Dalam Perjanjian Baru tercatat Yesus banyak melakukan mujizat seperti membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, menghentikan badai, memberikan makan 5000 orang, berjalan di atas air dan lain-lain. Eksistensi mujizat yang dilakukan Yesus dikoroborasi dengan berbagai dokumen extrabiblikal seperti Talmud (Sanhedrin 32a & 107b), Sybline Oracle, Celsus dll. Namun pihak Judaism & penulis pagan memandangnya secara negatif sebagai perbuatan sihir. Berbeda dengan Quran yang masih memandang positif bahwa mujizat Yesus karena kuasa dan ijin Allah. Pihak liberal scholars beranggapan lain bahwa mujizat Yesus hanyalah mitos yang diciptakan oleh pengikut Yesus. Keberatan pihak liberal scholars bukanlah keberatan historis melainkan filosofis yang anti supranatural karena banyaknya data historis mementahkan pandangan tsb. Diskusi seputar historitas mujizat Yesus dapat disimak dalam tulisan ini: http://apologiakristen.blogspot.co.id/2011/12/debat-historitas-mujizat-yesus.html
Pilihan logis yang tersedia dalam menilai eksistensi mujizat Yesus, yaitu apakah mujizat itu perbuatan sihir sesuai anggapan pihak Judaism & penulis pagan atau perbuatan berkaitan dengan kedaulatan Allah sebagaimana diimani pihak kekristenan & Islam. Titik ini merupakan salah satu titik perbedaan signifikan antara Islam & Judaism dalam konteks secara umum bahwa Yesus dianggap sebagai nabi palsu oleh Judaism sebaliknya oleh Islam tetap dianggap sebagai salah satu nabi. Namun bagaimana kaitan mujizat Yesus dengan keilahianNya, apakah mujizat itu membuktikan keilahianNya? Lalu bagaimana dengan nabi-nabi lain sebagaimana tercatat dalam Tanakh/PL yang juga melakukan mujizat?
Untuk membahas hal ini, saya mengambil klasifikasi mengenai status pembuat mujizat (miracle worker) menurut pendapat salah satu scholar Werner Kahl. Dia menjelaskan klasifikasi tersebut ".. I will refrain from using the term ‘miracle worker’ in my analysis, and introduce instead the terms ‘bearer of numinous power’ (?BNP) for subjects who incorporate healing power in themselves, ‘petitioner of numinous power’ (?PNP) for those whose function is to activate their gods through prayer, and ‘mediator of numinous power’ (?MNP) for those subjects who mediate a ?BNP’s numinous power for the performance of a miracle..". Werner Kahl, New Testament Miracle Stories in Their Religious-Historical Setting, Vandenhoeck & Ruprecht, 1994, p. 76.
Menurut Kahl terdapat 3 (tiga) kategori tentang status pembuat mujizat, pertama Bearer of Numinous Power (BNP) atau bisa diartikan pemilik kuasa Ilahi, kedua Petitioner of Numinous Power (PNP) atau pemohon kuasa Ilahi dan ketiga Mediator of Numinous Power (MNP) atau perantara kuasa ilahi. Selanjutnya kita lihat pendapat Eric Eve yang menjabarkan klasifikasi versi Kahl ini dalam kajian detail tentang miracle worker dari berbagai jewish literatur "...throughout the Old Testament and much other Jewish literature, the BNP is always Yahweh. When the prayer of an Elijah or a ?oni causes drought or brings rain, the prophet or holy man acts as a PNP. When the Red Sea parts at the smiting of Moses’ rod, Moses acts as an MNP...". Eve, E. (2002). Vol. 231: The Jewish Context of Jesus' Miracles. Journal for the Study of the New Testament. (16). London; New York: Sheffield Academic Press.
Dari hasil survey berbagai jewish literature seperti tulisan Josephus, Philo, berbagai literatur apokaliptik (Wisdom of Solomon), sejumlah teks Qumran dll, Eve menegaskan bahwa orang Yahudi selalu memandang bahwa hanya YHWH sebagai satu-satu BNP. Sedangkan nabi atau tokoh pembuat mujizat lainnya hanya masuk dalam kategori Pemohon (PNP) atau Mediator (MNP), contohnya Musa masuk kategori MNP dan Elia kategori PNP.
Bagaimana dgn Yesus, apakah Dia sebagai BNP, PNP atau MNP? dari kajian Eve setelah membandingkan berbagai figur dalam berbagai literatur, Eve mengkategorikan Yesus sebagai BNP ".. More importantly, Jesus differs from all other prophetic figures known about in Judaism .. in performing his miracles as a BNP.. The first is the consistency in the portrayal of Jesus as BNP rather than MNP or PNP throughout the tradition, despite the rarity of such a portrayal of a human figure elsewhere in Judaism.." Eve, E. (2002). Vol. 231: The Jewish Context of Jesus' Miracles. Journal for the Study of the New Testament. (386). London; New York: Sheffield Academic Press.
Jika kita meneliti secara seksama bagaimana Yesus melakukan mujizat, maka kita menemukan pola yang khas dibandingkan nabi-nabi lainnya yang melakukan mujizat yaitu Yesus tidak melakukan permohonan untuk bisa melakukan mujizat. Misalnya dalam menyembuhkan orang yang lumpuh tidak ada catatan Yesus melakukan permohonan sebelumnya kepada Allah. Yoh 5:8-9 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Demikian pula dalam konteks Mediator, berbagai mujizat yang terjadi pada masa Musa memperlihatkan peran dan inisiatif Allah untuk menunjukan mujizat seperti kuasa atas alam dengan mujizat membelah laut. Kel 14:16 "Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering". Berbeda dengan kuasa Yesus atas alam dengan memerintahkan langsung angin untuk berhenti. Mrk 4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Lalu bagaimana dengan doa Yesus sebelum melakukan beberapa mujizat? doa yang dilakukan Yesus ini bukanlah doa untuk bermohon agar diberi kuasa untuk melakukan mujizat, melainkan doa ucapan syukur atau berkat (Mat 14:19, Luk 9:16, Yoh 6:11).
Mat 14:19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
Demikian pula saat Yesus membangkitkan Lazarus, Yesus bukan bermohon agar Lazarus dibangkitkan melainkan menaikan ucapan syukur kepada Bapa.
Yoh 11:41 ..Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.
Yoh 11:42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
Yoh 11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!
Beberapa pihak memahami ayat ini sebagai penolakan atas keilahian Yesus dengan berargumen jika Yesus adalah Allah mengapa dia berdoa kepada Allah? Keberatan ini sebuah strawman argument terhadap ajaran Trinity dengan memahaminya dalam pengertian Sabellian, padahal dalam Trinity dibedakan antara Yesus dan Allah Bapa sehingga doa Yesus itu ditujukan kepada Allah Bapa. Demikian pula argumentasi bahwa Yesus hanyalah utusan, harus dipahami dalam konteks misi penyelamatan Allah kepada manusia dengan mengutus Sang Anak untuk menjalankan misi tersebut. Saya kira pembahasan masalah ini, perlu dibahas dalam topik tersendiri. Namun pointnya berkaitan dengan topik mujizat Yesus, bahwa doa Yesus itu bukanlah sebuah permohonan kepada Allah Bapa agar diberi kuasa untuk membangkitkan Lazarus melainkan sebuah ucapan syukur dan peristiwa itu akan menjadi kesaksian tentang Yesus.
Sebagai data tambahan tentang kebangkitan Lazarus, kita bisa perhatikan dalam ayat-ayat sebelumnya. Setelah beberapa waktu sebelumnya Lazarus mengalami sakit, dia kemudian mati dan Yesus tidak berada di tempat Lazarus namun Dia tahu tentang kematian Lazarus tersebut dan menegaskan bahwa Dia akan membangkitkan Lazarus.
Yoh 11:11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya". Marta kemudian menyampaikan informasi tentang kematian Lazarus kepada Yesus, padahal Yesus telah tahu sebelumnya. Yesus kembali menegaskan bahwa Lazarus akan bangkit. Yoh 11:23 Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit.". Berdasarkan data ini membuktikan bahwa Yesus memiliki otoritas mujizat untuk membangkit Lazarus sehingga doa Yesus kepada Allah bukanlah sebuah permohonan agar Dia bisa membangkitkan Lazarus, sehingga Yesus lebih tepat dikategorikan sebagai BNP (Bearer of Numinous Power) atau pemilik kuasa Ilahi.
Sekarang kita bandingkan dengan Elia yang melakukan permohonan agar anak yang mati itu dibangkitkan Allah. 1Rj 17:21-22 Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya." TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali". Elia jelas disini dikategorikan sebagai PNP Petitioner of Numinous Power) atau pemohon kuasa Ilahi. Hal yang sama juga berlaku kepada Petrus sebagai PNP. Kis 9:40 Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk". Demikian pula dengan Elisa saat orang yang mati hidup kembali setelah terkena tulang-tulang Elisa (2 Raj 13:21). Hal ini hanya menempatkan Elisa melalui tulang-tulangnya sebagai MNP (Mediator of Numinous Power) atau perantara kuasa ilahi.
Berikut ini bukti tambahan bahwa Yesus sebagai BNP atau pemilik kuasa ilahi.
Mrk 3:10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.
Luk 6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikian pula penyembuhan yang dilakukan dalam nama Yesus.
Kis 3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!". Kis 9:33-34 Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Sebagaimana kajian komprehensif Eric Eve yang menegaskan bahwa dari berbagai jewish literature, hanya YHWH sajalah yang disebut sebagai BNP atau pemilik kuasa Ilahi. Dengan demikian Yesus sebagai BNP merupakan salah satu bukti keilahianNya.
Pilihan logis yang tersedia dalam menilai eksistensi mujizat Yesus, yaitu apakah mujizat itu perbuatan sihir sesuai anggapan pihak Judaism & penulis pagan atau perbuatan berkaitan dengan kedaulatan Allah sebagaimana diimani pihak kekristenan & Islam. Titik ini merupakan salah satu titik perbedaan signifikan antara Islam & Judaism dalam konteks secara umum bahwa Yesus dianggap sebagai nabi palsu oleh Judaism sebaliknya oleh Islam tetap dianggap sebagai salah satu nabi. Namun bagaimana kaitan mujizat Yesus dengan keilahianNya, apakah mujizat itu membuktikan keilahianNya? Lalu bagaimana dengan nabi-nabi lain sebagaimana tercatat dalam Tanakh/PL yang juga melakukan mujizat?
Untuk membahas hal ini, saya mengambil klasifikasi mengenai status pembuat mujizat (miracle worker) menurut pendapat salah satu scholar Werner Kahl. Dia menjelaskan klasifikasi tersebut ".. I will refrain from using the term ‘miracle worker’ in my analysis, and introduce instead the terms ‘bearer of numinous power’ (?BNP) for subjects who incorporate healing power in themselves, ‘petitioner of numinous power’ (?PNP) for those whose function is to activate their gods through prayer, and ‘mediator of numinous power’ (?MNP) for those subjects who mediate a ?BNP’s numinous power for the performance of a miracle..". Werner Kahl, New Testament Miracle Stories in Their Religious-Historical Setting, Vandenhoeck & Ruprecht, 1994, p. 76.
Menurut Kahl terdapat 3 (tiga) kategori tentang status pembuat mujizat, pertama Bearer of Numinous Power (BNP) atau bisa diartikan pemilik kuasa Ilahi, kedua Petitioner of Numinous Power (PNP) atau pemohon kuasa Ilahi dan ketiga Mediator of Numinous Power (MNP) atau perantara kuasa ilahi. Selanjutnya kita lihat pendapat Eric Eve yang menjabarkan klasifikasi versi Kahl ini dalam kajian detail tentang miracle worker dari berbagai jewish literatur "...throughout the Old Testament and much other Jewish literature, the BNP is always Yahweh. When the prayer of an Elijah or a ?oni causes drought or brings rain, the prophet or holy man acts as a PNP. When the Red Sea parts at the smiting of Moses’ rod, Moses acts as an MNP...". Eve, E. (2002). Vol. 231: The Jewish Context of Jesus' Miracles. Journal for the Study of the New Testament. (16). London; New York: Sheffield Academic Press.
Dari hasil survey berbagai jewish literature seperti tulisan Josephus, Philo, berbagai literatur apokaliptik (Wisdom of Solomon), sejumlah teks Qumran dll, Eve menegaskan bahwa orang Yahudi selalu memandang bahwa hanya YHWH sebagai satu-satu BNP. Sedangkan nabi atau tokoh pembuat mujizat lainnya hanya masuk dalam kategori Pemohon (PNP) atau Mediator (MNP), contohnya Musa masuk kategori MNP dan Elia kategori PNP.
Bagaimana dgn Yesus, apakah Dia sebagai BNP, PNP atau MNP? dari kajian Eve setelah membandingkan berbagai figur dalam berbagai literatur, Eve mengkategorikan Yesus sebagai BNP ".. More importantly, Jesus differs from all other prophetic figures known about in Judaism .. in performing his miracles as a BNP.. The first is the consistency in the portrayal of Jesus as BNP rather than MNP or PNP throughout the tradition, despite the rarity of such a portrayal of a human figure elsewhere in Judaism.." Eve, E. (2002). Vol. 231: The Jewish Context of Jesus' Miracles. Journal for the Study of the New Testament. (386). London; New York: Sheffield Academic Press.
Jika kita meneliti secara seksama bagaimana Yesus melakukan mujizat, maka kita menemukan pola yang khas dibandingkan nabi-nabi lainnya yang melakukan mujizat yaitu Yesus tidak melakukan permohonan untuk bisa melakukan mujizat. Misalnya dalam menyembuhkan orang yang lumpuh tidak ada catatan Yesus melakukan permohonan sebelumnya kepada Allah. Yoh 5:8-9 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Demikian pula dalam konteks Mediator, berbagai mujizat yang terjadi pada masa Musa memperlihatkan peran dan inisiatif Allah untuk menunjukan mujizat seperti kuasa atas alam dengan mujizat membelah laut. Kel 14:16 "Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering". Berbeda dengan kuasa Yesus atas alam dengan memerintahkan langsung angin untuk berhenti. Mrk 4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Lalu bagaimana dengan doa Yesus sebelum melakukan beberapa mujizat? doa yang dilakukan Yesus ini bukanlah doa untuk bermohon agar diberi kuasa untuk melakukan mujizat, melainkan doa ucapan syukur atau berkat (Mat 14:19, Luk 9:16, Yoh 6:11).
Mat 14:19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
Demikian pula saat Yesus membangkitkan Lazarus, Yesus bukan bermohon agar Lazarus dibangkitkan melainkan menaikan ucapan syukur kepada Bapa.
Yoh 11:41 ..Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.
Yoh 11:42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
Yoh 11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!
Beberapa pihak memahami ayat ini sebagai penolakan atas keilahian Yesus dengan berargumen jika Yesus adalah Allah mengapa dia berdoa kepada Allah? Keberatan ini sebuah strawman argument terhadap ajaran Trinity dengan memahaminya dalam pengertian Sabellian, padahal dalam Trinity dibedakan antara Yesus dan Allah Bapa sehingga doa Yesus itu ditujukan kepada Allah Bapa. Demikian pula argumentasi bahwa Yesus hanyalah utusan, harus dipahami dalam konteks misi penyelamatan Allah kepada manusia dengan mengutus Sang Anak untuk menjalankan misi tersebut. Saya kira pembahasan masalah ini, perlu dibahas dalam topik tersendiri. Namun pointnya berkaitan dengan topik mujizat Yesus, bahwa doa Yesus itu bukanlah sebuah permohonan kepada Allah Bapa agar diberi kuasa untuk membangkitkan Lazarus melainkan sebuah ucapan syukur dan peristiwa itu akan menjadi kesaksian tentang Yesus.
Sebagai data tambahan tentang kebangkitan Lazarus, kita bisa perhatikan dalam ayat-ayat sebelumnya. Setelah beberapa waktu sebelumnya Lazarus mengalami sakit, dia kemudian mati dan Yesus tidak berada di tempat Lazarus namun Dia tahu tentang kematian Lazarus tersebut dan menegaskan bahwa Dia akan membangkitkan Lazarus.
Yoh 11:11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya". Marta kemudian menyampaikan informasi tentang kematian Lazarus kepada Yesus, padahal Yesus telah tahu sebelumnya. Yesus kembali menegaskan bahwa Lazarus akan bangkit. Yoh 11:23 Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit.". Berdasarkan data ini membuktikan bahwa Yesus memiliki otoritas mujizat untuk membangkit Lazarus sehingga doa Yesus kepada Allah bukanlah sebuah permohonan agar Dia bisa membangkitkan Lazarus, sehingga Yesus lebih tepat dikategorikan sebagai BNP (Bearer of Numinous Power) atau pemilik kuasa Ilahi.
Sekarang kita bandingkan dengan Elia yang melakukan permohonan agar anak yang mati itu dibangkitkan Allah. 1Rj 17:21-22 Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya." TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali". Elia jelas disini dikategorikan sebagai PNP Petitioner of Numinous Power) atau pemohon kuasa Ilahi. Hal yang sama juga berlaku kepada Petrus sebagai PNP. Kis 9:40 Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk". Demikian pula dengan Elisa saat orang yang mati hidup kembali setelah terkena tulang-tulang Elisa (2 Raj 13:21). Hal ini hanya menempatkan Elisa melalui tulang-tulangnya sebagai MNP (Mediator of Numinous Power) atau perantara kuasa ilahi.
Berikut ini bukti tambahan bahwa Yesus sebagai BNP atau pemilik kuasa ilahi.
Mrk 3:10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.
Luk 6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikian pula penyembuhan yang dilakukan dalam nama Yesus.
Kis 3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!". Kis 9:33-34 Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Sebagaimana kajian komprehensif Eric Eve yang menegaskan bahwa dari berbagai jewish literature, hanya YHWH sajalah yang disebut sebagai BNP atau pemilik kuasa Ilahi. Dengan demikian Yesus sebagai BNP merupakan salah satu bukti keilahianNya.