Benarkah Matius Penulis Injil Matius ?

ARGUMENTASI LIBERALISME
Matius yang seorang pemungut cukai dari kerajaan Roma hanyalah seperti sekarang ini “Debt Collector”. Sedangkan Papias melalui tulisannya “Expositions of the Sayings of the Lord” sekitar tahun 140 Masehi, adalah orang pertama yang memberikan komentar bahwa Injil Matius ditulis oleh Matius murid Yesus, dan Injil Markus ditulis oleh Markus, kenalan dekat dari Petrus. Masalah dengan Papias adalah, jika kita pelajari dari sejarah, ia tidak bisa menjadi sumber sejarah yang akurat. Mengapa? tidak hanya karena Eusibius mengatakan bahwa ia adalah orang yang memiliki intelligence yang rendah (Church History 3.39). Tapi, menurut para Scholars, dari apa yang Papias sampaikan, tentang penulis Injil, justru banyak sekali yang bertentangan dengan isi Injil itu tersebut.

JAWABAN
Debt Collector atau biasa disebut penagih hutang lebih identik dengan kekerasan, yaitu menggunakan bodyguard untuk menagih hutang-hutang yang macet. Pekerjaan Debt Collector berbeda dengan penagih pajak (pemungut cukai) yang harus menguasai sistem perpajakan.
Sistem perpajakan kuno di Palestina di bawah penguasaan Romawi cukup kompleks. Ada pajak property, pajak perorangan, pajak perdagangan, pajak lokal seperti temple tax. Bahkan di Mesir jenis pajak lebih banyak lagi mencapai sekitar 111 jenis pajak.

John Wenham (RMML) menuliskan kompleksitas sistem pajak ini & bagaimana pekerjaan Matius sebagai seorang Tax Collector: “It is known that in Egypt at this date there were 111 kinds of tax, and many of the tax-collectors knew shorthand. Matthew's livelihood was earned by interviewing tax-payers and discussing their affairs (usually in Aramaic) and then writing up his reports in Greek. He had a lifelong habit of noting things down and of preserving what he had written.
"Seperti yang telah diketahui bahwa Mesir pada masa itu memiliki 111 jenis pajak dan banyak para pemungut cukai memiliki catatan tangannya sendiri. Kehidupan Matius sendiri diisi dengan melakukan interview terhadap wajib pajak dan membahas permasalahan-permasalahan mereka (biasanya menggunakan bahasa Aramik) dan kemudian menuliskan laporannya dalam bahasa Yunani. Dia memiliki kebiasaan mencatat banyak hal dan menyimpan apa yang ditulisnya.

Matius pasti tahu bagaimana menyusun laporan keuangan karena itu bagian dari tugasnya. Maka dia pun tentu memiliki kemampuan untuk mencatat berbagai perkataan Yesus. Pritchard (LANT) lewat studinya menyatakan hal ini: "…It is not unlikely that Matthew, a man trained in handling financial accounts, should have competently collected and arranged sayings of Jesus..."
"Bukan hal yang tidak mungkin bahwa Matius, seorang yang terlatih dalam menangani laporan keuangan, seharusnya juga memiliki kemampuan mengumpulkan dan menyusun kembali perkataan-perkataan Yesus..."

Menariknya Injil Matius paling banyak menulis hal-hal yang berkaitan dengan “keuangan”. Dan karakteristik ini sangat cocok dengan Matius sebagai Tax Collector. Saya coba hitung kata “uang” dalam tiap kitab Injil: Matius (15), Markus (5), Lukas (6), Yohanes (3). Selain itu dalam Injil Matius banyak terdapat hal spesifik yang berkaitan dengan istilah keuangan, diantaranya:
Matius menggunakan tiga jenis kategori untuk uang (dua dirham Mat 17:24, empat dirham Mat 17:27, Talenta Mat 18:24 ). Hanya Matius yang menggunakan kata emas & perak. Hanya Matius yang menuliskan tentang pembayaran bea ke Bait Allah (Mat 17:24-27). Dalam perumpamaan tentang Talenta, Matius merinci jumlah uang lebih detail. Penjelasan yang lebih baik terhadap berbagai istilah keuangan lainnya seperti hutang, pertukaran uang, perhitungan uang dan lain-lain. Informasi lengkap mengenai hal ini dibahas oleh Werner G. Marx (MMM).

Kita bisa melihat kombinasi data yang saling berkaitan antara: Matius sebagai Tax Collector – Kompleksitas Pekerjaan Tax Collector – Ciri khas istilah keuangan dalam Injil Matius. Ini memberikan kemungkinan yang sangat kuat bahwa Matiuslah penulis Injil Matius.

Papias adalah salah satu bapa gereja yang menyatakan bahwa Matius murid Yesus adalah penulis injil Matius seperti yang dikutip oleh Eusebius (H.E. 3.39.15-16):"…So then Matthew wrote the oracles (logia) in the Hebrew language, and every one interpreted them as he was able."
Argumentasi yang mengatakan bahwa Papias diragukan karena disebut oleh Eusibius memiliki "intelligence yang rendah" harus diuji kembali. Ternyata yang dimaksud dengan “intelligence yg rendah” oleh Eusibius ditujukan pada tafsiran-tafsiran dari Papias seperti masalah Eskatologi, tetapi bukan berkaitan dengan fakta2 sejarah yang ditulis oleh Papias. Salah buktinya berkaitan dgn penyebutan Matius sebagai penulis Injil Matius yang ternyata Eusibius sendiripun sepakat dengan hal ini (H.E. 3.24.6).…For Matthew, who had at first preached to the Hebrews, when he was about to go to other peoples, committed his Gospel to writing in his native tongue ..”. Bahkan dari tulisan dia juga mengutip beberapa bapa gereja lainnya yg menyatakan hal yg sama.

Irenaeus (130-200) (Adv. Haer. 3.1.1; juga dikutip oleh by Eusebius, H.E. 5.8.2):
"..Now Matthew brought forth among the Hebrews a written gospel in their language, while Peter and Paul were preaching in Rome and founding the church."
Origen (185-254) (dikutip oleh Eusebius, H.E. 6. 25.4):
"..Among the four Gospels, which are the only indisputable ones in the Church of God under heaven, I have learned by tradition that the first was written by Matthew, who was once a publican, but afterwards an apostle of Jesus Christ, and it was prepared for the converts from Judaism, and published in the Hebrew language
Eusebius juga mengatakan tentang sebuah tradisi tentang Injil Matius yg dikaitkan dgn seorang bernama Pantaenus (190) anggota gereja di Alecandria. (H.E. 5.10.3):
..Pantaenus was one of these, and is said to have gone to India. It is reported that among persons there who knew of Christ, he found the Gospel according to Matthew, which had anticipated his own arrival. For Bartholomew,168 one of the apostles, had preached to them, and left with them the writing of Matthew in the Hebrew language,169 which they had preserved till that time.

Adapun mengetahui berbagai ketidaksesuaian dari tulisan Papias dengan Injil Matius, inipun berkaitan dengan tafsiran terhadap Injil itu. Tetapi hal yang berkaitan dgn fakta sejarah bahwa Matius sebagai penulis Injil Matius tdk ada pengaruhnya. Kalaupun Papias salah menyebutkan Injil Matius ditulis oleh Matius, seharusnya ada catatan lainnya yang mengoreksi kesalahan itu !

Masih ada beberapa bapa gereja lainnya yang menyebut Matius sebagai penulis Injil Matius, seperti: Ephiphanius (c. 315-403)(Haer. 30.3), Cyril of Jerusalem (c. 315-86)(Cat. 14), Jerome (Prol. in Matt.; Praef. in Quat. Ev.; Vir. 3). Menarik apa yg dikatakan oleh John Wenham (RMML): "But the fact remains that there is no alternative tradition about the authorship of Matthew's gospel, as there is in the case of Hebrews, nor was there doubt of its apostolic authorship …"

Tidak ada tradisi alternatif tentang siapa nama penulis Injil Matius selain Matius itu sendiri. Termasuk tidak ada referensi dari bapa-bapa gereja yang mengatakan bahwa Injil Matius ditulis oleh orang lain yg bukan Matius.

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry

Reference:
- John Wenham, [RMML] Redating Matthew, Mark, and Luke, IVP: 1992.
- Pritchard, John Paul. A Literary Approach to the New Testament. Norman: U. of Oklahoma Press, 1972.
- Werner G. Marx, ”Money Matters in Matthew,” Bibliotheca Sacra 136:542, 1979
- The Early Church Fathers v2, CCEL, Wheaton College, www.ccel.org
Share:

Tidak ada komentar: