Hukum Taurat, Non Yahudi & Sidang Yerusalem

Pengantar: Ada pendapat dari kalangan Judaisme Christianity  bahwa Sidang Yerusalem hanya membahas masalah Sunat & Keselamatan, tidak termasuk aturan Taurat. Hasil keputusan Sidang, orang non Yahudi yang telah percaya tidak perlu disunat, tetapi aturan Taurat tetap berlaku dan harus diikuti oleh mereka. Salah satu bukti adalah ayat Kis 15:1 yang hanya menyebutkan SUNAT sebagai latar belakang permasalahan. Demikianlah pula pernyataan Yakobus yang merupakan keputusan Sidang mengambil aturan-aturan dalam Taurat yang berarti tetap meneguhkan Taurat. Benarkah pendapat ini?

TANGGAPAN                                                                                                                                
Sejak Injil menjangkau orang non Yahudi (Gentiles) mulai terjadi gesekan di antara jemaat mula-mula berkaitan dengan Taurat. Apakah Gentiles  yang percaya Kristus harus menerima Yudaisme dengan menjalan Taurat atau tidak? Bagaimana hubungan keputusan Sidang Yerusalem dengan sikap orang Yahudi sebelum lahirnya kekristenan terhadap keselamatan Gentiles?

Pembahasan ini dimulai dari pembahasan ayat-ayat kunci serta konteks dekat & jauh dari ayat tersebut untuk mengidentifikasi apa masalah sebenarnya yang telah terjadi. Selanjutnya bagaimana memahami pernyataan Petrus serta korelasinya dengan pernyataa Paulus & kisah pertobatan Kornelius. Terakhir membahas pernyataan Yakobus dengan meninjau konteks sikap orang Yahudi kontemporer pada masa itu terhadap Gentiles, serta sinkronisasi keputusan sidang dengan identifikasi masalah sebelumnya.
  
A. PAULUS VERSUS ORANG FARISI YANG TELAH PERCAYA
Kis 15:1  Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "JIKALAU KAMU TIDAK DISUNAT menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, KAMU TIDAK DAPAT DISELAMATKAN"
Kis 15:2  Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras MELAWAN dan MEMBANTAH PENDAPAT MEREKA itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu

Terjadi perdebatan antara Paulus & Barnabas melawan beberapa orang yang mengajarkan bahwa untuk diselamatkan haruslah disunat. Tetapi apakah perdebatan ini  hanya masalah Sunat atau menyangkut hukum Taurat secara keseluruhan?.
Mari kita perhatikan ayat 5,"...Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi HARUS DISUNAT dan DIWAJIBKAN UNTUK MENURUTI HUKUM MUSA".

Dari terjemahan LAI ini masalah terjadi bukan hanya Sunat tetapi juga Taurat secara menyeluruh. Karena ayat ini sangat penting, kita perlu membandingkan dengan bahasa sumber & beberapa terjemahan lainnya.
Greek: Ἐξανέστησαν δέ τινες τῶν ἀπὸ τῆς αἱρέσεως τῶν Φαρισαίων πεπιστευκότες λέγοντες ὅτι δεῖ περιτέμνειν αὐτοὺς παραγγέλλειν τε τηρεῖν τὸν νόμον Μωϋσέως.
Transliteration: exanestēsan  de  tines  tōn  apo  tēs  aireseōs  tōn  pharisaiōn  pepisteukotes  legontes  oti  dei  peritemnein  autous  parangellein  te  tērein  ton  nomon  mōuseōs.

Kita terjemahkan kalimat terakhir secara literal kata demi kata:  Λέγοντες (mengatakan) ότι (itu) δει(diperlukan) περιτέμνειν(untuk bersunat) αυτούς(mereka,) παραγγέλλειν τε (juga mewajibkan mereka) τηρείν (untuk menuruti) τον (itu) νόμον(hukum) Μω=σέως(Musa.)  “…Mengatakan Itu Diperlukan Untuk bersunat Mereka Juga Mewajibkan mereka Untuk menuruti Itu Hukum Musa”.

Dari terjemahan ini cukup jelas menunjukan adanya 2 entitas yang berbeda yaitu perintah untuk bersunat (secara khusus) dan perintah untuk menuruti Hukum Musa (secara umum). Ini sejalan dengan beberapa terjemahan lainnya.

NIV: Then some of the believers who belonged to the party of the Pharisees stood up and said, "The Gentiles must be circumcised AND REQUIRED TO OBEY the law of Moses."
NASB: But some of the sect of the Pharisees who had believed stood up, saying, "It is necessary to circumcise them AND TO DIRECT THEM TO OBSERVE the Law of Moses."
KJV: But there rose up certain of the sect of the Pharisees which believed, saying, That it was needful to circumcise them, AND TO COMMAND THEM TO KEEP the law of Moses.
YLT:  and there rose up certain of those of the sect of the Pharisees who believed, saying -- 'It behoveth to circumcise them, AND TO COMMAND THEM ALSO TO KEEP the law of Moses.'

Jadi jelaslah  masalah yang terjadi menyangkut SUNAT dan penerapan Hukum Musa secara keseluruhan, seperti yang dituduhkan oleh orang dari golongan Farisi yang telah percaya. Hal ini tidak mengherankan karena orang Farisi adalah orang yang sangat ketat dalam menjalankan Taurat, bahkan pernah berdebat dengan Yesus .

Mat 12:2  Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."
Mar 7:5  Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
Kis 26:5  .. bahwa aku telah hidup sebagai seorang FARISI menurut MAZHAB YANG PALING KERAS dalam agama kita.

“In Hebrew culture the Pharisees pretended to be the authoritative opinion on righteousness and the law…Though they are considered expert exegetes in the nuance of the law, Jesus condemns them as teachers of the law for expanding its intention.” Ryken, Leland; Wilhoit, James C.; Longman III, Tremper, Dictionary of Biblical Imagery, (Downers Grove, Ill: InterVarsity Press) 2000, c1998.

B. PERNYATAAN PETRUS DALAM SIDANG

Selanjutnya kita meneliti perkataan Petrus
Kis 15:10  Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan MELETAKKAN  pada tengkuk murid-murid itu SUATU KUK, YANG TIDAK DAPAT DIPIKUL, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
Kis 15:11  Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Perhatikan kalimat SUATU KUK, YANG TIDAK DAPAT DIPIKUL oleh orang Yahudi, jika yang dimaksud di sini HANYA SUNAT apakah ini sesuatu yang tidak dapat dipikul oleh orang Yahudi? jelas tidak, karena sunat bagi orang Yahudi dilakukan pada umur 8 hari. Sehingga yang dimaksud tentu sesuatu yang BERAT/SULIT dan ini merujuk pada HUKUM TAURAT secara keseluruhan yang menurut kalangan Rabi Yahudi jumlahnya mencapai 613 mitzvot (aturan-aturan) http://www.jewfaq.org/613.htm.

Pernyataan Petrus untuk tidak harus membebankan Taurat  kepada orang non Yahudi memiliki korelasi yang kuat dengan peristiwa-perisitiwa sebelumnya. Bahkan Petrus juga pernah berselisih pendapat dengan orang-orang dari golongan bersunat. Kis 11:2 "Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia".


Permasalahan ini sama dengan teguran orang Farisi tentang sikap Yesus yang makan bersama-sama dengan orang-orang berdosa yang kemungkinan besar termasuk para Gentiles. Mat 9:11  Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?".

Teguran dari orang-orang bersunat ini dijawab Petrus dengan menceritakan kisah pertobatan Kornelius yang diawali dengan kisah penampakan makanan yang turun dari langit (Kis 10). Padahal yang dipersoalkan mereka adalah masalah Petrus makan dengan orang non Yahudi bukan masalah pertobatan Kornelius. Tentu pemahaman awal Petrus mengenai kisah penampakan itu dalam pengertian penerimaan Allah terhadap orang non Yahudi. Tetapi yang mengherankan mengapa Allah harus memberi penampakan tentang makanan yang dalam Taurat jelas dilarang untuk dimakan? Lalu mangapa Allah menyatakan “..Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram”. Jika memang aturan makanan itu masih berlaku, Allah pasti menggunakan deskripsi lain untuk kisah penampakan tersebut.

Jadi jelaslah, walaupun secara eksplisit kisah penampakan itu berarti penerimaan Allah terhadap orang Non Yahudi, tetapi secara implisit ini bermakna Allah sedang menghilangkan nilai “haram/unclean” dari makanan itu sendiri atau kemutlakan Taurat secara umum.

Petrus saat pelayanan ke Kornelius tinggal beberapa hari dengan mereka Kis 10:48 … Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.”. Sehingga Petrus memiliki waktu yang cukup memberi pengajaran kepada mereka yang tentu pengajaran tentang Yesus (Kis 10:34-43). Tetapi … Petrus tidak pernah mengajarkan aturan hukum Taurat !!. Bahkan tidak ada indikasi Petrus melarang penyajian makanan termasuk haram/unclean, buktinya orang-orang bersunat menegur dia.  Kis11:3  … Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan MAKAN BERSAMA-SAMA dengan mereka."
 
Sekarang kita bandingkan kalimat Petrus SUATU KUK dengan perkataan Paulus dalam Galatia 5:1-3.
Ay 1.  Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan KUK PERHAMBAAN.
Ay 2. Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
Ay 3.  Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia WAJIB MELAKUKAN SELURUH HUKUM TAURAT.

Dari ayat-ayat ini jelas yang dimaksud KUK PERHAMBAAN ini adalah kewajiban menjalankan aturan Taurat secara keseluruhan sebagai konsekuensi jika menyunatkan diri. Jelas tidak ada pemisahan antara SUNAT & HUKUM TAURAT  dan sama dengan maksud Petrus yang memandang SUNAT & TAURAT adalah suatu KUK.

C. PERNYATAAN YAKOBUS & KEPUTUSAN SIDANG         
Terakhir kita cermati perkataan Yakobus yang kemudian memberi rumusan Keputusan Sidang.
Kis 15:19  Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita TIDAK BOLEH MENIMBULKAN KESULITAN bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah.
Maksud dari kata KESULITAN ini sejalan dengan perkataan Petrus "YANG TIDAK DAPAT DIPIKUL", jelas ini merujuk tidak hanya SUNAT tetapi keseluruhan Taurat.

Kemudian Yakobus mengatakan hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang non Yahudi.
Kis 15:20  tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Apakah Yakobus sedang meneguhkan kembali  Taurat untuk Gentiles? Untuk menjawabnya kita perlu meninjau pandangan orang Yahudi pada masa itu terhadap Gentiles.

Di kalangan Rabi-rabi Yahudi terdapat 2 jenis pendapat yang berbeda mengenai keselamatan non Yahudi, satu kelompok mengharuskan para Gentiles menjalankan Taurat /Yudaisme (Proselyte) dan kelompok lainnya para Gentiles cukup menjalankan Noah Law.  “..Many Jewish people believed that Gentiles were saved simply by keeping the seven laws given to Noah (prohibiting idolatry, sexual immorality, etc.); others believed that Gentiles had to convert to Judaism by being circumcised”. Keener, Craig S., IVP Bible Background Commentary: New Testament , (Downer’s Grove, IL: InterVarsity Press) 1997.

Mari kita lihat apa itu Noah Law menurut perspektif orang Yahudi.
According to traditional Judaism, G-d gave Noah and his family seven commandments to observe when he saved them from the flood. These commandments, referred to as the Noahic or Noahide commandments, are inferred from Genesis Ch. 9, and are as follows:
1) to establish courts of justice;
2) not to commit blasphemy;
3) not to commit idolatry;
4) not to commit incest and adultery;
5) not to commit bloodshed;
6) not to commit robbery; and
7) not to eat flesh cut from a living animal…
The Noahic commandments are binding on all people, because all people are descended from Noah and his family. The 613 mitzvot of the Torah, on the other hand, are only binding on the descendants of those who accepted the commandments at Sinai and upon those who take on the yoke of the commandments voluntarily (by conversion). http://www.jewfaq.org/gentiles.htm

Memang ketujuh daftar Noah Law juga terdapat dalam aturan Taurat Musa, tetapi aturan-aturan ini mengikat untuk semua orang sebab semua orang adalah keturunan dari Nuh.  Jika kita menyimak daftar dari ketujuh Noah Law ternyata ketiga point aturan dari Yakobus ada dalam daftar tersebut. Ini berarti Yakobus sedang MERUJUK pada Noah Law dan bukan pada Taurat Musa. “The few requirements James suggests they impose are representative of the handful of laws Jewish tradition declared that God gave Noah. According to the more lenient Jewish position, any righteous Gentiles who kept those basic laws would have a share in the world to come”  Keener, Craig S., IVP Bible Background Commentary: New Testament , (Downer’s Grove, IL: InterVarsity Press) 1997.

Lalu mengapa Yakobus hanya menyebutkan tiga perintah dan bukan tujuh? Ketiga perintah lainnya menyangkut penegakan keadilan, tidak membunuh & tidak merampok merupakan hal yang sudah umum dikenal di masa Romawi, sedangkan perintah “tidak menghujat” kemungkinan tidak ditekankan Yakobus karena  lebih bernuansa ajaran khas Taurat.

Hal ini berarti Yakobus berada pada pandangan kedua dari para Rabi Yahudi yang berpendapat para Gentiles  cukup menjalan Noah Law untuk selamat dan tidak harus menjalan Taurat Musa. Sehingga perkataan Yakobus tersebut TIDAK BERMAKSUD MENEGUHKAN pemberlakukan Taurat kepada Gentiles.

Kis 15:21  Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat." Demikian juga maksud ayat 21, pernyataan Yakobus yang merujuk pada Noah Law sebenarnya bukanlah hal yang baru, karena juga terdapat dalam kumpulan hukum Musa yang biasa dibacakan di rumah-rumah ibadat di berbagai kota.  Dan para Gentiles tentu sudah cukup mengenalnya dari interaksi mereka dengan orang-orang Yahudi

D.  KESIMPULAN
Dari analisis ini dapat didaftarkan beberapa point:
  • Latar belakang permasalahan terjadinya Sidang Yerusalem karena persoalan SUNAT & TAURAT MUSA sebagai satu kesatuan, ini dipersoalkan oleh orang Farisi yang percaya yang memang sangat menekankan penerapan Taurat Musa secara ketat.
  • Petrus berpendapat agar para Gentiles tidak diberi beban untuk menjalan Taurat bukan hanya Sunat, yang bagi orang Yahudi itu sendiri sulit untuk dilaksanakan
  • Paulus dalam surat Galatia memiliki pemahaman yang sama denga Petrus, mengenai KUK PERHAMBAAN berupa SUNAT & TAURAT MUSA karena dalam Kristus orang percaya telah dimerdekakan dari hal itu
  • Yakobus juga tidak ingin memberi KESULITAN bagi Gentiles untuk dibebankan menjalankan Taurat, kecuali beberapa aturan dalam Noah Law yang pada masa itu di kalangan orang Yahudi hal itu biasa ditujukan kepada Gentiles.
Dari semua point ini kita bisa simpulkan bahwa Sidang Yerusalem menghasilkan keputusan agar para Gentiles yang telah percaya Kristus TIDAK DIBEBANKAN untuk melakukan SUNAT & MENJALANKAN ATURAN-ATURAN TAURAT.

Apakah berarti para Gentiles yang percaya, hidup tanpa adanya hukum? Jelas tidak, karena Yesus mengajarkan agar orang percaya mengasihi Allah dan sesama manusia, karena itulah esensi dari seluruh hukum Taurat.
Mat 22:37  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Mat 22:38  Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Mat 22:39  Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Mat 22:40  Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Dan kehidupan orang percaya harus menghasilkan Buah, sebagai perwujudan tindakan kita mengasihi Allah dan sesama manusia.
Gal 5:22  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
Gal 5:23  kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Share:

Bangkitnya orang-orang Kudus (Mat 27:52-53)

Pengantar
Mat 27:52-53 "dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang"
Mat 27:52-53 merupakan ayat-ayat yang “sulit” dipahami, sehingga sering dipertanyakan banyak pihak baik muslim maupun agnostik/atheist. Kisah orang kudus yang telah meninggal, bangkit, masuk ke kota kudus & menampakan diri memang memiliki kesan "misterius". Karena secara logis kisah itu seharusnya menggemparkan kota Yerusalem (kota kudus) namun tidak ada catatan  kisah itu dalam sejarah Yahudi yang ditulis Yoshepus sejarawan Yahudi abad pertama, bahkan tidak tercatat dalam kitab Injil lainnya selain Matius. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa tulisan itu hanyalah tambahan belakangan atau kisah itu harus dipahami secara alegoris (metafora) bukan kisah faktual.
JAWABAN
Untuk menjawabnya, pertama-tama kita perlu memastikan dulu berdasarkan manuscript kuno, apakah ayat 52 & 53 hanyalah tambahan belakangan. Berikut ini text Yunani untuk Mat 27:53

ΚΑΤΑ ΜΑΤΘΑΙΟΝ 27:53 Greek NT: Westcott/Hort with Diacritics
καὶ ἐξελθόντες ἐκ τῶν μνημείων μετὰ τὴν ἔγερσιν αὐτοῦ εἰσῆλθον εἰς τὴν ἁγίαν πόλιν καὶ ἐνεφανίσθησαν πολλοῖς.
ΚΑΤΑ ΜΑΤΘΑΙΟΝ 27:53 Greek NT: Greek Orthodox Church
καὶ ἐξελθόντες ἐκ τῶν μνημείων, μετὰ τὴν ἔγερσιν αὐτοῦ εἰσῆλθον εἰς τὴν ἁγίαν πόλιν καὶ ἐνεφανίσθησαν πολλοῖς.
ΚΑΤΑ ΜΑΤΘΑΙΟΝ 27:53 Greek NT: Tischendorf 8th Ed. with Diacritics
καὶ ἐξελθόντες ἐκ τῶν μνημείων μετὰ τὴν ἔγερσιν αὐτοῦ εἰσῆλθον εἰς τὴν ἁγίαν πόλιν καὶ ἐνεφανίσθησαν πολλοῖς.
ΚΑΤΑ ΜΑΤΘΑΙΟΝ 27:53 Greek NT: Stephanus Textus Receptus (1550, with accents)
καὶ ἐξελθόντες ἐκ τῶν μνημείων μετὰ τὴν ἔγερσιν αὐτοῦ εἰσῆλθον εἰς τὴν ἁγίαν πόλιν καὶ ἐνεφανίσθησαν πολλοῖς
ΚΑΤΑ ΜΑΤΘΑΙΟΝ 27:53 Greek NT: Byzantine/Majority Text (2000)
και εξελθοντες εκ των μνημειων μετα την εγερσιν αυτου εισηλθον εις την αγιαν πολιν και ενεφανισθησαν πολλοις
ΚΑΤΑ ΜΑΤΘΑΙΟΝ 27:53 Greek NT: Textus Receptus (1894)
και εξελθοντες εκ των μνημειων μετα την εγερσιν αυτου εισηλθον εις την αγιαν π

Ternyata dari seluruh manuscript yang ada semuanya memuat kedua ayat tersebut dan tidak ada bukti ayat tambahan belakangan. Hal ini didukung bukti dari kutipan bapa-bapa gereja yang mencantumkan kedua ayat ini.

Berikut ini daftar bapa-bapa gereja yang pernah mengutip Mat 27:52-53:
Ignatius (c. 35-107), Irenaeus (c. 130–200), Clement of Alexandria (c. 150-215), Tertullian (c. 160-225), Julius Africanus (c. 160-240), Origin (c. 185-254), Hippolytus of Rome (c. 170-236), Cyprian of Carthage (b.?, martyred September 14, 258), Eusebius (c.260-340), Alexander of Alexandria (b.? - 328).
Referensi: Ante-Nicene Fathers, the Writings of the Fathers Down to A.D. 325, by Alexander Roberts and James Donaldson, Hendrickson Publications, Peabody, MA, 1994

Jadi jelaslah bahwa Mat 27:52-53 adalah ayat-ayat otentik dan para bapa gereja telah mengenal ayat-ayat ini. Selanjutnya kita akan menganalisis apakah ayat-ayat ini hanya ungkapan alegoris atau menceritakan kisah faktual. 
Mat 27:50 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Mat 27:51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Mat 27:52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
Mat 27:53 Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Mat 27:54 Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."
Kita perlu mendaftarkan dulu beberapa informasi yang cukup jelas dalam ayat-ayat di atas.
- Tabir Bait Suci terbelah dua
- Terjadi gempa bumi & Bukit-bukit batu terbelah
- Kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit
- Sesudah kebangkitan Yesus, orang kudus itu masuk ke kota kudus (jelas dimaksud Yerusalem)
- Mereka menampakan diri ke banyak orang (tetapi tidak semua orang)

Kisah tentang “orang kudus” digabungkan dalam rangkaian kisah lainnya berupa kisah terbelahnya tabir bait suci serta beberapa peristiwa alam seperti gempa bumi, bukit batu terbelah dan pada ayat 45 terjadi kegelapan. Pada ayat  54 dituliskan kepala pasukan & para prajurit menyaksikan terjadinya gempa bumi & peristiwa lainnya. Ini menunjukan bahwa peristiwa alam seperti gempa bumi itu bukanlah kisah ‘alegoris’ tetapi kisah faktual.

Peristiwa alam ini dikoroborasi oleh bukti catatah sejarah, yaitu:
- Phlegon seorang penulis Yunani dari Caria (137M) menuliskan “… that in the fourth year of the 202nd Olympiad [33 A.D.]. that there was "the greatest eclipse of the sun" and that "it became night in the sixth hour of the day [12:00 noon] so that no star even appeared in the heavens. There was a great earthquake in Bithynia, and many things were overturned in Nicea." (Origen Against Celsus)
- Thallus seorang ahli sejarah Palestina dikutip oleh Julius Africanus (232-245 M), Julius menuliskan "..This darkness Thallus, in the third book of his History, calls, as appears to me without reason, an eclipse of the sun." (The Ante-Nicene Fathers volume 6 p.136.)
- Dionysius of Alexandria (246-265 A.D.) menyebutkan terjadinya gempa bumi dalam Matius (Letter to the Bishop Basilides canon 1 p.94)

Peristiwa terbelahnya tabir Bait Allah memiliki kaitan dengan tulisan dalam Talmud
"Our Rabbis taught that throughout the forty years that Shim'on the Tzaddik served,... the scarlet cloth would become white. From then on it would sometimes become white and sometimes not.... Throughout the last forty years before the Temple was destroyed... the scarlet cloth never turned white." (Yoma 39a-39b).

Berdasarkan data sejarah ini, sangatlah jelas bahwa peristiwa alam seperti gempa bumi, bukit batu terbelah (akibat gempa) dan kegelapan serta terbelahnya tabir bait Allah merupakan kisah faktual bukan alegoris. Maka secara logis, kisah tentang “orang kudus” yang tergabung dalam kisah peristiwa alam tersebut juga adalah kisah faktual dan bukan alegoris. Sedangkan kisah dalam Injil yang bersifat alegoris berada dalam genre puitis atau dalam pengajaran Yesus melalui perumpamaan. Sedangkan kisah “orang kudus” dalam Mat 27:52-53 merupakan genre narasi deskriptif. Hal ini sejalan dgn kisah kebangkitan Kristus yang juga bukan kisah alegoris tetapi kisah faktual.

Penolakan terhadap kisah "orang kudus" yang dikemukan para agnostik/atheist didasari pada pemahaman yang anti hal-hal supranatural seperti mujizat. Namun ada banyak bukti melimpah mengenai eksistensi hal-hal supranatural seperti fenomena demonik & okultisme. Bagi mereka yang percaya adanya Tuhan seharusnya menerima peluang adanya mujizat sebagai intervensi ilahi dari Tuhan dalam sejarah manusia. Peristiwa kebangkitan seperti yang terjadi pada “orang kudus” bukanlah hal yang “asing”. Ada banyak kisah kebangkitan orang mati dalam Perjanjian Baru, seperti Lazarus, anak Yairus, Eutikhus dan terutama kebangkitan Kristus. Bahkan dalam Perjanjian Lama terdapat kisah yang juga spektakuler.
2 Raj 13:21 “…Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri.

Bukankah kisah “orang kudus’ seharusnya menggemparkan Yerusalem?
Mari kita perhatikan ayat-ayat tersebut secara teliti. Kalimat “… banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit” dan kalimat “…menampakkan diri kepada banyak orang”. Di sini tidak disebutkan “semua” tetapi “banyak”, kata ‘banyak” dalam tulisan Matius lebih menunjukan jumlah yang terbatas.
Mat 8:16 “Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan …
Mat 9:10 “Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa …

Tidak semua orang kudus dibangkitkan tetapi hanya beberapa orang sesuai pilihan & kedaulatan Tuhan. Dan ini mengindikasikan mereka yang mati pada masa itu dan bukan orang pada masa perjanjian lama seperti para nabi (Musa). Mereka dikuburkan di sekitar Yerusalem dan tipe tubuh kebangkitan mereka sama dengan Lazarus yaitu keluar dari kubur yang terbuka dengan tubuh alami dan akan mengalami kematian yang kedua. Mereka yang telah dibangkitkan itu juga tidak langsung menunjukan diri di hadapan umum (semua orang) tetapi di kalangan yang terbatas seperti keluarga & kerabat mereka saja.

Hal ini seperti yang dilakukan Yesus, Dia tidak tampil di muka umum tetapi di kalangan tertentu saja.
Kis 10:40-41 Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.

Selain itu perhatian terhadap kisah kebangkitan "orang kudus" dikalahkan oleh kisah yang jauh lebih besar yaitu kebangkitan Kristus yang terjadi pada masa yang sama. Penyaliban Yesus sebelumnya telah menjadi titik perhatian utama masyarakat Yerusalem & sekitarnya dan berpuncak pada peristiwa kebangkitanNya yang sangat menggemparkan. Maka cukup logis menyatakan kisah kebangkitan "orang kudus" tidak menjadi perhatian yang utama pada masa itu. Apalagi bangkitnya orang mati & kemudian hidup kembali bersama-sama dalam komunitas mereka bukanlah hal yang baru bagi mereka seperti yang terjadi pada kisah kebangkitan Lazarus.

Mengapa hanya Matius menuliskan kisah ini?
Para penulis Injil tidak bermaksud mencatat semua peristiwa yang terjadi, tetapi hanya hal-hal yang menurutnya perlu dicatat sesuai dengan maksud dan tujuan penulisan injil masing-masing.
Yoh 20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah….
Yoh 21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

Orientasi penulisan Injil Matius ditujukan kepada orang Yahudi berbeda dengan Lukas ke gentiles & Markus ke Yahudi helenistik, Matius lebih menekankan pada aspek Yudaisme terutama kemesiasan Yesus. Sehingga kisah Mat 27:52-53 dimasukan oleh penulis Injil Matius karena berkaitan erat dengan konsep mesianik. Pada masa itu pemahaman Yudaisme, beberapa orang kudus akan dibangkitkan saat kedatangan Mesias, seperti  dikatakan seorang Rabbi dalam Talmud:
"R. Jeremiah commanded, 'When you bury me, put shoes on my feet, and give me a staff in my hand, and lay me on one side; that when Messias comes I may be ready." (dikutip oleh Lightfoot, _Commentary of the New Testament from the Talmud and Hebraica, in.loc.)

Mari kita baca komentar dari salah satu pakar Perjanjian Baru, Raymond Brown dalam bukunya Death of Messiah, hal 1140
"... Matt's second motive in adding v. 53 was the fulfillment of Scripture. Above I pointed out how much Ezek 37 with its creative description of the enlivening of the dry bones influenced Jewish imagination in picturing the resurrection of the dead. The first part of Ezek 37:12-13, "I will open your tombs," probably shaped the third line of the quatrain of Matt 27:51b-52b, "And the tombs were opened." But the Ezek passage continues: "And I will bring you up out of your tombs, and I will lead you into the land of Israel.

Then you shall know that I am the Lord." Even as elsewhere Matt enhances the scriptural background and flavoring of material taken from Mark, so here scripturally he goes beyond the quatrain by offering in 27:53 the fulfillment of the rest of the Ezek passage: "And having come out from the tombs, . . . they entered into the holy city [of Jerusalem]." Another biblical passage may have shaped Matt's addition, especially the last clause "and they were made visible to many," i.e., Isa 26:19 (LXX): "Those in the tombs shall be raised, and those in the land [or on the earth] shall rejoice..."

Mengapa kisah ini tidak ditulis oleh Yosephus? …
Yosephus hidup pada akhir abad pertama jauh setelah peristiwa kebangkitan “orang kudus” terjadi. Yosephus lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat gerakan politis, sehingga kisah Yesus kurang menjadi perhatiannya. Memang ada beberapa tulisan yg mengarah pada Yesus seperti dalam , The Antiquites 18.6-64

"...Pada kira-kira waktu ini hiduplah Yesus, seorang manusia yang bijaksana, jika memang seseorang seharusnya menyebut dia seorang manusia. Karena ia adalah seseorang yang mengadakan hal-hal yang mengejutkan … Pada hari ketiga ia menampakan diri kepada mereka dalam keadaan kembali hidup, karena nabi-nabi Tuhan telah menubuatkan hal-hal ini dan tak terhitung banyaknya hal-hal menakjubkan lainnya mengenai dia… ".

Yosephus menuliskan beberapa informasi tentang Kristus yang membuktikan historitas Kristus termasuk Yesus sebagai pembuat mujizat melalui frase "mengadakan hal-hal yang mengejutkan" & dikenal oleh mayoritas para ahli Perjanjian Baru sebagai otentik. Termasuk frase "hari ketiga menampakan diri" yang merujuk pada kebangkitan Kristus. Namun Yoshepus tidak menulis rinci kisah kematian & kebangkitan Kristus padahal kisah-kisah itu menggemparkan karena Yoshepus memang tidak tertarik menulisnya secara lengkap. Maka cukup logis menyatakan bahwa kisah kebangkitan "orang kudus" yang kalah populer dari kisah kebangkitan Kristus wajar tidak ada dalam tulisan Yoshepus. Sedangkan kisah kebangkitan Kristus kurang menjadi perhatiannya apalagi kisah kebangkitan "orang Kudus".

Namun kita memiliki referensi kuno mengenai kisah ini, salah satunya dari Quadratus apologist pada permulaan abad ke-2 (117-138).
"...But our Savior's works were permanent, for they were real. Those who had been cured or rose from the dead not only appeared to be cured or raised but were permanent, not only during our Savior's stay on earth, but also after his departure. They remained for a considerable period, so that some of them even reached our times." (Greek Apologists of the Second Century, Robert M. Grant, Westminster: 1988)
Quadratus menyatakan bahwa ada beberapa orang yang telah dibangkitkan Yesus dan kemungkinan termasuk “orang kudus” tersebut, ada yang memiliki usia panjang bahkan mencapai masa hidup Quadratus.

Beberapa referensi dari bapa-bapa gereja berikut ini, juga merujuk pada kisah kebangkitan “orang kudus” .
- Irenaeus (182-188 A.D.), dalam tulisan "Fragments from the Lost Writings" (Ante-Nicene Fathers), menyebutkan "…when Jesus descended, many souls ascended and were seen in their bodies." Dia juga menuliskan dalam Against Heresies book 4 ch.34 p.512, "… And the points connected with the passion of the Lord, which were foretold, were realized in no other case. For neither did it happen at the death of any man among the ancients that the sun set at mid-day, nor was the veil of the temple rent, nor did the earth quake, nor were the rocks rent, not did the dead rise up, nor was any one of these men [of old] raised up on the third day, nor received into heaven… Therefore the prophets spake not of any one else but of the Lord, in whom all these aforesaid tokens concurred."
- Ignatius (before 116 A.D.), a disciple of the apostle John, in his Letter to the Magnesians, chapter 9, mentions those whom Jesus raised.
- Clement of Alexandria (193-217 A.D.) dalam Stromata book 6 chapter 6 mengatakan "… But those who had fallen asleep, descended dead, but ascended alive.’ The Gospel says, ‘that many bodies of those that slept arouse - plainly as having been translated to a better state. There took place, then, a universal movement and translation through the economy of the Savior."
- Origen (225-254 A.D.) mentions the darkness over the land, and the tombs split open in Against Celsus book 2 chapter 33 p.445.

Dari pembahasan ini berdasarkan kajian manuscript, eksegesis & sejarah bisa disimpulkan bahwa kisah bangkitnya “orang-orang kudus” adalah kisah faktual yang benar-benar terjadi.
Share:

Mummi Firaun: Quran vs Bible (Seri 1)

Pengantar: Dalam banyak website Islam sering dicantumkan artikel tentang mummi Firaun. Artikel itu menyajikan penemuan mummi Firaun yang setelah diteliti oleh para ahli memberikan bukti yang kuat kebenaran Quran dan sekaligus menyerang kredibilitas Alkitab. Untuk itu kami akan mengkaji artikel itu secara teliti mengacu pada referensi ilmiah yang jelas serta melakukan eksegesis terhadap beberapa ayat Alkitab. Kami membatasi diri untuk tidak membahas ayat-ayat Quran secara detail, karena berkaitan dengan kebijakan Apologia Kristen yang lebih fokus pada aspek pembelaan iman Kristen. Silahkan membaca secara lengkap di salah satu website Islam tentang topik ini Link. Di bawah ini kami mengutip beberapa bagian dari artikel tersebut.

ARGUMENTASI ISLAM
Pada tahun 1898 M, Loret telah menemukan mummi di Thebes di lembah raja-raja –Wadi al-Muluk–, mummi tersebut terindentifikasi sebagai jenazah dari Fir’aun Merneptah yang dipastikan sebagai anak dari Fir’aun Ramses II. Di samping ditemukan mummi dari Merneptah juga ditemukan mummi dari Ramses II dalam keadaan utuh.
Merneptah adalah Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa hingga ke laut dan mati tenggelam di laut, sedang Ramses II adalah fir’aun yang hidup persis sebelumnya, kedua-duanya hidup pada masa nabi Musa as.

Kemudian, pada tanggal 8-7-1907, Elliot Smith membuka perban-perban mummi Merneptah untuk memeriksa badannya. Kemudian Elliot Smith mengarang buku The Royal Mummies pada tahun 1912, … Yang paling penting dan berharga dengan penemuan mummi Merneptah dan hasil penelitian Eliot Smith yang menyaksikan mummi Merneptah secara utuh adalah, sebagai bukti materiil secara utuh jenazah dari raja Fir’aun yang mati tenggelam di laut. ….

Alkitab menyatakan tubuh Fir’aun telah musnah karena tenggelam di lautan, sedang Al-Qur’an menyatakan Tubuh Fir’aun tetap utuh dan selamat walaupun tenggelam di lautan, di sisi lain dari dunia sejarah khususnya bidang arkeologi, telah menemukan mummi yang diindentifikasi sebagai jasad dari tubuh Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa as dan tenggelam di lautan.
Temuan arkeologi ini, membuktikan apa yang dinyatakan Al-Qur’an tentang tubuh Fir’aun yang dijaga utuh oleh Allah SWT adalah benar-benar terjadi pada 2000 tahun sebelum Al-Qur?an itu sendiri menyatakannya. Dan temuan arkeologi ini secara bersamaan menyangkal apa yang dinyatakan Alkitab bahwa tubuh Fir’aun telah musnah di lautan.

JAWABAN
Artikel tentang Firaun ini mengacu pada buku Maurice Bucaille: Bible, Quran dan Sains Modern, Penerbit Bulan Bintang, 1979. Buku Bucaille ini merupakan Best Seller di kalangan muslim & sering dijadikan acuan untuk membuktikan kebenaran Quran berdasarkan Sains sekaligus menyangkal Alkitab. Namun melalui analisis kritis & teliti berdasarkan Sains teraktual & independen, ternyata banyak klaim dalam buku itu tidak tepat. Sebuah buku yang telah menanggapinya secara komprehensif ditulis oleh Dr. William Campbell: The Qur'an and the Bible in the Light of History & Science, Middle East Resources, 2002.

Berkaitan dengan Firaun, Bucaille kemudian menulis buku dengan judul Mummies Of The Pharaohs: Modern Medical Investigations. Rujukan utama tulisan Bucaille mengacu pada buku G. Elliot Smith, Catalogue General Antiquites Egyptiennes du Musee du Caire: The Royal Mummies Le Caire : Imprimerie de L'institut Francais D'archeologie Orientale, 1912. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh The University of Chicago & bisa diakses secara online Link.

Ok .. mari kita mulai penyelidikan.

A. MERNEPTAH: FIRAUN EXODUS?
Sampai saat ini di kalangan arkeolog belum ada konsensus siapa sebenarnya Firaun Exodus. Ada banyak kandidat Firaun Exodus diantaranya: Amenhotep II, Thutmose III, Ramses II, Merneptah, Ahmose I dan lain-lain. Saat ini kita akan dibahas secara khusus tentang Merneptah yang ditulis dalam artikel tersebut. Karena artikel ini memilih Merneptah sebagai Firaun Exodus “…Merneptah adalah Fir'aun yang mengejar-ngejar nabi Musa…, sedang Ramses II adalah fir'aun yang hidup persis sebelumnya, kedua-duanya hidup pada masa nabi Musa as..”. Sebagai informasi penulisan nama Merneptah memiliki beberapa variasi kata seperti Menephtah, Mineptah & Merenptah.

Pendapat ini juga dikemukan oleh Maurice Bucaille dalam bukunya Bible, Quran dan Sains Modern dengan menyatakan “…Jenazah Mineptah yang sudah diawetkan, anak dari Ramses II yang dapat dipastikan sebagai Fir'aun Exodus…”. Dalam bukunya yang lain  Mummies Of The Pharaohs: Modern Medical Investigations, Maurice Bucaille menulis:
…Ramesses II could not have been in a position to be at the head of the Egyptian army pursuing the Hebrews. Since he was suffering from a disease which rendered him disabled --as shown by X-rays-- … On the other hand, we may state without reservation that his successor, Merenptah…
…Ramses II tidak mungkin bertindak sebagai pemimpin pasukan Mesir mengejar orang Israel. Karena dia sedang menderita sakit yang membuatnya lumpuh—seperti yang ditunjukan oleh Sinar X (terhadap mumminya) …Dengan kata lain, kita bisa menyatakan tanpa ragu bahwa Merenptah yang memimpin pasukan tersebut…

Pendapat Bucaille ini sejalan dengan beberapa ahli lain yang mendukung teori Merneptah sebagai Firaun Exodus, diantaranya:
Holt's World History: A Dictionary of Important People, Places and Events:
…1236 - c. 1223 BC Merneptah reigned; … records of his reign contain the earliest mention of Israel, and many believe him to have been king at the time of the Hebrew Exodus from Egypt
"…1236 s/d 1223 SM masa pemerintahan Merneptah;… catatan-catatan dari masa pemerintahannya terdapat penyebutan paling awal nama Israel, dan banyak yang mempercayai bahwa dialah raja pada masa keluarnya orang Israel dari Mesir
The Hutchinson New Century Encyclopaedia:
…Ramses was succeeded by his 13th son, the elderly Merneptah (possibly the pharaoh of the Exodus)
…Ramses digantikan oleh anaknya yang ke-13 yaitu Merneptah (kemungkinan Firaun Exodus)”.
Beberpa ahli lainnya yang teori Merneptah yaitu Egyptologist Pierre Montet dalam bukunya Egypt and the Bible serta seorang ahli yang terkenal K.A Kithcen.

Selanjutnya kita lihat referensi tambahan mengenai Merneptah.
http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/chronology/merenptah.html
…Merenptah (about 1213-1203 BC) King of the 19th Dynasty. Son of Ramesses II.”
…Merenptah (sekitar 1213-1203 SM) raja pada Dinasti ke-19. Anak dari Ramses II
http://en.wikipedia.org/wiki/Merneptah
…Merneptah was the fourth ruler of the Nineteenth Dynasty of Ancient Egypt. He ruled Egypt for almost ten years between late July or early August 1213 to May 2, 1203 BC, according to contemporary historical records.”
…Merneptah adalah raja yang keempat pada Dinasti 19 Mesir Kuno. Dia memerintah Mesir hampir sepuluh tahun antara akhir Juli atau awal Agustus 1213 s/d 2 Mei 1203 SM menurut catatan sejarah kontemporer"

Berdasarkan berbagai referensi-referensi kita bisa meringkaskan 2 (dua) hal penting, yaitu:
- Artikel mummi Firaun tersebut menyatakan bahwa Firaun Exodus adalah Merneptah. Pendapat ini memang memiliki dukungan yang memadai dari cukup banyak ahli. Sudah tentu para ahli yang mendukung teori Merneptah.
- Berdasarkan data yang ada Firaun Merneptah tidak lama memerintah Mesir yaitu sekitar 10 s/d 13 tahun : 10 thn (1213-1203)/13 thn (1236-1223). Data ini sangat penting untuk studi kita berikutnya.

---------------------
Mari kita lihat catatan Quran & Alkitab mengenai Firaun Exodus. Pertama-tama kita perhatikan apa yang tertulis dalam Quran selanjutnya membandingkan dengan Alkitab.

B. FIRAUN EXODUS VERSI QURAN

QS 28 : 6. dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.
QS 28 : 7. Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari para rasul.
QS 28 : 8. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.

Silahkan dibaca lengkap mulai dari ayat 2 s/d 9. Dalam ayat-ayat itu diawali tulisan tentang kejahatan Firaun terhadap bani Israel sebelum Musa lahir. Selanjutnya dituliskan kisah kelahiran Musa dan pengadopsiannya oleh keluarga Firaun. Kemudian berlanjut dengan keberangkatan Musa ke Midian dan kembali memimpin bani Israel. Berdasarkan ayat-ayat ini sangat jelas menyatakan bahwa Firaun sebelum kelahiran Musa adalah Firaun yang sama dengan saat Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Berarti hanya ada satu Firaun pada masa hidup Musa di Mesir.

Bagian lain dari Quran memberikan indikasi yang sama. Dialog antara Musa dengan Firaun dalam QS 26:18-22 saat Musa kembali dari Midian, menuliskan perkataan Firaun bahwa dialah yang memelihara Musa pada masa kanak-kanaknya. Ayat lain yang memiliki indikasi hanya ada satu firaun terdapat dalam QS 26:10-16 dan QS 28:32-35.

Berdasarkan keterangan dari Quran bahwa hanya ada satu Firaun dalam hidup Musa di Mesir maka sangat jelas artikel mummi Firaun BERTENTANGAN dengan Quran itu sendiri. Karena artikel tersebut menyatakan bahwa ada 2 (dua) Firaun yaitu Ramses II & Merneptah pada masa hidup Musa di Mesir. Tidak heran dari kalangan Islam sendiri cukup banyak yang mempercayai bahwa Ramses II adalah Firaun Exodus bukan Merneptah. Tetapi hanya karena faktor penemuan Mummi Merneptah maka dipilihlah teori Merneptah padahal tanpa disadari teori ini menyerang kredibilitas Quran sendiri.

Alternatif pemilihan Ramses II oleh beberapa sarjana Muslim lainnya didasarkan adanya kemungkinan kesesuaian dengan Quran. Jika menurut Quran Firaun itu hidup sebelum Musa lahir sampai keluarnya dari Mesir berarti Firaun itu harus memiliki umur yang panjang. Dari beberapa Firaun, Ramses II adalah kandidat terkuat karena ia memerintah selama 66 tahun (1279-1213 SM). Quran tidak secara jelas menunjukan usia Firaun tetapi Alkitab memberi keterangan jelas bahwa usia Musa sekitar 80 tahun saat keluar dari Mesir (Kel 7:7). Jika mengacu pada Alkitab kemudian membandingkan kisah Firaun dalam Quran maka usia Musa 80 tahun hanya menunjukan perkiraan usia pemerintah Ramses II. Anggaplah saat Firaun naik tahta ia berusia 30 tahun berarti usia Firaun itu saat Exodus berkisar 110 tahun. Ini jelas tidak logis karena mana mungkin Firaun yang berusia sangat tua itu bisa memimpin pasukan Mesir yang biasanya naik kereta perang roda dua sambil berdiri di atasnya.

Memang menilai Quran mengacu pada Alkitab hanyalah perspektif Kristen. Tentu pihak muslim memiliki perspektif tersendiri terhadap hal ini. Karena Quran tidak menjelaskan usia Musa maka akan memberi beberapa kemungkinan. Bisa saja menurut perspektif Muslim bahwa usia Musa bukan 80 tahun tetapi lebih muda sehingga memungkinkan peluang kecocokan dengan Quran mengenai Ramses II sebagai Firaun Exodus. Tetapi alternatif Ramses II sebagai Firaun Exodus justru dihancurkan oleh Maurice Bucaille sendiri. Dia menyatakan dalam bukunya Mummies Of The Pharaohs:
Ramesses II could not have been in a position to be at the head of the Egyptian army pursuing the Hebrews. Since he was suffering from a disease which rendered him disabled --as shown by X-rays-- …
…Ramses II tidak mungkin bertindak sebagai pemimpin pasukan Mesir mengejar orang Israel. Karena dia sedang menderita sakit yang membuatnya lumpuh—seperti yang ditunjukan oleh Sinar X (terhadap mumminya) …"

C. FIRAUN EXODUS VERSI ALKITAB
Mari kita lihat kisah Musa yang tertulis dalam Alkitab baik yang tercatat dalam kitab Kejadian (Perjanjian Lama) maupun dalam kitab Kisah Para Rasul (Perjanjian Baru).
Kel 2:11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
Kel 2:12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. 
Kel 2:15 Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.

Musa melarikan diri keluar dari Mesir ke tanah Midian saat ia berusia 40 tahun & tinggal di sana selama 40 tahun seperti yang ditulis dlm kita Kisah Para Rasul.
Kis 7:23 Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
Kis 7:24 Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.
Kis 7:29 Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki.
Kis 7:30 Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
Hal ini sejalan dengan yang tertulis dalam kitab Kejadian bahwa umur Musa saat menghadap Firaun 80 tahun.
Kel 7:7 Adapun Musa delapan puluh tahun umurnya dan Harun delapan puluh tiga tahun, ketika mereka berbicara kepada Firaun.

Setelah sekian lama di tanah Midian, TUHAN menyatakan diriNya kepada Musa agar dia kembali ke Mesir karena Firaun sebelumnya sudah mati.
Kel 2:23 Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
Kel 4:19 Adapun TUHAN sudah berfirman kepada Musa di Midian: "Kembalilah ke Mesir, sebab semua orang yang ingin mencabut nyawamu telah mati."

Jadi jelaslah menurut Alkitab ada lebih dari satu Firaun pada masa hidup Musa di Mesir. Firaun pada masa penindasan sebelum Musa lari ke Midian telah mati dan digantikan Firaun lainnya. Jika kita membandingkan dengan teori Merneptah sebagai Firaun Exodus dan Ramses II sebagai Firaun penindas maka terdapat kesesuaian teori ini dengan Alkitab. Sehingga artikel mummi Firaun justru lebih mendukung Alkitab dibanding Quran.

D. KESIMPULAN
Melalui analisis ini maka kita bisa menyimpulkan bahwa artikel mummi Firaun tidaklah tepat untuk mendukung kebenaran Quran. Malah sebaliknya artikel itu justru menyerang Quran itu sendiri. Teori Merneptah sebagai Firaun Exodus ternyata bertentangan dengan Quran. Bahkan alternatif Ramses II sebagai Firaun Exodus yang dipilih sebagian sarjana muslim yang dianggap lebih cocok dengan Quran juga ikut diserangnya. Terutama tulisan Maurice Bucaille yang menyatakan bahwa Ramses II tidaklah mungkin Firaun Exodus.

Bagi kekristenan teori Merneptah sebagai Firaun Exodus malah lebih sesuai dengan Alkitab. Banyak ahli yang mendukung teori ini terutama Kenneth Kitchen seorang ahli sejarah/arkeolog yang terkemuka. Namun bukan berarti kita langsung menyimpulkan secara tegas bahwa Merneptah adalah Firaun Exodus. Karena masih ada kandidat lain yang diusulkan para ahli terutama Amenhotep II sebagai Firaun Exodus dan Thutmose III sebagai Firaun penindas . Beberapa ahli terkenal ikut mendukung teori kedua ini seperti Bryan G. Wood, William Shea, Unger dan lain-lain. Biarlah kita terus mencermati perkembangan arkeologi & penelitian sejarah kuno yang terus dilakukan para ahli. Sehingga di masa yang akan datang akan semakin jelas siapa sebenarnya Firaun yang memiliki kemungkinan terbesar sebagai Firaun Exodus.

bersambung ke bagian 2

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Mummi Firaun: Quran vs Bible (Seri 2)

Pengantar: Pada bagian 1 telah dibahas mengenai teori Merneptah sebagai Firaun Exodus yang ternyata justru bertentangan dengan Quran. Pada bagian 2 ini kita akan melanjutkan pembahasan mengenai Merneptah dengan fokus pada kematian Merneptah. Artikel tentang kematian Merneptah juga telah banyak beredar di internet salah satunya di website harian Republika online http://www.republika.co.id/node/61915.
Artikel tersebut menuliskan kisah penelitian Maurice Bucaille yang membuktikan bahwa Merneptah mati tenggelam dan dianggap sesuai dengan Quran. Dalam artikel lainnya tentang mummi Firaun yang sebagian telah dibahas pada bagian 1 menyatakan bahwa dalam Alkitab mayat Firaun telah hilang musnah sehingga Alkitab bertentangan dengan Arkeologi karena ternyata mayat Firaun Exodus telah ditemukan yaitu Merneptah.
ARGUMENTASI ISLAM
Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.

Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.

Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil. Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya. Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu. … dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka''. Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.

JAWABAN
Maurice Bucaille menyatakan bahwa Merneptah adalah Firaun Exodus berdasarkan bukti kandungan garam yang terdapat pada tubuh mummi itu. Menurutnya mummi itu membuktikan kebenaran Quran karena Quran menyatakan bahwa jasad Firaun diselamatkan Allah. Sedangkan dalam Alkitab menurutnya menyatakan mayat Firaun telah musnah.

Mari kita membahasnya pertama-tama menguji tuduhan mengenai musnahnya mayat Firaun menurut Alkitab. Selanjutnya mencermati pernyataan Quran tentang hal ini dan terakhir menanggapi hasil penelitian dari Maurice Bucaille.

A. KEMATIAN FIRAUN EXODUS VERSI ALKITAB
Alkitab memang tidak secara eksplisit menuliskan keadaan mayat Firaun Exodus. Namun ada beberapa ayat yang berkaitan dengan kematian Firaun Exodus yaitu Mazmur 136:13-15, Mazmur 106:9-11 dan Keluaran 14:28.

Maz 136:13 Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Maz 136:14 Dan menyeberangkan Israel dari tengah-tengahnya; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Maz 136:15 Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Dari ayat-ayat ini tidak ada pernyataan bahwa mayat Firaun telah musnah atau hilang, hanya dikatakan “mencampakkan” bukan memusnahkan atau menghilangkan. Sedangkan frase “selama-lamanya” digunakan oleh ketiga ayat itu dan frase ini bukan mengacu pada mayat Firaun akan hilang selama-lamanya, tetapi mengacu pada Allah bahwa kasih setiaNya tetap untuk selama-lamanya.

Maz 106:9 Dihardik-Nya Laut Teberau, sehingga kering, dibawa-Nya mereka berjalan melalui samudera raya seperti melalui padang gurun.
Maz 106:10 Demikian diselamatkan-Nya mereka dari tangan pembenci, ditebus-Nya mereka dari tangan musuh;
Maz 106:11 air menutupi para lawan mereka, seorangpun dari pada mereka tiada tinggal.
Frase “seorangpun dari pada mereka tiada tinggal” tidak berkaitan keadaan mayat mereka tetapi berkaitan dengan keselamatan jiwa mereka. Bandingkan dengan ayat 10 yang menyatakan orang Israel “diselamatkan-Nya”. Frase hanya menjelaskan bahwa semua pasukan Mesir itu mengalami kematian.

Kel 14:28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka.
Ayat ini dianggap menyatakan bahwa mayat orang Mesir itu akan musnah, padahal yang dimaksud frase “tidak ada yang tinggal dari mereka” sama dengan frase “seorangpun dari pada mereka tiada tinggal”. Sekali lagi ini jelas berkaitan dengan keselamatan jiwa orang Mesir bahwa semuanya mengalami kematian.

Lalu bagaimana dengan keadaan mayat-mayat dari orang Mesir itu? Jawaban terdapat pada ayat selanjutnya.
Kel 14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut.
Mayat-mayat orang Mesir itu jelas tidah hilang atau musnah selama-lamanya tetapi mayat-mayat itu terdampar di sepanjang pantai. Ini berarti termasuk mayat dari Firaun Exodus dan kemungkinan besar mayat Firaun itu akan ditemukan karena mayat itu pasti menjadi prioritas pencarian dari orang-orang Mesir lainnya.

B. KEMATIAN FIRAUN EXODUS VERSI QURAN
Sekarang kita melihat pernyataan Quran mengenai hal ini:
QS. 10:92 “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”
Sesuai dengan kebijakan Apologia Kristen yang hanya fokus pada pembelaan terhadap Alkitab. Maka kami tidak melakukan analisis secara tekstual dan gramatikal (Nahwu Sharaf) terhadap ayat tersebut. Namun kami hanya memberi tanggapan secara umum saja.

Seandainya memang yang dimaksudkan mummi Firaun maka ini bukanlah hal luar biasa. Karena praktek mummi terhadap mayat Firaun telah banyak diketahui orang-orang di luar Mesir . Bahkan Herodotus (450 M) sejarawan Yunani kuno yang hidup beberapa ratus tahun sebelum Islam telah menuliskan proses pembuatan mummi setelah berkunjung ke Mesir. Jelas informasi tentang hal ini telah banyak beredar di daerah timur tengah apalagi pada masa lahirnya Islam akses perdagangan dari Mekkah ke Arab bagian utara yang dikenal dengan nama Arab Petraea telah terbuka luas sehingga informasi seperti semacam ini telah banyak diketahui orang.

Menariknya kisah kematian Firaun dalam Quran memiliki kemiripan dengan kisah kematiun Firaun yang tertulis dalam Talmud Yahudi, Pirke Rabbi Elieazer, xliii; Midrash Yalkut, ccxxxviii yg dikutip oleh T.P. Hughes, Dictionary of Islam [Kazi Publications Inc., Chicago Il. 1994.
..Perceive the great power of repentance! Pharaoh, king of Egypt, uttered very wicked words - 'Who is the god whose voice I shall obey? (Exod. 5:2). Yet as he repented, saying. 'Who is like unto thee among the gods?' (Exod. 15:2). God saved him from death; for it saith; Almost had I stretched out my hands and destroyed; but God let him live, that he might declare his power and strength.'…

C. KEMATIAN MERNEPTAH FIRAUN EXODUS ?

Pernyataan Maurice Bucaille bahwa mummi Merneptah telah mati tenggelam berdasarkan kandungan garam di tubuh mummi tersebut, justru lebih tepat digunakan oleh pihak Kristen. Karena pada bagian 1 telah dibahas bahwa teori Merneptah sebagai Firaun Exodus lebih sesuai dengan Alkitab dibanding Quran. Apalagi tuduhan bahwa Alkitab menyatakan mayat Firaun telah musnah ternyata tidaklah tepat. Sedangkan mayat Firaun yang diselamatkan dalam Quran dan kemudian di-mummi-kan adalah informasi yang umum pada masa Islam.
Namun bagi orang Kristen tidak sertamerta mengambil hasil penelitian Maurice Bucaille mengenai kandungan garam untuk mendukung kekristenan. Kita tetap harus kritis untuk menguji kembali kesimpulan seperti itu.

Mari kita lihat sumber data primer yang digunakan Maurice Bucaille yaitu buku G. Elliot Smith, The Royal Mummies. Berikut kutipannya:
…The skin of the body is thickly encrusted with salt, which my colleague, M.W.M.Colles, has examined and found to be sodium chloride”.
…kulit dari tubuh mummi itu dibungkus oleh lapisan tebal yang mengandung garam, menurut rekan saya, M.W.M. Colles, ia telah memeriska dan menemukan Sodim Klorida”.
Memang benar bahwa kulit mummi itu dilapisi garam yang berjenis Sodium Klorida. Namun dibagian lain dituliskan.
“... The whole body was thus exposed covered in parts by a thin layer … Charles Todd kindly examined this material, which proved to be a balsam.
…Seluruh tubuh dari mummi itu dibungkus oleh sebuah lapisan tipis …Charles Todd telah menguji material ini dan membuktikan bahwa ini adalah hasil dari pembalsaman."
Maurice Bucaille hanya mengutip bagian yang cocok dengan agendanya dan mengabaikan bagian lain. Jadi jelaslah menurut buku Elliot sendiri tubuh mummi itu memang benar mengandung garam tetapi itu disebabkan oleh pembalsaman.

Proses pembalsaman ini menggunakan bahan yang disebut Natron yang mengandung garam salah satunya jenis Sodium Klorida. http://www.cartage.org.lb/en/themes/Sciences/LifeScience/CollectionPreservation/Mummification/EgyptianMummification/EgyptianMummification.htm
They dried the body by using a salt mixture called natron. Natron is a natural substance that is found in abundance along the Nile river. Natron is made up of four salts: sodium carbonate, sodium bicarbonate, sodium chloride, and sodium sulfate.”
Mereka mengeringkan tubuh mummi itu menggunakan sebuah campuran garam yang disebut natron. Naturan adalah sejenis bahan alami yang ditemukan disepanjang sungai Nil. Natron terdiri atas empat jenis garam yaitu: karbonat, sodium bikarbonat, sodium klorida dan sodium sulfat"
Bagian dalam perut mummi dikeluarkan lalu direndam dilarutan garam. http://simple.wikipedia.org/wiki/Mummy
…Next, they make a hole in the body to remove all the organs except for the heart…The hole was then filled with linen and spices and the body was left under a salt to become dry.
…Kemudian, mereka membuat lubang dari tubuh mummi itu untuk mengeluarkan seluruh organnya kecuali jantung. … Lubang di tubuh itu dimasukan linen dan rempah-rempah dan tubuh itu direndamkan di dalam larutan garam sampai menjadi kering.

Berdasarkan data ini, pernyataan Maurice Bucaille tidaklah lengkap dan mengabaikan fakta bahwa kandungan garam ini bisa disebabkan proses pembalsaman. Hal ini membuktikan ketidakjujuran secara akademik dari seorang Maurice Bucaille. Namun bukan bearti menutup peluang bahwa Firaun Exodus mati tenggelam. Bisa saja setelah mati tenggelam, mayatnya ditemukan terhantar di pinggir pantai, kemudian mayat itu dibalsamkan (mummi).

D. KESIMPULAN
Kematian Merneptah yang dianggap oleh Maurice Bucaille mati tenggelam justru mendukung Alkitab, karena berdasarkan pembahasan pada bagian 1 teori Merneptah lebih sesuai dengan Alkitab dibanding Quran. Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa mayat Firaun hilang lenyap, ini hanyalah asumsi yang berlebihan. Malah dalam Alkitab mengindikasikan mayat Firaun berpeluang ditemukan saat terhantar di pinggir pantai. Pernyataan Bucaille mengenai kandungan garam dari mummi tidah harus diterima begitu saja. Karena kita harus jujur menilai semua fakta yang ada bahwa kandungan garam itu adalah akibat pembalsaman. Namun tetap ada peluang Firaun itu telah mati tenggelam, mayatnya ditemukan di pinggir pantai dan kemudian dibalsamkan.

Dari seluruh pembahasan ini kita haruslah hati-hati dalam menilai setiap fakta dan pendapat yang ada, sekalipun dia seorang ahli. Terbukti Maurice Bucaille yang dianggap ahli dan sering dijadikan rujukan ternyata tidaklah menyajikan seluruh fakta secara lengkap dan jujur. Kajiannya tentang mummi Firaun untuk mendukung Islam ternyata tanpa disadari telah menyerang Islam itu sendiri.


Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Bumi mempunyai empat sudut ?

Pengantar: Banyak usaha dilakukan pihak muslim menyerang kredibiltas Alkitab yaitu dengan mencari-cari ayat-ayat yang dianggap mengandung kesalahan. Salah satunya anggapan bahwa penulis Alkitab keliru menganggap bumi mempunyai empat sudut yang berarti bentuknya persegi bukan bulat.

PERTANYAAN
Rev  7:1 "And after these things I saw four angels standing on the four corners of the earth, holding the four winds of the earth, that the wind should not blow on the earth, nor on the sea, nor on any tree."
Bible jelas menyatakan bahwa bumi mempunyai empat sudut, sekarang kami bertanya benda apa yang memiliki empat sudut? apakah benda bulat memiliki empat sudut? Kita pasti ingat Galileo Galilei yang dihukum Gereja gara-gara penemuannya yang mengatakan Matahari sebagai pusat Tata Surya. Sedangkan Gereja mengatakan Bumi sebagai pusat Tata Surya.

JAWABAN:
Kata “corner” pada Rev 7:1 dalam bahasa aslinya bahasa Yunani adalah γωνία (gōnia); an angle: - corner, quarter (Strong Hebrew & Greek Dictionaries). Sehingga jika diartikan dalam bahasa Indonesia akan memiliki banyak arti seperti: sudut, penjuru, bagian, pojok dan lain-lain. Berarti tidak bisa diartikan secara tunggal yaitu secara grafis empat sudut dari benda yang berbentuk persegi. Maka untuk menemukan arti yang tepat kita harus memperhatikan konteks kalimat dari kata "gonia" tersebut.


Mari kita perhatikan ayat ini 1 Pet 2:7 (KJV) "… stone which the builders disallowed, the same is made the head of the corner". Dari ayat ini kata "gonia" lebih tepat diartikan sebagai batu penjuru, sangat lucu kalau diartikan batu sudut atau pusat sudut. LAI sudah tepat menerjemahkannya "...Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru..”

Pada ayat lainnya Why 20:8 KJV "And shall go out to deceive the nations which are in the four quarters of the earth…". Dalam ayat ini kata gonia diterjemahkan menjadi “quarters of the earth” yang jika diterjemahkan secara literal ke dalam bahasa Indonesia menjadi "empat bagian bumi", LAI memilih menjadi "empat penjuru" yang dirasakan lebih sesuai dengan konteks kalimat "..dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, .."

Sekarang kita kembali pada Why 7:1 yang dipermasalahkan “..And after these things I saw four angels standing on the four corners of the earth, holding the four winds of the earth, that the wind should not blow on the earth, nor on the sea, nor on any tree”. Kuncinya pasangan frase “four corners” dengan “four winds”. Sangat jelas frase "four winds" merupakan empat arah mata angin seperti yang kita kenal dalam kompas yaitu utara, timur, selatan & barat. Maka dengan demikian frase “four corners” akan lebih cocok jika diartikan dalam pengertian "arah" bukan dalam pengertian "bentuk fisik". Sehingga LAI sudah tepat menerjemahkannya sebagai empat penjuru. Why 7:1 "Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon."

Hal ini serupa juga dalam Yer 49:36 yang menghubungkan frase “four winds” dengan “four quarter”. KJV "And upon Elam will I bring the four winds from the four quarters of heaven, and will scatter them toward all those winds…". LAI "Aku akan mendatangkan atas Elam keempat angin dari keempat penjuru langit dan akan menyerakkan mereka ke segala mata angin ini…
--------------

Masalah Galileo Galilei terjadi hanya karena institusi gereja saat itu keliru memahami beberapa ayat Alkitab sehingga menyimpulkan bahwa bumi adalah pusat tata surya.  Apalagi dari pengamatan sederhana terlihat bahwa Matahari yang mengelilingi bumi. Hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan otentitas ayat-ayat Alkitab, yang keliru adalah cara menafsirkannya. Gereja katolik lewat Paus Yohanes Paulus II akhirnya merehabilitasi nama baik Galileo Galilei dan memberikan penghormatan yang sepantasnya. Vatikan sendiri menerbitkan prangko bergambar Galileo Galileo sebagai salah satu bentuk penghormatan.

Lalu bagaimana pernyataan Alkitab mengenai bentuk bumi?
Mari kita lihat Yes 40:22 KJV "It is he that sitteth upon the circle of the earth..." LAI "Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi...". Ayat ini ditulis oleh Yesaya pada sekitar dua ribu tahun yang lalu. Padahal saat itu belum ada instrumen seperti teleskop untuk melihat ruang angkasa.

Demikian juga dalam Ayub 26:7 KJV "He stretcheth out the north over the empty place, and hangeth the earth upon nothing". LAI "Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan.". Ayat ini menyatakan bahwa bumi berada di ruang hampa. Padahal saat itu belum dikenal teori gravitasi Issac Newton dan belum ada pesawat ruang angkasa. Pemahaman kuno saat itu menganggap bahwa bumi sedang ditopang oleh Dewa Atlas.

Kesimpulan: Berdasarkan analisis ini tuduhan yang menganggap Alkitab salah menyatakan bumi memiliki empat sudut yang berarti bumi berbentuk persegi, tidaklah tepat. Malah sebaliknya Alkitab dengan sangat luar biasa menyatakan bahwa bumi itu bulat & berada di ruang angkasa yang hampa udara. Ini sekaligus membuktikan bahwa ada Penulis Ilahi dibalik semuanya itu.

Share:

Yesus Menolak dipanggil Tuhan ?

Pengantar: Beberapa pihak menggangap dalam ayat berikut ini Yesus menolak dipanggil Tuhan. Untuk itu mari kita menguji anggapan ini.
Mat 7:21-23  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

PERTANYAAN

Bukan yang memanggil Yesus Tuhan, Tuhan ! yang masuk dalam kerajaan sorga menjelaskan Yesus tidak mau dipanggil Tuhan melainkan dia hanya melakukan kehendak Bapanya di sorga. Artinya yang diterima Allah menurut Yesus adalah yang melakukan kehendak Allah. Ayat ini juga menunjukan dua subyek yang berbeda antara Yesus dan Allah, kalauYesus sama dengan Allah maka Yesus juga akan mengatakan atau  melaksanakan kehendaknya sendiri. Bahkan Yesus tidak mau mengakui dan mengusir mereka yang bernubuat atas namanya dan seterusnya. Sangat jelas Yesus menghendaki agar manusia melaksanakan kehendak Allah. Ayat ini membuktikan bahwa Yesus tidak setara dengan Allah

JAWABAN
Jika ayat-ayat itu dicermati Yesus tidak pernah menyalahkan atau mengoreksi kata "Tuhan" yang ditujukan padaNya, tetapi Yesus menyalahkan tindakan mereka yang hanya menggunakan nama "Tuhan" padahal Yesus tidak mengenal mereka. Mengapa Yesus tidak mengenal mereka? karena mereka bukanlah domba-dombaNya. Yoh 10:14 "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku".

Konteks ayat ini berkaitan dengan pengajaran sesat nabi-nabi palsu ay. 15 "...Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba...". Jadi di sini mereka yang berseru-seru itu bukanlah domba-dombaNya melainkan hanya mengaku-ngaku atau menyamar sebagai domba. Untuk mendeteksi mereka yaitu melalui buahnya ay. 17 "Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik".

Pada hakekatnya para nabi-nabi palsu itu tidak percaya pada Yesus atau diilustrasi sebagai pohan yang tidak baik, sehingga dengan sendirinya buah yang dihasilkan adalah buah yang tidak baik. Bisa saja mereka menggunakan nama "Yesus", tetapi hanya manipulasi dengan menyamar seperti domba. Di bagian Alkitab lainnya disebut mereka menyamar sebagai malaikat Terang.
2 Kor 11:13-15 "Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran ".

Hal ini bisa terjadi karena Iblispun memiliki kuasa melakukan mujizat tetapi bukan mahakuasa.
2 Tes 2:9-10 "Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat.."

Jadi jelaslah bahwa dalam Mat 7:21-23, Yesus tidak mengoreksi pernyataan bahwa Ia adalah Tuhan, tetapi Yesus menyalahkan para nabi-nabi palsu itu. Mereka menggunakan nama "Yesus" tetapi sesungguhnya mereka tidak percaya kepadaNya. Mereka mungkin pintar memanipulasi bahkan bisa menyesat orang-orang pilihan. Mat 24:24 "Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.". Tetapi satu hal yang tdk bisa dimanipulasi yaitu hidup menghasilkan buah Roh. Gal 5:22-23 "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri".

Apa yang dimaksud melakukan kehendak Bapa? yaitu mereka yang percaya kepada Yesus dan hidup menghasilkan buah yang baik. Orang yang hidup menghasilkan buah Roh merupakan bukti "iman" bahwa ia memang sungguh-sungguh percaya Yesus.Yoh 6:40 "Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

Matius 7:22-23 merupakan ayat nubuatan tentang penghakiman yang akan datang, saat Yesus akan datang sebagai Hakim untuk memisahkan domba dan kambing.
Mat 25:31-32 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing "
2 Tim 4:8 "Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya."

Yesus yang disebut Tuhan dan sebagai Hakim merupakan salah satu bukti keilahianNya.
Share:

Tanggapan atas "Pendapat Ilmuwan terhadap Bible"


Reference 1: Dr. Mr. D. N. Mulder dalam bukunya "Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama", tahun 1963, pagina 12 dan 13, berkata sebagai berikut: "Buku ini dikarang pada waktu-waktu tertentu, dan pengarang-pengarangnya memang manusia juga, yang terpengaruh oleh keadaan waktunya dan oleh suasana di sekitarnya dan oleh pembawaan pengarang itu sendiri. Naskah-naskah asli dari Kitab Suci itu sudah tidak ada Iagi. Yang ada pada kita hanya turunan atau salinan. Dan salinan itu bukannya salinan langsung dari naskah asli, melainkan dari salinan dan seterusnya. Sering di dalam menyalin Kitab Suci itu terseliplah salah salin."

Answer 
Proses pewahyuan penulisan Alkitab bukan dengan cara Allah mendiktekan kata demi kata, namun penulis yang diilhamkan Allah menuliskanya sesuai dengan keberadaannya. Misalnya surat Paulus yang teologinya sangat dalam karena latarbelakangkan sebagai seorang sarjana Yahudi murid Gamaliel. Walaupun latarbelakang yang berbeda, pesan ilahi dapat disampaikan lewat tulisan-tulisan itu. Selain itu penulisan Alkitab juga berdasarkan konteks sosial & budaya pada masa penulis Alkitab. Di sini seringkali kekeliruan penafsiran terjadi karena kurangnya pemahaman hal ini.

Mengenai naskah asli atau yang disebut autograph memang sudahh tdk ada, yang ada adalah salinan dari  salinan. Ini juga terjadi dengan Quran itu sendiri. Namun tingkat akurasi Perjanjian Baru sangatlah tinggi karena didukung banyak manuscript yang ada (total sekitar 24.000). Memang ada kemungkinan kekeliruan dalam proses penyalinan, namun itu hanya masalah variasi teks, urutan teks dan lain-lain. Bahasa Yunani adalah sebuah bahasa yang berinfleksi artinya kalau dalam bahasa Indonesia/Inggris jika tertulis "Anjing menggigit manusia" dan "Manusia menggigit anjing" maka jelas terjadi perbedaan makna. Namun tidak masalah dalam bah. Yunani. Satu kata berfungsi sebagai subyek dari kalimat tanpa memperhatikan di mana kata itu berada dalam urutan & maknanya tidak berubah.

Dr. Norman Geisler menyatakan bahwa tingkat akurasi Perjanjian Baru mencapai 99.5%, sisanya hanyalah masalah variasi kata (A General Introduction to the Bible, Chicago, Moody Press, 1980). Bahkan sarjana Textual Critisisme yang sangat disegani di dunia Bruce Metzger (penulis buku The Text of the New Testament) saat membandingkan melimpahnya manuscript Perjanjian Baru menyatakan: "..itu adalah segunung manuscript (Perjanjian Baru) dibandingkan dengan sarang semut Tacitus & Josephus".

Melalui analisis pohon silsilah manuscript, semuanya mengarah pada satu sumber naskah asli dengan tingkat kesesuaian yang sangat tinggi. Studi masalah ini disebut Textual Critisisme. Selain itu otentitas Alkitab didukung banyaknya penemuan arkeologi & literatur kuno lainnya seperti tulisan Yosephus, Tacitus, Pliny The Younger, Pleghon, Thallus dan lain-lain.
---------------------

Reference 2: Drs. M. E. Duyverman dalam bukunya "Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru", tahun 1966, pagina 24 dan 25, berkata sebagai berikut: "Ada kalanya penyalin tersentuh pada kesa-lahan dalam naskah asli yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya, padahal perbaikan itu sering mengakibatkan perbedaan yang lebih besar dengan yang sungguh asli. Dan kira-kira pada abad keempat, di Antiochia diadakan penyelidikan dan penyesuaian salinan-salinan; agaknya terdorong oleh perbedaan yang sudah terlalu besar diantara salinan-salinan yang dipergunakan dengan resmi dalam Gereja."

Answer
Adanya perbedaan antar salinan adalah konsekuensi  wajar dari banyaknya salinan (manuscript) yang ada. Namun perbedaan itu jumlahnya kecil & tidak berpengaruhi secara signifikan terhadap ayat-ayat yang menjadi pilar doktrin-doktrin utama kekristenan seperti Kristologi dan lain-lain. Proses kanonisasi dilakukan sejak abad ke-2 s/d ke-5 dan merupakan sebuah peneguhan terhadap kitab-kitab yang telah diterima secara alami oleh jemaat abad-abad awal. Kanonisasi bukanlah dengan cara mengumpulkan semua kitab lalu menyeleksinya satu persatu, tetapi hanya meneguhkan kitab-kitab yang memang telah dikenal otentik.
-------------------

Reference 3: Dr. B. J. Boland dalam bukunya "Het Johannes Evangelie", p. 9, "Apakah kebenaran-kebenaran dari Injil Jesus Kristus diserahkan kepada kita dalam bentuk murninya, asli dan tidak dipalsukan, ataukah telah dirubah melalui alam fikiran kebudayaan Gerika? Umumnya yang terakhirlah yang diterima oleh orang jaman kini... bahwa tulisan-tulisan Kitab Perjanjian Baru pada dua abad pertama perhitungan tahun kita, pasti telah mengalami perubahan besar."

Answer
Penulisan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani (Gerika) bukan berarti mengadopsi atau dipengaruhi pola pikir Yunani. Jika saya bukan orang Jawa kemudian tahu berbahasa Jawa dan menulis buku dalam bah. Jawa, apakah buku saya otomatis dipengaruhi budaya Jawa?. Penulisan Perjanjian Baru dalam bah. Yunani merupakan hal yang wajar karena pada saat itu bah. Yunani adalah bahasa yang umum digunakan. Bahkan Yesus dalam mengajar sering mengutip Septuaginta (versi Yunani dari Tanakh Ibrani/PL).

Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru : “Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi di pengadilan dan bahasa pergaulan sehari-hari, seperti yang terlihat dalam tulisan-tulisan di atas papirus, surat-surat cinta, tagihan, resep, mantera, esai, puisi, biografi, dan surat-surat dagang, semuanya tertulis dalam bahasa Yunani, bahkan tetap demikian hingga masa pendudukan Romawi. ..”
Bruce Metzger, The Language of the New Testament, dalam The Interpreter’s Bible : “Bahasa Yunani, secara meluas dimengerti di Palestina, terutama di ‘Galilea wilayah bangsa-bangsa lain’ seperti yang disebut dalam Mat.4:15. "
----------------

Reference 4: Dr. A. Powel Davies dalam bukunya "The meaning of the Dead Sea Scrolls The New American Library" "Tiga Injil pertama, yaitu Injil Synoptik, membawakan cerita yang sama. Terdapat pertentangan-pertentangan di dalamnya, sehingga tidaklah mungkin sedemikian jauh untuk mendamaikan ayat-ayat ini. Namun Injil Johannes, menceritakan cerita-cerita yang amat berbeda dari ketiga Injil pertama itu. Bila Injil Johannes yang betul, maka ketiga Injil yang lain itu salah; bila ketiga Injil itu betul, maka Injil Johannes pasti salah.

Answer

Memang sekilas terdapat perbedaan antara Injil Yohanes dengan ketiga Injil lainnya. Namun perbedaan itu lebih ke gaya penulisan saja. Injil Yohanes ditulis belakang sesudah ketiga Injil lainnya selesai ditulis, maka rasul Yohanes menganggap tidak perlu untuk menuliskan kembali hal-hal yang sudah ada pada ketiga Injil lainnya kecuali beberapa hal yang dianggapnya perlu. Sebagai murid yang dekat dengan Yesus pasti tahu lebih banyak dari yang lain sehingga ia cenderung menekankan pada inti pengajaran Yesus itu sendiri. Sedangkan mengenai perbedaan-perbedaan menyangkut narasi dalam Injil hanyalah penyajian sudut pandang yang berbeda namun dengan inti cerita yang sama. Justru kalau narasinya persis sama maka akan mengarah pada teori konspirasi.
----------------

Reference 5: Dr. G. C. Vari Niftrik dan Dr. B. J. Boland dalam bukunya "Dogmatika Masakini", cetakan ketiga; tahun 1978, p. 322, berkata seba-gai berikut: "Kita tidak usah merasa malu bahwa terdapat pelbagai kekhilafan di dalam Al-Kitab; kekhilafan tentang angka-angka, perhitungan-perhitungan tahun dan fakta-fakta. Dan tak perlu kita pertanggungjawabkan kekhilafan-kekhilafan itu berdasarkan caranya isi Al-Kitab telah disampaikan kepada kita, sehingga dapat kita berkata: dalam naskah asli tentu-lah tidak terdapat kesalahan-kesalahan, tetapi kekhilafan-kekhilafan itu barulah ke-mudiannya terjadi di dalam turunan-turunan (salinan-salinan-pen) naskah itu."

Answer
Biasanya perbedaan dalam angka & teks disebabkan pada kekeliruan proses penyalinan. Bisa saja ada tanda baca atau huruf yang sudah luntur atau kabur. Namun inti kisahnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Referensi yang bagus pembahasan perbedaan penulisan ini yaitu buku Gleason L. Archer, Encyclopedia of Bible Difficulties, Zondervan, Grand Rapis, 1982. Buku ini telah diterjemahkan dengan judul yang sama oleh penerbit Gandum Mas.
--------------------------

Reference 6: Herman Bakels (1871-1954) dalam bukunya "Nij Ketters? Ya.. Om deere Gods", "Adapun enam buah kitab (Weda, Awesta, Kitab-kitab tentang Budha, Tao-teking, Kitab--kitab Confusius, Al-Qur'an) tidak begitu saya kenal. Akan tetapi Bijbel kita ini, pasti saya ketahui. Sudah 30 tahun lamanya saya mengincah Bijbel kita ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu terus terang saya katakan, bahwa di Eropa, saya belum kenal sebuah kitab yang lebih padat dengan hal-hal yang tidak benar dari pada Bijbel.
Dia juga berkata: "Hampir semua kitab-kitab dalam bibel itu menyesatkan, yakni memakai nama. palsu, yaitu tidak ditulis oleh pengarang-pengarang yang tercantum nama mereka di atasnya, melainkan ditulis jauh di belakang mereka"

Answer
Para bapa gereja awal telah memberikan kesaksian bahwa penulis keempat Injil adalah Markus, Matius, Lukas & Yohanes. Tidak ada bukti referensi tandingan bahwa orang lain yang menuliskannya. Atau tidak ada bukti pernyataan dari bapa-bapa gereja yang menyatakan bahwa keempat Injil itu bukan ditulis oleh Markus, Matius, Lukas & Yohanes. Beberapa ahli modern yang mencoba membantah keempat penulis ini justru berada pada masa yang jauh dari peristiwa penulisan Injil. Tentu kesaksian para bapa gereja lebih meyakinkan dibanding ahli-ahli tersebut.

Injil Markus ditulis berdasarkan kesaksian Petrus. Petrus telah dikenal di jemaat awal sering menggunakan penerjemah dan ini bisa juga meliputi penulisan/penerjemahan. Penulisan dengan bantuan sekretaris/juru tulis/penerjemah adalah hal biasa pada masa itu. Seorang sekretaris bisa melakukan perubahan minor dalam redaksi kata, mirip seperti dilakukan seorang editor di masa kini. Petrus mendiktekan tulisannya dalam bahasa Aramik & mungkin juga menggunakan Yunani. Bapa gereja Eusebius menyatakan :” This also the presbyter said: Mark having become the interpreter of Peter, wrote down accurately, ... whatsover he remembered of things said or done by Christ...” (seperti juga yang dikatakan para penatua: Markus adalah penerjemah dari Petrus, menuliskan secara akurat, apa yang diingatnya mengenai perkataan & perbuatan Kristus).

Matius, seorang pemungut cukai (tax collector) di kota Kapernaum, tentu sebuah pekerjaan yanglebih tinggi yang berarti memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik. Mereka cukup kaya & memiliki pergaulan yang cukup luas baik sesama pemungut cuci & “orang berdosa” kemungkinan gentiles (orang-orang non Yahudi).
Mat 9:10 "Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya."
Dalam setiap pekerjaan Matius harus membuat laporan pekerjaan apalagi menyangkut keuangan. Sehingga cukup masuk akal menyatakan bahwa Matius mempunyai kemampuan menulis injil. Eusebius mengatakan: “Matius disebutkan oleh Papias bahwa ia memiliki koleksi catatan berbagai perkataan (Yesus)”

Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes seperti yang dikatakan Ireneus. Ireneus (180 AD) mengutip Polikarpus : John, the disciple of the Lord, who leaned back on his breast, published the Gospel while he was resident at Ephesus in Asia. Yohanes yg dibuang di pulau Patmos & mati diusia tua, tentu memiliki waktu yg lebih dari cukup utk memperdalam penguasaannya terhadap bahasa Yunani & menuliskan injilnya.

Lukas adalah rekan perjalanan Paulus & ia sering bertemu dengan para rasul. Melalui kesempatan itu ia mendapatkan banyak informasi tentang kehidupan Yesus. Lukas sebagai seorang sejarawan tidak dapat dipungkiri. Unger seorang arkeolog mengatakan bahwa arkeologi telah membuktikan keotentikan kisah Injil, terutama Injil Lukas. Sir William Ramsay seorang arkeolog besar mengakui ketelitian Lukas terhadap topografi Asia Kecil. Tentu jika Lukas sudah begitu teliti terhadap data detail seperti masalah geografi maka sudah tentu dia akan semakin teliti menuliskan hal yang jauh lebih penting yaitu tentang Yesus.
------------------

Reference 7: Surat kabar di Ghana, yaitu Harian Times, 24 Juni 1964 yang dimuat oleh harian Mercusuar Yk. tertanggal 31-8-1968; Mr. RT. Payet, di dalam parlemen inggris tahun 1964 mengusulkan kepada Pemerintah Inggris dalam hal ini The British Home Secretary agar Injil dilarang beredar. Salah satu di antara sebabnya seperti yang ia katakan sebagai berikut: "I know of no book in history which could compare with the Bible as a source of bru-tality and sadistic conduct. Artinya: Tidak ada di dalam sejarah satu buku yang merupakan sumber dari perbuatan-perbuatan yang brutal dan sadis selain Injil ini. (I. Sudibya Markus dalam buku "Dialog Islam--Nasrani dan Usul Pelanggaran Injil di Inggris", terbitan Potrosari Ler. 28 Mgl.).

Answer

Ini hanya pendapat pribadi & bukan pendapat mayoritas. Hal ini disebabkan karena ia kurang memahami  Alkitab dengan baik. Dalam Alkitab, tindakan-tindakan yang dianggap "brutal" terjadi dalam konteks peperangan. Sebuah buku sejarah yang jujur tentu tidak hanya menuliskan peristiw sejarah yang bagus-bagus saja. Alkitab adalah buku yang jujur bahkan menuliskan kesalahan para nabi Israel termasuk dosa Daud (kasus Uria & Batsyeba) seorang nabi yang sangat dihormati. ITetapi Alkitab juga memaparkan konsekuensi dari dosa-dosa tersebut. Ini menjadi pelajaran bagi kita, ibarat cermin yang akan memperlihatkan muka kita apa adanya, bahwa dosa adalah dosa & layak mendapat hukuman.
--------------

Reference 8:
Prof. Herbert J. Muller dalam buku "The Uses of the Past, p. 168 lewat bukunya O. Hashem, "Marxiesme dan Agama", tahun 1965, Japi Surabaya, p. 45, berkata: "Scholars regard this text ( I Johannes 5:7) as a later interpolation however, since it does not appear in the best manuscripts." Artinya: Para sarjana menganggap bahwa naskah ini ( I Johannes 5:7) adalah suatu sisipan/tambahan kemudian, karena ayat seperti ini tidak diketemukan pada manuskrip-manuskrip terbaik.

Answer
1 Yoh 5:7 yang berisi ayat tentang Trinitas memang tidak terdapat dalam beberapa manuscript, frase ini semula hanya penjelasan tambahan dari para penyalin namun pada salinan berikutnya masuk ke dalam kalimat. Para peneliti & penerjemah Alkitab menyadari hal ini sehingga berbagai versi terjemahan Alkitab memberi penjelasan kepada pembaca tentang hal ini. Bahkan beberapa terjemahan telah menghapus frase ini. Alkitab terjemahan LAI memberi dalam kurung untuk frase tersebut. Kasus ini sangat jarang terjadi termasuk  & masih banyak ayat lain dalam Alkitab yang mengajarkan Trinitas.

Reference 9: Kata Herman Bakel dan Dr. A. Powel Davies, "Injil Matius 28:19 dan Injil Markus 16:9-19 adalah sisipan. Bacalah bukunya." (Hashem, "Jawaban Lengkap Kepada Pendeta Dr. J. Verkuyl," terbitan JAPI, Surabaya, tahun 1969, halaman 94).

Answer
Mar 16:9-19 dikenal sebagai "long ending Mark" memang menjadi perdebatan para ahli, tetapi seandainya bagian ini tidak terdapat dalam naskah aslinya, tetap tidak mempengaruhi inti pengajaran dari kitab Markus. Bukti kebangkitan Kristus masih bisa ditemukan dalam bagian lainnya. Tidak ada doktrin penting kekristenan yang hanya terdapat dalam bagian itu. Sedangkan Mat 28:19 memang juga cukup diperdebatkan, namun kecenderungan para ahli bahwa ayat ini otentik. Kedua ayat-ayat ini termasuk 1 Yoh 5:7 hanyalah kasus-kasus khusus yang jumlahnya sangat sedikit dibanding dari total seluruh ayat Perjanjian Baru.
------------------

Reference 10: Uskup John Shelby Spong dalam bukunya Why Christianity Must Change or Die (1998). (Mengapa agama Kristen Harus Berubah (keimanannya) atau akan Mati).
"Kita harus membebaskan Yesus dari kedudukannya sebagai Jurusalamat… Ajaran ini harus dicabut dan dibuang"

Answer
Tentang Shelby Spong & bukunya tersebut silah lihat di link ini http://www.tektonics.org/qt/spong01.html

Reference 11: Reverend DR Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Years of Jesus Revealed (1992). "Para pemuka agama Kristen tidak dapat dimaafkan untuk (mempertuhankan Yesus) dengan memanfaatkan keterbatasan… berfikir orang-orang Palestina 2000 tahun yang lalu"

Answer
Ketuhanan Yesus telah diimani sejak masa para rasul-rasul masih hidup. Thomas memberikan pengakuan keilahian Yesus. Yoh 20:28 "Thomas menjawab Dia, Ya Tuhanku dan Allahku". Pengakuan akan keilahian Yesus diajarkan secara berkesinambungan melalui bapa-bapa gereja (Paradosis Katakete). Kemudian diteguhkan melalui perumusan pengakuan iman pada konsili Nicea & Konstantinopel.

Reference 12: John Davidson dalam bukunya The Gospel of Jesus (1995).
"Barangkali kita (umat Kristen) telah tersesat selama 2000 tahun"
Contoh diatas memperlihatkan bahwa para pakar di atas bukannya mengatakan bahwa agama mereka, Kristen, adalah agama yang paling benar, tetapi malah sebaliknya mengakui bahwa agama mereka ternyata adalah agama yang salah dan menyesatkan.

Answer
Siapa yang tersesat? .. berikan buktinya!
------------

Reference 13: Selanjutnya kalau saudara mengutip Karl Rahner tentang Teologi Inklusif yang sekarang mulai dianut oleh Vatikan: "Agama lain adalah bentuk implisit dari agama kita". Hal ini tidak berlaku untuk agama Islam dan Kristen sebagaimana yang dibeberkan oleh Pakar sejarah Max I.
Dimont dalam bukunya Jews, God and History (1994). "Pemisahan antara Kristen dan Yahudi terjadi setelah tahun 50-an, setelah sekte Kristen dibawa ke penyembahan berhala dan menjadikannya agama dunia" Dari pernyataan Max I. Dimont ini, jelas terlihat bahwa Islam sebagai agama wahyu bukan merupakan bentuk implisit dari agama dunia (Kristen).

Answer
Pembahasan tentang Karl Rahner & teologi inklusif dibahas tersendiri. Apa yang dimaksud dengan penyembahan berhala? bukti keilahian Yesus cukup banyak tercatat dalam Perjanjian Baru & didukung catatan dari para bapa gereja. Tulisan Max I. Dimont yang menyerang Alkitab tidak otomatis membuktikan Islam. Sebuah pertanyaan penting: apakah para sarjana liberal yang menyerang Alkitab akhirnya menerima Quran sebagai kitab suci yang benar? Justru yang terjadi sebaliknya banyak terjadi pemikir di kalangan Islam setelah meneliti Quran akhirnya menjadi Atheis atau Agnostik seperti Ali Sina (FaithFreedom), Ali Dhasti, Ibnu Waraq dan lain-lain. Bahkan banyak diantaranya yang menjadi percaya Kristus seperti Mark Gabriel http://www.drmarkgabriel.com dan lain-lain.
----------

Reference 14: Demikian pula kalau saudara mengutip John Hick dan John B. Cobb Jr. yang mengatakan bahwa "Agama berbeda-beda tetapi semuanya benar", ini dibantah kembali oleh John Shelby Spong dalam bukunya Rescuing the Bible from Fundamentalism (1991) dengan mengatakan:
"Dia (Paulus) tidak menulis firman Allah. Yang dia tulis adalah kata-katanya sendiri yang khusus, penuh keterbatasan serta memiliki berbagai kelemahan sebagai ciri seorang manusia"

Answer
Paulus sering dituduh menyesatkan kekristenan, namun bukti-bukti yang ada berkata lain. Paulus justru diterima di kalangan para rasul & pengajarannya sesuai dengan ajaran rasul-rasul lainnya (Kisah Para Rasul 15). Bahkan tulisan Paulus diakui sendiri oleh rasul Petrus.
2 Pet 3:15-16 "Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."
----------

Reference 15: Rev. David J. Fant, seorang Setiausaha Umum bagi New York Bible Society: The question naturally arises, do any of the original manuscripts of the Bible still exist? The answer is No. The original manuscripts were on papyrus and other perishable materials and have long since disappeared.
(Soalan biasanya ditanya, adakah naskah-naskah asal Alkitab masih wujud sehingga kini? Jawapannya tidak. Naskhah-naskhah asal di atas papirus dan bahan-bahan lain yang mudah rosak semuanya telah lama hilang)
Kenyataan di atas dipetik daripada Rev. David J. Fant, Simple Helps and Visual Aids to Understanding The Bible, m.s. 6.

Answer
Silahkan lihat Answer 1

Reference 16: Dr. Verkuyl di dalam bukunya berjudul Fragmenta Apologetika, bahawa
Kitab-kitab Alkitab yang seluruhnya berjumlah 66 itu, datang kepada kita dalam bentuk salinan-salinan yang beribu-ribu banyaknya. Naskah-naskah asli yang tertulis dalam tulisan tangan-autographa telah hilang semua.

Answer
Silahkan lihat Answer 1.
-------------------------

Demikian pembahasan terhadap pendapat Ilmuwan atau sarjana liberal terhadap Alkitab. Memang umumnya mereka menyerang otentitas Alkitab, namun beberapa diantaranya justru tetap percaya Alkitab seperti Verkuyl dan lain-lain. Pernyataan mereka seperti mengatakan  naskah asli (autograph) sudah tidak ada bukan berarti mereka otomatis tidak percaya Alkitab.

Bukti yang meneguhkan keotentikan Alkitab sangatlah berlimpah, sehingga seorang skeptis seperti Josh McDowell setelah mempelajari bukti-bukti ini akhirnya menjadi percaya. Frank Morrison seorang yang akan menulis sebuah buku yang ingin membuktikan bahwa Kristus tidak dibangkitkan justru menemukan fakta sebaliknya. Akhirnya dia menerbitkan buku yang berbeda dari tujuannya semula.

Masalahnya di sini bukannya "tidak dapat percaya" tetapi "tidak mau percaya". Lee Strobel seorang atheis yang menjadi percaya dalam bukunya "The Case for Christ" (terjemahan: Pembuktian Kebenaran Kristus, Gospel Press) setelah melalui serangkai penelitiannya dia kemudian mengatakan "...bukti berseru-seru meminta untuk diuji melalui pengalaman.." akhirnya dia menerima Kristus sebagai juruselamatnya.

Share:

Benang Merah Kristen-Islam ?

Pengantar: Pembahasan ini merupakan ringkasan Perspektif Islam terhadap Kekristenan serta Tanggapan Kristen terhadap perspektif tersebut. Artikel ini menyajikan versi lain dari artikel sebelumnya "Islam Meluruskan Kristen?" yaitu lebih bersifat ringkasan dari seluruh aspek perdebatan Kristen Islam. Untuk analisis detail silahkan klik pada link yang ada.


A. PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP KRISTEN
Islam menyatakan bahwa baik Yudaism, Christianity & Islam memiliki akar yang sama yaitu Abraham. Keturunan Ishak adalah bangsa Israel yang akan memunculkan nabi-nabi seperti Musa & Yesus. Sedangkan keturunan Ismael adalah bangsa Arab yang kemudian memunculkan Muhammad. Ismaellah yang dikorbankan bukan Ishak, penyebutan Ishak yang dikorbankan adalah rekayasa umat Yahudi karena Ishak nenek moyang mereka. Abraham & Ismael kemudian pergi ke tanah Arab untuk mendirikan kabah di sana.

Share: