Paulus & Perjamuan Terakhir

PERTANYAAN
Paulus menulis tentang perjamuan terakhir dalam suratnya ke jemaat Korintus.
1 Kor 11:23-24 “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti  dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”.
Tetapi yang mengherankan Paulus kan tidak ada saat perjamuan terakhir bagaimana dia bisa tahu cerita tersebut? 

JAWABAN
Pertanyaan ini didasari atas kurangnya pemahaman tentang proses pengilhaman penulisan Alkitab. Proses pengilhaman tidaklah bersifat mekanis atau Tuhan mendiktekan firmanNya satu persatu kepada penulis. Tetapi proses pengilhaman juga melibatkan kemampuan & karakteristik manusiawi dari penulis Alkitab. Tidak heran ada sedikit perbedaan gaya penulisan Paulus yang latarbelakang sarjana dan Petrus dengan latar belakang Nelayan.

2 Pet 1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah
2 Kor 12:1 Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.

Tuhan bisa menuntun penulis Alkitab melalui pernyataan khusus tentang peristiwa tertentu yang tidak diketahuinya namun Tuhan juga bisa menggunakan pengetahuan & informasi umum yang didengarnya seperti yang dilakukan Lukas.

Luk 1:1-3  Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,  seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.  Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu.

Paulus saat belum bertobat (Saulus) adalah salah satu orang berpengaruhi di kalangan orang Yahudi. Tentu ia sudah lama memantau aktivitas Yesus dan mengetahui banyak hal tentang Dia. Setelah bertobat ia banyak berinteraksi dengan para Rasul dan jemaat Kristen lainnya.

Kis 9:19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. (9-19b) Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.
Kis 9:27-28 Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan.
Gal 1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.

Informasi-informasi yang didapatkannya kemudian dituliskannya dalam surat-suratnya.

1 Kor 11:23 "Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu,...".
1 Kor 15:1  ... aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima ...
1 Kor 15:3  Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri ...

Ini menunjukan sebuah kesinambungan cerita dari para Rasul ke Paulus dan Paulus melanjutkannya ke jemaat di Korintus. Pada abad-abad awal telah berkembang tradisi untuk selalu menjaga kesinambungan pengajaran yang disebut Paradosis Katekete.

Sekarang kita coba bandingkan dengan penulis Alkitab lainnya. Penulis Injil seperti Matius & Lukas yang mencatat kisah kelahiran & masa kanak-kanak Yesus tentu tidak menyaksikan langsung peristiwa ini. Tetapi mereka mendapatkan informasinya dari Maria dan keluarga lainnya. Demikian juga dengan Musa yang menulis kitab Kejadian. Teori JEDP yang menolak Musa sebagai penulis Taurat sudah mulai banyak ditinggalkan seiring dengan penemuan-penemuan arkeologis yang mendukung Musa sebagai penulis Taurat.

Jika kita membandingkan tulisan Paulus tentang perjamuan terakhir dengan kitab Injil ternyata secara umum selaras dan tidak memiliki perbedaan yang berarti. (Matius 26:26-28, Markus 14:22-25 & Lukas 22:15-20). Silahkan membandingkan dua cerita tentang perjamuan terakhir berikut ini:

1 Kor 11:23-25 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!". Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

Mat 26:26-28 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." . Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Perjamuan akhir ini merupakan penggenapan (tipologi) dari peristiwa keluarnya orang Israel dari Mesir. Rumah-rumah orang Israel yang telah diolesi darah Domba dilewati malaikat maut. Darah ini adalah simbol dari darah Yesus yang mati untuk kita.

Ibr 9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Ef 1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
Jadi kita bisa simpulkan bahwa keraguan Paulus tentang penulisan perjamuan terakhir tidaklah memiliki alasan yang kuat.

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry

Artikel Pembanding Deky Hidnas Yan Nggadas: Link 
Share:

Tidak ada komentar: