu. Misalnya,
- Apakah Yesus sama dengan Isa dalam pengertian sama-sama merujuk ke seorang tokoh dari bangsa Israel yg ada di Palestina/Israel pada abad pertama? Ya
- Apakah Yesus sama dengan Isa dalam pengertian memiliki profil historis dan inti pengajaran yg sama? Tidak.
Share:

Yesus yang Lain?

Pertanyaan apakah Yesus sama dengan Isa cukup hangat dibahas di dunia maya. Saya telah menulis status singkat tentang hal ini, yg intinya jawaban Ya & Tidak seharusnya tidak perlu dipertentangkan karena hanya perbedaan sudut pandang. Jawaban Ya, melihatnya dari maksud penulisannya bahwa Isa dimaksudkan merujuk ke Yesus yg ada di tanah Palestina/Israel pada abad pertama. Sedangkan jawaban Tidak, melihatnya dari perbedaan deskripsi profilnya misalnya Yesus lahir di bawah pohon kurma dll.

Bagi mereka yang memahami adanya dua sudut pandang ini, saya kira tidak akan mempersoalkanya lebih lanjut. Namun masalahnya jika ada pihak yang mencoba memaksakan hanya salah satu sudut pandang yang benar. Polemikus muslim Menachem Ali telah membahas hal ini dengan fokus pada kajian linguistik kata Isa (Arabic) dengan Isho (Suryani) serta menyebut referensi Arabic Bible yang menuliskan kata Isa. Namun pendekatan yang terlalu menekankan pada aspek kesamaan kata ini sepertinya mengabaikan signifikansi perbedaan substansial yang ada.

Dalam status saya itu, saya menyatakan posisi saya bahwa penyebutan Isa memang dimaksudkan ke Yesus namun itu "Yesus yang lain". Saya menggunakan istilah ini sebagaimana digunakan dalam Perjanjian Baru.
2 Kor 11:4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

Frase "Yesus yang lain" (allon Iēsoun) bukan berarti merujuk ke orang lain atau "salah orang" namun tetap merujuk ke orang yg sama. Namun dalam beberapa detail deskripsinya yg substansial tidaklah tepat bahkan menyimpang walaupun banyak detail lainnya sama.

Menariknya dalam 2 Kor 11:4 tidak hanya menyebut Yesus yang lain melainkan juga roh dan Injil yang lain atau berbeda.
- Another Jesus (allon Iēsoun)
- A different spirit (pneuma heteron)
- A different gospel (euaggelion heteron)

Perlu ditegaskan di sini bahwa penyebutan kata "injil" tidak terkait dengan "kitab Injil" melainkan pada berita kabar baik tentang keselamatan dalam Kristus. Polemikus muslim sering berasumsi bahwa Yesus telah diberikan sebuah "kitab Injil" walaupun sampai sekarang tidak bisa memberikan bukti eksistensi manucript "injil Yesus" bahkan tidak ada referensi kutipan dari bapa-bapa gereja, penulis sekular kuno dll yang pernah menyebut keberadaannya.

Lalu apa yg dimaksud dengan Yesus/roh/Injil yg lain itu? Dari data Perjanjian Baru kita bisa mengetahuinya bahwa itu adalah ajaran menyimpang dari apa yang diajarkan Yesus dan para rasul.. Munculnya ajaran menyimpang ini seiring terbentuknya komunitas mula-mula orang yang percaya Yesus yg biasanya terkait dengan kepercayaan lama mereka. Misalnya beberapa orang Yahudi yang percaya, mengajarkan bahwa untuk selamat juga harus menjalankan Taurat selain percaya Yesus. Ajaran ini kemudian ditolak dalam Sidang Yerusalem.

Kis 15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."
Kis 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Yesus yg lain pada masa itu juga terkait dengan konteks kepercayaan paganisme seperti doketisme atau istilahnya proto gnostik menurut scholar Ben Witherington. Para pengikut Yesus ini melalukan sinkretisasi dengan gnotisisme sehingga mereka tidak menerima kemanusiaan Yesus, hanya keilahianNya yg khas gnostik. Rasul Yohanes tegas menolak ajaran doketisme ini dengan menyatakan bahwa roh yang benar, juga menerima kemanusiaan Yesus disamping keilahianNya.
1 Yoh 4:2 Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,

Dari semua data ini, kita bisa tegaskan bahwa "Yesus yang lain" memang merujuk ke Yesus dalam Alkitab. Beberapa detail deskripsinya bisa saja sama namun adanya beberapa perbedaan substansial maka itu dikategorikan sebagai "Yesus yang lain". Salah satu hal yg substansial yaitu menolak aspek kemanusiaanNya atau keilahianNya.
Share:

Nasrani vs Kristen

Pihak polemikus seperti Zuma, Kainama dkk beranggapan Nasrani adalah pengikut Yesus yg asli yaitu orang-orang Yahudi yg menerima Yesus sebagai nabi, mengajarkan Tauhid, menjalankan Sunat & Taurat. Menurut mereka Nasrani bertolakbelakang dengan Kristen yang didirikan Paulus atau kelompok Farisi yg ajarannya bertentangan dengan ajaran Yesus atau nabi Isa dan para rasul, karena telah menuhankan Yesus dan menolak Sunat & Taurat.

Kainama mengatakan bahwa Nasrani adalah sebuah sekte Yahudi kemudian Paulus mendirikan Kristen yg adalah sekte dari sekte tersebut. Namun jika kita cermati asumsi mereka ini tidak didukung data karena baik data biblikal maupun extrabiblikal abad-abad awal tidak mendukung teori mereka.

Mari kita lihat data Alkitab untuk kata Nasrani ini.
Kis 24:5 Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani.

Kata Nasrani dari kata Yunani Ναζωραῖος Nazōraios, dalam Arabic (nashara/nasharani), Inggris (nazarene). Kata ini dipasangkan dengan kata αἵρεσις (hairesis) yg diartikan sekte atau aliran sebagaimana terjemahan LAI TB2 ".. tokoh dari aliran Nasrani".

Dari ayat ini saja sudah terlihat jelas kekeliruan asumsi para polemikus itu bahwa Paulus adalah pendiri Kristen dan dia bukan Nasrani. Padahal jelas disebutkan Paulus tokoh dari sekte/aliran Nasrani. Penyebutan Nazōraios (Nasrani) terkait dengan kata Nazareth dan Yesus biasa disebut Yesus orang Nazaret.
Mat_2:23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Yoh_18:7 Maka Ia bertanya pula: "Siapakah yang kamu cari?" Kata mereka: "Yesus dari Nazaret."

Penyebutan nama Nasrani dalam Kis 24:5 terjadi di hadapan Feliks oleh pengacara Tertulus mewakili imam besar Ananias dan tua-tua Yahudi (Kis 24:1). Tuduhan Tertulus, Paulus adalah penyakit sampar yg telah menyebabkan kekacauan diantara orang Yahudi dan pada ayat 6 Paulus juga dituduh melanggar kekudusan Bait Allah. Jika kita perhatikan datanya secara kronologis, pemberitaan Paulus kepada orang Yahudi bahwa Yesus Sang Mesias memang menimbulkan reaksi penolakan orang Yahudi yg tdk percaya (Kis 21:28-30). Namun oleh Zuma dkk diputarbalikan faktanya bahwa Paulus dianggap telah melakukan penyesatan dengan melahirkan Kristen padahal konteksnya terkait kata "Nasrani".

Dalam jawaban Paulus terhadap Tertulus, selain membantah tuduhan Tertulus, dia menegaskan bahwa dia menganut Jalan Tuhan yaitu percaya Yesus Sang Mesias dan menegaskan dia juga percaya pada Taurat & kitab para nabi.
Kis 24:14 Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi.

Paulus menyebut nama "Jalan Tuhan" sedangkan orang Yahudi menyebut "Nasrani" kemudian di Antiokhia digunakan nama "Kristen" untuk kelompok/komunitas pengikut Yesus. Ini hanyalah penyebutan "nama" tetapi substansinya semua nama itu merujuk pada kelompok/komunitas yg sama. Upaya Zuma dkk mendikotomikan Nasrani dan Kristen jelas spekulatif seperti dalam teori-teori konspirasi.

Bagaimana dengan sekte Nasrani di era bapa-bapa gereja? Saya akan menguraikan hal ini secara ringkas. Pihak polemikus mencoba membangun pembenaran dengan teori mereka dengan mengatakan pengikut Yesus yg asli itu tetap eksis sampai di era bapa-bapa gereja. Defenisi mereka atas kelompok ini yaitu orang-orang Yahudi yg mengakui Yesus sebagai nabi tetapi bukan Ilahi, tetap disunat dan menjalankan Taurat.

Dari tulisan patristik penyebutan kata Nasrani (nazarene) tidak ditemukan sebelum era Epifanus atau akhir abad ke-4. Pertama kali disebutkan Epifanus dalam bukunya Panarion (the Refutation of All Heresies) 374-376M. Data dari Panarion 29 menunjukan bahwa Nazarene merujuk kepada orang-orang Yahudi pengikut Yesus yg masih menjalankan Taurat, disunat, memelihara sabat, menerima PB disamping PL namun dalam hal Kristologi mereka tdk berbeda dengan kekristenan. Hal senada juga dinyatakan oleh Jerome ".. "They believe in Christ, the Son of God, born of Mary the Virgin, and they say about him that he suffered under Pontius Pilate and rose again" (Epis. To Augustine, 112,13).

Memang ada orang Yahudi yg percaya Yesus tetapi tdk menerima konsep keilahian Yesus sebagaimana diimani oleh Nazarene dan kekristenan. Mereka disebut "Ebionites", mereka bukan "Nasrani" dan kemunculannya nanti di akhir abad ke-2. Tetapi pemahaman mereka tentang Yesus juga berbeda dengan apa yg dinarasikan Zuma dkk karena pemahaman mereka khas gnostik yaitu Yesus manusia diadopsi Roh Allah menjadi ilahi atau penghulu malaikat yg berinkarnasi.

Tidak ada data menunjukan adanya orang-orang Yahudi yg percaya di abad pertama sd akhir abad ke-2 yg menolak keilahian Yesus. Data dari Justin Martyr (100-165M) saat dia berdialog dgn orang Yahudi yg tdk percaya bernama Trypho justru menunjukan orang-orang Yahudi abad awal telah menerima keilahian Yesus.
"But if some, even now, wish to live in the observance of the institutions given by Moses, and yet believe in this Jesus who was crucified, recognising Him to be the Christ of God, and that it is given to Him to be absolute Judge of all, and that His is the everlasting kingdom, can they also be saved? "he inquired of me." (Dialogue with Trypho the Jew, 46:1)

Dari berbagai data yg ada, konsep polemikus muslim bahwa Nasrani adalah pengikut Yesus yg asli yg tdk menerima keilahianNya, jelas tidak memiliki dukungan data dan spekulatif.
Share: