Yesus Pencipta atau Ciptaan? Eksegese Kolose 1:15-18

Kol 1:15  Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 

Kol 1:16  karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 

Kol 1:17  Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 

Kol 1:18  Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 


 Pihak Unitarian memahami bahwa Yesus adalah ciptaan pertama kemudian melalui Yesus alam semesta diciptakan. Argumentasi pertama mereka mengacu pada tafsiran kata PROTOTOKOS (Sulung) yang diartikan "pertama" sebagaimana kata sulung yg digunakan untuk anak pertama. Argumentasi kedua yaitu akata DIA yang diartikan "Melalui" untuk menunjukan bahwa Yesus hanya perantara Allah dalam melakukan penciptaan.


Untuk memperkuat point mereka atas tafsiran kata PROTOTOKOS, mereka merujuk pada ayat 18 yang menyatakan bahwa Yesus yang pertama (PROTOTOKOS) bangkit dari antara orang mati berarti Yesus adalah bagian dari orang yang pernah mati. Sehingga dengan kata yang sama Yesus juga dianggap bagian dari ciptaan. Mereka kemudian menggunakan kajian gramatikal bahwa kata PROTOTOKOS yangg berkaitan dengan kasus genitif pada kata KTISEOS merupakan Partitive Genitif yang berarti kata Sulung (PROTOTOKOS) adalah "bagian dari" ciptaan (KTISEOS).


Terlihat argumentasi mereka cukup meyakinkan, namun jika kita menelitinya secara mendalam, justru kita mendapatkan kesimpulan yang sebaliknya. Pertama-tama tentang kata PROTOTOKOS, kata ini secara literal memang berarti anak yang pertama misalnya Ruben anak sulung Yakub (Kej 46:8), penyebutan tulah ke anak Sulung di Mesir dan lain-lain. Namun prototokos juga memiliki arti figuratif, misalnya Allah menyebut Efraim sebagai anak Sulung (Yer 31:9b) padahal sebenarnya Efraim adalah anak bungsu adik dari Manasye (Kej 48:14), juga Daud disebut sebagai anak Sulung (Maz 89:28) padahal ia adalah anak bungsu dari Isai. Makna protokos figuratif disini berarti KEUTAMAAN.


Sekarang kita perhatikan Kol 1:18, oleh LAI diterjemahkan secara dinamis menjadi "yang pertama bangkit dari antara orang mati",  dalam terjemahan KJV dituliskan "the firstborn from the dead". Namun apapun terjemahannya, apakah berkaitan dengan kematian atau kebangkitan yang jelas Yesus bukanlah yang pertama mati atau bangkit, karena sebelumnya sudah ada pernah bangkit seperti Lazarus. Ini berarti kata PROTOTOKOS dalam ayat ini tidak tepat diartikan secara literal sebagai yang "pertama" secara kronologis waktu. Demikian pula kata PROTOTOKOS dalam ayat 15 juga tidak tepat diartikan sebagai yang "pertama" dari ciptaan Allah. Jika Paulus memang bermaksud mengajarkan bahwa Yesus adalah ciptaan yang pertama, maka dia akan menggunakan kata PROTOKTISTOS. Dari data ini point awal mereka bahwa Yesus adalah ciptaan pertama jelas tidak kuat.


Namun mereka menyusun argumentasi berikut bahwa walaupun kata PROTOTOKOS tidak diartikan sebagai pertama, namun Yesus tetap bagian dari ciptaan. Sebagaimana kata itu yang mengaitkan Yesus dengan orang mati, bahwa Yesus juga adalah bagian dari orang mati walaupun tidak harus yang pertama mati atau bangkit. Untuk itu mari kita cermati makna kata PROTOTOKOS pada ayat 18 ini. Karena kata ini tidak diartikan secara literal makna kita harus mencari maknanya pada arti figuratif yaitu KEUTAMAAN maka makna yang tepat terkait kedaulatan Dia atas kematian.

1 Kor 15:55  Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" 

Yoh 2:19  Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

Hal ini sejalan dengan kalimat sebelumnya "Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat", Yesus bukanlah bagian dari jemaat atau orang-orang percaya tetapi dia disebutkan sebagai kepala atas jemaat yang menunjukan keutamaanNya atas orang-orang percaya. Kalimat berikutnya pada ayat 18 semakin memperjelas pengertian ini "Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu". Kata "segala sesuatu" (TA PANTA) ini sinonim dengan kata "ciptaan Allah" pada ayat 15, maka sudah tepat kata PROTOTOKOS pada ayat 15 diartikan "lebih utama dari segala sesuatu". So jelaslah pada ayat 18, walaupun Yesus memang secara manusia pernah mati, tetapi kata Prototokos di sini tidak sedang berbicara "bagian dari" orang mati. Tetapi pada makna figuratifnya yaitu KEUTAMAAN Yesus atas kematian dan pesan yang sama juga terdapat pada ayat 15 yaitu KEUTAMAAN Yesus atas segala ciptaan. Bandingkan dengan ayat berikut yang menyebutkan kata PROTOTOKOS kepada Yesus. Kata ini justru menunjukan superioritas Yesus bahkan dalam kitab Ibrani dikatakan semua malaikat harus menyembah Dia.

Ibr 1:6  Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." 

Point mereka berikutnya tentang Partitive Genitif bahwa kata PROTOTOKOS sebagai "bagian dari" ciptaan, namun ini bukanlah satu-satunya kemungkinan secara gramatikal, karena terdapat kemungkinan jenis genitif  lain yang dapat diterapkan di sini seperti genitive of subordination dan Genitive of Reference. Menurut Daniel Wallace dalam bukunya Greek Grammar Beyond the Basic, Zondervan, 1996. Kol 1:15 dapat diterapkan Genitive of Reference dan dua alternatif genitif lainnya "who is. . . the first-born with reference to all creation.. The other possibilities are partitive and subordination.. However, a gen. of subordination is, in all probability, the best option". Menurut Wallace kemungkinan terbaik adalah genitive of subordination. Ini sejalan dengan terjemahan NIV "firstborn over all creation".

".. Though some regard this genitive to be partitive (thus, firstborn who is a part of creation), both due to the lexical field of “firstborn” including “preeminent over” (and not just a literal chronological birth order) and the following causal clause (“for [o[ti] in him all things were created”)–which makes little sense if mere chronological order is in view, it is far more likely that this expresses subordination..".

Karena kata PROTOTOKOS yang digunakan di sini bukan dalam pengertian literal tetapi figuratif, maka kemungkinan Partitive Genitive adalah yang paling lemah. Untuk memastikannya, kita perlu melihat konteksnya.

Kol 1:15 ... yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 

Kol 1:16  karena (hoti) di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan...


Perhatikan adanya kata sambung "karena" (hoti) yang menunjukan hubungan langsung dengan kalimat berikutnya. Pada ayat 16 sangat jelas disebutkan Dia telah menciptakan "segala sesuatu" (TA PANTA), maka pada ayat 15 tidaklah tepat dikatakan bahwa Yesus adalah bagian dari segala sesuatu. Bandingkan jika Yesus dianggap bagian dari ciptaan, kalimatnya bisa jadi seperti ini ... " Ia adalah ciptaan pertama karena dalam Dia telah diciptakan segala sesuatu.." yang berarti Yesus menciptakan diriNya sendiri, ini jelas absurd.


Pihak unitarian mencoba berkelit bahwa "segala sesuatu" tidak berarti Bapa adalah bagian dari segala sesuatu. Lalu mendefinisikan ulang kata "segala sesuatu" itu terkecuali Bapa berarti Yesus bagian dari segala sesuatu. Jelas tafsiran ini mengada-ada. Memang Bapa bukan bagian dari segala sesuatu karena yang dimaksudkan segala sesuatu adalah seluruh ciptaan. Namun sangat jelas Yesus DIBEDAKAN dengan kata "segala sesuatu" yang berarti Dia juga bukan bagian dari segala sesuatu sama seperti Bapa. Hal yang sama juga ditegaskan dalam Yoh 1:3  Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 


Argumentasi terakhir Unitarian yaitu mengangkat kata DIA. Memang kata DIA bisa saja berarti "Melalui" tetapi dengan adanya kata AUTO yang menyusul jelas menunjukan Yesus "sendiri"lah yang menciptakan. Apalagi ditambah dengan adanya kata EIS "untuk" yang bermakna pada kepemilikan atas segala sesuatu semakin mempertegas Yesus adalah Pencipta. Bandingkan hal yang serupa juga ditujukan kepada Allah Bapa:

Rom 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari (ek) Dia, dan oleh (dia) Dia, dan kepada (eis) Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!


Maka dari eksegese ini kita bisa simpulkan bahwa Yesus bukan ciptaan tetapi Sang Pencipta. Pemahaman unitarian yang beranggapan bahwa Allah memerlukan bantuan dari ciptaan untuk menciptakan ciptaan lainnya jelas sebuah Eisegese. Malah dalam Perjanjian Lama ditegaskan hanya Allah sendiri yang menciptakan langit bumi dan segala isinya.

Yes 44:24  Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi--siapakah yang mendampingi Aku?

Share:

Menjawab Problematika Kanonisasi Perjanjian Baru

Beberapa waktu yang lalu seorang polemikus muslim bernama Fach Rudin (FR) menulis kajian kritis atas kanonisasi PB dengan judul "Merekonstruksi Ulang Kanon PB". Dalam kajiannya dia membuat daftar nama-nama kitab yang diterima oleh bapa-bapa gereja. Adanya perbedaan daftar masing-masing bapa gereja menjadi point baginya untuk mempermasalahkan kanonisasi PB. Kita akan membahas point utama tentang perbedaan daftar kanon PB ini, adapun point-point lainnya seperti tuduhan FR bahwa kitab-kitab PB tidak diketahui penulisnya, masalah waktu penulisan dll akan dibahas tersendiri. Berikut ini kutipan dari tulisannya termasuk daftar kitab tersebut yang cukup bermanfaaat untuk diketahui.


TULISAN FR:
PB merupakan sekumpulan hasil karya yang anonim. Dengan tidak diketahui siapa penulisnya, kredibilitasnya, waktu dan tempat penulisannya, hal itu membuktikan bahwa PB adalah sebuah kumpulan berbagai kitab yang telah membangun iman Kristen, tanpa adanya dasar yang bisa dipertanggung jawabkan. Bagi kebanyakan Kristiani, bahwa pengkanonan PB sudah final, tanpa adanya yang bisa mengganggu gugat baik tentang proses pengkanonan maupun isi kitb yang dikanonkan. Dan menurut saya, hal itu justru akan membuka pintu lebar-lebar untuk masuknya dogma bagi Kristiani dewasa ini, atas permasalahan keotentikan PB.

Ternyata adanya silang pendapat dikalangan Kristen, bukan pada zaman ini saja. Tetapi pada zaman Bapak-bapak Gereja dizaman Kristen Purba pun, ternyata telah terjadi silang pendapat perihal tentang kitab apa saja yang menurut keyakinan mereka sendiri itu adalah kitab bisa diterima dan diyakini kebenarannya, semisal :
1. Ignatius dari Antiokhia, cuma menerima kitab : Injil Matius, Injil Lukas, Kisah Para Rasul, Roma, 1 Korintus, Efesus, Kolose, dan 1Tesalonika.
2. Polikarpus, uskup Yunani Smyrna (sekarang Izmir, Turki) yang lahir 70-155 Masehi, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Ibrani, 1Petrus, 1Yohanes dan 2Yohanes.
3. Marcion, anak dari uskup Sinope, menerima : Injil Lukas, Galatia, 1Korintus, 2Korintus, Roma, 1Tesalonika, 2Tesalonika, Efesus (Marcion menyebutnya dengan Laodikia), Kolose, Filemon, Filipi.
4. Valentinus, pendiri sekolah Romawi dan Gnostik Aleksandria, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Petrus, 1Yohanes, Wahyu, Injil Kebenaran dan Khotbah Peter.
5. Justin Martyr, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Wahyu.
6. Irenaeus dari Lyons, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, 1 Petrus, 1Yohanes, 2Yohanes, Wahyu, 1Clement, Gembala Hermas.
7. Clement dari Alexandria (Titus Flavius Clemens), menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Ibrani, 1Peter, 1Yohanes, Yudas, Wahyu, Injil Mesir, Injil Ibrani, Tradisi Mathias, Khotbah Petrus, 1Clement, Surat Barnabas, Didache, Gembala Hermas, Wahyu dari Petrus.
8. Tertullian dari Chartage, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, 1Peter, 1Yohanes, Yudas, Wahyu, Injil Mesir, Injil Ibrani, 1Petrus, 1Yohanes, Yudas, Wahyu.
9. Origen, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, 1Petrus, 1Yohanes, Yudas, Wahyu.
10. Eusibius, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, 1Petrus, 1Yohanes, Wahyu.
11. Anathasius dari Aleksandria, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, Yakobus, 1Petrus, 2Petrus, 1Yohanes, 2Yohanes, 3Yohanes, Yudas, Wahyu.
12. Didimus Blind, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Ibrani, Yakobus, 1Petrus, 2 Petrus, 1Yohanes, Injil Ibrani, 1Clement, Surat Barnabas, Didache, Gembala Hermas

Perbedaan untuk menerima dan meyakini kitab-kitab yang sah menurut mereka, ternyata antara satu bapak gereja dengan bapak gereja lainnya, saling berbeda antara satu sama lainnya. Dan daftar kitab yang sesuai dengan PB yang digunakan oleh Kristiani dewasa ini, hanya yang digunakan oleh Anathasius dari Aleksandria saja yang sesuai, selain itu mereka saling berbeda pendapat. Dari 12 orang daftar nama-nama bapak gereja, 1 diantaranya sesuai dengan PB saat ini. Padahal pandangan dari bapak-bapak gereja selain Anathasius, selalu dijadikan rujukan oleh Kristiani untuk memberikan bukti akan adanya keotentikan PB di zaman Kristen Purba. Perbedaan pandangan atas kitab yang diakui oleh masing-masing Bapak Gereja, membuktikan bahwa peran Roh Kudus tidak ada dalam memainkan perannya dalam memberikan inspirasi kepada mereka untuk menetapkan kitab mana yang di akui oleh Tuhan dan terilhami, tanpa harus melewati berbagai konsili yang berbau politik.

TANGGAPAN:
FR mengangkat masalah pengilhaman dengan mempertanyakan status pengilhaman bapa gereja berdasarkan data yang terlihat kontradiktif pada daftar kitab PB diantara bapa gereja. Namun konsep pengilhaman dalam konteks biblika adalah berkaitan dengan penulisan  kitab-kitab suci dimana para penulis diilhami Roh Kudus tanpa mengabaikan karakteristik dari penulis tersebut, sehingga memberi warna berbeda dalam model & gaya penulisan masing-masing penulis. Nah.. dalam konteks bapa gereja bukan dipahami dengan konsep pengilhaman seperti itu, namun sifatnya lebih umum berupa penyertaan Allah kepada gerejaNya dalam sebuah proses alami berupa pengajaran yang berkesinambungan (paradosis katakete) dari para rasul ke murid-murid para rasul dan terus berlanjut ke generasi berikutnya. So.. kita harus melihatnya secara komprehensif bahwa status kanonik kitab-kitab dlm PB telah dikenal sejak awalnya & secara umum diakui oleh bapa-bapa gereja (homologoumena). Perbedaan pendapat memang ada namun hanya pada kitab-kitab tertentu yang memang diperdebatkan (antilegomena).

Dalam Islam konsep pengilhaman kitab suci berbeda dengan kekristenan, karena konsep pengilhaman wahyu Allah dalam Islam sifatnya verbatim yang di-diktekan Jibril kepada Muhammad melalui pertemuan langsung (di gua Hira), mimpi, penglihatan (vision) dan lain=lainc. Sehingga dikatakan Quran diturunkan kepada Muhammad demikian pula nabi-nabi sebelumnya Taurat kepada Musa, Injil kepada Isa(Yesus). Yah ini konsep teologis Islam yang dalam fakta sejarahnya tidak ada bukti bahwa Yesus diberikan kitab Injil atau menuliskan/mengkompilasi isi Injil seperti proses pewahyuan Quran kepada Muhammad. Quran sendiri belum dibukukan saat Muhammad masih hidup yang ada masih berupa hafalan-hafalan dari para hafidz/quraa yang nanti dibukukan oleh Zaid bin Tsabit atas perintah Abu Bakar setelah berdiskusi dengan Umar. Selanjutnya pada masa khalifah Uthman dilakukan standarisasi Quran dan versi-versi yang berbeda dibakar.

FR mencoba menerapkan konsep pengilhaman seperti ini kepada bapa-bapa gereja berkaitan dengan kanonisasi PB, maka pertanyaan PERTAMA untuk FR, apakah Uthman memiliki otoritas ilahi atau diilhami Allah untuk menentukan mana bagian Quran yang benar dari berbagai versi yang ada? Bagaimana dengan versi yang berbeda dengan mushaf sahabat Muhammad lainnya seperti Ubay bin Kaab, Mashud, apakah mereka ini tidak diilhami?

Selain Quran dalam Islam juga dikenal Hadist yang berisikan catatan-catatan para perawi mengenai berbagai tindakan atau perkataan Muhammad yang diingat oleh sahabat Muhammad dan diteruskan ke beberapa orang secara sambung menyambung. Selanjutnya oleh imam Bukhari & beberapa perawi terakhir mengoleksinya dalam kumpulan hadist yang berisi matan hadist & jalur sanadnya. Maka pertanyaan KEDUA untuk FR, apakah Bukhari diilhamkan Allah? lalu bagaimana dengan bagian dari hadist Bukhari yang dianggap Daif oleh ulama lainnya.

Penulisan kitab-kitab PB terjadi masih di era para rasul, hampir semua bible scholars dr berbagai spektrum teologis menempatkannya pada abad ke-1. Karena penulisannya terpisah-pisah oleh penulis yang berbeda maka pada saat itu di setiap daerah termasuk Yerusalem belum memiliki salinan lengkap PB. Namun seiring waktu terjadilah pertukaran salinan sehingga tiap daerah bisa memiliki beberapa versi injil termasuk injil Yohanes pasca penulisannya di akhir abad ke-1. Hal ini bisa terlihat dari tulisan bapa-bapa gereja awal seperti Ignatius & Polycarpus yang telah mengutip bagian-bagian dari PB. Maka pada abad ke-2 inilah beberapa orang mulai menuliskan daftar koleksi kitab-kitab yang mereka telah ketahui masing-masing.

Pasca era rasuli, beberapa murid dari para rasul di akhir abad ke-1 sampai awal abad ke-2 telah menulis surat-surat yang sifatnya penggembalaan kepada jemaat Allah. Seperti surat yang dituliskan oleh Ignatius, Polycarpus, Clement termasuk kitab Didakhe tentang pola hidup berjemaat. Kemudian berlanjut dengan tulisan bapa gereja lainnya seperti Justin Martyr, Ireneus, Tertulian dsb. Namun muncul juga tulisan yang ditulis para bidat khususnya mulai abad ke-2 pasca meninggalnya para rasul & saksi2 mata lainnya. Tulisan ini umumnya mencoba mengisi informasi yang tidak ada dalam injil kanonik misalnya masa kanak-kanak Yesus, termasuk menambah kisah-kisah imajinatif seperti narasi kebangkitan Yesus dengan penuh kemuliaan menampakan ke banyak orang sebagaimana tertulis dalam injil Petrus. Secara teologis tulisan ini umumnya sinkretisme kekristenan dengan gnostisisme dan biasanya menggunakan nama para rasul untuk nama kitabnya yang dikenal para scholar dengan term pseudonimity.

FR telah menyusun berbagai versi daftar koleksi kitab-kitab PB dari beberapa bapa gereja yang diantaranya terdapat kitab-kitab yang tidak masuk dalam kanon PB. FR membuat daftar tersebut tanpa mendalami permasalahan dibalik daftar tersebut. Marcion & Valentinus telah dikenal oleh bapa-bapa gereja sebagai bidat. Marcion hanya memilih injil Lukas dan hanya pada bagian tertentu yang dianggap sesuai dgn konsep bidatnya. Valentinus menyertakan Gospel of Truth namun ditolak oleh bapa gereja seperti Ireneus dalam bukunya Adversus Haereses, karena jelas mengandung paham gnostik, namun Valentinus sendiri telah mengenal keempat injil kanonik.

Point penting dari daftar tersebut, jika dicermati seksama begitu jelas semuanya menyebut keempat injil Kanonik mulai dari Justin Martyr, Ireneus, Tertulian, Origenes, Eusebius & Didimus the Blind. Secara khusus untuk Ignatius & Polycarpus walaupun tidak menyebutkan daftar kitab namun bisa terlihat dari kutipannya ke kitab-kitab PB. Saya perlu tambahkan daftarnya, referensi awal yang menyebut keempat injil kanonik diantaranya Muratorian Canon, konsili Laodekia, konsili Hippo, konsili Chartage, codex Sinaiticus, Peshita & Latin Vulgata. Jika dianggap ada "injil Yesus" yang asli, referensi mana yang menyebutkan hal tersebut? :-)

Memang dalam proses kanonisasi PB terdapat beberapa kitab yang diperdebatkan. Beberapa kitab yg diperdebatkan pada akhirnya diterima masuk dalam kanon PB seperti 7 (tujuh) kitab dalam PB antara lain; Wahyu, Yakobus, Yudas, Ibrani, 2 Petrus, 2 dan 3 Yohanes. Namun ada juga yang tidak masuk dalam kanon PB seperti Sheperd of Hermas & 1 Clement yang disebutkan oleh Ireneus. Bruce Metzger seorang ahli Textual Criticism & pakar tentang Kanonisasi PB yang menulis buku teks: Metzger, Bruce M. The Canon of the New Testament: Its Origin, Development, and Significance. Clarendon Press. Oxford. 1987, saat diwawancari Lee Strobel menyatakan terlambatnya kitab-kitab itu masuk dalam kanon PB menunjukan betapa hati-hatinyanya gereja mula-mula, mereka tidak langsung begitu saja menerima kitab-kitab tersebut tetapi memastikannya dengan teliti. Berbeda dengan 20 kitab lainnya termasuk keempat injil kanonik yang tidak ada mempertanyakannya.

Kitab-kitab seperti Sheperd of Hermas, 1 Clement dan lain-lain hanyalah berupa surat-surat penggembalaan yang ditulis setelah era para rasul. Kemungkinan Ireneus terkesan dengan surat tersebut sehingga dia memasukannya dalam daftar kanon PB versinya karena isi surat dianggap bermanfaat. Surat-surat ini sejajar dengan surat-surat yang ditulis Ignatius & Polycarpus, namun surat semacam ini walaupun bermanfaat tetap tidak dimasukan dalam kanon PB karena tidak berasal dari era para rasul. Sangat berbeda dengan injil apokrif seperti injil Petrus, injil Maria, Gospel of Truth dan lain-lain yang memang tidak dipertimbangkan masuk dalam kanon PB, karena jelas-jelas produk bidat pada abad belakangan bukan dari era para rasul. Bahkan beberapa bapa gereja menentang keras seperti Ireneus yang mengkritik Valentinus dengan kitab Gospel of Truth.

KONKLUSI
Tidak adanya beberapa kitab PB dalam daftar kitab beberapa bapa gereja bukan berarti mereka tidak menerima kitab-kitab lainnya melainkan kemungkinan kitab-kitab itu salinannya belum dimiliki. Mengingat pada masa itu proses sirkulasi & pertukaran kitab antar daerah atau pemimpin jemaat masih berlangsung.

Berbeda dengan beberapa bidat seperti Marcion yang memang tidak menerima kitab lainnya, karena kitab yang dipilihnya (injil Lukas) sesuai dengan pengajarannya dan itupun sudah dimodifikasi. Hal serupa juga pada bidat Ebionites yg hanya menerima injil Matius. Sedangkan bidat lainnya seperti Valentinus memasukan injil lain (Gospel of Truth) itupun dikritik bapa gereja lainnya, namun tidak ada bapa gereja yg menerima injil apokrif lain seperti injil Petrus, injil Thomas etc. Beberapa surat yg dimasukan seperti Sheperd of Hermas oleh Ireneus karena surat penggembalaan itu bermanfaat, namun tidak masuk dlm kanon PB karena tdk berasal dari para rasul. Silahkan simak juga tulisan lainnya ttg kanonisasi PB Link.

Ok, sebagai feedback untuk FR sebagai muslim yang mencoba merekonstruksi ulang kanon PB sesuai dengan pemahamannya. Maka pertanyaaan KETIGA, silahkan buatkan daftar kitab PB yang sesuai dengan sistem teologi Islam? Pertanyaan ini penting utk eksistensi Quran di hadapan data sejarah.
Share:

Mujizat Yesus & KeilahianNya

Dalam Perjanjian Baru tercatat Yesus banyak melakukan mujizat seperti membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, menghentikan badai, memberikan makan 5000 orang, berjalan di atas air dan lain-lain. Eksistensi mujizat yang dilakukan Yesus dikoroborasi dengan berbagai dokumen extrabiblikal seperti Talmud (Sanhedrin 32a & 107b), Sybline Oracle, Celsus dll. Namun pihak Judaism & penulis pagan memandangnya secara negatif sebagai perbuatan sihir. Berbeda dengan Quran yang masih memandang positif bahwa mujizat Yesus karena kuasa dan ijin Allah. Pihak liberal scholars beranggapan lain bahwa mujizat Yesus hanyalah mitos yang diciptakan oleh pengikut Yesus. Keberatan pihak liberal scholars bukanlah keberatan historis melainkan filosofis yang anti supranatural karena banyaknya data historis mementahkan pandangan tsb. Diskusi seputar historitas mujizat Yesus dapat disimak dalam tulisan ini: http://apologiakristen.blogspot.co.id/2011/12/debat-historitas-mujizat-yesus.html

Hasil gambar untuk Jesus Miracle Lazarus

Pilihan logis yang tersedia dalam menilai eksistensi mujizat Yesus, yaitu apakah mujizat itu perbuatan sihir sesuai anggapan pihak Judaism & penulis pagan atau perbuatan berkaitan dengan kedaulatan Allah sebagaimana diimani pihak kekristenan & Islam. Titik ini merupakan salah satu titik perbedaan signifikan antara Islam & Judaism dalam konteks secara umum bahwa Yesus dianggap sebagai nabi palsu oleh Judaism sebaliknya oleh Islam tetap dianggap sebagai salah satu nabi. Namun bagaimana kaitan mujizat Yesus dengan keilahianNya, apakah mujizat itu membuktikan keilahianNya? Lalu bagaimana dengan nabi-nabi lain sebagaimana tercatat dalam Tanakh/PL yang juga melakukan mujizat?

Untuk membahas hal ini, saya mengambil klasifikasi mengenai status pembuat mujizat (miracle worker) menurut pendapat salah satu scholar Werner Kahl. Dia menjelaskan klasifikasi tersebut ".. I will refrain from using the term ‘miracle worker’ in my analysis, and introduce instead the terms ‘bearer of numinous power’ (?BNP) for subjects who incorporate healing power in themselves, ‘petitioner of numinous power’ (?PNP) for those whose function is to activate their gods through prayer, and ‘mediator of numinous power’ (?MNP) for those subjects who mediate a ?BNP’s numinous power for the performance of a miracle..". Werner Kahl, New Testament Miracle Stories in Their Religious-Historical Setting, Vandenhoeck & Ruprecht, 1994, p. 76.

Menurut Kahl terdapat 3 (tiga) kategori tentang status pembuat mujizat, pertama Bearer of Numinous Power (BNP) atau bisa diartikan pemilik kuasa Ilahi, kedua Petitioner of Numinous Power (PNP) atau pemohon kuasa Ilahi dan ketiga Mediator of Numinous Power (MNP) atau perantara kuasa ilahi. Selanjutnya kita lihat pendapat Eric Eve yang menjabarkan klasifikasi versi Kahl ini dalam kajian detail tentang miracle worker dari berbagai jewish literatur "...throughout the Old Testament and much other Jewish literature, the BNP is always Yahweh. When the prayer of an Elijah or a ?oni causes drought or brings rain, the prophet or holy man acts as a PNP. When the Red Sea parts at the smiting of Moses’ rod, Moses acts as an MNP...". Eve, E. (2002). Vol. 231: The Jewish Context of Jesus' Miracles. Journal for the Study of the New Testament. (16). London;  New York: Sheffield Academic Press.

Gambar mungkin berisi: teks

Dari hasil survey berbagai jewish literature seperti tulisan Josephus, Philo, berbagai literatur apokaliptik (Wisdom of Solomon), sejumlah teks Qumran dll, Eve menegaskan bahwa orang Yahudi selalu memandang bahwa hanya YHWH sebagai satu-satu BNP. Sedangkan nabi atau tokoh pembuat mujizat lainnya hanya masuk dalam kategori Pemohon (PNP) atau Mediator (MNP), contohnya Musa masuk kategori MNP dan Elia kategori PNP.

Bagaimana dgn Yesus, apakah Dia sebagai BNP, PNP atau MNP? dari kajian Eve setelah membandingkan berbagai figur dalam berbagai literatur, Eve mengkategorikan Yesus sebagai BNP ".. More importantly, Jesus differs from all other prophetic figures known about in Judaism .. in performing his miracles as a BNP.. The first is the consistency in the portrayal of Jesus as BNP rather than MNP or PNP throughout the tradition, despite the rarity of such a portrayal of a human figure elsewhere in Judaism.." Eve, E. (2002). Vol. 231: The Jewish Context of Jesus' Miracles. Journal for the Study of the New Testament. (386). London;  New York: Sheffield Academic Press.

Jika kita meneliti secara seksama bagaimana Yesus melakukan mujizat, maka kita menemukan pola yang khas dibandingkan nabi-nabi lainnya yang melakukan mujizat yaitu Yesus tidak melakukan permohonan untuk bisa melakukan mujizat. Misalnya dalam menyembuhkan orang yang lumpuh tidak ada catatan Yesus melakukan permohonan sebelumnya kepada Allah. Yoh 5:8-9  Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.

Demikian pula dalam konteks Mediator, berbagai mujizat yang terjadi pada masa Musa memperlihatkan peran dan inisiatif Allah untuk menunjukan mujizat seperti kuasa atas alam dengan mujizat membelah laut. Kel 14:16 "Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering". Berbeda dengan kuasa Yesus atas alam dengan memerintahkan langsung angin untuk berhenti. Mrk 4:39  Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 

Lalu bagaimana dengan doa Yesus sebelum melakukan beberapa mujizat? doa yang dilakukan Yesus ini bukanlah doa untuk bermohon agar diberi kuasa untuk melakukan mujizat, melainkan doa ucapan syukur atau berkat (Mat 14:19, Luk 9:16, Yoh 6:11).
Mat 14:19  Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.

Demikian pula saat Yesus membangkitkan Lazarus, Yesus bukan bermohon agar Lazarus dibangkitkan melainkan menaikan ucapan syukur kepada Bapa.
Yoh 11:41 ..Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. 
Yoh 11:42  Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." 
Yoh 11:43  Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!

Beberapa pihak memahami ayat ini sebagai penolakan atas keilahian Yesus dengan berargumen jika Yesus adalah Allah mengapa dia berdoa kepada Allah? Keberatan ini sebuah strawman argument terhadap ajaran Trinity dengan memahaminya dalam pengertian Sabellian, padahal dalam Trinity dibedakan antara Yesus dan Allah Bapa sehingga doa Yesus itu ditujukan kepada Allah Bapa. Demikian pula argumentasi bahwa Yesus hanyalah utusan, harus dipahami dalam konteks misi penyelamatan Allah kepada manusia dengan mengutus Sang Anak untuk menjalankan misi tersebut. Saya kira pembahasan masalah ini, perlu dibahas dalam topik tersendiri. Namun pointnya berkaitan dengan topik mujizat Yesus, bahwa doa Yesus itu bukanlah sebuah permohonan kepada Allah Bapa agar diberi kuasa untuk membangkitkan Lazarus melainkan sebuah ucapan syukur dan peristiwa itu akan menjadi kesaksian tentang Yesus.

Sebagai data tambahan tentang kebangkitan Lazarus, kita bisa perhatikan dalam ayat-ayat sebelumnya. Setelah beberapa waktu sebelumnya Lazarus mengalami sakit, dia kemudian mati dan Yesus tidak berada di tempat Lazarus namun Dia tahu tentang kematian Lazarus tersebut dan menegaskan bahwa Dia akan membangkitkan Lazarus.
Yoh 11:11  Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya". Marta kemudian menyampaikan informasi tentang kematian Lazarus kepada Yesus, padahal Yesus telah tahu sebelumnya. Yesus kembali menegaskan bahwa Lazarus akan bangkit. Yoh 11:23  Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit.". Berdasarkan data ini membuktikan bahwa Yesus memiliki otoritas mujizat untuk membangkit Lazarus sehingga doa Yesus kepada Allah bukanlah sebuah permohonan agar Dia bisa membangkitkan Lazarus, sehingga Yesus lebih tepat dikategorikan sebagai BNP (Bearer of Numinous Power) atau pemilik kuasa Ilahi.

Sekarang kita bandingkan dengan Elia yang melakukan permohonan agar anak yang mati itu dibangkitkan Allah. 1Rj 17:21-22  Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya." TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali". Elia jelas disini dikategorikan sebagai PNP Petitioner of Numinous Power) atau pemohon kuasa Ilahi. Hal yang sama juga berlaku kepada Petrus sebagai PNP. Kis 9:40  Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk". Demikian pula dengan Elisa saat orang yang mati hidup kembali setelah terkena tulang-tulang Elisa (2 Raj 13:21). Hal ini hanya menempatkan Elisa melalui tulang-tulangnya sebagai MNP (Mediator of Numinous Power) atau perantara kuasa ilahi.

Berikut ini bukti tambahan bahwa Yesus sebagai BNP atau pemilik kuasa ilahi.
Mrk 3:10  Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.
Luk 6:19  Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya. 
Demikian pula penyembuhan yang dilakukan dalam nama Yesus.
Kis 3:6  Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!". Kis 9:33-34  Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu. 

Sebagaimana kajian komprehensif Eric Eve yang menegaskan bahwa dari berbagai jewish literature, hanya YHWH sajalah yang disebut sebagai BNP atau pemilik kuasa Ilahi. Dengan demikian Yesus sebagai BNP merupakan salah satu bukti keilahianNya.
Share: