Kej
6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah
Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan
binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal,
bahwa Aku telah menjadikan mereka."
Kej 6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
Penilaian
negatif terhadap kata "menyesal" kepada Allah, berangkat dari asumsi bahwa
kata "menyesal" memiliki arti yang negatif. Misalnya seseorang
(terdakwa) yang menyesali perbuatan yang telah dilakukannya. Ini bisa
berarti orang tersebut telah melakukan kesalahan sebelumnya. Dalam ayat
ini, menyesalnya Allah dianggap Alalh telah melakukan kesalahan
sebelumnya dengan menciptakan manusia.
Namun kata "menyesal"
itu sendiri tidak harus berkonotasi negatif. Misalnya pernyataan
beberapa kepala negara yang menyesalkan tindakan yang dilakukan ISIS
membunuh para sandera. Apakah dengan mengungkapkan kata "menyesal" para
kepala negara ini telah melakukan kesalahan dalam peristiwa pembunuhan
tersebut?
Kata "menyesal" bahasa Ibraninya "nâcham", arti
secara leksikal menurut Strong terdiri atas: to be sorry, console oneself, repent, regret, comfort, be comforted dan penggunaannya dalam Alkitab (outline of bible usage) sebagai berikut:
- (Niphal)
- to be sorry, be moved to pity, have compassion
- to be sorry, rue, suffer grief, repent
- to comfort oneself, be comforted
- to comfort oneself, ease oneself
- (Piel) to comfort, console
(Pual) to be comforted, be consoled
(Hithpael)
to be sorry, have compassion
to rue, repent of
to comfort oneself, be comforted
to ease onesel
Source:
http://www.blueletterbible.org/lang/lexicon/lexicon.cfm?Strongs=H5162&t=KJV
Arti dari
kata "nacham" tidak harus berarti negatif tetapi dari konteksnya kita bisa menemukan makna sebenarnya.
Penyesalan
Allah dalam ayat 6 memang dikaitkan dengan penciptaan manusia, apakah Allah
telah melakukan kesalahan dengan menciptakan manusia? Jelas tidak, karena
semua ciptaan Allah itu baik adanya.
Kej 1:31 "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.." Dari
konteks
Kej 6:6, diuraikan tentang kejahatan yang telah merajalela dan ini
memilukan hati Allah. Banyaknya kejahatan terjadi karena umumnya manusia
saat itu "memilih" untuk melakukan kejahatan. Kebebasan untuk memilih
diberikan Allah kepada manusia, sebagaimana yang terjadi pada Adam &
Hawa saat diberi pilihan untuk memakan atau tidak buah pengetahuan yang baik
& jahat. Ini berarti arti yang tepat dari kata "Nacham" dari rentang arti semantik yang ada yaitu "be moved to pity, have compassion" atau "menjadi bersedih atau merasa kasihan"
Sekarang kita bandingkan dengan ayat berikut:
1
Sam 15:29 Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak
tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."
Bil 23:19 Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal..."
Pada
ayat ini dengan tegas disebutkan bahwa Allah tidak tahu menyesal,
pengertian kata menyesal pada ayat-ayat yaitu
repent (menyesal karena bersalah) mengacu pada kesalahan yang terjadi
pada masa sebelumnya yang biasa dilakukan oleh manusia namun hal ini tidak berlaku
bagi Allah. Contoh konkret kaitan kata
"menyesal" (repent) dengan
kesalahan seperti pada ayat berikut ini.
Yer 8:6 Aku
telah memperhatikan dan mendengarkan: mereka tidak berkata dengan
jujur! Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya ...
Luk 17:3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.
Penggunaan
kata "menyesal" untuk Allah dalam Kej 6:6 merupakan sebuah bentuk
antropomorfisme, atau pengungkapan sikap & tindakan Allah dalam bahasa
yang dimengerti manusia. Di sini Allah bukan menyesal karena Dia salah
menciptakan manusia, tetapi Dia menyesal atas keprihatinan mendalam atau sebuah
ungkapan kesedihan karena ternyata manusia banyak memilih untuk melakukan hal
yang jahat. Allah tidak menganggap penciptaan manusia sebuah
kesalahan, karena dengan pilihan bebas yang diberikan kepada manusia, Dia
tahu konsekuensi yang bisa terjadi.
Prinsip yang sama bisa kita terapkan untuk penggunaan kata "menyesal" untuk Allah pada ayat-ayat lain, misalnya:
1
Sam 15:11 "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab
ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." ...
Allah
memang telah menjadikan Saul raja, tetapi apakah Saul akan menjadi
raja yang baik atau tidak adalah pilihan Saul sendiri. Dan Allah
"menyesal" (bersedih/kasihan) karena Saul memilih untuk berbalik dari Dia.
So.. tidak ada hal yang negatif dengan frase "menyesallah TUHAN"...