Debat Historitas Mujizat Yesus

Pengantar: Ini transcript debat antara Apologia vs Dave Tielung seorang Kristen Progresif/Liberal di FDA (Forum Diskusi Alkitab) pada thn yg lalu. Debat ini terjadi secara tdk sengaja bermula pd pembahasan ttg Bart Ehrman kemudian berlanjut dan terfokus ke Historitas Mujizat.  Silahkan dicermati & dikritisi setiap argumentasi yg ada. Judge it for yourself.


[Dave]
 kayaknya Ben Witherington dan Craig Evans itu lebih cendrung saya menilai mereka sebagai seorang rohaniawan bukan seorang Akademisi atau ilmuan. Tanggapannya terhadap buku Bart. Erhman terlihat bias, demi membela agamanya. Mereka berdua tidak bisa menunjukan bukti tentang semua fenomena "mistik" dalam alktab dari sudut pandang sains. Yang mereka buat adalah, mengkritik kredibilitas Bart. Erhman dan metode yang ia gunakan.(Sen pukul 15:52)

[Apologia]
tepatnya mereka akademisi sejati yg bisa bertindak sebagai rohaniawan. Credential mereka tdk diragukan http://www.craigaevans.com/cv.htm http://www.benwitherington.com/cv.html. Penulis buku2 akademik dan aktif menulis diberbagai jurnal ilmiah: teologi & arkeologi. Sulit mengatakan tanggapan mereka "bias" tanpa melihat case by case, Ehrman justru byk menarik kesimpulan berlebihan, melebihi kapasitas data yg ada. Saya kurang melihat gaya Ad Hominem dr tulisan2 mereka, kecuali hanya respon terhadap kesaksian pribadi Ehrman. Memang kredibilitas Ehrman diakui tapi masih byk sarjana Textual Criticisme yg berbeda kesimpulan termasuk guru Ehrman sendiri Bruce Metzger. Fenomena "mistik" (mujizat) memang tdk bisa dibuktikan Sains, tapi yg dibutuhkan hanya tesis apakah Tuhan ada atau tidak. Dan bukti sejarahlah yg menyatakan kisah mistis itu benar2 terjadi atau tidak.(Sen pukul 17:26)

[Dave]
Jimmy said: "bukti sejarahlah yg menyatakan kisah mistis itu benar2 terjadi atau tidak." . Sejarah adalah bagian dari ilmu sains, yang tidak bisa mencatat sesuatu yang improbabiliti, segala sesuatu yang improbabiliti tidak bisa menjadi bagian dari sejarah. Peristiwa mistik dalam Alkitab adalah suatu yang tidak bisa dijelaskan secara akal sehat, jadi itu merupakan improbabiliti. ...Apakah saat ini bisa dibuktikan secara sains, seorang maunisa bisa berjalan di atas air?? jika saat ini bisa dibuktikan (pastinya rumus fisika tentang grafitasi akan berantakan sama skali) itu berarti sejarah dalam sudut pandang ilmu pengetahuan, akan mencatat memang ada orang yang bisa berjalan di atas air. Apa yang bisa di catat dalam Sejarah sehubungan dengan peristiwa "mistik" dalam alkitab adalah: ada sekelompok orang pada masa itu yang percaya bahwa peristiwa ajaib itu pernah terjadi.

Masalah Bart. Erhman vs Craig Evans dan Ben Witherington adalah dapat dilihat sebagai suatu perbedaan pandangan antara kaum Fundamentalis dan Progresif. Pembuktian dari kedua pihaklah yang paling menentukan, bukan kritik terhadap satu sama lain. Saya meilihat dan membaca dari bukunya Craig Evans dan tulisan2 dari Ben Witherington dan juga NT Wright, cenderung offensive dan bukan menyediakan bukti2 pembanding terhadap apa yang di tulis oleh John dominic crossan, Bart Erhman, dll.

Jika kita tanya dari sudut pandang sains, dan ilmu pengetahuan, kelompok yang manakah yang cendrung akan digunakan sebagi refrensi yang lebih kredibel tentang bukti dan fakta akan peristiwa2 yang terjadi dalam kitab perjanjian baru? rohaniawan kah atau cendekiawan? :)... (Sen pukul 19:04)

Bagi saya pribadi, secara theology dan kepercayaan serta keyakinan saya tidak bisa "memegang" apa yang di nyatakan oleh John Crossan, Bart Erhman dan teman2 yang lain. namun secara ilmu pengetahuan, bagi saya, mereka; dalam buku-buku dan tulisannya memberikan suatu pengajaran yang bisa di "ukur" dan dapat di terima di dunia yang penuh dengan akal sehat. :) (Sen pukul 19:21)

[Apologia]
Saya cenderung menggunakan istilah konservatif vs progressif, karena kata fundamentalis cenderung menjadi stigma negatif & dianggap apriori terhadap critical study. Kalau ditujukan ke beberapa kelompok tertentu di charismatic movement mungkin ok-ok saja. Para sarjana konservatif seperti N.T. Wright, Blomberg, Evans, Witherington, Daniel Wallace, Darrel Bock dll jelas adalah sarjana yg melakukan studi kritis bergelut dgn berbagai sumber kanonik /non kanonik, manusript2 dll.

Apakah hanya Crossan, Ehrman, Funk, Spong dll yg disebut cendekiawan? Ini hanya asumsi yg merasa lebih superior. Iones Rahmat mengatakan adanya black campaign berkaitan historical study. Justru menganggap para sarjana konservatif bukanlah cendekiawan juga mengarah ke black campaign. Metzger menyatakan setelah studi kritis menyelam kedalam teks2 .. hasilnya imannya pada Yesus telah ditempatkan dgn benar !.

E.P. Sanders & Paul Meier (Rethinking Marginal Jews) kelompok papan tengah, studi kritis netralnya cenderung mengarah ke konservatisme. Meier mengkritik pendekatan Crossan dkk yg memperlakukan injil non kanonik sebagai sumber otoritative dlm studi historical jesus terutama injil Thomas. Ehrman juga terlibat di dalamnya dgn pendekatan serupa. Area keahlian Ehrman lebih ke textual criticisme, namun kesimpulan yg ditarik terlalu berlebihan. Robinson mengakui hanya 10% dr NT yg perlu pendekatan textual critisisme, tapi kurang berdampak pd pilar2 doktrin utama kekristenan. Hanya Ehrman saja terlalu fokus pd beberapa detail tertentu yg masih debatable tapi luput melihat Core pengajaran NT secara komprehensif. Akhirnya menjadi agnostik... :-(...

Dasar permasalahan biasanya berkaitan dgn fenomena mistik/supranatural (mujizat). Para agnostik, atheis, liberal cenderung menolak fenomena ini. Karena dasarnya mengukur segalanya dgn rasio. Ini berkaitan dgn perdebatan eksistensi Tuhan. Tentu ada pembahasan tersendiri mengenai isu ini. Tetapi jika kita percaya adanya Tuhan maka peluang adanya hal supranatural (mistik) tentu terbuka. Termasuk masalah eksistensi neraka, surga, kebangkitan dll. Adakah rumus ilmiah yg bisa mengukur ttg surga? atau letaknya di planet/galaksi mana? jelas sains tdk bisa merumuskanya. Tetapi jika percaya Tuhan maka ini bisa terjadi. Sebagaimana juga dgn peristiwa Yesus bisa berjalan di atas? ..

Anggapan bhw hal mistis tsb hanya rekaan para pengikut agama, jelas hanyalah hipotesis yg harus diuji. Sekali lagi bukti ada tidaknya fenomena mistik (mujizat) berkaitan apakah hal itu tercatat atau tidak, inilah yg disebut sejarah. Justru bukti sejarah berlimpah terhadap kekristenan termasuk peristiwa mujizat. Yang mengherankan justru lebih byk historian yg percaya dibanding teolog itu sendiri :-). Bahkan sumber ekstrakanonik mengindikasikan hal yg sama. Walaupun ada tuduhan interpolasi tetapi inti cerita ttg kekristenan dlm Yosephus, Tacitus dll masih tetap kuat bhw sebuah peristiwa mujizat pernah terjadi di Yudea pd abad pertama oleh seorang kharismatik yg dianggap Tuhan oleh pengikutnya.

Apakah para sarjana seperti Ben Witherington adalah cendekiawan? Yah... Apakah mereka juga rohaniawan? Ya.. karena byk dari mereka menyatakan kebenaran yg bukan semu ini ke jemaat awam.(Sen pukul 20:22)

bagi saya pribadi, tulisan Ehrman dkk bukannya tdk bermanfaat, tetapi perlu membacanya secara kritis pula. Dlm Misquoting , 4 bab sebelumnya cukup memberi insight, tetapi pd bagian selanjutnya harus ekstra teliti mencermatinya terutama kesimpulan2nya. Demikian pula membaca tulisan sarjana konservatif seperti Witherington. Lepas dr perdebatan terhadap beberapa detail2 tertentu, namun inti kisah dlm Perjanjian Baru masih tetap jelas & kuat. PB tetap masih layak utk dipercaya... (Sen pukul 20:58)

[Dave]
Sulit skali untuk membuktikan bahwa peristiwa ajaib dalam kitab perjanjian baru itu memang terjadi. Mengapa? karena pada dasarnya kita saat ini tidak memiliki suatu reportase langsung kejadian tersebut. Tidak ada koran harian ataupun tulisan yang terbit pada saat itu yang menuliskan peristiwa2 ajaib itu yang "survive" sampai saat ini sehingga kita bisa membacanya dan mengatakan ini bukti yang otentik!

Ketrangan extrabiblical dari Josephus dalam Antiquities of the Jews (93 AD) taruhlah tulisan tentang Yesus itu otentik (walaupun bermasalah) hal tentang Yesus yang ia tulis adalah hasil dari apa yang Ia dengar. Josephus tidak pernah menyebutkan bertemu secara langsung dengan Yesus dan menyaksikan mujizat yang dilakuakan oleh orang kristen mula-mula. Artinya ini bukanlah suatu bukti kuat bahwa peristiwa mujizat yang ditulis dalam kitab PB adalah sebuah fakta. Dalam pengadilanpun, keterangan dari seorang yang bukan saksi mata langsung tidak bisa dijadikan sebagai barang bukti.

Keterangan Pliny the Younger, Tactius, Suetonius (awal abad ke-2) hanya menyatakan bahwa ada kelompok yang percaya kepada orang yang namanya Yesus. Mereka tidak pernah menyebutkan bahwa; mereka melihat bahwa Rasul Petrus menyembuhkan orang sakit, apalagi melihat Yesus berjalan di atas air. Mereka juga tidak pernah melihat peristiwa-peristiwa mujizat yang di alami oleh kelompok Kristen pada awal abad ke-2. Apakah ini bisa disebutkan sebagai bukti yang berlimpah? Kalau diandaikan kembali dengan gambaran pengadilan; kalau ini dijadikan dasar bukti dan di terima, waduh....pengadilannya pasti ada markus (makelar kasus)... he he he he (joke)...

Taruhlah semua peristiwa ajaib itu memang benar-benar terjadi. Namun kita harus mengakui bahwa, kita saat ini tidak bisa memberikan bukti yang otentik. Ini bukan masalah percaya atau tidak. Saya pribadi percaya itu pernah terjadi sesuai dengan iman yang saya miliki. Namun sayangya saya tidak bisa untuk saat ini menghadirkan bukti yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa itu memang adalah fakta. Dan kita tidak bisa pungkiri bahwa catatan cerita ajaib yang di tulis dalam kitab PB itu "cacat" jika dijadikan sebagai ukuran pembuktian.

Sampai saat ini belum ada penemuan Arkeologi yang menguatkan peristiwa2 ajaib yang ada, bahkan dari seluruh alkitab.

Secara umum, hal mengenai mujizat dan peristiwa ajaib itu adalah merupakan ranah dari kepercayaan dan iman. Itu tidak bisa menjadi bagian dari Ilmu pengetahuan atau sains yang menggunakan rasio dan akal sehat. (Sen pukul 22:40)

quoted from Apologia: Hanya Ehrman saja terlalu fokus pd beberapa detail tertentu yg masih debatable tapi luput melihat Core pengajaran NT secara komprehensif. Akhirnya menjadi agnostik... :-(

Perlu diketahui Bart Erhman tidak menjadi agnostik karena menemukan banyak kesalahan dalam teks perjanjian baru. Di dalam buku "Jesus interupted" (bab 8) beliau mengatakan bahwa, ia mengundurkan diri dari kekristenan bukan karena ia kemudian melihat banyak sekali inkonsistensi, dan kesengajaan dalam penyalinan dan penambahan teks perjanjian baru. Justru ia mengatakan bahwa ia tetap seorang Kristen yang memiliki pemahaman yang lebih "sophisticated" dengan masalah tersebut bersama juga dengan "historical critical method". Ia juga menambahkan bahwa banyak dari rekan-rekannya yang memiliki paham yang sama tentang inkonsistensi Alkitab, mendukung "historical critical method" namun jika ditanya; apakah mereka percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, mereka percaya!

Historical Critical Method tidak menyebabkan Erhman mengundurkan diri dari kekristenan dan menjadi agnostik. Adalah masalah tentang penderitaanlah yang menyebabkan dia menjadi agnostik. Ini adalah masalah pribadi, bukan masalah pengetahuan....

Sayang skali, label agnostik di cap kepada semua tulisan-tulisan Bart. Erhman, sehingga banyak yang tidak berani membuka lembaran bukunya karena melihat latar belakangnya. Kembali lagi, ini masalah iman dan kepercayaan. Orang kecenderungan tidak akan membaca tulisan orang lain yang memiliki iman, kepercayaan dan latar belakang yang berbeda. Memang wajar, orang rohaniawan tidak akan membaca tulisan orang lain yang tidak rohaniawan, yang mencoba menulis hal yang berkaitan dengan kerohaniannya. Itulah sebanya tulisan Bart Erhman tidak cocok bagi para rohaniawan. Tapi bagi para intelktual :) (Sen pukul 22:55)

[Apologia]
Memang pd abad 1 blm ada koran, internet (FB), kamera, alat perekam dll. Tapi menilai data sejarah dr perspektif modern kurang tepat, karena hrslah dinilai dr perspektif sejarah berdasarkan data primer/independen yg tersedia. Tdk ada ahli sejarah yg meragukan historitas Julius Caesar & tindakannya padahal sumber datanya sangat..sangat sedikit seperti Tacitus. Bandingkan dgn NT dgn sumber sejarah yg berlimpah. Metzger mengatakan "NT ibarat gunung dibandingkan sarang semut Tacitus..".

Bukti yg berlimpah dimaksudkan adalah byknya referensi ttg historical Jesus & dikoroborasi data extrakanonikal. Disini kt tdk menyandarkan pada bukti parsial tetapi bukti kolektif! Kisah tandingan yg diajukan kritikus seperti Apolonius dll hanya mengandalkan bukti parsial dgn sumber yg terbatas. Lepas beberapa perbedaan antar Injil Sipnotis yg debatable, inti kisah Yesus tetap memberikan harmoni komprehensif siapa figur Yesus. Tulisan bapa2 gereja secara esensi/majority mendukung reabilitas NT. Bahkan beberapa ahli menyatakan dari kutipan2 bapa gereja, kita bisa menyusun kembali NT minus hanya beberapa ayat.

Bukti extrabiblikal seperti Yosephus, Tacitus, Suetones, Pliny, Thallus dll. merupakan sumber yg tdk ragukan ahli sejarah. Keterangan ttg kekristenan memang debatable, tetapi kisah ttg kekristenan menyatakan sesuatu yg tdk lazim terjadi umumnya diakui otentik seperti kalimat "seserang yg mengadakan hal2 yg mengejutkan" (Josephus), "takhyul yg paling jahat" (Tacitus), "seperti kepada Tuhan" (Pliny). Kalimat itu dinyatakan dgn nada sinisme karena memang mereka tdk mendukung kekristenan. Mereka mencatat berdasarkan informasi yg berkembang pd masanya....

Memang kalau hanya mengandalkan data2 ini sepertinya kurang kuat utk dibawa ke pengadilan. Tetapi potongan2 data ini harmoni dgn banyak referensi lainnya. Inilah kekuatan dr pembuktian kolektif! Sebuah kasus di pengadilan tdk hanya berdasarkan pengakuan tersangka (karena biasanya berbohong), inilah tugas penyidik & jaksa utk mengumpulkan kepingan informasi yg jika dirangkaikan & selaras satu sama lain memberi dasar kuat utk menjatuhkan hukuman. tidak dibutuhkan markus disini ... he.... he.. kecuali kitab Markus he..he... (just kidding).

Bukti kuat lainnya yaitu berdasarkan kehidupan jemaat mula-mula2, terjadi perubahan struktur sosial di palestina, muncul gereja2 dan semuanya ini akibat pemberitaan injil para Rasul. Kalau kisah mujizat kebangkitan hanya hoax, apakah mungkin para murid mau melakukannya sampai mati sahid, adakah orang yg mau mati utk sebuah kebohongan ? Lepas dr beberapa masalah seperti kontradiksi dlm kisah kebangkitan yg debatable, tetapi secara big picture & inti kisahnya sangatlah kuat & meyakinkan.

Arkeologi adalah domain lain yg sering dijadikan ajang perdebatan. Biblical Archeology Review( BAR) byk menyajikan pembahasan teraktual. Beberapa penemuaan memang debatable, kita tdk boleh terlalu fokus pd satu atau dua item seperti jeselson stone yg masih debatable. tetapi lihat secara menyeluruh penemuan arkeologi sejak abad 19, justru byk penemuan arkeologi yg cenderung meneguhkan alkitab. Lukas sering diragukan mencatat data geografis, tetapi akhirnya para arkeolog mengakui ketepatan & ketelitian Lukas, sehingga tdk heran byk arkeolog menyatakan Lukas seorang sejarawan yg teliti. Jika Lukas teliti dgn hal2 sekunder, apalagi utk hal2 esensi seperti kisah Yesus.

Kekristenan alternatif yg diajukan kritikus seperti Crossan dll termasuk Ehrman sendiri seperti dlm bukunya Lost Christianities, umumnya mengacu pd data non kanonikal, tetapi herannya mereka mengabaikan fakta bhw mereka tdk bisa mengajukan pembuktian kolektif hanya mengajukan data parsial. Bahkan data parsial seperti data non kanonikal sangat diragukan otentis, kecuali hanya menggambarkan bgamana pengajaran bidat pd abad 2,3 & 4. Cocok dgn kata Sherwin White, legenda berkembang setelah 2 atau lebih generasi.

Hanya berdasarkan kesimpulan yg diangkat, jelas mengindikasikan Ehrman seorang agnostic. Menurut sy ini bukan labelisasi tapi data yg menyatakannya. Ehrman sendiri mengakuinya saat membahas ttg Misquoting http://www.publishersweekly.com/article/406936-Q_A_Bart_Ehrman_Misquoting_Jesus.php. "I am a happy agnostic...". Jika dia menyatakan hal lain, jelas kontradiksi dgn pernyataannya sendiri. Dan ini berkaitan dgn reabilitas NT bukan hanya perihal "penderitaan". Masalah "penderitaan" (problem of pain) telah ada pembahasan pembandingnya oleh N.T. Wright.

Apakah Ehrman masih percaya Kristus atau tidak? bukan urusan kita menaggapinya. Tetapi respon diberikan terhadap kesimpulan yg diberikan melalu argumentasi pembanding. Saya kira tdk baik menyerang profil seseorang (Ad Hominem), tetapi yg penting fokus pd argumentasi.

Sebenarnya byk data dlm buku Ehrman bukanlah hal yg baru, sdh lama dikenal & dibhs di kalangan sarjana. Bedanya Ehrman membawanya dr level sarjana ke level awam. Dan awam yg tdk kritis bisa terkecoh dgn kebenaran semu yg ditawarkan. Tetapi tetap harus diakui bhw banyak juga hal bermanfaat dr buku Ehrman, tetapi tetaplah harus kritis membacanya. Seorang intelektual kristen tdk perlu takut dgn critical study, justru iman kita bisa semakin kokoh pd pijakan dasar yg kuat dan byk yg telah mengalaminya....(Rabu jam 8:40)

[Dave]
Saya rasa disini kita sepakat kalau kita berbicara tentang "historicity of Jesus" bahwa Dia bukan hanya sekedar tokoh mitos. Apa yang anda katakan tentang bukti yang melimpah dari sejarah, itu menguatkan tentang keberadaan seorang tokoh yang namanya Yesus. Dan itu memang benar adanya. Lebih luar biasa lagi, kita memilika banyak skali "catatan" yang menguatkan bahwa Yesus itu benar-benar ada. Makanya perlu dibedakan antara "historicity of Jesus" dan "Historical Jesus"

Yang menjadi perbedaan adalah, (yang sebenarnya arah pembicaraan saya menuju kesana) mengenai hal2 ajaib yang terjadi diseputar Yesus dan pengikut2tnya, apakah ini adalah suatu sejarah? atau suatu kepercayaan?

Manakah yang merupakan statement sejarah:

1.Yesus berjalan di atas air atau pengikut Yesus percaya bahwa Ia pernah berjalan di atas air?
2. Aleksander Agung meninggal karena kutukan dewa-dewa atau orang yunani pada masa itu percaya bahwa dia meninggal karena kena kutuk?
3. Julius Cesar adalah Dewa atau dia dan orang-orang Roma percaya bahwa dia adalah dewa?
4. Nabi Muhamad membelah bulan atau umat Islam percaya bahwa sang nabi pernah membelah bulan?

Sejarah tentunya tidak akan mencatat sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara logis dan akal sehat. Itulah sebabnya semua perbuatan ajaib yang di ceritakan tidak bisa dimasukan dan di katakan sebagai sebuah sejarah, sebelum itu bisa di jelaskan secara rasional. Contoh: Yesus menyembuhkan orang sakit, dalam tulisan-tulisan kitab injil menyebutkan demikan, juga di perkuat oleh catatan Josephus Flavius. Ketika saat ini orang mengerti tentang "efek placebo" kita bisa menjelaskan bahwa, mengapa orang itu bisa sembuh, faktor yang bisa di jelaskan secara akal sehat adalah karena efek tersebut. Dengan demikian itu bisa dianggap sebagai sebuah catatan sejarah yang akurat. Artinya peristiwa2 ajaib yang lainnya, selama itu belum bisa dijelaskan dengan akal sehat itu akan tetap menjadi bagian dari mitos.

Kita orang kristen cenderung menilai bahwa hal-hal ajaib yang di ceritakan oleh agama-agama lain adalah mitos (seperti contoh cerita muhhamad membelah bulan) dan cerita-cerita ajaib yang ada di alkitab adalah sejarah. Bagi saya ini adalah suatu hal yang berlebihan. Apakah mujizat dan peristiwa supernatural itu hanya menjadi sejarah kalau itu dimuat dalam alkitab??

Itulah sebabnya saya ingin kembali ke arah pembicaraan saya. Adalah betul banyak sekali bukti yang kuat tentang keberadaan Yesus. Adalah betul banyak sekali bukti-bukti sejarah yang mencatat bahwa Yesus DIPERCAYA melakukan banyak mujizat. Tapi untuk mengatakan bahwa Yesus berjalan di atas air adalah suatu sejarah, saya rasa itu sangat berlebihan.Untuk itulah kita harus membedakan mana yang namanya sejarah dan mana yang disebut dengan kepercayaan.

Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa sejarah bisa di manipulasi. Ya dan memang benar dan banyak sekali sejarah yang di manipulasi. Tapi bagaimanapun itu di manipulasi, catatan sejarah tidak akan pernah menganggap peristiwa yang tidak bisa di jelaskan oleh akal sehat sebagai suatu bagian dari sejarah.

Mengenai Bart. Erhman. Adalah benar dia mengatakan "im a happy agnostik". Tapi tuduhan dia menjadi agnostik karena "belajar terlalu jauh" adalah salah. Dengan jelas pengakuannya, itu bukan penyebabnya. tapi masalah penderitaan. Sangat disayangkan skali mereka yang menuduh Bart Erhman menjadi agnostik karena pengetahuannya, sepertinya secara tidak langsung memberikan peringatan bagi orang-orang yang ingin lebih mendalami Alkitab, bahwa "jangan terlalu jauh mendalami dan menyelidik alkitab nanti nasibnya bisa seperti Bart Erhman yang tidak percaya Tuhan". Erhman sendiri, dalam tulisannya dan dalam "lecture" nya tidak pernah mengajak orang untuk menjadi Agnostik. Berbeda skali dengan NT Wright dan kawan-kawannya yang sepertinya mau "menahan" orang untuk tidak keluar dari ke kristenan dengan mencoba membatasi mereka agar tidak "belajar terlalu jauh". Ini jelas bukan cara-cara orang akademisi, tapi cara-cara orang rohaniawan yang takut kehilangan pengikutnya.

Apa yang disampakian oleh Bart Erhman, memang bukanlah hal yang baru. Karena Biblical criticism sudah ada sejak abad 18. Yang mengherankan adalah. mengapa hampir semua anggota jemaat gereja di dunia ini tidak mengetahui dan memahami tentang hal ini? di gereja mana kita pernah mendengar, diajarkan bahwa buku Yohanes pasal 8 tidak asli? Atau 5 buku Musa itu tidak di tulis oleh musa.

Bagi saya Intinya adalah, menjadi kristen haruslah kritis dan cerdas. Mempelajari Alkitab secara kritis, tidak akan membuat kita untuk tidak percaya kepada Tuhan. Bagi saya masalah kepercayaan adalah masalah piliahan bukan masalah pengetahuan.

[Apologia]
Di sini anda mengakui bhw catatan sejarah ttg Yesus itu berlimpah dibandingkan dgn catatan sekuler lainnya. Tetapi herannya anda menyatakan bhw itu hanya membuktikan historicity of Jesus, dan berbeda jika membhs historical Jesus.... bukankah historical Jesus direkonstruksi dari data sejarah ini? sepertinya yg anda maksudkan adalah Yesus iman berbeda dgn Yesus sejarah, bukankah begitu? :-)

Seperti pernyataan sy sebelumnya, profil kekristenan termasuk Yesus yg diimani didukung bukti kolektif berlimpahnya data sejarah, jelas Yesus iman= Yesus sejarah! Memang ada beberapa sumber data sejarah yg diperdebatkan tapi tdk menghilangkan inti kisahnya. Justru model Yesus Sejarah alternatif yg diusulkan beberapa kritikus kurang didukung bukti secara menyeluruh. Argumentasinya memang terlihat bagus utk beberapa data, tetapi tdk bisa diharmoniskan dgn byk data lainya, apalagi jika secara komprehensif ditinjau dr data2 secara menyeluruh.

ok... kita fokus ke masalah 'miracle'. Sebelum lanjut sy sedikit mengulang point sebelumnya karena sangat esensial, yaitu eksistensi Tuhan. Sungguh mengherankan kalau seseorang yg Theist menolak sesuatu yg supranatural. Karena hakekat Tuhan jelas melampaui logika manusia artinya jika percaya Tuhan maka berarti menerima kenyataan bhw fenomena supranatural itu ada. Bahkan lepas dr percaya atau tdk Tuhan, fenomena diluar logika manusia bisa dibuktikan keberadaannya. Misalnya masalah fenomena keberadaan kuasa gelap (demonik), santet dll

Efek placebo salah satu penjelasan alternatif rasional terhadap kisah mujizat penyembuhan. Memang ada beberapa kasus yg bisa dikenakan efek placebo tetapi byk kasus lainnya tdk mungkin. Misalnya orang yg buta sejak lahir, penyakit kusta dll. Jelaslah hanya ada faktor supranatural yg lebih tepat terhadap masalah mujizat ini.

Secara sederhana History adalah catatan peristiwa masa lampau. History is neutral, tdk bisa dikatakan bhw peristiwa supranatural tdk mungkin dicatat oleh sejarah. Dari perspektif Theisme, hal supranatural bisa terjadi, maka secara logika theisme jika terjadi...maka memang terjadi. Masalahnya bukan masuk akal atau tdk masuk akal tetapi apakah catatan history ttg miracle itu realible atau tidak. (tambahan: Menarik menyimak pendapat John P. Meier seorang sarjana Historical Jesus berpengaruh  "...The proper stance of a historian is, “I neither claim beforehand that miracles are possible, nor do I claim beforehand they are not possible.” http://www.americancatholic.org/Messenger/Dec1997/feature3.asp.)

Sekarang kt masuk ke catatan sejarah ttg miracle tsb. Sebenarnya dgn 2 Premis yaitu 1. Mujizat bisa terjadi (konteks Theisme) 2. Catatan mujizat ttg Yesus realibel maka Peristiwa miracle itu benar-benar terjadi. Pertanyaannya apakah catatan history NT realible atau tidak?

Tesis yg anda ajukan mengarah pd identifikasi catatan miracle dlm NT sebagai mitologi atau hanya sebuah konsep yg diciptakan & dipercaya oleh pengikut Kristus. Anda membandingkan dgn Alexander, Caesar & Muhammad. Pemikiran ini dipopulerkan oleh Bultman dgn konsep demitologisasi yaitu menghilangkan unsur supranatural dlm NT. Tetapi konsep mitologi mujizat Yesus justru TIDAK DIKENAL pada abad-abad awal, bukan saja oleh kekristenan tetapi oleh musuh kekristenan.

Sebelumnya sy telah menulis catatan penulis sekulerJosephus, Tacitus dll yg menyatakan sinisme terhadap pengikut kristen pengikut seseorang yg melakukan hal2 aneh. Demikian juga dr tradisi rabinik kalangan rabi Yahudi yg mengganggap Yesus melakukan SIHIR. "..He is going forth to be stoned because he has practised sorcery "(Sanh 43a), Jesus the Nazarene practised magic (Sanh. 107b).

Termasuk penulis Greco Roman lainnya yg sering memusuhi kekristenan seperti "...and that he learned magic spells in Egypt" (Celsus),"..Jesus, the deceiver who used magical arts to attract disciples " (Lucian), Porphyry, Hierocles dll. Pada intinya mujizat Yesus dianggap perbuatan Sihir & ini mengindikasikan bhw memang Yesus telah melakukan mujizat. Tidak ada tuduhan bhw mujizat2 itu hanya khayalan dr para murid seperti yg dituduhkan kritikus modern. Jelas tulisan extrakanonikal ini tdk mungkin dibawah kontrol & rekayasa kekristenan, para ahli mayoritas menyatakan data2 itu otentik. Jadi mana yg lebih tahu kondisi abad 1, apakah orang2 yg hidup pd masa itu atau para kritikus modern? :-)

Bahkan beberapa peristiwa mujizat spesifik terdapat di beberapa data extrabiblical lainnya. Seperti Yesus berjalan di atas air "he will walk the waves" Sybl Or. 1:356; 6:13; cf. 8:273, memberi makan 5 ribu orang " feeding of the five thousand" (Sib. Or. 1:356-359; 8:275-278). Lepas dr otentitas data ini, yg jelas mengindikasi kisah2 mujizat ini telah dikenal orang pd masa-masa abad awal. Tapi respon mereka menganggap itu hanyalah sihir. Tetapi tdk ada data abad2 awal yg menyatakan bhw para pengikut Kristus telah merekayasa kisah mujizat atau hanya khayalan mereka.

Kalau dr bukti internal kitab kanonik sendiri jelas sangat banyak. Saya kira tdk perlu byk djelaskan karena kita sama2 sdh tahu. Satu ayat saja...2 Pe 1:16 "Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya."

Sekarang kita tinjau di Genre (gaya sastra) dr tulisan kuno. Jika diteliti tulisan2 kuno sebelum abad 1 ttg mitologi (kisah2 mujizat dll) umumnya dlm genre puitis. Sedangkan kisah sejarah dituliskan dlm gaya narasi prosa. Ini dinyatakan para ahli sejarah klasik, beberapa referensi diantaranya The Concise Oxford Companion to Classical Literature, Howatson & Chilvers (eds), Oxford:1993, Ancient Greek Literature and Society. Charles Rowan Beye. Cornell:1987. Jika kita bandingkan dgn NT, sangat berbeda jauh, kisah mujizat dlm NT merupakan bagian dr narasi (prosa) sejarah dan bukan dlm bentuk puitis. Nanti sesudahnya baru ada beberapa sastra klasik yg mulai meniru gaya seperti itu. Jadi jelas peluang mitologi dlm NT semakin kecil berdasarkan kajian sastra kuno ini.

Ini berarti perbandingan Yesus dgn figur seperti Alexander & Julius Caeser tdk seimbang. Karena jelas kisah Yesus dinarasikan sebagai sebuah peristiwa sejarah. Apalagi jika dibandingkan dgn jumlah sumber teksnya, sangat.. sangat jauh berbeda. E.P. Sanders (he Historical Figure of Jesus) sendiri mengakuinya "..The sources for Jesus are better, however, than those that deal with Alexander" dan "..the superiority of evidence for Jesus is seen when we ask what he thought." Demikian juga kisah Julius Caesar yg ditulis Tacitus, ibarat membandingkan sarang semut Tacitus dgn gunung NT kata Bruce Metzger. Khusus mengenai Muhamamd perlu pembahasan tersendiri berkaitan dgn Islamologi. Jadi jelas sangat tdk seimbang membandingkan Yesus dgn figur2 tsb.

Julius Caesar sebagaimana byk kaisar Romawi memang menganggap diri Tuhan (Kurios), tapi tdk didukung data yg membuktikan keilahian tsb seperti mujizat, pengajaran, nubuatan, pengikut setia dll. Berbeda dgn keilahian Yesus yg didukung data yg banyak. Mungkin saja ada orang Roma yg percaya Caesar Dewa tapi bukti pengikut2 yg berani mati utk kepercayaan itu tidak ada!. Bandingkan dgn pengikut Kristus abad awal yg byk yg mati sahid demi sesuatu yg dipercayainya. Sekali lagi adakah orang yg mau mati utk suatu kebohongan?. Demikian pula mujizat kebangkitan yg menginspirasi keberanian para murid utk menginjil. Jika kisah kebangkitan Yesus hanya sebuah konsep khayalan & dipercayai para Murid, mungkinkah mereka mau mati utk khayalan tsb? Penjelasan naturalistik oleh kritikus bhw Yesus tdk bangkit memang cukup memuaskan berdasarkan beberapa fakta netral, tapi ditinjau dr data secara keseluruhan justru menjadi tdk realible.

[Dave]
Saya rasa anda salah mengerti tentang apa yang saya maksudkan dengan "Historical Jesus" dan "historicity of Jesus". karena apa yang saya tangkap adalah. semua bukti yang anda ajukan hanyalah menguatkan eksitensi tokoh Yesus, padahal bukti2 tersebut sangatlah lemah jika dikaitkan dengan apa yang sebenarnya Yesus lakukan dan katakan pada sekitar tahun 4SM sampai 31M. Untuk itulah kita perlu memahami tentang "Historical Jesus"

Historical Jesus adalah upaya dari para cendekiawan untuk mencoba merekonstrukis kehidupan Yesus berdasarkan metologi sejarah. Apa yang ditemukan dalam Yesus Sejarah, memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan gambaran Yesus menurut kitab Injil. . Sekedar untuk update saat ini pencarian akan Yesus sejarah sudah pada tahap yang ketiga, atau dikenal dengan "third quest". Dan mereka-mereka yang berkecimpung didalamnya adalah E.P. Sanders, Geza Vermes, Gerd Theissen, and John Dominic Crossan. ... Lihat Selengkapnya

Kemudian darimana sumber-sumber yang mereka gunakan untuk merekonstruksi siapa Yesus, apa yang Ia katakan dan kerjakan? Tentunya mereka menganalisa apa yang terdapat dalam kitab Injil, kitab gnostik, tulisan-tulisan dari talmud, karya Josephus, dan dokumen-dokumen awal yang berhubungan dengan Yesus. Secara singkat Yesus sejarah mengungkapkan Yesus hanyalah sebagai seorang "nabi" Yahudi dengan pekabaran akan kerajaan Allah yang sudah dekat, sesuai dengan konsep apokaliptik. Albert Schweitzer mengatakan bahwa Yesus adalah seorang nabi apokaliptik yahudi yang memepersiapkan sekelompok orang Yahudi untuk kedatangan kerajaan surga yang sudah sangat delat. Namun ternyata gagal. Pendapat ini didukung oleh Paula Fredriksen, Bart Ehrman, and John P. Meier

Bagaimana dengan mujizat yang dilakukan Yesus? Ini yang menjadi perdebatan kuat pada yang sudah dimulai pada abad 19. Kaum kristen rohaniawan tetap mempertahankan bahwa Yesus memiliki kuasa atas alam, hidup dan kematian. Namun bagi para sejarahwan, juga David Strauss menyatakan bahwa cerita tersebut hanyalah sebuah alegori ataupun legena.

Sekarang mari kita beri penilaian tentang peristiwa ajaib yang dilakukan oleh Yesus, klaim dari kelompok manakah yang lebih kredibel sebagai sebuah sejarah yang otentik. Mari kita gunakan metologi sejarah untuk menilai itu. Metologi sejarah terdiri dari teknik dan pedoman yang dimana para sejarawan menggunakan sumber-sumber primer dan bukti lain untuk melakukan riset dan kemudian menulis sejarah dalam bentuk peristiwa yang terjadi dari masa lalu.

Dua historian skandinavia, Olden-Jørgensen (1998) and Thurén (1997) memberikan prinsip dasar untuk menentukan keotentikan sumber yang digunakan (1)

1. Sumber dari Manusia mungkin berupa relik (misalnya sidik jari) atau narasi (misalnya pernyataan atau surat). Relik adalah sumber yang lebih kredibel dari narasi.

2. Sebuah sumber yang diberikan mungkin dipalsukan atau rusak; indikasi kuat keaslian sumber meningkatkan keandalannya

3. Semakin dekat (waktu) sumber itu dengan peristiwa yang terjadi semakin sumber itu bisa dipercaya dalam mendeskripsikan peristiwa yang terjadi

4. Sumber primer adalah lebih dapat diandalkan dari sumber sekunder, yang lebih dapat diandalkan dari sumber tersier dan seterusnya.

5.Jika sejumlah sumber independen berisi pesan yang sama, kredibilitas pesan sangat meningkat.

6. Kecencrungan dari suatu sumber adalah, senantiasa memunculkan bias, kecenderungan seperti ini harus di minimasi atau harus di tambahkan dengan motivasi yang berlawanan

7. Jika dapat diperlihatkan bahwa saksi (atau sumber) tidak memiliki kepentingan langsung dalam menciptakan bias, kredibilitasnya dapat diandalkan.

R. J. Shafer memberikan kriteria untuk saksi mata yang mengaku sebagai saksi yang melihat suatu peristiwa di masa lalu. Salah satu poinnya adalah. Apakah laporan itu adalah sesuatu yang improbabilitas atau mustahil: artinya, bertentangan dengan sifat manusia, atau bertentangan dengan apa yang kita ketahui? (2)

Untuk saksi mata tidak langsung Louis Gottschalk menyatakan bahwa para sejarawan juga dapat menggunakan sumber dari saksi mata tidak langsung, namun kesaksian itu tidak bisa dipegang sepenuhnya. Sumber dari saksi tidak langsung, bisa digunakan oleh para sejarawan apabila saksi tersebut melaporkan secara utuh apa yang dilihat oleh saksi utama. Jika tidak, bagian detail yang mana yang ia laporkan yang sesuai dengan apa yang disampaikan oleh saksi utama (3)

Jika kita melihat sumber yang kita miliki terhadap kitab Injil yang menceritakan tentang apa yang Yesus lakukan dan katakan. Sangat aneh jika kita mengatakan bahwa sumber yang kita miliki itu tidak bisa diragukan keabsahannya. Artinya jika teliti dengan menggunakan metologi sejarah akan lulus tanpa cacat sama skali. Mengapa pendapat ini adalah tidak benar, karena (saya tidak perlu jelaskan disini panjang lebar) sumber yang kita miliki tentang kisah Yesus dalam buku Injil sangat jauh dari kriteria yang disebutkan di atas. Pendeknya kita tidak punya sumber primer akan kisah Yesus, apa yang ia lakukan dan kerjakan dan apa yan di sampaikan oleh ke empat kitab Injil lebih memiliki agenda pengajaran dibandingkan laporan sejarah (bias).

Kita tidak memiliki catatan langsung tentang Yesus yang di laporkan pada semasa Dia hidup. Padahal saat ini kita banyak memiliki catatan yang "survive" dari masa pemerintahan Romawi berasal dari masa itu, seperti surat-surat pribad, filosofi, ilmu pengetahuan, biografi orang-orang terkenal yang hidup pada saat itu, inskripsi-inskripsi. Namun catatan tentang Yesus yang di tulis pada masa itu, tidak ada sama skali. Ini sangat mengherankan, jika kita baca Yesus yang di tulis dalam buku Injil, dimana dia bisa mengumpulkan 5000 orang dan membuat suatu fenomena yang bertentangan dengan hukum alam, yang membuat mujizat dengan menggandakan 5 roti dan 2 ikan. Dan banyak peristiwa yang dahsyat yang ia buat semasa itu, sehingga semua orang dikatakan dalam kitab Injil takjub akan perbuatanya.Mengapa Yesus yang termasyur itu tidak di catat oleh orang yang hidup pada zamannya, oleh pemerintahan romawi, oleh orang-orang Yahudi yang menjadi musuhnya? Apakah mereka tidak bisa menuli pada saat itu, sehingga mereka tidak bisa menuliskan peristiwa yang kalau di ibaratkan saat ini itu menjadi "breaking news"?? mengapa nanti beberapa dekade kemudian cerita tersebut baru di tuliskan, bahkan bisa dikatakan sepihak, karena di tulis oleh kalangan orang kristen sendiri, sehingga kita saat ini sulit skali untuk menentukan ke otentikan tulisan tersebut.

Itulah sebabnya tujuan dari "the quest of historical Jesus" yang mencoba untuk merekonstruksi gambaran yang sebenarnya, Apa yang Ia kerjakan dan apa yang Ia lakukan. Memang para Scholars juga menggunakan sumber yang ada dalam kitab Injil, namun menseleksinya dengan metode yang ketat, mana yang betul-betul merupakan historical event mana yang hanya sekedar bentuk pengajaran. Dalam gambaran historical Jesus, menurut Robert Funk, Hanya 6 dari 19 mujizat yang dilakukan oleh Yesus kemungkinan benar terjadi (4). Bahkan kembali lagi sejarawan mencoba mengerti itu sebagai efek placebo. Selebihnya dalam "Historical Jesus" fenomena magis yang di pertontonkan oleh Yesus, ketika Ia berjalan di atas air, menggandakan roti dan ikan, ketika ia meredakan angin ribut yang di tuliskan oleh 4 buku Inji, adalah asing dalam "Historical Jesus". Mengapa? Jawabannya sederhana "There is no hard evidence yet"!!

Bukti-bukti yang anda coba buktikan, tidak bisa di sebut sebagai "Hard evidence" sehingga, sudah pasti gagal untuk masuk atau di kategorikan sebagai sejarah. Bukti-bukti yang di ajukan semuanya adalah bukti sekunder bukan bukti primer. Apalagi jika anda mencoba menggunakan arkeologi disini. memang benar beberapa tempat yang disebutkan dalam kiab injil (bahkan selurh alkitab) bisa di rekonstrukis kembali dari arkeologi.

memang benar beberapa tempat yang disebutkan dalam kitab injil (bahkan selurh alkitab) bisa di rekonstrukis kembali dari arkeologi. Tapi tentang mujizat yang di lakukan oleh Yesus dan murid-muridnya yang tercatat dalam kitab Injil dan kitab Kisah Para Rasul; apakah kita memiliki bukti arkeologi? apakah kita memiliki pijakan kaki yang berbekas dari Elia dan Musa, serta Yesus ketika ia katanya di muliakan di atas gunung? Apakah kita memiliki bukti arkeologis akan sapu tangan dari Paulus yang bisa menyembuhkan orang. Apakah kita memiliki satu dari 12 bakul yang tersisa saat ini, sehingga menguatkan peristiwa penggandaan roti itu benar-benar terjadi? Bahkan kalau kita keluar lebih jauh akan peristiwa-peristiwa ajaib lainnya dalam Alkitab, Sudahkah para arkeolog menemukan bahtera nuh? sudahka ditemukan potongan keramik ataupun barang-barang yang lain di laut dimana dipercaya pernah di belah oleh Musa? Atau peristiwa mujizat yang ada diluar alkitab sekalipun. Adakah contoh-contoh para arkeolog menemukan "hard evidence" tentang mujizat yang pernah terjadi dalam sejarah peradaban dunia?? Dan pernakah sejarah mencatata suatu fenomena Alam yang terjadi bertentangan dengan hukum alam itu sendiri? Lebih jauh lagi, karena Sejarah dan Arkeologi berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan sains; Bisakah perbuatan ajaib itu, seperti berjalan di atas air, membelah laut, berlaku dan dibuktikan saat ini secara sains??

Anda secara retorika mengatakan bahwa adakah orang yang mati demi sebua kebohongan? seolah-olah para martir yang mati karena kepercayaan mereka adalah suatu bukti bahwa semua yang dicatat dalam kitab injil adalah faktual adanya. Anda lupa bahwa tidak semua martir memiliki teks 4 Injil yang kita miliki sekarang, apa yang mereka tau tentang Yesus bisa saja berbeda dengan apa yang kita tau tentang Yesus saat ini. Kembali ke statemen anda yang saya rasa bernada retorika: "Adakah orang yang mati demi sebuah kebohongan? Jika memang tidak ada, itu berarti anda juga harus menerima bahwa para jihad rela mati demi mendapatkan bidadari di surga adalah suatu hal yang benar! ...Jika ukuran motivasi seseorang menjadi suatu ukuran faktual, maka semua motif para ekstrimis melakukan aksi ekstrimnya adalah sesuatu yang bisa dipercaya. Apakah ini maksud anda?... Lihat Selengkapnya

Apa yang anda coba kemukakan, dengan bukti-bukti literature yang begitu banyaknya, hanya bisa menguatkan iman seseorang yang percaya. Tapi tidak bisa memuaskan akal sehat seseorang yang mencari suatu fakta berdasarkan Ilmu pengetahuan.

[Apologia]
Anda memberikan short summary ttg the third quest dlm historical Jesus studies. Tetapi terlihat tdk lengkap memberikan inti summary. The Third Quest, penyelidikan Yesus Sejarah ketiga mengacu pd konteks palestina/yahudi abad 1 termasuk social background, eskatologi dll. Sarjana yg terlibat dlm studi ini terdiri berbagai spektrum warna teologis. Tidak hanya Crossan, Marcus Borg, Burton Mack, Geza Vermes, Gerd Theissen tetapi juga sarjana konservatif seperti Gregory Boyd, Darrel Bock, N.T. Wright, Robert Stein, Witherington, Craig Evans, Luke T. Johson dll. Sedangkan kelompok yg cenderung netral & terkemuka dlm studi ini seperti E.P.Sanders, James Charlesworth & J.P.Meier

Keterangan anda ttg studi Historical Jesus seakan-akan hanya milik kelompok sarjana progressif/liberal. Tetapi dari daftar ini jelas tdklah tepat. Pernyataan anda bhw gambaran Yesus Sejarah dr studi the third quest berbeda sangat signifikan dgn Injil Kanonik hanyalah pernyataan sepihak! hanya dr kelompok sarjana yg anda maksud. No consensus di kalangan sarjana, kecuali pemaksaan kesimpulan melalui voting lewat Jesus Seminar yg jumlahnya minority dr seluruh sarjana PB. Jika dicermati dibanding dua quest sebelumnya cenderung terjadi peningkatan ke arah konservatisme seperti pada tulisan2 Sanders, Meier dll. Silahkan di-explore secara seimbang lagi referensi2 yg ada.

ok .. back to the 'miracle".

Anda perlu memperjelas posisi anda dimana, karena mengangkat masalah the third quest & memberikan list sarjana versi anda, justru di antara mereka terdapat perbedaan konsep. Namun tanpa anda sadari berkaitan dgn topik "miracle" yg anda tolak, justru berlawanan dgn warna the third quest yg terbuka pd masalah "miracle", malah anda seperti back to the new quest atau malah ke old quest (bultmania). Silahkan di-explore kembali ketiga quest tsb... :-). Termasuk anda menyebut Strauss, yg memang populer pd masa lampau tanpa mencermati trend sesudah itu. Ben Meyer (The Aim of Jesus, SCM 1979) telah mengamati trend ini & menyatakan sejak studi Kritis Strauss, terjadi peningkatan secara konsisten ke arah konservatisme, termasuk di kelompok para sarjana Jerman.

Gregory Boyd (Cynic Sage or Son of God) menyatakan "... unlike the previous two quests, there is an openness to the supernatural in historical explanation". Dan ini terlihat dr tulisan sarjana yg terkemuka di third quest termasuk yg anda sebutkan sendiri :-). Seperti E.P.Sanders (Jesus & Judaism) mengatakan "There is agreement on the basic facts: Jesus performed miracles, drew crowds and promised the kingdom to sinners." Berikutnya Gerd Theissen (The Miracle Stories of the Early Christian Tradition) juga mengatakan "There is no doubt that Jesus worked miracles, healed the sick and cast out demons." Dan masih byk sarjana lainnya.

Studi Historical Jesus (HJ) mengacu pd berbagai referensi independent kanonikal, non kanonikal & extrakanonikal. Justru argumentasi saya dibangun pd sumber independen ini plus pendapat ahli. Seperti point ttg Jesus yg dianggap melakukan magic/sihir dr data extrakanonikal (josephus, Celsus, tulisan rabinik dll) yg mengindikasikan bhw Yesus melakukan mujizat. ini secara telak membungkam asumsi tanpa dasar bhw mujizat hanya konsep khayalan para murid. Apa point anda utk hal ini? :-)

Demikian juga dr kajian genre literatur kuno yg memperlihatkan New Testament (NT) merupakan genre prosa yg biasanya bkn tempat utk catatan mistis (mitologi) dlm literatur kuno. Termasuk point sy mengenai lemahnya perbandingan Yesus dgn figur lainnya seperti Alexander & Caesar. what's ur point? ..

Dari data2 ini justru sy telah memberikan rekonstruksi Historical Jesus berkaitan dgn mujizat. Tidak ada ahli kredibel yg menolak data extrakanonikal yg di dalamnya terdapat kalimat2 bhw Yesus pelaku sihir. Nah.. kalau begitu figur alternatif mana yg tersedia?. Jelas hanya 2 yaitu: 1 Yesus adalah penyesat Israel dgn magicnya atau 2. Yesus benar berasal dr Allah. Tdk ada alternatif bhw mujizat Yesus hanya fiktif khayalan para murid. Kalau anda menolak kemungkinan Yesus melakukan mujizat berarti anda ... siap menolak seluruh naskah kuno extrabiblical tsb. :-)

Hanya pernyataan "adakah seseorang mau utk kebohongan" yg anda tanggapi dgn jelas. Anda menyatakan bhw mereka mungkin salah mendengar/memahami ttg Yesus karena blm ada teks Injil seperti saat ini. Sejarah penganiayaan kekristenan awal telah dialami sejak abad 1 nanti reda sejak Konstantin menjadi kaisar di tahun 300-an. Melewati beberapa kaisar yg anti kekristenan seperti Nero, Trajan, Diokletian dll. Tdk heran kitab wahyu yg diperkirakan ditulis akhir abad 1 penuh dgn simbol berkaitan dgn konteks masa itu. Byk bukti kutipan injil Kanonik terdapat pd tulisan extrakanonikal dr tahun 50 s/d 200 M bahkan sebelum muncul daftar kanon Marcion. Jelas kekristenan awal telah memiliki akses terhadap informasi ini.

Bukti kuat lainnya peristiwa penganiayaan itu mulai terjadi saat para saksi mata ttg Yesus masih hidup. Jelas jika pengikut kekristenan menciptakan Yesus khayalan pembuat mujizat maka pasti ada koreksi oleh para saksi mata itu. Dan tdk ada bukti extrakanonikal mengenai koreksi tsb. Apalagi kekristenan sebelum 70 M terpusat di Yerusalem dipimpin Petrus, Yohanes & Yakobus. Jika ada konsep menyimpang maka kontrol bisa dilakukan. Selanjutnya pasca 70 M kekristenan sdh tersebar di seputar Greco Roman sampai di Roma. Pengajaran apostolic msh begitu kuat karena msh hidupnya para rasul termasuk murid generasi pertama murid para rasul. Bahkan menurut tradisi rasul Petrus mengembangkan jemaat di Roma. Dari data ini tdk ada peluang bhw mereka mati sahid karena salah memahami ttg siapa Yesus, kecuali mereka tahu persis ajaran itu benar & meyakinkan.

Perbandingan kisah martir ini dgn kematian para ekstrimis (teroris) jelas tdk tepat. Para ekstrimis umumnya jumlahnya minoritas dr kelompok besarnya & doktrin mereka menyimpang dr ajaran resmi kelompok utama mereka. Bandingkan dgn kekristenan awal yg secara mayoritas mengalami penderitaan & sistematis. Para ekstrimis telah dicuci otak dgn pengajaran doktrin kelompoknya yg diyakini benar & sdh ada sejak lama. Sedangkan kekristenan mendapatkan pemahaman ttg siapa Yesus & mereka berpeluang utk mengecek sendiri kebenarannya karena para saksi mata masih byk yg masih hidup. Bahkan para musuh kekristenan bisa membantah dgn mengatakan "Yesus & mujizatNya hanya khayalan", tetapi para musuh hanya menyatakan bhw Yesus itu pelaku sihir. Jadi jelaslah perbandingan yg diajukan tdk valid!

-------------------

Apakah kita memiliki bukti arkeologi? .. contoh2 perlunya bukti arkeologi agar kisah mujizat itu terjadi, terkesan berlebihan. seperti... apakah kita memiliki bukti arkeologis akan sapu tangan dari Paulus yang bisa menyembuhkan orang. Apakah kita memiliki satu dari 12 bakul yang tersisa saat ini, sehingga menguatkan peristiwa penggandaan roti itu benar-benar terjadi?. Jelas pertanyaan2 ini mengukur segala fakta hrs berdasarkan bukti fisik yg ada. Jika anda pada masa kecil mendapatkan medali, kemudian medali itu hilang, apakah kisah anda mendapatkan medali itu otomatis tdk benar? Tentu tidak, karena kisah anda disaksikan oleh anda & orang tua anda sendiri serta banyak orang lainnya. Jika anda & orang tua anda meninggal, maka fakta peraihan medali itu masih bisa diketahui berdasarkan keterangan orang2 lain yg pernah menyaksikannya, jika medali itu penting maka bisa diketahui melalui anak/cucu mereka.

Penemuan2 arkeologi memang tdk bisa dijadikan bukti langsung peristiwa mujizat, tetapi arkeologi menjadi tambahan bukti dalam sebuah rangkaian bukti kolektif. Selain Lukas, byk catatan dlm NT yg cocok dgn penemuan arkeologi, daftar cukup lengkap bisa dilihat dlm buku FF.Bruce (The New Testaments Documents), John McRoy (The Bible and the New Testament, Baker, 1975), Edwin Yamauchi (The Stones and the Scripture, Lippencott, 1972) dan masih banyak buku lainnya.

Kriteria sejarah yg anda ajukan berdasarkan tulisan2 Olden-Jørgensen (1998) and Thurén (1997) justru tdk masalah utk diterapkan pada NT:

- Keaslian NT jauh lebih kuat dibandingkan naskah2 kuno lainnya berdasarkan byknya manucript NT yg tersedia, sekitar 5.700 manuscript bah, Yunani yg telah dikatalogkan. Memang ada perbedaan varian, tapi umumnya hanya masalah redaksi kata, apalagi bah Yunani adalah bah yg berinfleksi yaitu subjek dr kalimat bisa terletak dibagian mana saja dr kalimat. Tugas Textual Criticisme-lah utk menemukan arti teks yg paling mendekati aslinya dan menurut Robinson hanya sekitar 10% dr NT yg perlu perlakuan Textual Criticisme

- Penulisan injil Kanonik menurut mayoritas sarjana NT ditulis pada sekitar 60 s/d 90 M, masih cukup byk saksi mata yg masih hidup. Jika terjadi penyimpangan/manipulasi kisah Yesus maka pasti ada koreksi dari mereka. Jarak yg sangat dekat ini tdk memberi peluang munculnya legenda. Robin l. Fox (The Search for Alexander) menyatakan kisah Alexander mendapatkan unsur2 legenda nanti terjadi beberapa abad setelah penulisan pertamanya. A.N. Sherwin White (Roman Law and Roman Society in the New Testament) menyatakan bahwa dibutuhkan minimal 2 generasi atau lebih utk berpeluang munculnya legenda.

Sebenarnya masih byk point lain utk reabilitas NT, tapi cukup 2 point itu dulu.. karena masih fokus di topik "miracle"

ok... kembali ke masalah "miracle"

Jika konsep demitologisasi dipaksakan terhadap NT dgn mengeluarkan unsur supranatural, maka yg akan dikeluarkan: kisah penyembuhan, kisah pengusiran setan, mujizat terhadap alam bahkan kebangkitan Kristus, kelahiran Yesus melalui perawan, pengajaran tentang penghakiman (surga-neraka) termasuk inkarnasi Yesus. Apa yg terjadi jika diterapkan? justru hancurnya kerangka seluruh Alkitab (PL & PB) serta alur cerita yg terjadi.

1. Kisah penyembuhan & pengusiran setan merupakan bagian intrinsik dr pemberitaan ttg kerajaan Allah.

2. Mujizat Yesus merupakan penggenapan dr Perjanjian Lama terutama berkaitan dgn nubuatan mesianik.

3. Mujizat Yesus bersifat pewahyuan, jika dihilangkan maka akan menghilangkan salah satu aspek pribadi Yesus yg penting

Justru demitologisasi menjadi tdk logis! dibanding kisah Alkitab secara menyeluruh plus kisah2 mujizatnya.
Lalu figur Yesus seperti apa yg anda imani saat ini? hanya sekedar guru agung?
E.P.Sanders (Jesus and Judaism) menyatakan bahwa banyak orang mengikut Yesus pd masa itu terutama bukan karena Ia adalah guru agung, melainkan karena reputasiNya sebagai Penyembuh yang penuh kuasa.

Penutup:

Saya telah menyajikan argumentasi berdasarkan DATA dgn pendekatan pembuktian kolektif yg saling memperkuat satu sama lainnya. Tanpa perlu berkoar-koar, keimanan pada Yesus berdiri pada landasan bukti yg kuat. Intelektual Kristen tdk perlu takut dgn studi kritis, karena penyajian argumentasi ini telah membuktikannya, bukan saja hanya berdasarkan asumsi2 tetapi berdasarkan DATA yg ada, baik tulisan2 kuno maupun pendapat para ahli.

Satu tantangan: jika Yesus tdk melakukan mujizat tetapi hanya mitologi atau khayalan para murid, berikan bukti berdasarkan tulisan kuno (kanonikal, nonkanonikal, extrakanonikal) bhw benar itu hanya khayalan. Jika anda tdk bisa menjawab maka pilihan yg tersedia hanya satu yaitu menolak semua sumber kuno tsb yg menyatakan bhw Yesus melakukan mujizat/sihir termasuk menolak pendapat para sarjana seperti E.P.Sanders, Theissen dll. (umumnya the third quest).

...atau... pilihan terakhir menerima bhw Mujizat Yesus benar-benar terjadi.
Share:

Debat Lukas 6:40: Nubuatan tentang "Islam" ??

Debat ini terjadi di FDOA (Forum Diskusi Online Alkitab) antara Jimmy (Apologia Kristen) vs Al Dy seorang netter Muslim. Bermula dari bantahan Al Dy terhadap tulisan Bagus Pramono (Sarapan Pagi), selanjutnya debat berlangsung dalam tiga ronde. Silahkan menyimak setiap argumentasi yang ada & judge it for yourself.


Lukas 6:40 LAI TB, Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
Asumsi Islam: Dalam Luk 6:40 Yesus mengucapkan kata Islam dari kata SYALLOM.

=RONDE 1=

BP (SARAPAN PAGI):
Lukas 6: 40 tidak bermakna “agama Islam” atau “seorang Muslim” kata yang tertulis di sana adalah verba, alias kata kerja, bukan karta benda (noun). Perlu juga dipahami konteks ayat tidak sedang membicarakan suatu agama atau nubuat suatu agama, tetapi sebuah pengajaran yang menggunakan 3 perumpamaan yang ditujukan kepada murid-murid Yesus (baca selengkapnya Lukas 6:39-45), pengajaran ini berisi sejumlah petunjuk untuk kehidupan Kristiani. Kita lihat ayat Lukas dalam naskah bahasa asli Yunani dan beberapa terjemahannya, sbb :

* Lukas 6:40
LAI TB, Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
KJV, The disciple is not above his master: but every one that is perfect shall be as his master.
NIV, A student is not above his teacher, but everyone who is fully trained will be like his teacher.
Ha-Berit,אֵין תַּלְמִיד נַעֲלֶה עַל־רַבּוֹ וְדַיּוֹ לְכָל־תַּלְמִיד שָׁלֵם לִהְיוֹת כְּרַבּוֹ׃
Translit, EIN TALMID NA’ELEH ‘AL-RABO’ VIDAYUVO LIKHAL-TALIMID SYALEM LIHYOT KRABO
Naskah Bahasa Asli Textus Receptus (TR), ουκ εστιν μαθητης υπερ τον διδασκαλον αυτου κατηρτισμενος δε πας εσται ως ο διδασκαλος αυτου

Translit interlinear, ouk {tidak} estin {adalah} mathêtês {seorang murid} huper {melebihi/ di atas} ton didaskalon {guru} autou {-nya} katêrtismenos {tamat/ lulus/ yang telah selesai dilatih} de {tetapi} pas {setiap (murid)} estai {akan menjadi} hôs {seperti} ho didaskalos {guru} autou {-nya}

Kata κατηρτισμενος – “katêrtismenos” adalah verb (kata kerja) dalam bentuk – perfect passive participle – nominative singular masculine, berasal dari kata καταρτιζω – “katartizô” yang bermakna to complete thoroughly, i.e. repair or adjust — fit, frame, mend, (make) perfect(-ly join together), prepare, restore. Kata dalam naskah asli bahasa Yunani ini diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dengan kata שלם – SYALAM

Kata Islam berasal dari kata Arab ‘ASLAMA, berpadanan dengan kata Ibrani שלם – SYALAM, syin-lamed-mem. Baik bahasa Arab, Aram, maupun Ibrani berasal dari sumber yang sama, oleh karena itu sering dijumpai kata dengan akar kata yang sama. Kata benda שלום – SYALOM syin-lamed-vav-mem dibentuk dari akar kata שלם – SYALAM, berarti damai, sejahtera, selamat, berpadanan dengan kata Arab SALAAM.

Kata Islam sendiri tidak dapat ditukarganti menjadi שלום – SYALOM karena menyalahi kaidah bahasa. Padanan kata שלום – SYALOM adalah SALAAM, bukan Islam.

* Q.S. 4:94,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu, ‘Kamu bukan seorang mu’min’, dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan ni’mat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

YAA AYYUHAL LADZIINA AAMANUU IDZAA DHARABTUM FII SABIILILLAAHI FA TABAYYANUU WA LAA TQUULUU LI MAN ALQAA ILAIKUMUS SALAAMA LASTA MU’MINAN TABTAGHUUNA ‘ARADHAL HAYAATID DUN-YAA FA ‘INDALLAAHI MAGHAANIMU KATSIIRATUN KA DZAALIKA KUNTUM MIN QABLU FA MANNALLAAHU ‘ALAIKUM FA TABAYYANUU INNALLAAHA KAANA BI MAA TA’MALUUNA KHABIIRAA

Jelas kata salam di atas tidak dapat diganti begitu saja dengan Islam karena yang terakhir cenderung bermakna agama sedangkan yang pertama adalah ucapan.
-----------------

BANTAHAN AL DY :
Atas wewenang apa dan darimana Theolog Kristen mengatakan bahwa bhs asli Injil itu hanya Yunani karya Textus Receptus itu.

Greek : κατηρτισμενος = katêrtismenos
Ibrani : שלם = SYALAM
Arab : سلام =Islam.

Kita langsung ke akar katanya saja,
kata ש dalam Quran =س
Kata ל dalam Quran = لا
Kata ם dalam Quran = م

Dan dalam Aramaic anda bisa lihat sendiri yang mana Sin, Lam, Mim :
http://www.omniglot.com/images/writing/aramaic.gif

Jika dikatakan bahwa akar kata ‘Islam’ adalah ‘Aslama’ yg berarti ketundukan atau kepasrahan kepada Tuhan Allah Yang Maha Tinggi, itu benar.
Dan jika dikatakan kata ‘Islam’ berasal dari akar kata ‘Syalom’ atau ‘Salam’ yg berarti ‘peace’ atau ‘kedamaian’, itu juga benar.
Coba kita perhatikan ayat Alquran yg Theolog Kristen kutip dengan mengutip tidak dengan bhs Arabia Al qurannya ini :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَتَبَيَّنُواْ وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلاَمَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِندَ اللّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ اللّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُواْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu, ‘Kamu bukan seorang mu’min’, dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan ni’mat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”* Q.S. 4:94.

Kata السَّلاَمَ yg digunakan oleh ayat diatas, kata ‘Alif’ dan ‘Lam’ tidak bertajwid, dan ini bisa ditranslit menjadi ‘Aslama’ dan memang berarti Islam bukan.

Dan kita lihat padanan kata ‘Salam/Syalom/Islam ini pada ayat lainnya :
……الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Pada hari ini telah Kusempurnakan untukkamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamunikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agamabagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparantanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah MahaPengampun lagi Maha Penyayang.(Al-maidah ayat 3).

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barang siapa mencari agama selain agamaIslam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agamaitu) daripadanya, dan dia di akhirat termasukorang-orang yang rugi.

Perhatikan kata الإِسْلاَمِ, kata الإِ diterjemahkan menjadi ‘Hanya’, itu berarti jika digabungkan, maka terjemahan akan berbunyi “Hanya Salam/Kedamaian/Islam”

Dan Kata سْلاَمِ memang adalah sebuah kata kerja, dan kata ini tak ada kaitannya dengan ‘Agama’, ayat diatas mengatakan kata ‘Agama’ namun hanya terbatas pada terjemahannya saja(sy tak mempersalahkan terjemahannya), sebab kata ‘Agama’ bisa diterjemahkan ‘Pegangan’ atau ‘Ketidak kacauan’, dan ini jelas bermakna ‘Kedamaian’ juga), jadi tak bermasalah.

Jadi jelas, bahwa kata ‘Islam’ adalah ‘Syalom’ juga dan ‘Submission’ atau ‘Ketundukan’ juga.
Dan Lukas 6:40 memang benar bahwa Yesus menyebutkan kata ‘Syalom’ atau ‘Islam, dan Theolog Kristen tak perlu mempemasalahkan ini, sebab, jika Theolog Kristen tidak bertepuk sebelah tangan dalam membahas Etimologi isi kitab-kitab,Theolog sudah semestinya mengakui itu (kata Islam yg diucapkan Yesus), bukan malah menghakimi dengan menyalahkan.
----------------------------------------

TANGGAPAN JIMMY

kelihatannya tulisan sdr Al Dy memberi kesan cukup meyakinkan melalui kajian etimologisnya terhadap Lukas 6:40. Sdr Al Dy pun terkesan mengklaim paling paham kajian ilmiah & linguistik dibanding rekan diskusi lain.

Sebenarnya tafsiran muslim bhw Luk 6:40 menyebutkan ttg ISLAM bukanlah hal yg baru. Dan ini salah satu usaha Muslim utk mencari dukungan Alkiitab mengenai nubuatan Islam/Muhammad. Tetapi biasanya gaya eisegese (dari luar ke dalam) yg digunakan.
Sdr Al Dy mencoba berakrobatik etimologis dlm Luk 6:40 dgn menghubungkan kata katērtismenos (Yunani) ke bahasa Ibrani dan terus ke bahasa Arab
Mari kita kita kaji argumentasi sdr Al Dy,

KESALAHAN No.1
Pertama2 kita coba meneliti arti kata Islam itu sendiri..Seperti yg ditulis sdr Al Dy, akar kata Islam terdiri atas 3 konsonan SLM. Tetapi perlu diperhatikan, ada banyak kata yg bisa diturunkan dengan memasukan huruf vocal di antara konsonan2 tsb.

Islam اسلام => Submission
Salam سلام => Well-being/Peace
(Derivation of) Salama سلما => The stinging of a snake or the tanning of the leather
Saleema سليما => To be saved or to escape from danger (when refering to a female)
Saleem سليم => To be saved or to escape from danger (when refering to a male)
Aslam اسلم => To submit

Dari daftar kata yg diturunkan dari kata SLM terdapat beberapa kata yg maknanya berbeda, ini berarti tidak semua kata yg diturunkan dari akar kata yg sama memiliki arti yg sama. Jika ISLAM (Submission) = SALAM (Peace), bagaimana dengan kata SALAMA (The Stinging of a Snake) ? :-)

Sekarang mari kita lihat ayat2 dlm Quran & Hadits
QS 5:3 Islam adalah sebuah agama
Today, I have perfected your religion (dīn) for you; I have completed My blessing upon you; I have approved Islam for your religion
QS 3:19 Islam adalah submission kepada Allah
The Religion before Allah is Islam (submission to His Will): Nor did the People of the Book dissent therefrom except through envy of each other, after knowledge had come to them. But if any deny the Signs of Allah, Allah is swift in calling to account.

QS 8:83 Islam adalah agama dari Allah
Do they seek for other than the Religion of Allah?-while all creatures in the heavens and on earth have, willing or unwilling, bowed to His Will (Accepted Islam), and to Him shall they all be brought back.

Hadits
A lady asked to the prophet: "What is Islam?" Allah's Apostle replied, "To worship Allah Alone and none else, to offer prayers perfectly to pay the compulsory charity (Zakat) and to observe fasts during the month of Ramadan." Sahih Bukhari 1:2:47

This letter is from Muhammad, the slave of Allah, and His Apostle, to Heraculius, the Ruler of the Byzantine. Peace be upon the followers of guidance. Now then, I invite you to Islam ( surrender to Allah), embrace Islam and you will be safe” Sahih Bukhari 4:52:191

While we were in the mosque, Allah's Apostle came out and said, "Let us proceed to the Jews." So we went out with him till we came to Bait-al-Midras. The Prophet stood up there and called them, saying, "O assembly of Jews! Surrender to Allah (embrace Islam) and you will be safe!" "Know that the earth is for Allah and I want to exile you from this land, so whoever among you has property he should sell it, otherwise, know that the land is for Allah and His Apostle." Sahih Bukhari 009:092:447

By Allah! I consider him a believer." The Prophet said, "Or merely a Muslim (Who surrender to Allah)." Sahih Bukhari 1:4:247

Dalam Wikipedia pun disebutkan Submission utk Islam.The word Islam means 'submission to God',[1] and an adherent of Islam is called a Muslim. http://en.wikipedia.org/wiki/Islam.

KESALAHAN NO. 2
Sdr Al Dy mencoba menghubungkan kata ISLAM ke dalam Lukas 6:40, padahal jelas-jelas pernyataan Yesus ditulis dalam bahasa Yunani. Seharusnya dicari padanan dari daftar arti κατηρτισμενος = katêrtismenos. Sekarang kita lihat arti kata tersebut dlm bahasaYunani.

ΚΑΤΑ ΛΟΥΚΑΝ 6:40 Greek NT: Stephanus Textus Receptus (1550, with accents)
οὐκ ἔστιν μαθητὴς ὑπὲρ τὸν διδάσκαλον• αὐτοῦ κατηρτισμένος (katērtismenos) δὲ πᾶς ἔσται ὡς ὁ διδάσκαλος αὐτοῦ•

Strong’s Hebrew & Greek Dictionaries
G2675 καταρτίζω katartizō kat-ar-tid'-zo, From G2596 and a derivative of G739; to complete thoroughly, that is, repair (literally or figuratively) or adjust: - fit, frame, mend, (make) perfect (-ly join together), prepare, restore.

BlueLetterBible
1) to render, i.e. to fit, sound, complete, a) to mend (what has been broken or rent), to repair, b) to fit out, equip, put in order, arrange, adjust, c) ethically: to strengthen, perfect, complete, make one what he ought to be. http://www.blueletterbible.org/lang/lexicon/lexicon.cfm?Strongs=G2675&Version=kjv

Jika kita bandingkan daftar arti katêrtismenos dengan arti kata ISLAM. Sangat jelas tidak ada kata SUBMISSION atau TO SUBMIT dalam daftar arti semantik katêrtismenos. Bahkan jika dipaksakan pula kata SALAM yg berarti PEACE juga tdk ada dlm daftar tsb. Sebenarnya sampai disini kasus sdh bisa ditutup! :-)

Tetapi kemudian sdr Al Dy melakukan akrobatik yg kedua dengan menggunakan penghubung bahasa Ibrani.
Luke 6:40 Hebrew Bible
אין תלמיד נעלה על רבו ודי לכל תלמיד שלם להיות כרבו׃

Sekarang kita kita lihat arti kata שלם Shalam
The KJV Old Testament Hebrew Lexicon
1. to be in a covenant of peace, be at peace
a. (Qal)
1. to be at peace
2. peaceful one (participle)
b. (Pual) one in covenant of peace (participle)
c. (Hiphil)
d. (Hophal) to live in peace

2. to be complete, be sound
a. (Qal)
1. to be complete, be finished, be ended
2. to be sound, be uninjured
b. (Piel)
1. to complete, finish
2. to make safe
3. to make whole or good, restore, make compensation
4. to make good, pay
5. to requite, recompense, reward
c. (Pual)
1. to be performed
2. to be repaid, be requited
d. (Hiphil)
1. to complete, perform
Sumber: http://www.biblestudytools.com/lexicons/hebrew/kjv/shalam.html

Terdapat 2 makna utama dr kata SHALAM yaitu: to be in covenant of peace dan to be complete. Jika dibandingkan arti kata katêrtismenos seperti yg telah ditunjukan sebelumnya, maka yg cocok adalah arti yg kedua “to be complete” bukan PEACE. Hal ini dipertegas dengan pilihan berbagai versi PB yg mengacu pada arti kedua dgn menggunaka kata FULLY TRAINED & PERFECTED dan LAI: TELAH TAMAT PELAJARANNYA.

New International Version (©1984)
A student is not above his teacher, but everyone who is fully trained will be like his teacher.
New Living Translation (©2007)
Students are not greater than their teacher. But the student who is fully trained will become like the teacher.

English Standard Version (©2001)
A disciple is not above his teacher, but everyone when he is fully trained will be like his teacher.
New American Standard Bible (©1995)
"A pupil is not above his teacher; but everyone, after he has been fully trained, will be like his teacher.

International Standard Version (©2008)
A disciple is not better than his teacher. But everyone who is fully-trained will be like his teacher.
King James Bible
The disciple is not above his master: but every one that is perfect shall be as his master.
American Standard Version
The disciple is not above his teacher: but every one when he is perfected shall be as his teacher.

Sehingga utk kedua kalinya sdr Al Dy berakrobatik dgn memaksakan arti PEACE dr Shalam agar sesuai dgn maksudnya, padahal jelas yg dimaksud Shalam dlm bahasa Ibrani utk Lukas 6:40 adalah To be Complete.

Dalam PL sendiri ada 116 kata Shalam dan hanya 11 kata yg diartikan PEACE. King James Word Usage - pay 19, peace 11, recompense 11, reward 10, render 9, restore 8, repay 7, perform 7, good 6, end 4, requite 4, restitution 4, finished 3, again 3, amends 1, full 1, miscellaneous 8.

KESALAHAN NO. 3
Karena terlalu asyik dgn bermain etimologi, sdr Al Dy menutup mata terhadap tata bahasa yg digunakan dlm Luk 6:40 padahal sebuah eksegese yg sehat selain memperhatikan kajian etimologi juga tata bahasa dan yg paling utama konteks.

Sangat jelas kata katêrtismenos dlm bentuk kata kerja VERB dan bukan kata benda NOUN. Sekarang mari kita lihat jika kita menggantikannya dgn kata ISLAM.

Luk 6:40
KJV: The disciple is not above his master: but every one that is ISLAM shall be as his master.
LAI: Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang ISLAM akan sama dengan gurunya.

Dan coba kita kita terapkan ke beberapa ayat lainnya.

Mat 4:21
KJV: And going on from thence, he saw other two brethren, James the son of Zebedee, and John his brother, in a ship with Zebedee their father, ISLAMING(katartizontas) their nets; and he called them.
LAI: Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang MENGISLAMKAN jala di dalam perahu …

Mat 21:16
KJV: And said unto him, Hearest thou what these say? And Jesus saith unto them, Yea; have ye never read, Out of the mouth of babes and sucklings thou ISLAMED (katertiso) praise?
LAI: lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau DIISLAMKAN puji-pujian?"

Anehkan :-) .... Inilah akibatnya jika tdk memperhatikan Tata Bahasa.

KESALAHAN NO. 4
Kesalahan terakhir yang paling penting yaitu tdk memperhatikan konteks dr ayat tsb !. Seperti yg dikatakan D.A. Carson (Exegetical Fallacies, Baker Academic, 1996):
“… setiap kata memiliki rentang semantic tertentu yang terbatas, dan oleh karena itu konteks membatasi atau membentuk sebuah arti sebuah kata…”.

Dari tulisan2 sdr Al Dy kelihatannya kurang memperhatikan konteks dr kata tersebut, padahal arti yg tepat dr rentang beberapa arti dari sebuah kata sangat ditentukan konteksnya. Studi etimologi nanti sangat penting peranannya saat mengkaji sebuah kata yg muncul hanya sekali (hapax legomena) dan biasanya lebih banyak dlm bah. Ibrani dibanding bah. Yunani. Jadi jelaslah bhw studi etimologi harus dibarengi studi grammar dan konteks. Pendekatan komprehensif seperti ini yg kurang diperhatikan oleh sdr Al Dy dan banyak apologis muslim lainnya.

Silahkan pelajari Lukas 6:39-42 dimana Yesus sedang memberikan 3 perumpamaan, tidak ada indikasi bhw Yesus sedang mengajarkan tentang akan datangnya agama ISLAM. Bahkan seluruh perkataan Yesus dlm Injil tdk satupun menyinggung akan datangnya sebuah jalan keselamatan baru melalui ISLAM. Tetapi berbagai usaha berakrobatik dgn makna kata di lakukan kaum Muslim misalnya Parakletos menjadi Perikletos dsb.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Luk 6:40 bukanlah nubuatan Yesus ttg akan datangnya agama ISLAM.
------------------------------

=RONDE 2=

AL DY
Bukankah saya sudah mempost demikian :
"Jika dikatakan bahwa akar kata ‘Islam’ adalah ‘Aslama’ yg berarti ketundukan atau kepasrahan kepada Tuhan Allah Yang Maha Tinggi, itu benar."
"Dan jika dikatakan kata ‘Islam’ berasal dari akar kata ‘Syalom’ atau ‘Salam’ yg berarti ‘peace’ atau ‘kedamaian’, itu juga benar."

Dan tambahan saya : Jika dikatakan Islam itu Agama(ketidak kacauan), itu pun benar!
Perhatikan ini :
Kata س dan لا dan م jika ditambah simbol tanda baca "Patah"pada atas س = sa
Dan terdapat simbol tanda baca "Patah"pada atas لا = La
Kemudian jika terdapat pula simbol tanda baca "suqun"pada atas م = menghubungkan huruf "La" menjadi "Lam".
Dan jika digabungkan menjadi "Sa la m".

Dan sekarang perhatikan ini :  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَتَبَيَّنُواْ وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلاَمَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِندَ اللّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ اللّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُواْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu, ‘Kamu bukan seorang mu’min’, dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan ni’mat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”* Q.S. 4:94.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Pada hari ini telah Kusempurnakan untukkamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamunikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agamabagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparantanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah MahaPengampun lagi Maha Penyayang.(Al-maidah ayat 3).

Kata yang digunakan pada ayat diatas adalah الإِسْلاَمَ , dan ini bahkan sudah bertanda baca, lihatlah tanda baca "patah" yg berada dibawah 'alif lam', dan diatas 'sin' ada 'Suqun' dan diatas 'lam' ada 'patah' dan diatas 'mem' terdapat 'patah'(dibaca; penghubungan aksara 'lam').
----------

Apakah saya pernah berkata bahwa Lukas 6:40 adalah Nubuatan tentang Islam ?
Jika demikian, pasti saya akan menulis Topiknya bukan "Study Lukas", namun "Nubuat ISLAM dalam Lukas".
Yang saya tekankan disini adalah lebih dari sekedar Linguistik Alkitabiahnya, yg selalu diperkosa oleh kebanyakan Theolog Kristen...

Greek : κατηρτισμενος = katêrtismenos, dalam bhs Ibraninya adalah =
= שלם = SYALAM dan dalam bhs Arabnya = سلام =Islam.

Dan bukankah saya berkata diakhir post pertama saya :"Jadi jelas, bahwa kata ‘Islam’ adalah ‘Syalom’ juga dan ‘Submission’ atau ‘Ketundukan’ juga.

Dan Lukas 6:40 memang benar bahwa Yesus menyebutkan kata ‘Syalom’ atau ‘Islam, dan Theolog Kristen tak perlu mempemasalahkan ini, sebab, jika Theolog Kristen tidak bertepuk sebelah tangan dalam membahas Etimologi isi kitab-kitab,Theolog sudah semestinya mengakui itu(kata Islam yg diucapkan Yesus), bukan malah menghakimi dengan menyalahkan.

JIMMY

Utk point arti kata Islam = Submission vs Peace, sepertinya saya tunda dulu pembahasannya. Karena memang sudah agak OOT, nanti saja setelah pembahasan biblical Luk 6:40 sdh cukup.

Apakah benar anda tdk punya hidden agenda terhadap pembahasan Luk 6:40 utk nubuatan Islam ?? Padahal semua penulis muslim menggunakan ayat ini utk mendukung Islam dgn menyatakan bhw Yesus menubuatkan kedatangan agama Islam atau Yesus sendiri seorang Islam (Muslim). … Apakah ini berindikasi taqqiyah?

Dari analisis saya sebelumnya tuduhan di atas terbukti salah, malah yg terjadi sebaliknya.
Sangatlah jelas dr kajian tekstual : katêrtismenos (Greek) = Shalam (Hebrew) namun dlm arti TO COMPLETE bukan dlm arti PEACE.
Jika diasumsi arti Islam=Peace, maka seharusnya padanannya: Islam (Arab) = Shalam (Hebrew) dlm arti PEACE dan utk bah. Yunani padanan kata yg tepat Eirene, bukannya katêrtismenos.

Jadi jelaslah baik dr kajian Tekstual, Gramatikal & Kontekstual, Luk 6:40 tdk berkaitan dengan ISLAM dlm pengertian Salam (Peace) termasuk dlm pengertian agama Islam.
----------------------

=RONDE 3=

AL DY
taqqiyah lagi, taqqiyah lagi....
Sekali saya katakan ;
Disini Lukas 6:40 adalah kata yg sangat fleksibel dari segi makna kearah kata 'Islam'.

1.Islam : κατηρτισμένος = TO COMPLETE = who is fully developed.
2.Islam : ειρήνη = PEACE
3.Islam : Submision
Itu semua benar! Karena 'Islam' adalah memang yg 'Melengkapkan', membuat perdamaian, dan selalu tunduk pasrah kepada Tuhan Maha Tinggi.

Ini semua tidak ada yg namanya 'Padanan kata yg tepat', tapi 'Padanan makna yg tepat' Karena dalam bhs Yunani selalu ada Definition.Demikian.

JIMMY
Saya hanya menduga ada indikasi taqqiyah ...karena pernyataan anda sendiri bhw anda tdk bermaksud merujuk pd nubuatan Islam (agama). Padahal secara implisit dr pernyataan2 anda Luk 6:40 merujuk pd kata Islam (Peace) yg adalah turunan atau paralel dgn Islam (agama).

Menanggapi sanggahan saya, anda kemudian mulai memperluas makna Islam dgn menambahkan kata 'TO COMPLETE (Melengkapkan) sebagai salah satu makna dr Islam. Jelas ini adalah penemuan baru dlm apologetik Islam :-). Setelah melihat argumen sy ttg makna Shalam dlm Luk 6:40 adalah TO COMPLETE anda kemudian menyesuaikan dan menjadikan argumen sy jadi titik loncatan utk memperluaskan rentang makna Islam.

Sepertinya anda memang mahir berakrobatik arti "kata", namun anda tdk mungkin berakrobatik dgn tatabahasa apalagi Konteks ayat Luk 6:40.

(Diskusi selanjutnya, Al Dy sudah tdk memberikan point baru lagi..)
Share:

Poligami Dalam Alkitab (Seri 1)

Pertanyaan
Kekristenan selalu menyatakan mengajarkan monogami, tetapi dalam Alkitab sendiri ternyata para nabi seperti Abraham, Musa, Daud, Salomo dan lain-lain jelas-jelas berpoligami. Bukankah pernyataan tersebut kontradiksi dengan Alkitab itu sendiri?


Tanggapan:
Sebelum membahas pengajaran Kristus terhadap prinsip monogami dalam perkawinan, kita perlu meninjau masalah poligami para nabi yang terdapat dalam Perjanjian Lama.
1. Pada hakekatnya prinsip monogami merupakan hal ideal bagi manusia, makanya Allah hanya menciptakan satu isteri untuk Adam bukan isteri-isteri. Tertulis dalam Kej 2:23-24 "....Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging". Hal ini ditegaskan kembali oleh rasul Paulus dalam Ef 5:31 "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging". Sangat jelas seorang laki-laki akan bersatu dengan istrinya menjadi satu daging (1 kesatuan), maka tidaklah tepat seorang suami membentuk satu daging/kesatuan lainnya dengan perempuan lain.

2. Poligami pertama disebutkan dalam kehidupan Lamekh, Kej 4:23 "Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu... aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; ". Lamekh digambarkan sebagai orang yang  haus darah karena dendam dengan orang yang berselisih dengannnya. Sesudah itu tidak disebutkan lagi praktek poligami sampai zaman Abraham

3. Dalam kasus Abraham, bersama isterinya Sarah mereka dijanjikan Allah akan diberikan seorang anak yang akan memberikan banyak keturunan dan dari keturunan itu akan lahir seorang Mesias. Tetapi karena belum juga ada tanda-tanda mengandung, Sarah & Abraham berinisiatif membantu Allah dengan mengambil Hagar. Namun apa yang terjadi... perselisihan, sehingga Hagar & Ismael harus diusir Abraham. Perkawinan Abraham dengan Hagar jelas tindakan kedagingan akibat ketidakpercayaan

4. Ishak kawin dengan isteri tunggal Ribka, tetapi berbeda dgn Esau yang kawin dengan dua perempuan kafir, Kej 26:34-35 “Ketika Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya.  Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka.”.  Perkawinan Esau ini berdampak tidak baik bagi hubungannya dengan Ishak & Ribka.

5. Kasus Yakub, perempuan yang dicintainya hanyalah Rahel anak Laban. Tetapi karena tipu muslihat Laban, ia terpaksa mengawini Lea. Namun apa yang terjadi, timbul persaingan dan adanya dusta, iri hati, perselisihan diantara dua perempuan bersaudara tersebut.

6. Kasus Salomo, menyebabkan dia jauh dari Tuhan 1 Raj 11:2-3 " ...Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta...isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN." Hal ini menyebabkan kemunduran rohani Salomo dan pada akhirnya kerajaannya menjadi pecah.

7. Daud, tidak sedang berada di puncak kerohaniannya ketiga mengambil Abigail dan Ahinoam sebagai istri-istrinya (1 Sam 25:42-43). Dia mengambil Batsyeba karena nafsu kedagingan setelah melihatnya dari atas sotoh istana dan berlanjut dengan siasat agar Uria suami Batsyeba mati terbunuh di peperangan. Sebagai akibatnya anak yang dihasilkan Daud dari Batsyeba harus mati. Alkitab kitab yang jujur menyajikan kisah yang terjadi apa adanya termasuk kesalahan para nabi.


Dari kasus-kasus ini, kita bisa lihat Poligami identik dengan hal-hal yang tidak baik dan menunjukan bukan sebuah model ideal karena banyaknya masalah yang timbul. Aturan dalam Taurat yang berkaitan dengan Poligami bukanlah sebuah perintah & anjuran tetapi sebuah persyaratan & aturan yang ketat. Kel 21:10 "Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia.".

Kristus sendiri kemudian mempertegas hakekat perkawinan yaitu satu orang suami untuk satu orang isteri. Di luar dari itu, saat seorang laki-laki yang sedang dalam menjalani ikatan perkawinan dengan seorang perempuan lalu mengambil perempuan lain maka jelas dikategorikan berpoligami dan dengan tegas dinyatakan berzinah!.

Pada masa PL, memang harus dibedakan antara berzinah & berpoligami, karena yang berzinah adalah sebuah hubungan gelap dan jelas dilarang dan diancam hukuman mati, sedangkan berpoligami yaitu hubungan terang-terangan dengan mengambil perempuan lain menjadi isteri, namun tidak pernah diperintahkan atau dianjurkan untuk dilakukan. Karena akibatnya fatal & menimbulkan banyak masalah. Tetapi pada masa Kristus, menjadi lebih tegas bahwa Poligami itu berzinah!
  Rom 1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Ef 5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri:
1Ti 3:12 Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.

Lihat pembahasan lanjutan Poligami dalam Alkitab (2)

Apologia Kristen
Share: