Mata Malaikat
JJ: Injil2 apokriph
seperti Injil Yudas, Injil Nikodemus dsb merupakan produk gnostik abad 2, 3
& 4 yaitu pr bidat yg mencoba melakukan sinkretism kekristenan dgn
gnotisisme ditambah imajinasi mereka. Otentitasnya sangat diragukan dibanding
injil kanonik
saya sudah bahas diatas bahwa anda dan seluruh gereja "menganggap asli suatu kitab berdasarkan injil kanonik yang ada. seandainya injil judas atau nikodemus yang jadi kanonik saat ini, MUNGKIN gereja akan menganggap kitab matius, lukas dll adalah PALSU buatan imajiner seseorang.
Sementara patut ditanyakan, sebenarnya siapa yang MENGKANON (menganggap asli 4 kitab saat ini)??? apakah Jesus? murid2? ataukah oranglain yang hidup jauh dari masa2 Jesus As, wafat....
Jika anda mw jujur bahwa keaslian alkitab (kanonisasi) ditentukan oleh orang2 yang hidup jauh setelah Jesus wafat. bahkan pada project kanonisasi awal kitab wahyu dan beberapa kitab lainnya tidak ikut masuk ke dalamnya dan baru masuk beberapa tahun kemudian
Anda sedang mengarahkan diskusi ke masalah "otentitas bible"
it's ok, namun hrs tetap sinkron dgn topik ini dgn menjadikan kisah penyaliban
Yesus sebagai keypoint-nya. Secara khusus seputar kanonisasi PB yg sedang anda
pertanyakan, mengenai kanonisasi quran sebaiknya di thread lain.
Presuposisi anda terhadap kanonisasi mungkin bisa diilustrasikan seperti seseorang yg dihadapannya tersaji berbagai macam buku, dia lalu memilih buku2 yg sesuai dgn seleranya. Namun kanonisasi bknlah seperti itu, kitab2 kanonik memang telah memiliki status kanonik/diterima sejak pada mula-mulanya, nanti kemudian berbagai konsili/bapa gereja hanya meneguhkan kembali kitab2 tersebut dlm sebuah daftar kitab/kanon. Proses transmission sejak era apostolic ini sangat ketatlah dgn prinsip paradosis katakete. Artinya sejak awal kitab/surat in telahi diteguhkan oleh para rasul sendiri ditambah lagi dgn byknya kutipan2 teks kitab/surat kanonik oleh bapa2 gereja yg juga murid/cucu murid dr para rasul itu sendiri, seperti ignatius, polikarpus, ireneus dll. Dlm kekristenan Yesus tdk memberikan sebuah kitab tetapi Injil adalah catatan2 seputar kisah Yesus.
Pd masa itu, masing2 daerah hanya memiliki beberapa kitab & surat, namun seiring waktu proses sirkulasi/pertukaran kitab/surat2 ini semakin meluas antar daerah/gereja. Sehingga beberapa waktu kemudian muncul daftar kitab/surat2 yg telah diterima/digunakan tsb. Konsili2 & bapa gereja seperti Athanasius mendata kembali kitab/surat2 tsb & menjadikan sebagai daftar resmi. Beberapa kitab tertentu seperti Wahyu memang agak terlambat diterimas status kanonik penuh, karena disebabkan kehatian-hatian pr bapa gereja dlm memastikan kanonitas dr sebuah kitab. Namun secara esensi kitab2 itu telah diterima & dikenal secara luas.
Pada sekitar abad ke-2 keatas, seiring dgn matinya para rasul. Para bidat mulai berkembang & mereka menyusun "injil2" versi mereka yg semuanya mengacu pd injil kanonik namun ditambah dgn imajinasi penulis & dikolaborasikan dgn pemikiran gnostik yg memang sangat berpengaruh di kalangan bidat saat itu. Namun sejak awal gereja mula2 telah mendeteksi keberadaan kepalsuannya, sehingga secara otomatis tdk dipertimbangkan utk masuk dlm daftar kanon.
Sekarang berkaitan dgn standing point anda Quran, jika Quran menyatakan bhw Yesus tdk disalibkan tetapi orang lain yg diserupakan atau Yesus disalib tetapi tdk mati (pingsan) sesuai versi anda, karena anda meragukan narasi penyaliban/kematian Yesus dlm Injil Kanonik, maka tugas anda memberikan dukungan sejarah terhadap tuduhan quran tsb.
Sekali lagi saya meminta, silahkan tunjukan sebuah "injil" yg tentu bukan kanonik & anda anggap injil yg asli, yg menyajikan kisah yg mirip dgn Quran. Atau kalau tdk dr referensi sejarah kuno seperti tulisan Joshepus, Tacitus etc yg memberi petunjuk bhw ada seorang kharismatik yg melahirkan sebuah kelompok khusus (Kristen) yg hidup di Palestina abad pertama, saat itu pernah disalibkan tetapi tdk mati/hanya pingsan, termasuk kisah hidupnya pasca lolosnya dr ancaman kematian tsb.
Mata Malaikat
JJ: Anda sedang mengarahkan
diskusi ke masalah "otentitas bible" it's ok, namun hrs tetap sinkron
dgn topik ini dgn menjadikan kisah penyaliban Yesus sebagai keypoint-nya.
------
Mau nggak mau keotentikan alkitab dipertanyakan sebab dari ke 4 injil itulah muncul paradigma bahwa Jesus disalib, wafat dan dibangkitkan seperti yg Kristen percaya selama ini.
JJ: Presuposisi anda terhadap kanonisasi mungkin bisa diilustrasikan seperti seseorang yg dihadapannya tersaji berbagai macam buku, dia lalu memilih buku2 yg sesuai dgn seleranya.
------
Betul sekali, saya memposisikan kanonisasi alkitab seperti itu. dimana para bapak2 gereja dahulu memilih dari banyak buku "yang dianggap" injil hingga menentukan kanon-nya. Makanya ketika penyusunan awal, kitab WAHYU, kitab Yakobus dll tidak masuk ke dalamnya (ini bukan pengakuan saya, tapi pengakuan bapak pndt. Junifrius Gultom dan beberapa pendeta lain yg pernah diskusi dgn saya. Jika bukan dipilih secara selera, lalu kenapa ada kesan "pengumpulan kitab itu ditahap2"?
------
Mau nggak mau keotentikan alkitab dipertanyakan sebab dari ke 4 injil itulah muncul paradigma bahwa Jesus disalib, wafat dan dibangkitkan seperti yg Kristen percaya selama ini.
JJ: Presuposisi anda terhadap kanonisasi mungkin bisa diilustrasikan seperti seseorang yg dihadapannya tersaji berbagai macam buku, dia lalu memilih buku2 yg sesuai dgn seleranya.
------
Betul sekali, saya memposisikan kanonisasi alkitab seperti itu. dimana para bapak2 gereja dahulu memilih dari banyak buku "yang dianggap" injil hingga menentukan kanon-nya. Makanya ketika penyusunan awal, kitab WAHYU, kitab Yakobus dll tidak masuk ke dalamnya (ini bukan pengakuan saya, tapi pengakuan bapak pndt. Junifrius Gultom dan beberapa pendeta lain yg pernah diskusi dgn saya. Jika bukan dipilih secara selera, lalu kenapa ada kesan "pengumpulan kitab itu ditahap2"?
Apologia Kristen
MM: Mau nggak mau keotentikan alkitab dipertanyakan sebab dari ke 4 injil
itulah muncul paradigma bahwa Jesus disalib, wafat dan dibangkitkan seperti yg
Kristen percaya selama ini
ok, namun setiap asumsi yg ada hrs ditunjang dgn Data, jika lebih cenderung mendukung otentitas Alkitab berarti ini berdampak sebaliknya bagi Quran
MM: Betul sekali, saya memposisikan kanonisasi alkitab seperti itu. dimana para bapak2 gereja dahulu memilih dari banyak buku "yang dianggap" injil hingga menentukan kanon-nya. Makanya ketika penyusunan awal, kitab WAHYU, kitab Yakobus dll tidak masuk ke dalamnya (ini bukan pengakuan saya, tapi pengakuan bapak pndt. Junifrius Gultom dan beberapa pendeta lain yg pernah diskusi dgn saya. Jika bukan dipilih secara selera, lalu kenapa ada kesan "pengumpulan kitab itu ditahap2"?
Nah inilah miskonsepsi ttg kanon karena kekurangmengertian sejarah kanonisasi. Mari kita tinjau dr aspek kronologis waktu/manuscript, injil kanonik & kitab/surat PB lainnya telah ada sejak abad-1. Berbagai scholar dr berbagai spektrum teologis termasuk liberal dewasa ini mayoritas menempat tgl2 penulisan pd abad ke-1 & umumnya sebelum peristiwa hancurnya Yerusalem (70M).
Pandangan lama (abad lalu) dr Bauer & kelompok Tubingen menempatkannya pasca sekitar thn 200-an, pandangan ini sdh ditinggalkan seiring dgn penemuan arkeologi berupa manuscript2 Injil, tulisan bapa2 gereja, artefak2 lainnya. Contoh manuscript P52 yg berisi fragmen Injil Yohanes oleh papyrologist ditentukan bertgl thn 125. Dgn ditemukannya di Mesir jauh dr Yerusalem di thn 125-an memberi bukti kuat bhw autographnya telah ada jauh beberapa thn sebelumnya yg dipastikan pd abad-1. Demikian pula dgn manuscript P66, P72, P75 dll bertgl 150-200an yg berisi berbagai kutipan dlm Injil kanonik & surat/kitab PB.
Ini sangat berbeda dgn manuscript2 injil Apokrif yg nanti muncul abad2 berikutnya seperti dlm dokumen2 Nag Hammadi. Dr penelusuran sejarah injil apokrif2 itu nanti muncul pd abad ke-2 dan abad selanjutnya. So asumsi bhw bapa2 gereja memilih2 kitab2 yg ada tidaklah valid, karena injil kanonik telah ada sebelumnya & telah diterima oleh jemaat mula2 & konsili2 seperti Konsili Laodekia, Hippo, Kartage dll. Serta bapa2 gereja seperti Athanasius telah mendaftarkannya kembali dlm sebuah daftar koleksi kitab2.
Beberapa kitab memang dipertanyakan pd masa itu sebelum msk daftar kanon penuh, lengkapnya: Wahyu, Yakobus, Yudas, Ibrani, 2 Petrus, 2 dan 3 Yohanes. Masalah ini sdh lama dibhs dikalangan scholar so tdk hanya mengacu pd "pengakuan" Junifrius Gultom Dari 27 kitab dlm PB ada 20 kitab yg tdk dipermasalahkan pd masa itu termasuk Injil Kanonik. Ingat.. kisah utama penyaliban/kematian Yesus berada dlm Injil Kanonik ini, so whats ur point?
Sy pernah berdiskusi dgn Junifrius Gultom, memang ada beberapa perbedaan diantara kami dlm meng-interpretasikan beberapa teks2 tertentu. Tetapi sy kira menyangkut historical core kisah Yesus dlm Injil kanonik termasuk kisah penyaliban/kematian Yesus, sy blm mendengar pandangannya yg menyatakan Yesus hanya pingsan. Mengenai kitab2 yg dipertanyakan tsb, kita bandingkan pendapat Bruce Metzger seorang ahli Textual Criticism & pakar ttg Kanon PB yg menulis buku teks: Metzger, Bruce M. The Canon of the New Testament: Its Origin, Development, and Significance. Clarendon Press. Oxford. 1987. Saat diwawancara Lee Strobel (The Case for Christ) & ditanyakan ttg kitab2 yg terlambat msk dlm kanon tsb, Metzger menyatakan bhw itu menunjukan betapa hati2nya gereja mula-mula, mereka tdk langsung begitu saja menerima kitab2 tsb tetapi memastikannya dgn teliti.
Jika kita telusuri masalah ini, seperti yg telah sy uraikan sebelumnnya. Pada abad ke-1, mula-mula gereja2 setempat mendapatkan/mengcopy kitab/surat2 yg ada. Proses ini terus berjalan seiring dgn proses pertukaran kitab/surat. Keempat Injil kanonik & beberapa surat PB dgn cepat tersirkulasi sehingga semakin lama gereja2 setempat memiliki semakin byk kitab/surat. Namun ke-7 kitab yg dipertanyakan itu berjalan agak lambat, beberapa gereja setempat/bapa2 gereja telah menerimanya namun lainnya masih2 hati2. Mereka sangat hati2 karena adanya pola pseudonimity yg terjadi pd masa2 itu yaitu orang2 tertentu menulis sebuah kitab religius dan menyemat tokoh2 alkitab sebagai nama kitab tsb. Pola ini byk terjadi di era intertestamental dgn munculnya pseudographa2 seperti The Testament of Abraham etc. Dlm era PB, pola seperti itu juga terjadi terutama sejak abad ke-2 pasca para rasul & para saksi mata mati.
Kehatian2 gereja menerima ke-7 kitab tsb memang beralasan, jika dikaji lebih lanjut ada sedikit perbedan dlm proses kanonisasi ini antara Timur (Tatian, Clement, Origen etc..) & Barat (Justin Martin, Ireneus, Tertulian etc..). Namun yg terjadi berikutnya adalah pola saling melengkapi daftar kanon sehingga pd akhirnya ke tujuh kitab tsb diterima secara universal dlm konsili2 seperti konsili Laodekia, Hippo & Kartage.
So.. dr uraian ini masalah ketujuh kitab yg terlambat diterima secara penuh/universal, hanya masalah kehati2an semata, namun pd esensinya kitab2 itu berotoritas dan berasal dr era apostolic.
Kembali ke masalah kisah penyaliban/kematian Yesus, point sy sudah jelas, walaupun ada permasalah dlm status kanonik utk beberapa kitab, namun pd intinya kisah penyaliban/kematian berada dlm kitab2 yg telah diakui secara universal/kanonik sejak pd mulannya. Saya merefer salah satu pakar yg menyatakan hal senada:
"..Although a number of Christians have thought that church councils determined what books were to be included in the biblical canons, a more accurate reflection of the matter is that the councils recognized or acknowledged those books that had already obtained prominence from usage among the various early Christian communities". McDonald, Lee M. The Formation of the Christian Biblical Canon. Peabody: Hendrickson, 1995
ok, namun setiap asumsi yg ada hrs ditunjang dgn Data, jika lebih cenderung mendukung otentitas Alkitab berarti ini berdampak sebaliknya bagi Quran
MM: Betul sekali, saya memposisikan kanonisasi alkitab seperti itu. dimana para bapak2 gereja dahulu memilih dari banyak buku "yang dianggap" injil hingga menentukan kanon-nya. Makanya ketika penyusunan awal, kitab WAHYU, kitab Yakobus dll tidak masuk ke dalamnya (ini bukan pengakuan saya, tapi pengakuan bapak pndt. Junifrius Gultom dan beberapa pendeta lain yg pernah diskusi dgn saya. Jika bukan dipilih secara selera, lalu kenapa ada kesan "pengumpulan kitab itu ditahap2"?
Nah inilah miskonsepsi ttg kanon karena kekurangmengertian sejarah kanonisasi. Mari kita tinjau dr aspek kronologis waktu/manuscript, injil kanonik & kitab/surat PB lainnya telah ada sejak abad-1. Berbagai scholar dr berbagai spektrum teologis termasuk liberal dewasa ini mayoritas menempat tgl2 penulisan pd abad ke-1 & umumnya sebelum peristiwa hancurnya Yerusalem (70M).
Pandangan lama (abad lalu) dr Bauer & kelompok Tubingen menempatkannya pasca sekitar thn 200-an, pandangan ini sdh ditinggalkan seiring dgn penemuan arkeologi berupa manuscript2 Injil, tulisan bapa2 gereja, artefak2 lainnya. Contoh manuscript P52 yg berisi fragmen Injil Yohanes oleh papyrologist ditentukan bertgl thn 125. Dgn ditemukannya di Mesir jauh dr Yerusalem di thn 125-an memberi bukti kuat bhw autographnya telah ada jauh beberapa thn sebelumnya yg dipastikan pd abad-1. Demikian pula dgn manuscript P66, P72, P75 dll bertgl 150-200an yg berisi berbagai kutipan dlm Injil kanonik & surat/kitab PB.
Ini sangat berbeda dgn manuscript2 injil Apokrif yg nanti muncul abad2 berikutnya seperti dlm dokumen2 Nag Hammadi. Dr penelusuran sejarah injil apokrif2 itu nanti muncul pd abad ke-2 dan abad selanjutnya. So asumsi bhw bapa2 gereja memilih2 kitab2 yg ada tidaklah valid, karena injil kanonik telah ada sebelumnya & telah diterima oleh jemaat mula2 & konsili2 seperti Konsili Laodekia, Hippo, Kartage dll. Serta bapa2 gereja seperti Athanasius telah mendaftarkannya kembali dlm sebuah daftar koleksi kitab2.
Beberapa kitab memang dipertanyakan pd masa itu sebelum msk daftar kanon penuh, lengkapnya: Wahyu, Yakobus, Yudas, Ibrani, 2 Petrus, 2 dan 3 Yohanes. Masalah ini sdh lama dibhs dikalangan scholar so tdk hanya mengacu pd "pengakuan" Junifrius Gultom Dari 27 kitab dlm PB ada 20 kitab yg tdk dipermasalahkan pd masa itu termasuk Injil Kanonik. Ingat.. kisah utama penyaliban/kematian Yesus berada dlm Injil Kanonik ini, so whats ur point?
Sy pernah berdiskusi dgn Junifrius Gultom, memang ada beberapa perbedaan diantara kami dlm meng-interpretasikan beberapa teks2 tertentu. Tetapi sy kira menyangkut historical core kisah Yesus dlm Injil kanonik termasuk kisah penyaliban/kematian Yesus, sy blm mendengar pandangannya yg menyatakan Yesus hanya pingsan. Mengenai kitab2 yg dipertanyakan tsb, kita bandingkan pendapat Bruce Metzger seorang ahli Textual Criticism & pakar ttg Kanon PB yg menulis buku teks: Metzger, Bruce M. The Canon of the New Testament: Its Origin, Development, and Significance. Clarendon Press. Oxford. 1987. Saat diwawancara Lee Strobel (The Case for Christ) & ditanyakan ttg kitab2 yg terlambat msk dlm kanon tsb, Metzger menyatakan bhw itu menunjukan betapa hati2nya gereja mula-mula, mereka tdk langsung begitu saja menerima kitab2 tsb tetapi memastikannya dgn teliti.
Jika kita telusuri masalah ini, seperti yg telah sy uraikan sebelumnnya. Pada abad ke-1, mula-mula gereja2 setempat mendapatkan/mengcopy kitab/surat2 yg ada. Proses ini terus berjalan seiring dgn proses pertukaran kitab/surat. Keempat Injil kanonik & beberapa surat PB dgn cepat tersirkulasi sehingga semakin lama gereja2 setempat memiliki semakin byk kitab/surat. Namun ke-7 kitab yg dipertanyakan itu berjalan agak lambat, beberapa gereja setempat/bapa2 gereja telah menerimanya namun lainnya masih2 hati2. Mereka sangat hati2 karena adanya pola pseudonimity yg terjadi pd masa2 itu yaitu orang2 tertentu menulis sebuah kitab religius dan menyemat tokoh2 alkitab sebagai nama kitab tsb. Pola ini byk terjadi di era intertestamental dgn munculnya pseudographa2 seperti The Testament of Abraham etc. Dlm era PB, pola seperti itu juga terjadi terutama sejak abad ke-2 pasca para rasul & para saksi mata mati.
Kehatian2 gereja menerima ke-7 kitab tsb memang beralasan, jika dikaji lebih lanjut ada sedikit perbedan dlm proses kanonisasi ini antara Timur (Tatian, Clement, Origen etc..) & Barat (Justin Martin, Ireneus, Tertulian etc..). Namun yg terjadi berikutnya adalah pola saling melengkapi daftar kanon sehingga pd akhirnya ke tujuh kitab tsb diterima secara universal dlm konsili2 seperti konsili Laodekia, Hippo & Kartage.
So.. dr uraian ini masalah ketujuh kitab yg terlambat diterima secara penuh/universal, hanya masalah kehati2an semata, namun pd esensinya kitab2 itu berotoritas dan berasal dr era apostolic.
Kembali ke masalah kisah penyaliban/kematian Yesus, point sy sudah jelas, walaupun ada permasalah dlm status kanonik utk beberapa kitab, namun pd intinya kisah penyaliban/kematian berada dlm kitab2 yg telah diakui secara universal/kanonik sejak pd mulannya. Saya merefer salah satu pakar yg menyatakan hal senada:
"..Although a number of Christians have thought that church councils determined what books were to be included in the biblical canons, a more accurate reflection of the matter is that the councils recognized or acknowledged those books that had already obtained prominence from usage among the various early Christian communities". McDonald, Lee M. The Formation of the Christian Biblical Canon. Peabody: Hendrickson, 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar