Yesus: Allah atau Manusia?

Pengantar:  Beberapa pihak sering membantah keilahian Yesus dengan merujuk pada ayat-ayat kemanusiaanNya. Padahal Yesus tidak hanya sebagai manusia tetapi juga sebagai Allah dan banyak ayat yang membuktikan keilahian Yesus.

PERTANYAAN
Banyak ayat dalam Injil menyatakan bahwa Yesus adalah manusia dan bukan Allah. Apakah mungkin Allah bisa merasa lapar dan haus? Apakah Tuhan dilahirkan oleh seorang manusia? Berikut ini beberapa ayat bukti bahwa Yesus hanyalah seorang manusia.
1. Tuhan tidak punya silsilah, kecuali manusia. (Mat 1:1-16, Luk 3:23-38)
2. Tuhan tidak lahir, kecuali manusia (Mat 1:18, Luk 2:11)
3. Malaikat bersaksi Yesus hanyalah seorang anak bukan Tuhan (Mat 2:13, 20)
4. Yesus orang Nazaret (Mat 2:23)
5. Yesus dibaptis manusia (Mat 3:13, Mark 1:9)
6. Yesus merasa lapar (Mat 4:2)
7. Yesus digoda & dibawa iblis (Mat 4:3,5,8 Mar 1:13)
8. Yesus bersyukur kepada Allah (Mat 11:25)
9. Yesus akui dirinya nabi (Mat 13:57)
10. Yesus berdoa (Mat 14:23)
11. Yesus harus berseru kepada Allah meminta bantuan (Mat 26:53)
12. Yesus kesakitan akan mati dan menyeru kepada Allah (Mat 27:46)

JAWABAN
Ayat-ayat yang dikutip di atas merupakan bukti dari kemanusiaan Yesus. Namun selain manusia, Yesus juga adalah Allah sehingga pertanyaan “Apakah Yesus, Allah atau manusia?” tidaklah tepat karena Yesus adalah Allah dan manusia.

Yoh 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Yoh 1:14 Firman itu telah menjadi manusia,…
Fil 2:6-7 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Berikut ini daftar ayat-ayat bukti keilahian Yesus.

A. IMPLISIT KRISTOLOGI
1. Fungsi & Peran Ilahi dari Yesus
a. Berkaitan dengan alam semesta
(1) Pencipta (Yoh 1:3; Kol. 1:16; Ibr. 1:2)
(2) Penopang (1 Kor. 8:6; Kol. 1:17; Ibr. 1:3)
(3) Sumber Kehidupan (Yoh 1:4; Kis 3:15)
(4) Sumber Pengaturan (Mat. 28:18; Rom. 14:9; Why. 1:6)
b. Berkaitan dengan umat manusia
(1) Menyembuhkan sakit (Mar 1:32-34; Kis 3:6; 10:38)
(2) Mengajar dengan otoritas (Mar 1:21-22; 13:31)
(3) Mengampuni dosa (Mar 2:1-12; Luk 24:47; Kis 6:31;
Kol. 3:13)
(4) Memberikan keselamatan atau hidup yang kekal (Kis 4: 12;
Rom. 10:12-14)
(5) Mengutus Roh Kudus (Mat. 3:11; Kis 2:17, 33)
(6) Membangkitkan orang mati (Luk 7:11-17; Yoh 5:21; 6:40)
(7) Menjalankan penghakiman (Mat. 25:31-46; Yoh 5:19-29;
Kis 10:42; 1 Kor. 4:4-6)
2. Status Ilahi dari Yesus
a. Dalam hubungan dengan Bapa
(1) Memiliki atribut ilahi (Yoh 1:4; 10:30; 21:17;
Ef. 4:10; Kol. 1:19; 2:9)
(2) Eksistensi yang kekal (Yoh 1:1; 8:58; 12:41; 17:5;
1 Kor. 10:4; Fil. 2:6; Ibr. 11:26; 13:8; Yud 5)
(3) Sama dalam status derajat kehormatan (Mat. 28:19; Yoh 5:23;
2 Kor. 13:14; Why. 22:13; cf. 21:6)
(4) Sumber Wahyu (Yoh 1:18; 14:9; Kol. 1:15; Ibr. 1:1-3)
(5) Perwujudan dari kebenaran (Yoh 1:9, 14; 6:32; 14:6; Why. 3:7,14)
(6) Pemilik bersama kerajaan Allah (Ef. 5:5; Why. 11:15),
gereja (Rom. 16:16), Roh (Rom. 8:9; Fil. 1:19),
bait Allah (Why. 21:Z), nama ilahi (Mat 28:19; cf. Why. 14:1),
dan tahta (Why. 22:1, 3)
b. Dalam hubungan dengan umat manusia
(1) Penerima pujian (Mat 21:16-16; Ef. 6:19; 1 Tim. 1:12;
Why. 5:8-14)
(2) Penerima doa (Kis 1:24; 7:59-60; 9:10-17,21;
22:16,19; 1 Kor. 1:2; 16:22; 2 Kor. 12:8)
(3) Objek dari iman yang menyelamatkan (Yoh 14:1; Kis 10:43; 16:31;
Rom. 10:8-13)
(4) Objek dari penyembahan (Mat 14:33; 28:9,17; Yoh 5:23; 20:28;
Fil 2:10-11; Ibr. 1:6; Why. 5:8-12)
(5) Sumber berkat (1 Kor. 1:3; 2 Kor. 1:2; Gal. 1:3;
1 Tes. 3:11; 2 Tes. 2:16)
(6) Objek dari kidung pujian (2 Tim 4:18; 2 Pet. 3:18; Why. 1:5b-6;
5:13)
B. EKSPLISIT KRISTIOLOGI
1. Ayat-ayat tentang Yahweh dalam PL ditujukan pada Yesus
a. Karakter dari Yahweh (Kel. 3:14 and Yes 43:11 berkaitan dengan Yoh 8:68; Maz. 101:27-28 LXX [MT 102:28-291] dikutip dalam Ibr. 1:11-12; Yes 44:6 berkaitan dengan Why. 1:17)
b. Kesucian Yahweh (Yes 8:12-13 dikutip dalam 1 Pet.3:14-15)
c. Deskripsi dari Yahweh (Yeh. 43:2, Dan. 10:6-6 berkaitan dengan Why. 1:13-16)
d. Penyembahan pada Yahweh (Yes 45:23 berkaitan dengan Fil. 2:10-11;
Ul. 32:43 LXX dan Maz. 96:7 LXX [MT 97:7] dikutip dalam Ibr. 1:6)
e. Pekerjaan Yahweh dalam mencipta (Maz. 101:26 LXX [MT 102:27] dikutip dalam Ibr. 1:10)
f. Keselamatan dari Yahweh (Yoel 2:32 [MT 3:5] dikutip dalam Rom. 10:13; Kis 2:21; Yes 40:3 dikutip dalam Mat. 3:3)
g. Kepercayaan pada Yawheh (Yes 28:16 dikutip dalam Rom. 9:33;
10:11; 1 Pet. 2:6)
h. Penghakiman dari Yahweh (Yes 6:10 berkaitan dengan Yoh 12:41; Yes 8:14 dikutip dalam Rom. 9:33 dan 1 Pet. 2:8)
i. Kemegahan dari Yahweh (Maz. 68:18 [MT v. 19] dikutip dalam Ef. 4:8)
2. Titel ilahi dilekatkan pada Yesus
a. Anak Manusia (Mat. 16:28; 24:30; Mar 8:38; 14:62-64; Kis 7:56)
b. Anak Allah (Mat.11:27; Mar 15:39; Yoh 1:18; Rom. 1:4;
Gal.4:4; Ibr. 1:2)
c. Mesias (Mat. 16:16; Mar 14:61; Yoh 20:31)
d. Tuhan (Mar 12:36-37; Yoh 20:28; Rom. 10:9, 1 Kor. 8:6-6; 12:3;
16:22; Fil. 2:11; 1 Pet. 2:3; 3:15)
e. Alfa dan Omega (Why. 22:13; cf. 1:8; 21:6)
f. Allah (Yoh 1:1,18; 20:28; Rom. 9:5; Tit 2:13; Ibr. 1:8;
2 Pet. 1:1)
Pembahasan ini hanya berupa daftar lengkap bukti-bukti keilahian Yesus melengkapi bukti kemanusiaanNya. Pembahasan lebih detail dibahas dalam artikel lainnya di kategori "Keilahian Yesus".


Reference:
Murray J. Harris, Jesus as God, Baker Book House, 1992
Share:

Historitas Percakapan Yesus dan Nikodemus

Pengantar: Bart Ehrman penulis best seller Misquoting Jesus meragukan keotentikan Injil dengan mengajukan salah satu alasan tentang kisah Nikodemus yang menurutnya tidak mungkin terjadi. Pembahasan ini akan menguji secara detail argumentasi tersebut.

ARGUMENTASI LIBERALISME
Beberapa kisah dalam Injil bukanlah kejadian sejarah sesungguhnya tetapi hanya imajinasi penulis demi sebuah pengajaran teologis yang sedang dikembangkannya. Salah satunya percakapan Yesus dan Nikodemus (Yoh 3).

Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa Nikodemus salah mengerti tentang perkataan Yesus ketika Yesus mengatakan "engkau harus lahir kembali". Kata yang digunakan dalam bahasa Yunani adalah “anothen” yang memiliki dua makna yaitu “dari atas” dan “kembali”. Dari percakapan tersebut Nikodemus mengerti kata ‘anothen” dengan arti “lahir kembali” sedangkan Yesus memaksudkan pengertian kata itu yaitu “lahir dari atas”. Permasalahannya adalah tidak ada kata “anothen” yang memiliki dua arti dalam bahasa Aramik. Sedangkan Yesus berkomunikasi pada masa itu menggunakan bahasa Aramik. Sehingga secara logis kisah percakapan Yesus dengan Nikodemus yang tercatat dalam Injil Yohanes tidak pernah ada atau hanya imajinasi penulis untuk mendukung pandangan teologisnya.
JAWABAN
Jika kita memperhatikan tulisan dalam Injil sangatlah jelas berisi catatan sejarah disamping pengajaran teologis. Banyak bukti yang mendukung historitas dari Injil seperti yang telah dibahas dalam artikel lainnya. Saat ini kita akan membahas secara khusus tentang sebuah kisah yang dianggap bukan sejarah yaitu percakapan Yesus dan Nikodemus.

Masalah ini masuk dalam kategori persoalan berat & serius karena berkaitan dengan historitas Injil Yohanes. Bahkan isu ini dipakai Bart Ehrman dalam studi kritisnya terhadap integritas perjanjian baru. Literatur yang membahas masalah “born again” (lahir kembali) cukup banyak namun yang khusus membahas masalah semantik born again vs from above sangat sedikit & kurang lengkap. Sehingga saya perlu melakukan riset khusus untuk topik ini dengan eksegese yang teliti dan studi literatur.

Dari hasil analisis, masalah ini bisa dipecahkan dan kunci jawabannya terletak pada penggunaan double meaning (makna ganda) dari kata “anothen”. Namun yang perlu diketahui dulu, double meaning ini memiliki dua jenis pengertian yang berbeda yaitu:
- Double meaning dari arti kata secara literal (harafiah) yang bervariasi
- Double meaning dalam pengertian antara arti kata literal atau arti kata alegoris.
Sekarang kita akan menyelidiki kata “anothen” dalam Yoh 10 ini memiliki pengertian double meaning yang mana? Untuk itu kita perlu membandingkannya ddengan percakapan Yesus lainnya yang menggunakan double meaning.

Pertama-tama kita melihat salah satu percakapan Yesus dengan para ahli Taurat yang membicarakan nubuatan Yesus tentang kematian & kebangkitanNya. Perikop yang membahas hal ini terletak tepat sebelum percakapan dengan Nikodemus.
Yoh 2:19 ”…Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”.
Kata bait Allah dalam bahasa Yunani ναός (naos) yang berarti a fane, shrine, temple (tempat keramat, candi atau Bait Allah). Di sini para ahli Taurat memahami kata ”naos” (Bait Allah) secara literal yaitu mengacu pada bangunan fisik dari Bait Allah.
Yoh 2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?".
Padahal yang dimaksud Yesus kata “naos” (Bait Allah) bukan dalam arti literal (harafiah) tetapi dalam pengertian alegoris yaitu diriNya sendiri.
Yoh 2:21 “Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri”.
Ayat tadi bisa diartikan dengan kalimat: kalian bisa membunuh (menyalibkan) Aku tetapi pada hari ketiga Aku akan bangkit kembali.

Contoh kedua penggunaan double meaning yaitu percakapan Yesus dengan perempuan Samaria. Letak perikop ini sesudah percakapan dengan Nikodemus. Dalam kisah itu Yesus berkata kepada perempuan Samaria tentang arti air dalam pengertian rohani (alegoris).
Yoh 4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

Tetapi dimengerti oleh perempuan Samaria dalam pengertian literal yaitu air minum secara fisik. Kata minum bahasa Yunaninya pee'-no, pee'-o, po'-o yang berarti imbibe, drink (meminum, minum, minuman).
Yoh 4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?

Dari kedua contoh ini Yesus menggunakan double meaning dalam pengertian literal (harafiah) vs alegoris. Penggunaan gaya bahasa alegoris ini banyak dijumpai pada perkataan-perkataan Yesus lainnya. Seperti kata ”roti hidup” dan ”daging-Ku”.
Yoh 6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

Nah.. sampai disini kita bisa menduga secara kuat bahwa penggunaan kata ”anothen” dalam percakapan Yesus & Nikodemus berada dalam pengertian double meaning literal vs alegoris bukan variasi arti literal dari kata ”anothen”. Dari dasar pemikiran ini kita akan mengujinya lebih lanjut penggunaan katanya dalam konteks perikop.

Kata aslinya ανωθεν ditransliterasikan menjadi an'-o-then (anothen). Kata ini memiliki beberapa arti literal (harafiah) yaitu: from above (dari atas), from the first (dari pertama), again (kembali), from the beginning (dari permulaan). Strong’s Hebrew and Greek Dictionary.
Dari seluruh arti literal yang ada hanya dua arti literal yang digunakan oleh banyak terjemahan Alkitab yaitu “born again” dan “from above”.

LAI, NIV, KJV & Revised Standard: “born again”
ISV & NRSV: “born from above”
Fokus pembahasan ini tidak akan menentukan mana terjemahan yang tepat. Tetapi melihat kemungkinan kecocokan kedua kata ini dalam konteks perikopnya. Mari kita melihat satu persatu.

1. Born again
Arti kata ini sudah sejak lama digunakan sejak King James diterbitkan. Dalam Alkitab bahasa Aramik (Peshita) kata yang digunakan yaitu Yiled men d’resh (transliterasi), kata d’resh mempunyai arti “the first beginning”, “away from the head atau start a process”.
Yoh 3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan “kembali” (born again), ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah
Ayat ini memiliki makna paralel dengan ayat berikut:
Mar 10:15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." (Mat 18:3 dan Luk 18:7).

Yesus jelas menggunakan kata “dilahirkan kembali” (born again) dalam pengertian lahir kembali secara rohani (alegoris) bukan lahir kembali secara fisik. Namun kata yang sama ini ”dilahirkan kembali” (born again) disalah mengerti oleh Nikodemus dengan pengertian lahir kembali secara fisik (harafiah).
Yoh 3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
Yoh 3:4 Nicodemus saith unto him, How can a man be born (gennaō) when he is old? can he enter the second time (deuteros) into his mother's womb, and be born?.
Pengertian Nikodemus ini berdasarkan pengggunaan kata gennaō (be born) dan deuteros (second time, again).

Karena Nikodemus salah mengerti maka Yesus mengoreksinya bahwa yang Ia maksud adalah lahir kembali secara rohani bukan secara fisik.
Joh 3:5-6 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

Mari kita lihat perbandingan dari kata ”born again”:
- Lahir kembali secara spiritual disebut lahir dari Roh
- Lahir kembali secara fisik disebut lahir dari daging.
Intinya pengertian dari Nikodemus maupun Yesus berdasarkan pada kata yang sama ”anothen” atau dalam bahasa Aramik ” Yiled men d’resh” namun perbedaannya pengertian yang diambil oleh Nikodemus tetap pada arti literal yaitu lahir kembali secara fisik sedangkan Yesus memahaminya secara alegoris yaitu lahir secara rohani.

2. from above
Sekarang kita melihat penggunaan arti kedua dari “anothen” yaitu “dari atas” (from above). Apakah pengertian ini masih cocok dengan konteks perikopnya? Mari kita memeriksanya dengan sedikit memodifikasi terjemahan dari LAI.
Yoh 3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak ”dilahirkan dari atas” (born from above again), ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.

Kesalahpahaman Nikodemus masih bisa terjadi mengacu pada kata kunci “lahir”. Nikodemus tetap bingung dengan kalimat ”seseorang tidak dilahirkan dari atas”. Karena Nikodemus tidak bisa memahami makna rohaninya maka secara sederhana dia akan mengaitkannya dengan keadaannya yang sudah lama dilahirkan. Dari pemahaman ini dia bisa mengeluarkan pernyataan dengan kalimat "apakah dia harus dilahirkan kembali?” (Ayat 4).

Selanjutnya Yesus menanggapinya dengan mengatakan:
Joh 3:5-7 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus ”dilahirkan dari atas” ( born from above).

Mari kita lihat perbandingan dari kata ”born from above”:
- Lahir dari atas yang sesungguhnya (lahir dari Roh)
- Lahir dari atas yang salah dimengerti sebagai lahir secara fisik (lahir dari daging)
Dari perbandingan ini sangatlah jelas bahwa kata ”lahir dari atas” (born from above) yang dimaksudkan Yesus lahir dari atas secara rohani tetapi oleh Nikodemus disalahartikan sebagai lahir secara fisik.

Berdasarkan analisis ini kita bisa ringkaskan dua point penting:
Yesus banyak mengajar melalui perumpamaan dan menggunakan double meaning dalam pengertian alegoris seperti percakapan dengan ahli Taurat dan perempuan Samaria. Percakapannya dengan Nikodemus harus dimengerti dalam pengertian double meaning arti literal vs alegoris bukan permainan kata dari variasi arti literal sebuah kata. Apalagi permainan kata seperti itu ccenderung mengarah tebak-tebakan dan Yesus tentu tidak akan melakukannya.
Kata ”anothen” memiliki dua arti literal yang dipilih dalam terjemahan Alkitab yaitu ”born again” dan ”from above”. Kedua-duanya jika digunakan masing-masing tetaplah cocok dengan konteks perikop. Salah satu dari arti literal ini pasti digunakan oleh Yesus dalam percakapannya dengan Nikodemus dalam bahasa Aramik. Namun untuk menentukan arti literal mana yang paling tepat perlu pembahasan lebih lanjut.
Kesimpulan yang bisa ditarik yaitu dugaan bahwa kisah percakapan Yesus & Nikodemus tidak pernah terjadi tidaklah memiliki dasar yang kuat dan kisah ini bukanlah hasil imajinasi penulis Injil tetapi merupakan sebuah catatan sejarah.

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Aku dan Bapa adalah Satu

Pengantar: Kesatuan Bapa & Yesus dalam esensi keallahan merupakan salah satu bukti kuat keilahian Yesus. Namun pihak Islam, Saksi Yehovah & Kristen Tauhid mengatakan bahwa kesatuan tersebut hanya dalam arti satu tujuan bukan satu esensi.

PERTANYAAN
Orang Kristen selalu menggunakan Yoh 10:30 “Aku dan Bapa adalah satu” sebagai bukti keilahian Yesus. Tetapi masalahnya kalau Yesus dan Bapa adalah satu pribadi, lalu Yesus berdoa kepada siapa? Memahami kata “satu” ini tidak lepas dari konteks.

Yoh 10:25 “Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku”. Pengertian ayat ini yaitu Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sama dengan Bapa. Jadi kata “satu” ini memiliki arti satu perbuatan atau satu tujuan bukan satu hakekat.


JAWABAN
Pertama-tama kita perlu memahami dulu arti literal dari kata “satu” dalam bahasa Yunani.
Yoh 10:30 ”Aku dan Bapa adalah satu
KJV: “I and my Father are one
Transliterasi: εγω και ο πατηρ εν εσμεν
Interlinear: egô {Aku} ka i{dan} ho patêr {Bapa itu} hen {satu} esmen {kami adalah}

Kata “satu” dalam bahasa Yunani terdiri atas beberapa kata yaitu: HEIS (maskulin), MIA (feminin) dan HEN (Netral) serta kata satu yang berarti “tunggal” yaitu MONOS. Kata HEIS biasanya berkaitan dengan urutan seperti kesatu (HEIS), kedua (DUO), ketiga (TREIS) dan seterusnya. Sedangkan MIA biasanya digunakan untuk menerangkan kuantitas dari sebuah objek. Baik HEIS maupun MIA bisa dilakukan operasi matematika seperti penjumlahan. Sedangkan kata HEN bersifat netral atau dalam pengertian suatu kesatuan misalnya satu hakekat, satu tindakan, satu perbuatan dan satu esensi. Kata HEN tidak pernah dipakai untuk satu objek atau satu pribadi. Yoh 10:30 menggunakan kata HEN yang berarti ayat tersebut bukan menunjukan Yesus dan Bapa satu pribadi. Ayat ini jelas menolak pemahaman Modalisme yang menganggap Bapa & Yesus adalah satu pribadi bersama dengan Roh Kudus atau satu Allah menggunakan tiga topeng.

Sekarang kita akan menyelidiki arti kata HEN (Satu) dalam ayat ini, apakah satu hakekat atau hanya satu perbuatan/tujuan atau satu hakekat sekaligus satu perbuatan/tujuan. Untuk mendapatkan makna yang tepat kita perlu melakukan eksegese secara teliti konteksnya serta keterkaitannya dengan ayat lain.

Konteks ayat ini dimulai dari pertanyaan yang diajukan orang Yahudi kepada Yesus yaitu apakah Dia Mesias atau bukan. Pertanyaan ini dijawab Yesus bahwa Ia telah mengatakanNya lewat pengajaranNya & tindakanNya, namun mereka tetap tidak percaya. Kemudian Yesus mengucapkan beberapa perkataan dan puncaknya pernyataan bahwa Ia dan Bapa adalah satu. Poin-poin dari perkataanNya ini kita bahas secara kronologis.

1. Yesus adalah Gembala, Allah adalah Gembala
Yesus mengatakan mereka tidak percaya karena mereka tidak termasuk domba-dombaNya sedangkan domba-dombaNya pasti mengenal siapa gembalanya. Yoh 10:27 “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”.
Perkataan ini mirip dengan perkataan Allah sendiri dalam PL. Yeh 34:11 ”Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya”.

Orang Yahudi yang mendengarnya akan teringat pengajaran Yesus pada perikop sebelumnya tentang Gembala yang baik (Yoh 10:1-21). Dalam perikop ini Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Gembala Yoh 10:14 “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku”. Padahal dalam PL TUHAN juga disebut gembala Maz 23:1 "Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku".

Yesus juga mengatakan bahwa Ia mengasihi domba-dombaNya sampai rela memberikan nyawaNya (Yoh 10:15) dan kematianNya atas kerelaan & kehendakNya sendiri serta Ia berkuasa atasnya. Yoh 10:18 ”... Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali...”. Mendengar semuanya itu orang Yahudi bereaksi dengan mengatakan bahwa Ia kerasukan Setan & Gila.

Dari ayat-ayat ini sangat jelas Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Gembala padahal di dalam Perjanjian Lama TUHAN (Yahweh) juga disebut Gembala. Hal ini berarti Yesus sendiri adalah Allah dan Ia memiliki otoritas yang sama dengan Allah dalam hal kematian & kehidupan.

2. Yesus & Bapa adalah Sumber Hidup Kekal
Pada ayat selanjutnya Yesus mengatakan Yoh 10:28 “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”. Yesus memberi hidup kekal padahal hanya Allah yang memiliki otoritas memberi hidup kekal. Tit 1:2 ”dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta”.

Dalam 1 Yoh 5:20 dengan tegas dinyatakan bahwa Yesus adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. 1 Yoh 5:20 “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.

3. Aku & Bapa adalah Satu
Puncak pernyataan Yesus saat menyatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30). Dari ayat sebelumnya sangat jelas bahwa Yesus adalah Allah. Berarti kata “satu” menunjukan bahwa Yesus dan Bapa adalah satu hakekat sebagai Allah. Karena Yesus dan Bapa satu hakekat berarti dengan sendirinya Mereka juga memiliki satu tujuan dan satu perbuatan. Sehingga kata “satu” bukanlah dalam pengertian Yesus dan Bapa hanya satu perbuatan/tujuan tetapi yang tepat bahwa Mereka memiliki satu hakekat dan sekaligus satu perbuatan/tujuan.

4. Orang Yahudi Mengetahui sebuah Penghujatan
Bukti kuat mendukung pengertian ini yaitu respon orang Yahudi yang sangat keras terhadap Yesus. Yoh 10:33 ”Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.". Orang Yahudi pasti mengenal & memahami perkataan Yesus itu adalah sebuah pernyataan keilahian, tetapi mereka tidak mau menerimanya.

Peristiwa serupa terjadi sebelumnya saat Yesus berbicara tentang Abraham.
Yoh 8:58 ”Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”. Yoh 8:59 ”Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah”.

Kata ”Aku telah ada” bahasa Inggrisnya ”I am” dan bahasa Yunaninya ”Ego Eimi”. Kata ini juga dipakai untuk Allah dalam PL (Septuaginta).
Kel 3:14 ”Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU (Ego Eimi)”.
Yes 43:10 "… supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia (Ego Eimi). Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi”. Setelah mendengarnya pernyataan Yesus ini orang Yahudi mengenalinya sebagai sebuah penghujatan sehingga mereka melempar Dia.

Mengapa orang Yahudi bereaksi keras terhadap pernyataan keilahian Yesus itu?
Karena mereka memiliki pemahaman monoteisme yang kuat seperti yang diajarkan kepada mereka turun temurun. Ul 6:4 ”Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”. Ul 6:7 ”haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu ...”.
Bahkan kematian Yesuspun disebabkan karena Ia dianggap menghujat Allah
Mar 14:64 ”Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?" Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati.

Menariknya kata “satu” yang digunakan dalam Ul 6:4 (ECHAD) memiliki pengertian yang sama dengan kata “satu” dalam Yoh 10:30 (HEN). Dalam Perjanjian Baru Yahudi (The Orthodox Jewish Brit Chadasha) Yoh 10:30 diterjemahkan menjadi ”I and HaAv are ECHAD”. Sedangkan kata satu dalam pengertian ”tunggal” dalam PL menggunakan kata YACHID dan dalam PB menggunakan kata MONOS.

Dari analisis ini kita bisa simpulkan bahwa Yoh 10:30 adalah pernyataan keilahian Yesus bahwa Ia dan Bapa sehakekat sebagai Allah. Jadi jelaslah Yoh 10:30 merupakan salah satu bukti yang kuat bahwa Yesus adalah Allah.
Share: