Belajar Semangat & Cara Berapologetika Paulus

Banyak orang melihat Paulus hanya identik dengan penginjilan padahal dalam misi penginjilannya terdapat apologetika yang luar biasa. Tantangan yang dihadapi Paulus tidak hanya dari orang-orang sebangsanya pihak Yudaisme tetapi juga orang-orang Yunani & Romawi yang masih menganut paganisme dan filsafat ala Plato, Stoa, Epikurean dll. Bahkan tantangan dari kalangan orang percaya juga muncul seperti bidat nomianisme yang mengajarkan bahwa keselamatan tidak hanya lewat Kristus tetapi juga menjalankan Taurat. Syukurlah Konsili Yerusalem ikut menegaskan posisi Paulus yang sangat keras atas bidat ini seperti tercermin dalam suratnya Galatia. Dalam kesempatan ini, mari kita belajar semangat dan cara berapologetika Paulus melawan para penentangnya.

Kis 17:1 Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi.
Kis 17:2 Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci.
Kis 17:3 Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu."
Kis 17:4 Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka.
Kis 17:5 Tetapi orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan dengan dibantu oleh beberapa penjahat dari antara petualang-petualang di pasar, mereka mengadakan keributan dan mengacau kota itu. Mereka menyerbu rumah Yason dengan maksud untuk menghadapkan Paulus dan Silas kepada sidang rakyat

Paulus saat di Tesalonika mencari rumah ibadat atau sinagoge karena disitulah dia dapat bertemu dengan komunitas orang Yahudi diaspora. Tiap Sabat berturut-turut dia berupaya mengajarkan bagian-bagian kitab suci yaitu teks-teks nubuatan mesianik yang digenapi oleh Yesus sebagai Sang Mesias. Banyak orang Yahudi yang percaya termasuk orang Yunani yang convert ke Yudaisme atau yg sudah ikut menyembah YHWH. Namun ada yang menentang dan menjadi provokator untuk menyerang Paulus.


Jika di Tesalonika orang-orang Yahudi banyak yg jadi penentang, sebaliknya di Berea mereka lebih terbuka atau lebih baik hatinya. Semangat belajar firman mereka sangat tinggi dan kritis terhadap berbagai informasi dengan mengujinya berdasarkan kitab suci.
Kis 17:11 Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.
Kis 17:12 Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani.
Semangat orang Yahudi di Berea ini patut dicontoh oleh jemaat Kristen masa kini yaitu semangat mereka untuk belajar kebenaran firman Tuhan. Tantangan kembali dijumpai Paulus saat dia berada di Efesus karena ada orang-orang yang keras hati bahkan mengumpat kekristenan yang disebut sekte Jalan Tuhan saat itu.
Kis 19:8 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Kis 19:9 Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.
Pada titik tertentu mereka yang sudah "kebal" itu harus ditinggalkan untuk memaksimal waktu yang ada menjangkau yang lain termasuk orang non Yahudi yang dijumpai Paulus setiap hari di ruang kuliah Tiranus.
"The detail about the lecture hall derives from local tradition. Paul is pictured here as a wandering philosopher" (Hans Concelman, Act of the Apostles, Hermenia, Fortress Press, 1988).
Pada pasal terakhir dalam kitab Kisah Para Rasul, Paulus tercatat melakukan diskusi dengan orang-orang Yahudi di Roma yang kemungkinan dilakukan pada masa-masa akhir sebelum dia dihukum mati oleh kaisar Nero.
Kis 28:23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.
Kis 28:24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya.
Dalam diskusi seharian itu Paulus menyajikan argumentasi tentang Yesus berdasarkan Torah & kitab para nabi. Sudah tentu dalam diskusi ini kembali membahas berbagai ayat-ayat dalam Tanakh sebagai prooftext nubuatan mesianik yang mengarah ke Yesus. Ada yang diyakinkan tetapi ada juga tetap tidak percaya. Saya membayangkan dalam konteks masa kini ibarat Dr. Michael Brown seorang Jewish believer & pihak Jewish Missionary lainnya yang coba menyakinkan orang Yahudi termasuk para rabbi-rabbinya. Ada yang percaya ditandai semakin besarnya kelompok jews messianic namun banyak juga yang menolak bahwa menentang keras dengan melakukan counter missionary. Jika di Efesus ada orang Yahudi yang sampai mencemooh Jalan Tuhan, mungkin kalau masa kini ibarat Rabbi Tovia Singer yang mengolok-olok kekristenan yang dianggap sebagai Avodah Zarah (idolatry)

Dalam kisah penginjilan Paulus, dia tidak hanya menyasar orang-orang Yahudi diaspora tetapi juga orang-orang non Yahudi yang sangat kuat dengan budaya paganisme & filsafatnya. Selain di ruang kuliah Tiranus di Efesus juga di Areopagus di Athena kota pusatnya para filsuf.
Kis 17:22 Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa.
Kis 17:23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
Dalam diskusi dengan orang2 Yunani itu termasuk para filsufnya, sepertinya dia kurang menyajikan prooftext ayat-ayat nubuatan mesianik dalam Torah & Kitab para nabi melainkan menggunakan pendekatan logis seperti dalam pembuktian eksistensi Allah. Mungkin dalam konteks modern seperti mendebat para ateist atau agnostic dengan Kalam/Cosmological Arguments & Teleological Arguments.

Pola berapologetika menghadapi berbagai filsafat yang kosong & palsu ini, juga dia ingatkan kepada jemaat melalui surat-suratnya.
2 Kor 10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
Kol 2:8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.
Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini? Kita bisa melihat semangat apologetika Paulus dalam penginjilannya, juga pendekatan apologetika yang dilakukan Paulus yang sifatnya kontekstual. Ada saat-saat dia memberitakan injil di ruang publik atau ditempat ibadah dengan menyajikan pesan-pesan secara apologetis sederhana. Namun ada saat dia menyiapkan waktu khusus untuk pembahasan secara mendalam bahkan diskusi seharian seperti saat di Roma.

Hal menarik lainnya saat berhadapan dengan orang Yahudi, pendekatannya tentu pada teks-teks mesianik dalam Tanakh yang biasa dikenal sebagai apologetika evidensial. Sebaliknya saat berdiskusi dengan orang Yunani atau Romawi pendekatan yang dia lakukan cenderung pada apologetika presaposisi. Saya kira kedua pendekatan apologetika ini sama-sama baik tinggal pemilihan pendekatannya disesuaikan dengan posisi lawan diskusi. Bahkan tidak jarang kita bisa menggunakan kombinasi keduanya.
Share:

Yesus Pencipta atau Ciptaan? Eksegese Kolose 1:15-18

Kol 1:15  Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 

Kol 1:16  karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 

Kol 1:17  Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 

Kol 1:18  Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 


 Pihak Unitarian memahami bahwa Yesus adalah ciptaan pertama kemudian melalui Yesus alam semesta diciptakan. Argumentasi pertama mereka mengacu pada tafsiran kata PROTOTOKOS (Sulung) yang diartikan "pertama" sebagaimana kata sulung yg digunakan untuk anak pertama. Argumentasi kedua yaitu akata DIA yang diartikan "Melalui" untuk menunjukan bahwa Yesus hanya perantara Allah dalam melakukan penciptaan.


Untuk memperkuat point mereka atas tafsiran kata PROTOTOKOS, mereka merujuk pada ayat 18 yang menyatakan bahwa Yesus yang pertama (PROTOTOKOS) bangkit dari antara orang mati berarti Yesus adalah bagian dari orang yang pernah mati. Sehingga dengan kata yang sama Yesus juga dianggap bagian dari ciptaan. Mereka kemudian menggunakan kajian gramatikal bahwa kata PROTOTOKOS yangg berkaitan dengan kasus genitif pada kata KTISEOS merupakan Partitive Genitif yang berarti kata Sulung (PROTOTOKOS) adalah "bagian dari" ciptaan (KTISEOS).


Terlihat argumentasi mereka cukup meyakinkan, namun jika kita menelitinya secara mendalam, justru kita mendapatkan kesimpulan yang sebaliknya. Pertama-tama tentang kata PROTOTOKOS, kata ini secara literal memang berarti anak yang pertama misalnya Ruben anak sulung Yakub (Kej 46:8), penyebutan tulah ke anak Sulung di Mesir dan lain-lain. Namun prototokos juga memiliki arti figuratif, misalnya Allah menyebut Efraim sebagai anak Sulung (Yer 31:9b) padahal sebenarnya Efraim adalah anak bungsu adik dari Manasye (Kej 48:14), juga Daud disebut sebagai anak Sulung (Maz 89:28) padahal ia adalah anak bungsu dari Isai. Makna protokos figuratif disini berarti KEUTAMAAN.


Sekarang kita perhatikan Kol 1:18, oleh LAI diterjemahkan secara dinamis menjadi "yang pertama bangkit dari antara orang mati",  dalam terjemahan KJV dituliskan "the firstborn from the dead". Namun apapun terjemahannya, apakah berkaitan dengan kematian atau kebangkitan yang jelas Yesus bukanlah yang pertama mati atau bangkit, karena sebelumnya sudah ada pernah bangkit seperti Lazarus. Ini berarti kata PROTOTOKOS dalam ayat ini tidak tepat diartikan secara literal sebagai yang "pertama" secara kronologis waktu. Demikian pula kata PROTOTOKOS dalam ayat 15 juga tidak tepat diartikan sebagai yang "pertama" dari ciptaan Allah. Jika Paulus memang bermaksud mengajarkan bahwa Yesus adalah ciptaan yang pertama, maka dia akan menggunakan kata PROTOKTISTOS. Dari data ini point awal mereka bahwa Yesus adalah ciptaan pertama jelas tidak kuat.


Namun mereka menyusun argumentasi berikut bahwa walaupun kata PROTOTOKOS tidak diartikan sebagai pertama, namun Yesus tetap bagian dari ciptaan. Sebagaimana kata itu yang mengaitkan Yesus dengan orang mati, bahwa Yesus juga adalah bagian dari orang mati walaupun tidak harus yang pertama mati atau bangkit. Untuk itu mari kita cermati makna kata PROTOTOKOS pada ayat 18 ini. Karena kata ini tidak diartikan secara literal makna kita harus mencari maknanya pada arti figuratif yaitu KEUTAMAAN maka makna yang tepat terkait kedaulatan Dia atas kematian.

1 Kor 15:55  Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" 

Yoh 2:19  Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

Hal ini sejalan dengan kalimat sebelumnya "Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat", Yesus bukanlah bagian dari jemaat atau orang-orang percaya tetapi dia disebutkan sebagai kepala atas jemaat yang menunjukan keutamaanNya atas orang-orang percaya. Kalimat berikutnya pada ayat 18 semakin memperjelas pengertian ini "Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu". Kata "segala sesuatu" (TA PANTA) ini sinonim dengan kata "ciptaan Allah" pada ayat 15, maka sudah tepat kata PROTOTOKOS pada ayat 15 diartikan "lebih utama dari segala sesuatu". So jelaslah pada ayat 18, walaupun Yesus memang secara manusia pernah mati, tetapi kata Prototokos di sini tidak sedang berbicara "bagian dari" orang mati. Tetapi pada makna figuratifnya yaitu KEUTAMAAN Yesus atas kematian dan pesan yang sama juga terdapat pada ayat 15 yaitu KEUTAMAAN Yesus atas segala ciptaan. Bandingkan dengan ayat berikut yang menyebutkan kata PROTOTOKOS kepada Yesus. Kata ini justru menunjukan superioritas Yesus bahkan dalam kitab Ibrani dikatakan semua malaikat harus menyembah Dia.

Ibr 1:6  Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." 

Point mereka berikutnya tentang Partitive Genitif bahwa kata PROTOTOKOS sebagai "bagian dari" ciptaan, namun ini bukanlah satu-satunya kemungkinan secara gramatikal, karena terdapat kemungkinan jenis genitif  lain yang dapat diterapkan di sini seperti genitive of subordination dan Genitive of Reference. Menurut Daniel Wallace dalam bukunya Greek Grammar Beyond the Basic, Zondervan, 1996. Kol 1:15 dapat diterapkan Genitive of Reference dan dua alternatif genitif lainnya "who is. . . the first-born with reference to all creation.. The other possibilities are partitive and subordination.. However, a gen. of subordination is, in all probability, the best option". Menurut Wallace kemungkinan terbaik adalah genitive of subordination. Ini sejalan dengan terjemahan NIV "firstborn over all creation".

".. Though some regard this genitive to be partitive (thus, firstborn who is a part of creation), both due to the lexical field of “firstborn” including “preeminent over” (and not just a literal chronological birth order) and the following causal clause (“for [o[ti] in him all things were created”)–which makes little sense if mere chronological order is in view, it is far more likely that this expresses subordination..".

Karena kata PROTOTOKOS yang digunakan di sini bukan dalam pengertian literal tetapi figuratif, maka kemungkinan Partitive Genitive adalah yang paling lemah. Untuk memastikannya, kita perlu melihat konteksnya.

Kol 1:15 ... yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 

Kol 1:16  karena (hoti) di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan...


Perhatikan adanya kata sambung "karena" (hoti) yang menunjukan hubungan langsung dengan kalimat berikutnya. Pada ayat 16 sangat jelas disebutkan Dia telah menciptakan "segala sesuatu" (TA PANTA), maka pada ayat 15 tidaklah tepat dikatakan bahwa Yesus adalah bagian dari segala sesuatu. Bandingkan jika Yesus dianggap bagian dari ciptaan, kalimatnya bisa jadi seperti ini ... " Ia adalah ciptaan pertama karena dalam Dia telah diciptakan segala sesuatu.." yang berarti Yesus menciptakan diriNya sendiri, ini jelas absurd.


Pihak unitarian mencoba berkelit bahwa "segala sesuatu" tidak berarti Bapa adalah bagian dari segala sesuatu. Lalu mendefinisikan ulang kata "segala sesuatu" itu terkecuali Bapa berarti Yesus bagian dari segala sesuatu. Jelas tafsiran ini mengada-ada. Memang Bapa bukan bagian dari segala sesuatu karena yang dimaksudkan segala sesuatu adalah seluruh ciptaan. Namun sangat jelas Yesus DIBEDAKAN dengan kata "segala sesuatu" yang berarti Dia juga bukan bagian dari segala sesuatu sama seperti Bapa. Hal yang sama juga ditegaskan dalam Yoh 1:3  Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 


Argumentasi terakhir Unitarian yaitu mengangkat kata DIA. Memang kata DIA bisa saja berarti "Melalui" tetapi dengan adanya kata AUTO yang menyusul jelas menunjukan Yesus "sendiri"lah yang menciptakan. Apalagi ditambah dengan adanya kata EIS "untuk" yang bermakna pada kepemilikan atas segala sesuatu semakin mempertegas Yesus adalah Pencipta. Bandingkan hal yang serupa juga ditujukan kepada Allah Bapa:

Rom 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari (ek) Dia, dan oleh (dia) Dia, dan kepada (eis) Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!


Maka dari eksegese ini kita bisa simpulkan bahwa Yesus bukan ciptaan tetapi Sang Pencipta. Pemahaman unitarian yang beranggapan bahwa Allah memerlukan bantuan dari ciptaan untuk menciptakan ciptaan lainnya jelas sebuah Eisegese. Malah dalam Perjanjian Lama ditegaskan hanya Allah sendiri yang menciptakan langit bumi dan segala isinya.

Yes 44:24  Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi--siapakah yang mendampingi Aku?

Share:

Menjawab Problematika Kanonisasi Perjanjian Baru

Beberapa waktu yang lalu seorang polemikus muslim bernama Fach Rudin (FR) menulis kajian kritis atas kanonisasi PB dengan judul "Merekonstruksi Ulang Kanon PB". Dalam kajiannya dia membuat daftar nama-nama kitab yang diterima oleh bapa-bapa gereja. Adanya perbedaan daftar masing-masing bapa gereja menjadi point baginya untuk mempermasalahkan kanonisasi PB. Kita akan membahas point utama tentang perbedaan daftar kanon PB ini, adapun point-point lainnya seperti tuduhan FR bahwa kitab-kitab PB tidak diketahui penulisnya, masalah waktu penulisan dll akan dibahas tersendiri. Berikut ini kutipan dari tulisannya termasuk daftar kitab tersebut yang cukup bermanfaaat untuk diketahui.


TULISAN FR:
PB merupakan sekumpulan hasil karya yang anonim. Dengan tidak diketahui siapa penulisnya, kredibilitasnya, waktu dan tempat penulisannya, hal itu membuktikan bahwa PB adalah sebuah kumpulan berbagai kitab yang telah membangun iman Kristen, tanpa adanya dasar yang bisa dipertanggung jawabkan. Bagi kebanyakan Kristiani, bahwa pengkanonan PB sudah final, tanpa adanya yang bisa mengganggu gugat baik tentang proses pengkanonan maupun isi kitb yang dikanonkan. Dan menurut saya, hal itu justru akan membuka pintu lebar-lebar untuk masuknya dogma bagi Kristiani dewasa ini, atas permasalahan keotentikan PB.

Ternyata adanya silang pendapat dikalangan Kristen, bukan pada zaman ini saja. Tetapi pada zaman Bapak-bapak Gereja dizaman Kristen Purba pun, ternyata telah terjadi silang pendapat perihal tentang kitab apa saja yang menurut keyakinan mereka sendiri itu adalah kitab bisa diterima dan diyakini kebenarannya, semisal :
1. Ignatius dari Antiokhia, cuma menerima kitab : Injil Matius, Injil Lukas, Kisah Para Rasul, Roma, 1 Korintus, Efesus, Kolose, dan 1Tesalonika.
2. Polikarpus, uskup Yunani Smyrna (sekarang Izmir, Turki) yang lahir 70-155 Masehi, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Ibrani, 1Petrus, 1Yohanes dan 2Yohanes.
3. Marcion, anak dari uskup Sinope, menerima : Injil Lukas, Galatia, 1Korintus, 2Korintus, Roma, 1Tesalonika, 2Tesalonika, Efesus (Marcion menyebutnya dengan Laodikia), Kolose, Filemon, Filipi.
4. Valentinus, pendiri sekolah Romawi dan Gnostik Aleksandria, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Petrus, 1Yohanes, Wahyu, Injil Kebenaran dan Khotbah Peter.
5. Justin Martyr, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Wahyu.
6. Irenaeus dari Lyons, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, 1 Petrus, 1Yohanes, 2Yohanes, Wahyu, 1Clement, Gembala Hermas.
7. Clement dari Alexandria (Titus Flavius Clemens), menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Ibrani, 1Peter, 1Yohanes, Yudas, Wahyu, Injil Mesir, Injil Ibrani, Tradisi Mathias, Khotbah Petrus, 1Clement, Surat Barnabas, Didache, Gembala Hermas, Wahyu dari Petrus.
8. Tertullian dari Chartage, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, 1Peter, 1Yohanes, Yudas, Wahyu, Injil Mesir, Injil Ibrani, 1Petrus, 1Yohanes, Yudas, Wahyu.
9. Origen, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, 1Petrus, 1Yohanes, Yudas, Wahyu.
10. Eusibius, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, 1Petrus, 1Yohanes, Wahyu.
11. Anathasius dari Aleksandria, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, Yakobus, 1Petrus, 2Petrus, 1Yohanes, 2Yohanes, 3Yohanes, Yudas, Wahyu.
12. Didimus Blind, menerima : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1Korintus, 2Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1Tesalonika, 2Tesalonika, 1Timotius, 2Timotius, Titus, Ibrani, Yakobus, 1Petrus, 2 Petrus, 1Yohanes, Injil Ibrani, 1Clement, Surat Barnabas, Didache, Gembala Hermas

Perbedaan untuk menerima dan meyakini kitab-kitab yang sah menurut mereka, ternyata antara satu bapak gereja dengan bapak gereja lainnya, saling berbeda antara satu sama lainnya. Dan daftar kitab yang sesuai dengan PB yang digunakan oleh Kristiani dewasa ini, hanya yang digunakan oleh Anathasius dari Aleksandria saja yang sesuai, selain itu mereka saling berbeda pendapat. Dari 12 orang daftar nama-nama bapak gereja, 1 diantaranya sesuai dengan PB saat ini. Padahal pandangan dari bapak-bapak gereja selain Anathasius, selalu dijadikan rujukan oleh Kristiani untuk memberikan bukti akan adanya keotentikan PB di zaman Kristen Purba. Perbedaan pandangan atas kitab yang diakui oleh masing-masing Bapak Gereja, membuktikan bahwa peran Roh Kudus tidak ada dalam memainkan perannya dalam memberikan inspirasi kepada mereka untuk menetapkan kitab mana yang di akui oleh Tuhan dan terilhami, tanpa harus melewati berbagai konsili yang berbau politik.

TANGGAPAN:
FR mengangkat masalah pengilhaman dengan mempertanyakan status pengilhaman bapa gereja berdasarkan data yang terlihat kontradiktif pada daftar kitab PB diantara bapa gereja. Namun konsep pengilhaman dalam konteks biblika adalah berkaitan dengan penulisan  kitab-kitab suci dimana para penulis diilhami Roh Kudus tanpa mengabaikan karakteristik dari penulis tersebut, sehingga memberi warna berbeda dalam model & gaya penulisan masing-masing penulis. Nah.. dalam konteks bapa gereja bukan dipahami dengan konsep pengilhaman seperti itu, namun sifatnya lebih umum berupa penyertaan Allah kepada gerejaNya dalam sebuah proses alami berupa pengajaran yang berkesinambungan (paradosis katakete) dari para rasul ke murid-murid para rasul dan terus berlanjut ke generasi berikutnya. So.. kita harus melihatnya secara komprehensif bahwa status kanonik kitab-kitab dlm PB telah dikenal sejak awalnya & secara umum diakui oleh bapa-bapa gereja (homologoumena). Perbedaan pendapat memang ada namun hanya pada kitab-kitab tertentu yang memang diperdebatkan (antilegomena).

Dalam Islam konsep pengilhaman kitab suci berbeda dengan kekristenan, karena konsep pengilhaman wahyu Allah dalam Islam sifatnya verbatim yang di-diktekan Jibril kepada Muhammad melalui pertemuan langsung (di gua Hira), mimpi, penglihatan (vision) dan lain=lainc. Sehingga dikatakan Quran diturunkan kepada Muhammad demikian pula nabi-nabi sebelumnya Taurat kepada Musa, Injil kepada Isa(Yesus). Yah ini konsep teologis Islam yang dalam fakta sejarahnya tidak ada bukti bahwa Yesus diberikan kitab Injil atau menuliskan/mengkompilasi isi Injil seperti proses pewahyuan Quran kepada Muhammad. Quran sendiri belum dibukukan saat Muhammad masih hidup yang ada masih berupa hafalan-hafalan dari para hafidz/quraa yang nanti dibukukan oleh Zaid bin Tsabit atas perintah Abu Bakar setelah berdiskusi dengan Umar. Selanjutnya pada masa khalifah Uthman dilakukan standarisasi Quran dan versi-versi yang berbeda dibakar.

FR mencoba menerapkan konsep pengilhaman seperti ini kepada bapa-bapa gereja berkaitan dengan kanonisasi PB, maka pertanyaan PERTAMA untuk FR, apakah Uthman memiliki otoritas ilahi atau diilhami Allah untuk menentukan mana bagian Quran yang benar dari berbagai versi yang ada? Bagaimana dengan versi yang berbeda dengan mushaf sahabat Muhammad lainnya seperti Ubay bin Kaab, Mashud, apakah mereka ini tidak diilhami?

Selain Quran dalam Islam juga dikenal Hadist yang berisikan catatan-catatan para perawi mengenai berbagai tindakan atau perkataan Muhammad yang diingat oleh sahabat Muhammad dan diteruskan ke beberapa orang secara sambung menyambung. Selanjutnya oleh imam Bukhari & beberapa perawi terakhir mengoleksinya dalam kumpulan hadist yang berisi matan hadist & jalur sanadnya. Maka pertanyaan KEDUA untuk FR, apakah Bukhari diilhamkan Allah? lalu bagaimana dengan bagian dari hadist Bukhari yang dianggap Daif oleh ulama lainnya.

Penulisan kitab-kitab PB terjadi masih di era para rasul, hampir semua bible scholars dr berbagai spektrum teologis menempatkannya pada abad ke-1. Karena penulisannya terpisah-pisah oleh penulis yang berbeda maka pada saat itu di setiap daerah termasuk Yerusalem belum memiliki salinan lengkap PB. Namun seiring waktu terjadilah pertukaran salinan sehingga tiap daerah bisa memiliki beberapa versi injil termasuk injil Yohanes pasca penulisannya di akhir abad ke-1. Hal ini bisa terlihat dari tulisan bapa-bapa gereja awal seperti Ignatius & Polycarpus yang telah mengutip bagian-bagian dari PB. Maka pada abad ke-2 inilah beberapa orang mulai menuliskan daftar koleksi kitab-kitab yang mereka telah ketahui masing-masing.

Pasca era rasuli, beberapa murid dari para rasul di akhir abad ke-1 sampai awal abad ke-2 telah menulis surat-surat yang sifatnya penggembalaan kepada jemaat Allah. Seperti surat yang dituliskan oleh Ignatius, Polycarpus, Clement termasuk kitab Didakhe tentang pola hidup berjemaat. Kemudian berlanjut dengan tulisan bapa gereja lainnya seperti Justin Martyr, Ireneus, Tertulian dsb. Namun muncul juga tulisan yang ditulis para bidat khususnya mulai abad ke-2 pasca meninggalnya para rasul & saksi2 mata lainnya. Tulisan ini umumnya mencoba mengisi informasi yang tidak ada dalam injil kanonik misalnya masa kanak-kanak Yesus, termasuk menambah kisah-kisah imajinatif seperti narasi kebangkitan Yesus dengan penuh kemuliaan menampakan ke banyak orang sebagaimana tertulis dalam injil Petrus. Secara teologis tulisan ini umumnya sinkretisme kekristenan dengan gnostisisme dan biasanya menggunakan nama para rasul untuk nama kitabnya yang dikenal para scholar dengan term pseudonimity.

FR telah menyusun berbagai versi daftar koleksi kitab-kitab PB dari beberapa bapa gereja yang diantaranya terdapat kitab-kitab yang tidak masuk dalam kanon PB. FR membuat daftar tersebut tanpa mendalami permasalahan dibalik daftar tersebut. Marcion & Valentinus telah dikenal oleh bapa-bapa gereja sebagai bidat. Marcion hanya memilih injil Lukas dan hanya pada bagian tertentu yang dianggap sesuai dgn konsep bidatnya. Valentinus menyertakan Gospel of Truth namun ditolak oleh bapa gereja seperti Ireneus dalam bukunya Adversus Haereses, karena jelas mengandung paham gnostik, namun Valentinus sendiri telah mengenal keempat injil kanonik.

Point penting dari daftar tersebut, jika dicermati seksama begitu jelas semuanya menyebut keempat injil Kanonik mulai dari Justin Martyr, Ireneus, Tertulian, Origenes, Eusebius & Didimus the Blind. Secara khusus untuk Ignatius & Polycarpus walaupun tidak menyebutkan daftar kitab namun bisa terlihat dari kutipannya ke kitab-kitab PB. Saya perlu tambahkan daftarnya, referensi awal yang menyebut keempat injil kanonik diantaranya Muratorian Canon, konsili Laodekia, konsili Hippo, konsili Chartage, codex Sinaiticus, Peshita & Latin Vulgata. Jika dianggap ada "injil Yesus" yang asli, referensi mana yang menyebutkan hal tersebut? :-)

Memang dalam proses kanonisasi PB terdapat beberapa kitab yang diperdebatkan. Beberapa kitab yg diperdebatkan pada akhirnya diterima masuk dalam kanon PB seperti 7 (tujuh) kitab dalam PB antara lain; Wahyu, Yakobus, Yudas, Ibrani, 2 Petrus, 2 dan 3 Yohanes. Namun ada juga yang tidak masuk dalam kanon PB seperti Sheperd of Hermas & 1 Clement yang disebutkan oleh Ireneus. Bruce Metzger seorang ahli Textual Criticism & pakar tentang Kanonisasi PB yang menulis buku teks: Metzger, Bruce M. The Canon of the New Testament: Its Origin, Development, and Significance. Clarendon Press. Oxford. 1987, saat diwawancari Lee Strobel menyatakan terlambatnya kitab-kitab itu masuk dalam kanon PB menunjukan betapa hati-hatinyanya gereja mula-mula, mereka tidak langsung begitu saja menerima kitab-kitab tersebut tetapi memastikannya dengan teliti. Berbeda dengan 20 kitab lainnya termasuk keempat injil kanonik yang tidak ada mempertanyakannya.

Kitab-kitab seperti Sheperd of Hermas, 1 Clement dan lain-lain hanyalah berupa surat-surat penggembalaan yang ditulis setelah era para rasul. Kemungkinan Ireneus terkesan dengan surat tersebut sehingga dia memasukannya dalam daftar kanon PB versinya karena isi surat dianggap bermanfaat. Surat-surat ini sejajar dengan surat-surat yang ditulis Ignatius & Polycarpus, namun surat semacam ini walaupun bermanfaat tetap tidak dimasukan dalam kanon PB karena tidak berasal dari era para rasul. Sangat berbeda dengan injil apokrif seperti injil Petrus, injil Maria, Gospel of Truth dan lain-lain yang memang tidak dipertimbangkan masuk dalam kanon PB, karena jelas-jelas produk bidat pada abad belakangan bukan dari era para rasul. Bahkan beberapa bapa gereja menentang keras seperti Ireneus yang mengkritik Valentinus dengan kitab Gospel of Truth.

KONKLUSI
Tidak adanya beberapa kitab PB dalam daftar kitab beberapa bapa gereja bukan berarti mereka tidak menerima kitab-kitab lainnya melainkan kemungkinan kitab-kitab itu salinannya belum dimiliki. Mengingat pada masa itu proses sirkulasi & pertukaran kitab antar daerah atau pemimpin jemaat masih berlangsung.

Berbeda dengan beberapa bidat seperti Marcion yang memang tidak menerima kitab lainnya, karena kitab yang dipilihnya (injil Lukas) sesuai dengan pengajarannya dan itupun sudah dimodifikasi. Hal serupa juga pada bidat Ebionites yg hanya menerima injil Matius. Sedangkan bidat lainnya seperti Valentinus memasukan injil lain (Gospel of Truth) itupun dikritik bapa gereja lainnya, namun tidak ada bapa gereja yg menerima injil apokrif lain seperti injil Petrus, injil Thomas etc. Beberapa surat yg dimasukan seperti Sheperd of Hermas oleh Ireneus karena surat penggembalaan itu bermanfaat, namun tidak masuk dlm kanon PB karena tdk berasal dari para rasul. Silahkan simak juga tulisan lainnya ttg kanonisasi PB Link.

Ok, sebagai feedback untuk FR sebagai muslim yang mencoba merekonstruksi ulang kanon PB sesuai dengan pemahamannya. Maka pertanyaaan KETIGA, silahkan buatkan daftar kitab PB yang sesuai dengan sistem teologi Islam? Pertanyaan ini penting utk eksistensi Quran di hadapan data sejarah.
Share: