Debat kata ECHAD dalam SHEMA (Ul 6:4) - ROUND 3 (A)



Debat seputar kata Echad dalam Shema menghadapi pihak The Yeshiva Institute (disingkat TYI) telah memasuki Ronde ke-3. Bagi para pembaca yang baru mengikuti debat ini, sangat disarankan untuk membaca uraian debat sebelumnya agar bisa memahami perdebatan ini secara komprehensif. 

Tanggapan pihak TYI di ronde ini ditulis oleh Eric Kisam yang pada ronde sebelumnya bersama Ismaun Ghofur. Sama seperti tanggapan-tanggapan sebelumnya, tanggapan pihak TYI masih diwarnai nuansa Ad Hominem Argumentum dan pada beberapa bagian bersifat pengulangan point yang telah kami tanggapi sebelumnya. Untuk bagian yang sifatnya pengulangan tidak akan kami tanggapi lagi, sedangkan untuk Ad Hominem Argumentum kami tanggapi dengan menyajikan data faktual yang relevan.
 
 TYI
//JJ: Belum apa-apa TYI telah memberi pernyataan bernuansa Ad Hominem Attack dengan menyebut Michael Brown sebagai "misionaris kristen berbaju yahudi". Padahal Michael Brown sendiri adalah seorang Yahudi (Jewish) yang memiliki posisi teologis yg berbeda dengan umumnya jewish lainnya, dikenal sebagai Messianic Jewish yang berbeda dengan Judaism Jewish. So.. Michael Brown bukan "berbaju" Yahudi karena memang dia native jewish, berbeda dengan pihak TYI yang non jewish namun keyahudi-yahudian :-)//

Keyahudian Brown sebagai etnis berbeda dengan keyahudian sebagai agama, walaupun terlahir yahudi tapi dengan percaya dengan trinitas Brown tidak bisa dibilang sebagai pemeluk agama Yahudi. Lagi pula kalau ditelusuri masa lalu Brown bukanlah dari kalangan pemeluk yahudi yang taat dan asli, dia belum pernah belajar di Yeshiva (semcam pesantren untuk umat yahudi) dan dia tidak pernah mengecap pendidikan di yeshiva2 elit yang terkemuka dikalangan rabbi-rabbi Mirrer Yeshiva, Ponovizh Yeshiva dll , masa lalu nya adalah sekular dan menempuh pendidikan sekuler pula (bahasa) bukan theologi.

Tanggapan JJ
Term Yahudi memang bisa merujuk ke agama (Judaism) atau etnis (Jewish/Jews). Brown memang bukan penganut agama Yahudi (Judaism) tetapi Messianic Jews yang percaya Yeshua sebagai Mesias. Dari pernyataan anda yang bernuansa Ad Hominem itu, apakah maksud kata “berbaju yahudi” di sini merujuk pada aspek agamanya (Judaism) atau etnisnya (Jewish)?

Saya menduga karena posisi teologis Brown banyak merujuk pada sumber-sumber Yahudi sendiri seperti Tanakh, Talmud, Targum dll yang umumnya menggunakan Hebrew di samping Aramaic. Maka kemungkinan inilah motif pernyataan “berbaju Yahudi” tersebut. Brown sebagai native Jewish tentu wajar banyak menggunakan sumber-sumber Yahudi dalam Hebrew/Aramaic, baik dalam pandangan teologinya maupun ritual ibadahnya.

“We often use Hebrew songs anda prayers in our servics because many of the songs are taken directly from the Hebrew Bible and many of the prayers date from the days of Jesus and earlier (e.g., the Shema). These elements are not merely borrowed from later Rabbinic tradition. They serve to remind worshipers that our faith is indeed the continuation of the faith of our fathers-Abraham, Moses David, and the Messiah”. Brown, Michael, Answering Jewish Objections to Jesus: General and Historical Objections: Volume 1,  Page 12.

Point minor anda yang bernuansa Ad Hominem ini justru menyerang balik pada institusi TYI yang bernuansa Jewish melalui penggunaan terms Hebrew dan rujukan pada Rabbi yang menguatkan posisi TYI pada point-point tertentu seperti Abrahamson, Saadia Gaon, Rashi dll. Masalahnya apakah orang-orang di TYI adalah native Jewish? Jika tidak lalu mengapa style-nya keyahudi-yahudian seperti menggunakan term Yeshiva Institute? Selain itu pihak TYI juga bukan penganut Judaism seperti Brown, lalu mengapa menuduh Brown “berbaju Yahudi” atau justru pihak TYI yang sebenarnya “berbaju Yahudi”?

Pihak TYI kembali menggaungkan pernyataan bernuansa Ad Hominem Argumentum dengan mempersoalkan latarbelakang masa lalu Brown. Hal ini cukup mengherankan pihak TYI memainkan point-point seperti ini. Brown percaya kepada Yeshua pada usia 16 tahun dan sebelumnya sebagai conservative jews kemungkinan dia telah mengenyam pendidikan di Yeshiva setidak-tidak pada level junior Yeshiva (Yeshiva Ketana). Namun setelah percaya dia justru memperdalam Hebrew Language dan meraih Bachelor, justru ini lebih tepat dibanding langsung mengikut pendidikan teologi Kristen di seminari Kristen. Pendidikan lanjutan di bidang Near Eastern Languages and Literatures sudah tentu memberi banyak ruang & kesempatan mengkaji berbagi literatur rabbinik.  Credential akademiknya diakui para scholar termasuk jewish scholar, sehingga rabbi-rabbi Yahudi terkemuka seperti Shmuley Boteach,  Moshe Otero, J. Immanuel Schochet and David Blumofe melayani debat dengan Michael L. Brown.

So.. mari kita fokus ke hal yang substansial dan tidak memainkan point-point logical fallacy seperti Ad Hominem Argmentum dan argument from authority (argumentum ad verecundiam).
--------------------------------------------------------------------

TYI
//JJ: Pihak TYI telah keliru memahami pendapat Michael Brown dengan mengatakan bahwa Michael Brown seolah-olah berpendapat asal kata Echad adalah compound unity. Padahal sangat jelas Michael Brown dalam bukunya tersebut (Answering Jewish Objection to Jesus, Vol 2) hanya menyatakan ".. Actually, ’echad simply means “one,” exactly like our English word “one"..." dan kata ini bisa merujuk pada composite/compound unity atau absolute unity…//

Jadi di sini pihak kristen sepakat dengan tidak ada-nya atau absurd-nya konsep “composite unity” yang sering diajukan untuk menjelaskan “kebenaran” trinitas dalam TaNaKH. Seperti dalam Shema yang seolah-olah menyiratkan adanya trinitas dalam kata Ibrani Echad, karena makna asal echad adalah "satu" dan didalam Tanakh kontext "satu" pada ketuhanan selalu Tuhan yang SATU tidak pernah ada embel-embel majemuk.

Tanggapan JJ
Pihak TYI keliru merumuskan posisi kami bahwa  konsep composite unity tidak ada dalam Tanakh. Padahal maksud kami di sini kata Echad dalam Shema yang diartikan  sebagai “Satu” tidaklah berbicara His Essential Nature dari YHWH, sehingga kata Echad ini bisa berarti Satu dalam Satu atau Tiga dalam Satu.

Dalam Tanakh, kata Echad bisa merujuk pada composite unity maupun absolute unity. Tidak tepat langsung diklaim kata Echad jika berbicara dalam konteks ketuhanan harus diartikan “absolute unity”. Dasarnya apa? bukankah kata Echad dalam Shema hanya diartikan “Satu” saja tanpa penjelasan apa-apa. Ini jelas sebuah eisegese bahkan salah satu logical fallacy: circular reasoning yaitu memasukan doktrin ke dalam Text kemudian merujuk pada Text itu untuk membuktikan doktrin tersebut.

Ada berapa contoh dalam Tanakh kata Echad dalam pengertian composite unity seperti frase “goy echad” atau “satu bangsa” dalam 2 Sam 7:23. Bangsa Israel yang dimaksud memang hanya satu bangsa, namun bukankah dalam satu bangsa itu terdiri atas pribadi-pribadi orang Israel. Pengertian composite unity bisa saja diambil untuk pengertian Echad dalam Shema, namun kami tidak melakukan ini, karena point kami jelas bahwa Echad dalam Shema bukan berbicara Nature dari YHWH. Dari konteksnya kata Echad ini mengajarkankan tentang YHWH sebagai satu-satuNya Tuhan diantara banyak tuhan seperti Baal dll yang dipercayai suku bangsa di sekitar bangsa Israel.

TYI
Rabbi Benyamin Abrahamson seorang rabbi orthodox di Yerusalem yang juga mendapatkan pengakuan dari para rabbi orthodox terkemuka di dunia. ketika di tanya mengatakan : Does the word echad mean"composite unity" as many Christians say.

Rabbi Ben Abrahamson replied: No not really. Like arabic, when used with a noun, it can mean a grouping together of things under one name. Like "sefer echad" means "one book", even though it has a cover, table of contents, chapters, etc. However, when used without a qualifier, as it is in Deut 6:4, it means "the source of all things". The One. The Creator all of creation. There are many other Torah verses that teach that God is also indivisible (Yachid).

Rabbi Ben Abrahamson also adds:
"united oneness" is a strange term. Everything in this world, "one book", "one cup", "one house", "one tree" is one thing that is made up of parts. But this never applies to its essence. And when used as "One" without a noun, it means the Creator of everthing.

Tanggapan JJ
Pihak TYI hanya mengulangi pernyataan Abrahamson yang telah kami tanggapi sebelumnya. Namun perlu kami tegaskan kembali, pendapat Abrahamson ini tidak bisa menjadi dasar bahwa kata Echad tanpa qualifier itu berarti absolute unity.

Sh'ma Yisra'eil Adonai Eloheinu Adonai echad.
Hear, Israel, the Lord is our God, the Lord is One.

Justru karena hanya ada kata Echad tanpa qualifier maka maknanya harus dilihat dari konteksnya bukan berspekulasi mengartikan kata itu sendiri dengan pemahaman sendiri. Silahkan lihat kembali penjelasan dari The JPS Torah Commentary yang telah kami sajikan sebelumnya.

Abrahamson menyatakan “There are many other Torah verses that teach that God is also indivisible (Yachid)”. Namun setelah dilacak dalam Tanakh terdapat 8 ayat yang terdapat kata Yachid dalam pengertian “satu-satunya, tunggal” dan tidak ada  satupun ditujukan kepada Allah. Lalu ayat yang mana yang dimaksud Abrahamson?

Kej 22:2  And He said: 'Take now thy son, thine only son [yachid], whom thou lovest, even Isaac..
Kej 22:12    thou hast not withheld thy son, thine only son [yachid], from Me.'
Kej 22:16  .... , and hast not withheld thy son, thine only son [yachid],
Hak 11:34  … and she was his only child [yachid];  beside her he had neither son nor daughter.
Ams 4:3  For I was a son unto my father, tender and an only one [yachid] in the sight of my mother
Yer 6:26  ..  make thee mourning, as for an only son [yachid]…
Amo 8:10  … and I will make it as the mourning for an only son [yachid]..
Zak 12:… and they shall mourn for him, as one mourneth for his only son [yachid],

Karena hanya kata Yachid yang memang selalu bermakna “absolute unity”, maka Rambam lebih memilih menggunakan kata ini dibanding kata Echad dalam rumusan keesaan Allah. Jika memang Allah bermaksud mengajarkan tentang keesaanNya yang “absolute unity” maka seharusnya kata Yachid yang digunakan dalam Shema.
---------------------------------------------------------------------------------

TYI
//JJ: Jika Michael Brown terkesan diberi stigma negatif "berbaju Yahudi" oleh pihak TYI, maka Rabbi Ben Abrahamson justru diapresiasi begitu tinggi oleh pihak TYI dengan menyatakan sebagai seorang rabbi yang mendapatkan "pengakuan" dari para rabbi orthodox terkemuka di dunia. Namun rabbi-rabbi orthodox terkemuka yang mana saja yang dimaksud pihak TYI ini?.  Justru Ben Abrahamson dipertanyakan status ke-rabbi-annya dalam forum Judaism berikut ini: http://messiahtruth.yuku.com/topic/.... Salah satu member (Prof. Mordochai ben-Tziyyon) menduga Ben Abrahamson memiliki kaitan dgn heretic Judaism yang kemudian dijawab oleh Ben Abrahamson. Menariknya dari jawaban Abrahamson dia menyatakan "..I am a historian, not a pulpit Rabbi". Namun oleh pihak TYI posisi Ben Abrahamson dibesar-besarkan dengan menyebut sebagai rabbi orthodox yang diakui oleh rabbi-rabbi orthodox terkemuka. Bahkan pihak Islam sendiri ada yang kritis terhadapnya dan justru beranggapan ajaran Ben Abrahamson berbahaya terhadap Islam karena mengusung konsep pluralisme agama. https://jalanibrahim.wordpress.com/...///

Saya pribadi mengenal Mordechai selama 2 tahun sebelum Ia dinyatakan meninggal oleh sesorang yang bernama Binyamin Ben-Tzion yang mengaku putra nya , saya belajar Torah Ibrani dengan yang bersangkutan seperti juga dia belajar Bahasa Arab Al Qur’an ke saya, saya tahu pasti pernyataan Mordechai tersebut didasari dari ketidak-tahuannya, namun dari penjelasan Abrahamson jelaslah bahwa dia seorang rabbi yang yang bekerja dibawah pengawasan dewan rabbi -rabbi terkemuka di Yerusalem, istilah pulpit disini ialah yang mengabdi ke sinagoga tertentu karena Abrahamson seorang rabbi yang bekerja di pengadilan lintas rabbi-rabbi yang terkemuka di Yerusalem http://www.jewishpress.com/author/b... ,tidak lah mungkin seseorang yang bukan rabbi orthodox dan menjalankan halakha bisa menempati posisi yang sedemikian penting dan dikenal mendapatkan pengakuan dari rabbi-rabbi senior di Yerusalem dan dunia.

Tanggapan JJ
Mari kita lihat biography singkat Ben Abrahamson dari link tersebut.
Author Biography Ben Abrahamson is an orthodox Chassidic Jew from Israel who works as historian and consultant to an important Rabbinical Court in Jerusalem. He enjoys talking about the Haddith; histories of Tabari, Ibn Hisham & Waqidi; the kings of Himyar, as well as the Midrash Rabbah, the Midrashei Geulah, Rambam, Tosefos & Shulchan Aruch. http://www.jewishpress.com/author/ben-abrahamson/

Ben Abrahamson adalah consultant dalam Rabbinical Court di Jerusalem tentang hal-hal yang berkaitan dengan Islam karena pemahamannya yang luas terhadap sumber-sumber Islami seperti Hadith, Tafsir Islam, Sirah dll. Pada link yang lain disebutkan dia bertindak sebagai Advocate untuk Islam dan Muslim.
For ten years he functioned as an advocate for Islam and Muslims, to be recognized and achieve their proper, respected place in Jewish law… Ben has a Bachelors of Science degree in Computer Science and Cognitive Psychology. https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=926398684098221&id=926396000765156

Namun dari informasi ini background Ben Abrahamson yang dianggap berotoritas dalam membahas masalah Echad dalam Shema ini jelaslah tidak begitu relevan. Karena memang spesialisasinya pada masalah-masalah Islam. Bahkan point Ad Hominem Argumentum pihak TYI yang cenderung meremehkan credential academic Michael Brown pada bidang bahasa bukan teologi, justru menyerang balik figur idolanya. Gelar Bachelor dari Abrahamson di bidang Computer Science & Cognitive Psychology yang tidak ada kaitan dalam pengkajian Echad dalam Shema ini. Bandingkan dengan Brown yang bachelornya Hebrew Language dan post graduatenya pada studi berbagai literatur kuno yang sudah tentu ikut mempelajari berbagai tulisan rabinik. Lalu point pihak TYI yang memainkan argument from authority lebih tepat ke siapa? Brown atau Abrahamson?

Ben Abrahamson memang salah satu penulis favorit pihak TYI disamping Saadia Gaon, tetapi masalahnya apakah Abraham telah menerima Islam dan syariahnya. Lalu mana tanggapan pihak TYI atas kekhawatiran salah satu penulis Islam tentang ajaran Ben Abrahamson yang mengusung konsep pluralisme agama yang mirip dengan JIL? https://jalanibrahim.wordpress.com/...
---------------------------------------------------------------------------------

TYI
Sekali lagi karena hampir semua kata echad yang dipakai dalam Tanakh bermakna tunggal absolut hanya sebagian kecil situasi dengan konteks jamak kesatuan, tidaklah mungkin Hashem sengaja tidak memberitahukan informasi yang penting ini bahwa dalam Shema bahwa “echad” disini bernakna jamak dimana Tuhan itu 3 pribadi , bagaimana mungkin Hashem membiarkan kan umat Yahudi tersesat dalam memahami hakekat Hashem dengan tidak pernah memberitahukan hal ini kepada mereka seperti apa hakekat Hashem yang sesungguhnya.

Tanggapan JJ
Justru sebaliknya jika Tuhan memang ingin memberitahukan His Nature sebagai Absolute Unity maka yang akan digunakan adalah Yachid sebagaimana digunakan dalam ayat-ayat lain dalam Tanakh yang SELALU berarti “satu-satunya, tunggal” atau “absolute unity”. Karena terbukti kata Echad juga digunakan dalam beberapa ayat dalam pengertian Composite/Compound Unity seperti goy echad, am echad dll.  

Demikian pula dari konteks Ul 6:4 kita mendapat pengertian yang jelas bahwa ayat itu sedang berbicara tentang YHWH yang satu-satunya dibanding tuhan yang lain. Senada dengan kitab Yesaya yang menjelaskan bahwa hanya YHWH satu-satunya Allah,  satu-satunya Pencipta dan satu-satunya Awal & Akhir,

Yes 45:5  I am the LORD, and there is none else, beside Me there is no God;
Yes 45:18  For thus saith the LORD that created the heavens, He is God; that formed the earth and made it, He established it, He created it not a waste, He formed it to be inhabited: I am the LORD, and there is none else.
Yes 44:6  Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.

Kekristenan meneguhkan ayat-ayat dalam Yesaya ini sebagaimana Shema dalam Ul 6:4. Dalam Perjanjian Baru dinyatakan bahwa Yesus juga adalah pencipta, yang Awal & Akhir dsb yang merupakan otoritas eksklusif milik Allah.  Sehingga keesaan Allah (Shema) yang diajarkan dalam Tanakh include di dalamnya Yesus yang adalah Firman Allah dan include Roh Kudus. Saya kira masalah Trinity ini perlu pembahasan tersendiri di luar topik ini. Sudah tentu kita tidak boleh mendekati persoalan ini secara matematis. Tetapi mengikuti dengan setia apa yang disampaikan oleh Alkitab melalui eksegese yang cermat.

Bersambung...
Share:

Debat kata ECHAD dalam SHEMA (Ul 6:4) - ROUND 2

Lanjutan debat (Round 2) tanggapan Jimmy Jeffry (JJ) terhadap The Yeshiva Institute (TYI)
The Yeshiva Institute (TYI)
//JJ: Mengutip Michael Brown, misionaris kristen berbaju yahudi yang berargumen dengan logika dibalik. "...Actually, ’echad simply means “one,” exactly like our English word “one.” While it can refer to compound unity (just as our English word can, as in one team, one couple, etc.), it does not specifically refer to compound unity. On the other hand, ’echad certainly does not refer to the concept of absolute unity,.. In fact, there is not a single verse anywhere in the Bible that clearly or directly states that God is an absolute unity" Michael Brown , Answering Jewish Objection to Jesus, Volume Two, Baker Books, Grand Rapids, 2000 //
 Jelas disini Brown, seolah olah berpendapat bahwa makna asal dari kata “echad ” אֶחָד adalah compound unity, tetapi tidak di menutup peluang bahwa ada makna pelengkap yakni berkedudukan sebagai absolute unity karena menurut nya dalam Tanakh tidak pernah di katakan bahwa Tuhan itu satu yang absolut.
Share:

Debat kata ECHAD dalam SHEMA (Ul 6:4) - ROUND 1

Pengantar: Artikel ini merupakan notes debat Jimmy Jeffry (JJ) versus The Yeshiva Institute (TYI) tentang Echad dalam Shema. Berawal dari ulasan singkat tentang Echad oleh TYI yang mengkritik interpretasi Kristen terhadap kata ini (tulisan awal pihak TYI sudah tidak ada website http://yeshivainstitute.net & yang ada di laman Facebooknya). Selanjutnya kami menanggapinya  dan terus terjadi saling menanggapi. Beberapa point pembahasan yang sifatnya pelengkap berkaitan rujukan terhadap kajian beberapa scholar, mungkin bisa dikembangkan menjadi topik debat tersendiri, seperti point tentang Iesus Deus (David Litwa), Intermediary Figures (Richard Bauchkam), The Jewish Gospel (Daniel Boyaring) etc.

 

Share:

JESUS SON OF GOD

Pernyataan Yesus sebagai Son of God, Anak Allah yang ilahi merupakan bagian dari iman Kristen yang sering mendapat tantangan banyak pihak. Liberal Scholars sejak era Bultmann beranggapan konsep Son of God ini berasal dari budaya helenisme yang diadopsi gereja. Pihak Yudaisme para rabi dan traditional jews scholar menolak konsep Mesias sebagai Son of God dalam pengertian Divine Messiah. Bahkan Quran sendiri, memberikan kritikan keras kepada kekristenan karena dianggapnya kekristenan mengajarkan Yesus sebagai Son of God dalam pengertian anak secara biologis.
Dalam artikel ini kita akan menelusuri berbagai data biblical & extrabiblical pra Kristen seperti Tanakh/PL & Dead Sea Scroll serta informasi lainnya di era Greco Roman. Kemudian membandingkan dengan teks-teks dalam New Testament serta melihat pendapat Scholars. Terakhir menguji tuduhan Quran tentang Son of God dalam sense physically.
Share:

Dialog Seputar Hubungan Taurat & Injil

Dear all, berikut ini transkrip dialog saya dengan Primadi Setiawan seputar Taurat & Injil. Ada sedikit pengaturan kembali susunan alur diskusi pada bagian akhir untuk memudahkan pembaca, tanpa menghilangkan/merubah komentar masing-masing.  Beberapa point dalam dialog ini memang perlu di-explore lebih lanjut, namun point-point utamanya sudah bisa terlihat. Secara garis besar posisi saya terhadap Taurat: prinsip-prinsip moral dalam Taurat bersifat kekal sedangkan aspek lahiriahnya berupa hukum upacara (ceremonial law) dll sudah tidak berlaku lagi, karena itu hanya bayangan (type) dan telah digenapi oleh Kristus sebagai anti-type.

Share:

Mengapa Yesus dibaptis?

Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis dijadikan alasan pihak-pihak tertentu untuk membuktikan bahwa Yesus berdosa. Baptisan Yohanes adalah tanda pertobatan, sehingga dengan dibaptisnya Yesus menandakan Yesus berdosa, benarkah demikian?

Share:

Parakletos vs Perikletos

Dalam Perjanjian Baru, janji tentang akan datangnya Parakletos menjadi salah satu acuan favorit pihak muslim. Berbagai upaya dilakukan untuk mengutak-atik bagian ini untuk mengaitkannya dengan Muhammad. Dengan tafsiran eisegetis, Paracletos dianggap merujuk kepada Muhammad dibandingkan arti sebenarnya tentang Roh Kudus. Upaya lain dengan mengembangkan teori bahwa kata aslinya bukan Parakletos melainkan Perikletos, karena kata Perikletos yang memiliki arti indah atau pujian dianggap cocok untuk kata Ahmad (akar kata Muhammad) yang artinya terpuji. Teori ini berimplikasi munculnya tuduhan bahwa kata Parakletos adalah interpolasi pihak Kristen.


Share:

Debat: Siapa Penulis Injil Yohanes ??

Pengantar: Debat tentang siapa penulis injil Yohanes terjadi di salah satu grup FB antara Jimmy Jeffry vs Nandar Chanky Al Athif. Debat dimulai dengan argumentasi Nandar yang menggugat Yohanes sebagai Sang Penulis dengan acuan pada Yoh 21:24 serta rujukan pada salah satu artikel tulisan bible scholar yang meragukan Yohanes sebagai Sang Penulis.

Share:

Jika Injil telah Dipalsukan, dimanakah Injil yang Asli?

Masalah keaslian Injil merupakan salah satu topik utama perdebatan Kristen & Islam selain masalah keilahian Yesus. Namun jika dicermati gugatan terhadap keaslian Injil lebih banyak mengangkat persoalan penafsiran tekstual & ayat-ayat yang dianggap bermasalah atau kontradiktif. Namun sangat jarang yang membahasnya melalui kajian sejarah.

Jika memang benar Injil telah dipalsukan, konsekuensi logisnya telah terjadi peristiwa pemalsuan Injil yang dilakukan oleh orang-orang tertentu pada waktu & tempat tertentu. Dan seharusnya bisa ditunjukan Injil yang masih asli dari ribuan manuscript Injil yang ada. Saat ini terdapat sekitar 5.800 manuscript Injil dalam bahasa Yunani yang telah dikatalogkan belum termasuk yang berbahasa Latin, Mesir, Armenia dll. Selain itu ada banyak Injil apokriph (non kanonik) seperti Injil Petrus, Injil Thomas dsb terutama dari dari dokumen-dokumen Nag Hammadi, dimanakah diantaranya Injil yang asli.

Share:

Penyembahan Yesus pada Abad-abad Awal

Banyak pihak menuduh bahwa ajaran tentang keilahian Yesus adalah ciptaan gereja yang disahkan dalam Konsili Nicea tahun 325 M. Mereka beranggapan bahwa Yesus serta para murid dan pengikutnya mula-mula memahami Yesus hanya seorang manusia bukan Tuhan. Tetapi oleh gereja Yesus dijadikan Tuhan pada masa-masa berikutnya.

Tuduhan ini jelas spekulatif tanpa didukung data sejarah. Banyak bukti membantah hal ini seperti data manuscript-manuscript Injil sebelum Nicea yang terdapat teks-teks tentang keilahian Yesus dll. Salah satu bukti yang akan kita bahas adalah catatan dari luar kekristenan pada masa awal yaitu pernyataan Trypho seorang Yahudi yang menolak kemesiasan Yesus sebagaimana dicatat oleh Justin Martyr, pernyataan Celsus seorang non Yahudi dalam Againts Celsus (Origen), catatan seorang pujangga Yunani: Lucian dari Samosata serta sejarawan/pejabat Romawi: Pliny the younger. 

Share:

Dialog Ayat Nubuatan Yes 7:14 dan Yes 9:6

Seorang netter muslim bernama Sugiyono menulis notes dengan judul GAME COCOK-COCOKKAN ALA ORANG KRISTEN Yesaya vs Mathius. Saya kemudian menulis tanggapan terhadap notesnya ini, namun tidak ada respon balik dari sang penulis notes melainkan tanggapan beberapa rekan muslim. Berikut ini uraian dari argumentasi muslim, tanggapan awal dan diskusi dengan beberapa rekan muslim.

Share:

Apakah Yesus Datang Membawa Pedang bukan Damai?

Mat 10:34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

Ayat ini sering digunakan pihak lain menyerang kekristenan, dengan tuduhan Yesus datang ke dunia membawa peperangan yang dianggap arti dari kata pedang atau Kekristenan adalah agama yg mengajarkan kekerasan dan bukan agama pembawa perdamaian. Untuk itu kita akan mengkaji ayat ini secara komprehensif untuk menemukan arti sebenarnya.

Nestle GNT: Μὴ νομίσητε ὅτι ἦλθον βαλεῖν εἰρήνην ἐπὶ τὴν γῆν· οὐκ ἦλθον βαλεῖν εἰρήνην ἀλλὰ μάχαιραν.
Nestle Translit: Mē nomisēte hoti ēlthon balein eirēnēn epi tēn gēn; ouk ēlthon balein eirēnēn alla machairan.
NIV: "Do not suppose that I have come to bring peace to the earth. I did not come to bring peace, but a sword.
Share:

Apakah Allah menyesal?

Mari kita bahas frase "menyesallah TUHAN" dalam Kejadian 6:6

Kej 6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Kej 6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
Kej 6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
Kej 6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

Penilaian negatif terhadap kata "menyesal" kepada Allah, berangkat dari asumsi bahwa kata "menyesal" memiliki arti yang negatif. Misalnya seseorang (terdakwa) yang menyesali perbuatan yang telah dilakukannya. Ini bisa berarti orang tersebut telah melakukan kesalahan sebelumnya. Dalam ayat ini, menyesalnya Allah dianggap Alalh telah melakukan kesalahan sebelumnya dengan menciptakan manusia.

Hasil gambar untuk God regret

Namun kata "menyesal" itu sendiri tidak harus berkonotasi negatif. Misalnya pernyataan beberapa kepala negara yang menyesalkan tindakan yang dilakukan ISIS membunuh para sandera. Apakah dengan mengungkapkan kata "menyesal" para kepala negara ini telah melakukan kesalahan dalam peristiwa pembunuhan tersebut?

Kata "menyesal" bahasa Ibraninya "nâcham", arti secara leksikal menurut Strong terdiri atas: to be sorry, console oneself, repent, regret, comfort, be comforted dan penggunaannya dalam Alkitab (outline of bible usage) sebagai berikut:
  1. (Niphal)
    1. to be sorry, be moved to pity, have compassion
    2. to be sorry, rue, suffer grief, repent
    3. to comfort oneself, be comforted
    4. to comfort oneself, ease oneself
  2. (Piel) to comfort, console
  3. (Pual) to be comforted, be consoled
  4. (Hithpael)
    1. to be sorry, have compassion
    2. to rue, repent of
    3. to comfort oneself, be comforted
    4. to ease onesel
Source: http://www.blueletterbible.org/lang/lexicon/lexicon.cfm?Strongs=H5162&t=KJV
Arti dari kata "nacham" tidak harus berarti negatif tetapi dari konteksnya kita bisa menemukan makna sebenarnya.

Penyesalan Allah dalam ayat 6 memang dikaitkan dengan penciptaan manusia, apakah Allah telah melakukan kesalahan dengan menciptakan manusia? Jelas tidak, karena semua ciptaan Allah itu baik adanya. Kej 1:31 "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.."  Dari konteks Kej 6:6, diuraikan tentang kejahatan yang telah merajalela dan ini memilukan hati Allah. Banyaknya kejahatan terjadi karena umumnya manusia saat itu "memilih" untuk melakukan kejahatan. Kebebasan untuk memilih diberikan Allah kepada manusia, sebagaimana yang terjadi pada Adam & Hawa saat diberi pilihan untuk memakan atau tidak buah pengetahuan yang baik & jahat. Ini berarti arti yang tepat dari kata "Nacham" dari rentang arti semantik yang ada yaitu "be moved to pity, have compassion" atau "menjadi bersedih atau merasa kasihan"

Sekarang kita bandingkan dengan ayat berikut:
1 Sam 15:29 Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."
Bil 23:19 Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal..."
Pada ayat ini dengan tegas disebutkan bahwa Allah tidak tahu menyesal, pengertian kata menyesal pada ayat-ayat yaitu repent (menyesal karena bersalah) mengacu pada kesalahan yang terjadi pada masa sebelumnya yang biasa dilakukan oleh manusia namun hal ini tidak berlaku bagi Allah. Contoh konkret kaitan kata "menyesal"  (repent) dengan kesalahan seperti pada ayat berikut ini.
Yer 8:6 Aku telah memperhatikan dan mendengarkan: mereka tidak berkata dengan jujur! Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya ...
Luk 17:3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.

Penggunaan kata "menyesal" untuk Allah dalam Kej 6:6 merupakan sebuah bentuk antropomorfisme, atau pengungkapan sikap & tindakan Allah dalam bahasa yang dimengerti manusia. Di sini Allah bukan menyesal karena Dia salah menciptakan manusia, tetapi Dia menyesal atas keprihatinan mendalam atau sebuah ungkapan kesedihan karena ternyata manusia banyak memilih untuk melakukan hal yang jahat. Allah tidak menganggap penciptaan manusia sebuah kesalahan, karena dengan pilihan bebas yang diberikan kepada manusia, Dia tahu konsekuensi yang bisa terjadi.

Prinsip yang sama bisa kita terapkan untuk penggunaan kata "menyesal" untuk Allah pada ayat-ayat lain, misalnya:
1 Sam 15:11 "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." ...
Allah memang telah menjadikan Saul raja, tetapi apakah Saul akan menjadi raja yang baik atau tidak adalah pilihan Saul sendiri. Dan Allah "menyesal" (bersedih/kasihan) karena Saul memilih untuk berbalik dari Dia.

So.. tidak ada hal yang negatif dengan frase "menyesallah TUHAN"...
Share:

Apakah Yesus Mengajarkan Rasisme

Saat menulis artikel Apakah Yesus hanya datang untuk bangsa Israel?, ada satu hal yang "mengganjal" yaitu penyebutan kata "anjing" yang merujuk pada bangsa non Israel (Gentiles). Mat 15:26  Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Apakah Yesus bertindak rasis dengan penyebutan tersebut?

Share:

Apakah Yesus Datang Hanya untuk Bangsa Israel ?

Polemikus muslim sering menyatakan bahwa Yesus datang hanya untuk bangsa Israel bukan untuk bangsa lain. Ayat berikut yang jadi dasar anggapan mereka tersebut.
Mat 15:24  Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."  
Bagaimana kita menyikapi hal ini?
Share:

Siapa yang dikorbankan: Ishak atau Ismael?

Setiap Idul Adha kaum muslim merayakan peringatan kisah nabi Ibrahim (Abraham) yang akan mempersembahkan Ismael sebagai korban kepada Allah, peristiwa ini terjadi di Mekkah tanah Arab. Namun berbeda dengan pengajaran Kristen yang menyatakan bahwa Ishak-lah anak yang akan dikorbankan. Bahkan dalam kronologis perjalanan Abraham dari Ur Kasdim-Haran sampai meninggalnya di Hebron, tidak ada petunjuk bahwa Abraham pernah ke Mekkah untuk membangun Kabbah.

Perbedaan ini menghasilkan dua perspektif yang sangat bertolak belakang. Jika ada dua pernyataan yang berbeda tanpa bisa diharmoniskan maka konsekuensinya salah satunya benar & lainnya salah. Memang ada yang mencoba mendamaikan dengan menyatakan: “..toh keduanya Ishak & Ismael tidak pernah jadi dikorbankan digantikan dengan domba”. Namun pernyataan ini mengabaikan fakta bahwa terjadi perbedaan “perintah” dari Tuhan, satunya menyuruh mempersembahkan Ishak dan lainnya Ismael. Satu kisah menyatakan Abraham & Ismael pernah ke Mekkah dan lainnya tidak. Jelas tidaklah mungkin kedua-duanya benar.

Konsekuensi logisnya jika Ismael benar yang akan dikorbankan & pernah ke Mekkah Arab, maka kebenaran Kristen & sistem teologisnya menjadi runtuh, karena Alkitab dengan tegas mengajarkan Eksklusivitas Israel sebagai bangsa pilihan & Yesus satu-satunya Mesias melalui keturunan Ishak. Namun jika Ishak benar yang dikorbankan & Abraham/Ismael tidak pernah ke Mekkah Arab, maka dasar historis Islam termasuk ritual ibadah Haji akan runtuh & membuat kebenaran Islam menjadi diragukan.

Bagi mereka yang sungguh-sungguh mencari kebenaran akan menyadari konsekuensi ini. Apakah posisinya saat ini sudah benar atau salah? Kemungkinan besar banyak pihak tidak  mau mengalah & menerima kebenaran pihak lain, karena sudah berbicara "fanatisme iman". Namun bagi mereka pencari kebenaran sejati akan secara jernih menimbang setiap argumentasi yang ada kemudian menjatuhkan pilihannya.

Secara ringkas, pandangan Islam bertitik tolak  pada ayat-ayat Quran yang mengindikasi Ismael yang dikorbankan, walaupun sebenarnya Quran tidak menyebut secara eksplisit Ismael yang akan dikorbankan tetapi hanya berdasarkan tafsir dari pihak Muslim. Justru argumentasi yang dibangun lebih  dominan mengacu pada Alkitab itu sendiri, dengan cara merekonstruksi kembali kisah itu sesuai perspektif Islam. Namun sangat disayangkan argumen ini terlalu terfokus pada detail tertentu dengan mengabaikan banyak detail lainnya serta konteks perikop, konteks kitab & konteks benang merah Perjanjian Lama-Perjanjian Baru.

Islam memandang  Alkitab telah dipalsukan atau diedit dengan menggantikan kata "Ismael" menjadi "Ishak" yang akan dikorbankan, dengan alasan adanya motif fanatisme bani Israel pada nenek moyangnya yaitu Ishak. Argumentasi utamanya mengacu pada istilah "anak tunggal" dengan menyatakan bahwa tidak mungkin Ishak bisa disebut anak tunggal karena dia memiliki seorang kakak, Ismael lebih cocok disebut anak tunggal pada waktu Ishak belum lahir. Maka direvisilah kronologis kisah tersebut dalam Alkitab dengan menempatkan perikop perintah pengorbanan anak tunggal berada sebelum perikop kelahiran Ishak. Untuk mendukung argumentasi ini diangkat kisah pengusiran Hagar & Ismael yang dianggap aneh serta kekeliruan susunan kronologis kisah Abraham pasca peristiwa pengorbanan anak tunggal.

Sekilas argumentasi yang dibangun terlihat masuk akal sehingga bagi pembaca yang tidak kritis akan menerimanya begitu saja, bahkan umat Kristen yang tidak teliti bisa terpengaruh. Namun jika diteliti secara seksama dengan metodologi yang tepat menggunakan eksegese, kajian konteks, referensi sejarah dan sebagainya, justru memberikan kesimpulan yang sebaliknya. Penyebutan “anak tunggal” tidak harus dipahami secara literal dalam pengertian jasmani. Dari konteksnya membuktikan bahwa anak tunggal yang dimaksud adalah satu-satunya Anak Perjanjian yang akan menurunkan Mesias dan satu-satu Ahli Waris sesuai hukum pada masa itu. Untuk lebih jelasnya silahkan pelajari artikel tentang anak tunggal ini. Sedangkan tuduhan masalah keanehan kisah pengusiran Hagar & Ismael ternyata bukanlah sebuah masalah. Seandainya memang benar ada kekeliruan dalam kisah itu, tetap tidak memberikan bukti apa-apa bahwa Ismael yang akan dikorbankan. Karena tidak ada referensi kisah tandingan yang valid mengenai pengorbanan Ismael. Hanya ada satu satunya sumber referensi mendukung Ismael yaitu Injil Barnabas yang terbukti hasil rekayasa abad 12-13 M. Justru sebaliknya referensi sejarah sangat melimpah menyatakan bahwa Ishak adalah anak tunggal yang akan dikorbankan itu.

Bagi kita umat Kristen, pemahaman akan hal ini penting karena Yesus Kristus yang kita imani adalah Mesias dari jalur keturunan Ishak. Kisah pengorbanan anak tunggal melambangkan kisah Kristus. Marilah kita berdoa agar saudara-saudara kita dibukakan pikiran dan hati mereka untuk menyadari kebenaran ini dan kemudian menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Amin

Jimmy Jeffry
Share:

Bukti Penulisan Nama Ishak Sebagai Anak Tunggal

Sebenarnya dengan analisis kontekstual, kesesuaian antar ayat/perikop, benang merah PL & PB, sudah memberikan tingkat akurasi yang tinggi dibanding hanya terfokus pada satu dua kata saja. Berdasarkan manuscript kuno & berbagai referensi catatan sejarah lainnya terbukti yang dikorbankan tertulis "Ishak" bukan "Ismael". Seandainya terjadi perubahan dari Ismail ke Ishak mereka yang menuduhnya harus mengajukan bukti tandingan!

Mari kita lihat bukti-bukti yg melimpah ini:

The Septuagint or LXX, terjemahan Yunani dari PL Ibrani diterjemahkan sekitar abad ke-3 SM. Mencatat Kej 22:2 adalah Ishak (Ισαακ)
“καὶ ειπεν Λαβὲ τὸν υιόν σου τὸν αγαπητόν, ὸν ηγάπησας, τὸν Ισαακ, καὶ πορεύθητι εις τὴν γην τὴν υψηλὴν καὶ ανένεγκον αυτὸν εκει εις ολοκάρπωσιν εφ’ ὲν των ορέων, ων άν σοι είπω.”

The Dead Sea Scrolls (Naskah Laut Mati) berasal abad 2 s/d tahun 68 M. Salah satu gulungan disebut 4Q225, menulis Kej 22:2
And [G]od said [to Abra]ham, ‘Take your son, Isaac, [your] only one […] [whom] you [love] and offer him up to [Me] as a burnt offering upon one of the [high] mountains [which I will point out] to you.’

Bukti dari Naskah Laut Mati ini sangat penting karena sejak abad 1 s/d abad 20 tidak ada satu orang yang pernah menyentuh naskah ini, apalagi merubahnya! Dan naskah kuno ini memiliki tingkat kesesuaian yang sangat tinggi dengan PL masa kini.

Perjanjian Baru ditulis pada abad 1
Was not our ancestor Abraham considered righteous for what he did when he offered his son Isaac on the altar?” (Yakobus 2:21).
By faith Abraham, when he was tested, offered up Isaac, and he who had received the promises offered up his only begotten son, of whom it was said, ‘In Isaac your seed shall be called’” (Ibrani 11:17-18).

Talmud-Sanhedrin 89b yang disusun sekitar tahun 500 M:
“‘and the boy grew up and was weaned, and Abraham made a great banquet on the day that Isaac was weaned’ (Gen. 21:8). At that time Satan said to God: ‘Master of the Universe! You have blessed this old man at the age of one hundred years with offspring. Yet amidst all [the bounty of] this banquet that he prepared, was there not one pigeon or fowl for him to sacrifice before You?’ He replied: ‘All that he did he did only for the sake of his son. Still, were I to say to him, ‘Sacrifice your son before Me,’ he would sacrifice him at once.’ Hence it says thereafter, ‘And [after these words] God tested Abraham.’”

Targums/Targunim, Terjemahan Aramik dari PL Ibrani ditulis tahun 200 SM s/d 200 M.
Targum Pseudo-Jonathan, “the Word of the Lord at once tried Abraham, and said to him, Abraham! And he said, Behold me. [JERUSALEM. And it was after these things that the Lord tried Abraham with the tenth trial, and said to him, Abraham! And he said, Behold me.] And He said, Take now thy son, thy only one whom thou lovest, Izhak, and go into the land of worship, and offer him there, a whole burnt offering, upon one of the mountains that I will tell thee.”
Targum Onkelos, “And it was after these things that the Lord tempted Abraham; and He said to him, Abraham! And he said, Behold, I am. And He said, Take now thy son, thy only, whom thou lovest, Izhak, and go into the land of worship, and offer him before Me there, a burnt offering, upon one of the mountains which I will tell thee.”

Flavius Josephus seorang sejarawan Yahudi sekitar tahun 93 M menulis dalam Antiquities of the Jews 1.13.1:
Now Abraham greatly loved Isaac…Abraham…obtained by the will of God: who being desirous to make an experiment of Abraham’s religious disposition towards himself, appeared to him, and enumerated all the blessings he had bestowed on him; how he had made him superior to his enemies; and that his son Isaac, who was the principal part of his present happiness, was derived from him; and he said that he required this son of his as a sacrifice and holy oblation. Accordingly he commanded him to carry him to the mountain Moriah, and to build an altar, and offer him for a burnt-offering upon it for that this would best manifest his religious disposition towards him, if he preferred what was pleasing to God, before the preservation of his own son.

Midrash Rabbah adalah kumpulan tulisan Rabinik sekitar thn 425 M:
Midrash Rabbah-Genesis XXXIX:9, “Take now thy son (ib. XXII, 2)-‘which one?’ ‘Thine only son.’ ‘Each is the only one of his mother?’ ‘Whom thou lovest.’ ‘I love them both: are there limits to one’s emotions?’ Said He to him: ‘Even Isaac.’
Midrash Rabbah-Genesis LVI:10, “’R. Bibi Rabbah said in R. Johanan’s name: He said to Him: ‘Sovereign of the Universe! When Thou didst order me, ‘Take now thy son, thine only son’ (ib. 2), I could have answered, ‘Yesterday Thou didst promise me, For in Isaac shall seed be called to thee (ib. XXI, 12), and now Thou sayest, ‘Take now thy son,’ etc.’ Yet Heaven forfend! I did not do this, but suppressed my feelings of compassion in order to do Thy will.

Book of Judith 8:25-26 (sekitar abad 2 SM):
In spite of everything let us give thanks to the Lord our God, who is putting us to the test as he did our ancestors. Remember what he did with Abraham, and how he tested Isaac.

4th Book of Maccabees 7:12-14, 13:12, 16:19-20 (sekitar tahun 63 SM s/d 70 M):
Eleazar, though being consumed by fire, remained unmoved in his reason…and by reason like that of Isaac, he rendered the many- headed rack ineffective….the father by whose hand Isaac would have submitted to being slain for the sake of religion….you ought to endure any suffering for the sake of God. For his sake also our father Abraham was zealous to sacrifice his son Isaac, the ancestor of our nation; and when Isaac saw his father’s hand wielding a knife and descending upon him, he did not cower.

Book of Jubilees 17:16 (sekitar tahun 135 s/d 105 SM):
Then the [Satan-like] angel Mastema came and said before God, ‘Behold, Abraham loves Isaac his son, and he delights in him above all else. Tell him to offer him as a sacrifice on the altar. Then You will see if he will carry out this command, and You will know if he is faithful in everything through which You test him.’

Epistle of Barnabas (Surat Barnabas) 7:2-3 (sekitar tahun 80 s/d 120 M):
Moreover, when [Jesus was] fixed to the cross, He had given Him to drink vinegar and gall. Hearken how the priests of the people gave previous indications of this. His commandment having been written, the Lord enjoined, that whosoever did not keep the fast should be put to death, because He also Himself was to offer in sacrifice for our sins the vessel of the Spirit, in order that the type established in Isaac when he was offered upon the altar might be fully accomplished.”

1st Clement 31:2-3 (sekitar tahun 90 s/d 100 M):
On what account was our father Abraham blessed? Was it not that he wrought righteousness and truth through faith? Isaac, with confidence, knowing the future, willingly became a sacrifice.

Quadratus, Bishop of Athens, Remains of the Second and Third Centuries, V. From the Catena on Genesis:
In place of Isaac the just, a ram appeared for slaughter, in order that Isaac might be liberated from his bonds. The slaughter of this animal redeemed Isaac from death. In like manner, the Lord, being slain, saved us; being bound, He loosed us; being sacrificed, He redeemed us. For the Lord was a lamb, like the ram which Abraham saw caught in the bush…was led up to the hill to be slain, as was Isaac by his father.

Fragments from the Lost Writings of Irenaeus (130 s/d 202 M), LIII-LIV:
With regard to Christ, the law and the prophets and the evangelists have proclaimed that [it was] He…who guided Abraham; who was bound along with Isaac …He guided Abraham; was bound along with Isaac.

Melito of Sardis (165 s/d 175 M), From the Catena on Genesis Ch. V. :
In place of Isaac the just, a ram appeared for slaughter, in order that Isaac might be liberated from his bonds. The slaughter of this animal redeemed Isaac from death…[Jesus] carried the cross on His shoulders when He was led up to the hill to be slain, as was Isaac by his father…Accordingly there lies Isaac before us, with his feet bound like a ram, his father standing by, with the knife all bare in his hand, not shrinking from shedding the blood of his son.

Clement of Alexandria (192 s/d 202 M), The Stromata, or Miscellanies, Book II, Ch. V.:
Isaac, God in a figure selected for Himself as a consecrated sacrifice, to be a type to us of the economy of salvation.

Irenaeus of Lyons (175 s/d 185 M), Against Heresies / Adversus Haereses, Book IV, Ch. V:4:
Righteously also do we, possessing the same faith as Abraham, and taking up the cross as Isaac did the wood follow Him…For Abraham, according to his faith, followed the command of the Word of God, and with a ready mind delivered up, as a sacrifice to God.

Tertullian (150 s/d 220 M):
Against Marcion, Book III, Ch. 18:
Isaac, when he was given up by his father as an offering, himself carried the wood for his own death. By this act he even then was setting forth the death of Christ, who was destined by His Father as a sacrifice, and carried the cross whereon He suffered.
An Answer to the Jews, Ch. 1:
before this temporal sabbath, there was withal an eternal sabbath foreshown and foretold…Abraham, in observance of the sabbath, offered Isaac his son…. Isaac, when led by his father as a victim, and himself bearing his own ‘wood,’ was even at that early period pointing to Christ’s death; conceded, as He was, as a victim by the Father; carrying, as He did, the ‘wood’ of His own passion….This ‘wood,’ again, Isaac the son of Abraham personally carried for his own sacrifice, when God had enjoined that he should be made a victim to Himself.

Philo of Alexandria On Abraham 32-36 (20 SM s/d 50 M):
So Isaac was saved, since God returned the gift of him and used the offering which piety rendered to Him to repay the offerer, while for Abraham the action, though not followed by the intended ending, was complete and perfect, and the record of it as such stands graven not only in the sacred books but in the minds of the readers.

Ambrose Bishop of Milan (340 s/d 397 M):
On the Duties of the Clergy:
Book I. Chapter I. 66, “Isaac feared the Lord, as was indeed but natural in the son of Abraham; being subject also to his father to such an extent that he would not avoid death in opposition to his father’s will.”
Book III. Chapter I. 79, “In the case of Isaac we have an example, for the Lord appointed a ram to be offered up instead of him.
Concerning Virgins, to Marcellina, His Sister
Book I. Chapter I, “Isaac went to the altar of God as a victim of his father’s piety.

Aphrahat/Aphraates (280 s/d 367 M), Demonstration XXI—Of Persecution, 5:
Abraham built the altar, when he bound upon it Isaac his son.”
Athanasius (296 s/d 373 M):
Four Discourses Against the Arians—Discourse I, 443:
the Word, with a view of conveying to Abraham the idea of ‘Only-begotten,’ says, ‘Offer thy son thy well-beloved;’ but it is plain to any one that Isaac was the only son from Sara.

The Festal Letters, and Their Index—Chronicon Athanasianum, I. Festal Letters, Letter I., 522, 8-9:
For thus the patriarch Abraham rejoiced not to see his own day, but that of the Lord ; and thus looking forward ‘he saw it, and was glad.’ And when he was tried, by faith he offered up Isaac, and sacrificed his
only-be-gotten son…The patriarch was tried, through Isaac, not however that he was sacrificed, but He who was pointed out in Isaiah; ‘He shall be led as a lamb to the slaughter, and as a sheep before her shearers he shall be speechless’…For the sacrifice was not properly the setting to rights of Isaac, but of Abraham who also offered, and by that was tried
.”

Basil the Great (329 s/d 379 M),
De Spiritu Sancto, Chapter I: 32. “Abraham did not spare his own son; then even the passion of the Lord would not be glorious, because a sheep typified the offering instead of Isaac.
Clement of Alexandria (150-215 M), The Paedagogus—The Instructor, Book I., Chapter I:
The King, then, who is Christ…is Isaac (for the narrative may be interpreted otherwise), who is a type of the Lord, a child as a son; for he was the son of Abraham, as Christ the Son of God, and a sacrifice as the Lord, but he was not immolated as the Lord. Isaac only bore the wood of the sacrifice, as the Lord the wood of the cross.

Clement of Rome (0-100 M), Letter to the Corinthians, Chapter 31:
For what reason was our father Abraham blessed? Was it not because he wrought righteousness and truth through faith? Isaac, with perfect confidence, as if knowing what was to happen, cheerfully yielded himself as a sacrifice.

Cyprian of Carthage (200-258 M):
The Treatises of Cyprian, Treatise I, 10 & 15:
Abraham, believing God, and first of all instituting the root and foundation of faith, when tried in respect of his son, does not hesitate nor delay, but obeys the commands of God with all the patience of devotion. And Isaac, prefigured as the likeness of the Lord’s victim, when he is presented by his father for immolation, is found patient….That men are tried by God for this purpose, that they may be proved. In Genesis: ‘And God, tempted Abraham, and said to him, Take thy only son whom thou lovest, Isaac, and go into the high land, and offer him there as a burnt-offering on one of the mountains of which I will tell thee.’

Treatises Attributed to Cyprian on Questionable Authority—On the Public Shows, 29:
If thou art righteous, and believest in God, why fearest thou to shed thy blood for Him whom thou knowest to have so often suffered for thee? In Isaiah He was sawn asunder, in Abel He was slain, in Isaac He was offered up, in Joseph He was sold into slavery, in man He was crucified.

Cyril of Jerusalem (315-386 M), Catechetical Lectures, Lecture V., Of Faith, 5 (commenting on Hebrews 11:1-2):
At present let us be content with Abraham only, as one of the examples from the Old Testament, seeing that we have been made his sons through faith. He was justified not only by works, but also by faith…after he had gained his son, he was commanded to offer him up, although he had heard the word, In Isaac shall thy seed be called, he proceeded to offer up his son, his only son, to God, believing that God is able to raise up even from the dead.

Ephraim the Syrian (306-373 M):
Hymns on the Nativity:
Sarah had lulled Isaac, who as a slave bare the Image of the King his Master on his shoulders, even the sign of His Cross; yea, on his hands were bandages and sufferings, a type of the nails.
Hymns on the Nativity XIII, 29 and Hymns for the Feast of Epiphany II, 29:
In the twenty-fifth year, let Isaac praise the Son, for by His goodness he was rescued upon the Mount from the knife, and in his stead there was the victim, the type of the Lamb for the slaughter. The mortal escaped, and He that quickens all died. Blessed be His offering!

Perlu diingat satu-satunya yang mencatat bahwa yang dikorbankan Ismail adalah Injil Barnabas. Tetapi injil harus dibedakan dengan Surat Barnabas & Kisah Barnabas (Apokriph). Tidak ada satupun bapa-bapa gereja yang pernah mengutip injil Barnabas ini. Dari analisis kritis terhadap injil ini terbukti injil Barnabas ditulis pada sekitar abad 13 s/d 14.

Kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang melimpah ini bahwa yang dikorbankan adalah Ishak!

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Ishak : Anak yang Tunggal

Pengantar: Perdebatan tentang siapa yang dikorbankan: Ishak atau Ismael terus terjadi antara Kristen & Islam. Argumentasi yang diajukan pihak Islam lebih didasarkan pada arti harafiah apa yang tertulis dalam Alkitab serta dibarengi tuduhan terjadinya pemalsuan ayat-ayat Alkitab  yang dilakukan oleh orang Yahudi. Untuk itu kita akan mengujinya secara teliti berdasarkan analisis kontestual perikop/kitab, keterkaitan antar ayat, benang merah PL & PB serta referensi manuscript & dokumen sejarah.

ARGUMENTASI ISLAM
Dengan memperhatikan ayat-ayat Alkitab sendiri sangat jelas bahwa yang akan dikorbankan adalah Ismael bukan Ishak. Tetapi orang Yahudi kemudian merubahnya menjadi Ishak. Kej 22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak…. Kata anakmu yang tunggal tidak tepat digunakan untuk Ishak sebagai anak kedua. Seharusnya yang lebih tepat adalah Ismael karena ia berpeluang disebut anak yang tunggal saat Ishak belum lahir. Ismael masih tetap anak Abraham walaupun Ismael dan Hagar ibunya diusir. Penyebutan Ismael sebagai anak Abraham bahkan tetap berlaku sampai kematian Abraham sendiri. Kej 25:9Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia (Abraham) dalam gua Makhpel. 1 Taw 1:28Anak-anak Abraham ialah Ishak dan Ismael”. Hagar ibu dari Ismael juga adalah istri dari Abraham Kej 16:3Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, ... lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya

JAWABAN
Menanggapi argumentasi ini harus melalui pendekatan komprehensif melalui analisis keterkaitan antar ayat, antar perikop dan benang merah antar Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Mereka sulit membangun argumentasi melalui pendekatan seperti ini, kecuali main comot ayat untuk mendukung sebuah konsep (eisegese) terutama teori konspirasi pemalsuan Alkitab. Namun sayang teori ini tanpa dukungan bukti yang memadai.
Secara sederhana argumentasi mengenai “anakmu yang tunggal” bisa dijawab dengan mengatakan: seandainya memang benar yang akan dikorbankan adalah Ismael maka seharusnya yang tertulis “anakmu yang sulung” (firstborn). Penggunaan kata “anakmu yang tunggal” tentu mempunyai dasar tersendiri & kita akan menemukannya jika kita menyelidikinya secara jujur seluruh kisah ini.

Ok let’s examine it …
Kita mulai sejak Abram dipanggil Tuhan dari Ur Kasdim ke Kanaan. Tuhan telah menjanjikan keturunannya akan menjadi bangsa yg besar. Kej 12:2Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,...”. Namun pada ayat selanjutnya janji Tuhan menjadi spesifik, bangsa yang dimaksud tersebut akan diberikan negeri ini (tanah kanaan). Kej 12:7 "...Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu."
Pola yangg serupa terjadi lagi saat Tuhan menyatakan bahwa Abram akan memperoleh anak dengan mengatakan keturunan Abram akan menjadi bangsa yang besar (banyaknya keturunannya)
Kej 15:5 "..."Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya" Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Pada ayat selanjutnya bangsa yang dimaksud akan diberikan tanah Kanaan. Kej 15:18 ".. "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:

Siapakah keturunan/bangsa yang dimaksud tersebut?
Kej 15:13 Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya.. Ternyata keturunan/bangsa yang dimaksud ini adalah bangsa Israel (Yakub) keturunan Ishak karena bangsa inilah yang pernah diperbudak di Mesir (Kel 1:1-14). Bangsa inilah (Israel) yg akan diberikan tanah Kanaan melalui penaklukan Yosua dan berpuncak pada pemerintahan Salomo.
2 Taw 9:26Dan ia (Raja Salomo) memerintah atas semua raja mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin dan sampai ke tapal batas Mesir.
Dari ayat-ayat ini cukup jelas Allah sedang berjanji tentang keturunan dari Ishak yaitu bangsa Israel dan bukan keturunan dari Ismael!

Setelah pernyataan janji-janji itu, Sara belum juga mengandung lalu mereka berinisiatif mengambil Hagar agar melahirkan anak untuk Abraham. Namun ternyata walaupun Ismael telah lahir, Allah “masih tetap” pada janjinya. Ini berarti Ismael bukanlah yang dijanjikan itu. Kelahiran Ismael hanyalah berdasar pada keinginan daging Abram & Sarai sedangkan Ishak berdasarkan janji Allah.
Gal 4:22-23Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji.

Saat Allah mengatakan kembali tentang janjiNya (kelahiran Ishak), Abraham masih beranggapan bahwa dia sudah memiliki anak yaitu Ismael. Kej 17:18 Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" .
Tetapi Allah dengan tegas menjawab bukan anak itu (Ismael) yang Allah maksudkan.
Kej 17:19 "Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.

Kata “melahirkan anak laki-laki bagimu” secara implisit menunjuk pada anak yang sesungguhnya dari Abraham (anak berdasarkan janji Allah). Padahal Ismael adalah anak laki-laki, jadi jelas ini menunjukan bahwa Ismael bukanlah anak yang sesungguhnya dari Abraham berdasarkan janji Allah. Perjanjian Allah bukanlah dengan Ismael tetapi dengan Ishak. Kej 17:21 Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.

Hal ini semakin diperjelas saat Sara meminta Abraham untuk mengusir Hagar & Ismael, Abraham agak ragu namun permintaan Sara disetujui & diperintahkan oleh Allah.
Kej 21:12 "Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.”. Allah dengan tegas menyatakan bahwa keturunan Abraham ialah yang berasal dari Ishak! DDengan kata lain hanya Ishaklah satu-satunya anak Abraham dalam konteks janji Allah.
Rom 9:7-8 "dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar"

Jadi jelaslah bahwa bangsa yang dijanjikan itu yaitu bangsa Israel dari keturunan Ishak. Dan berdasarkan konteks janji Allah tidak semua keturunan/anak Abraham adalah anak Abraham, tetapi hanya Ishaklah satu-satunya yang disebut anak Abraham. Maka sudah tepat dikatakan bahwa ”anakmu yang tunggal” adalah Ishak.

Apa yang dimaksud janji yang kekal dari ”keturunan” Abraham melalui Ishak ini?
Ini adalah janji Allah akan datangnya Mesias melalui keturunan tersebut.
Gal 3:16 "Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus"
Jejak mesias ini bisa ditelusuri dari keturunan Ishak sampai pada Yesus:
- Bil 24:17... bintang terbit dari ’Yakub’, tongkat kerajaan timbul dari Israel..”.
- Kej 19:10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari ‘Yehuda’…”.
- Yer 23:5...bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi ’Daud’...”.
Janji ini terpenuhi melalui kelahiran Yesus. Mat 1:1-2 "Inilah silsilah Yesus Kristus, anak ’Daud’, anak ’Abraham’. Abraham memperanakkan ’Ishak’, Ishak memperanakkan ’Yakub’, Yakub memperanakkan ’Yehuda’ dan saudara-saudaranya".
Tidak ada sama sekali jejak Mesias bahkan nabi dari jalur keturunan Ismael!

Peristiwa Abraham yang akan mengorbankan Ishak merupakan tipologi nubuatan Mesias itu sendiri. Kej 22:6 "Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak..” berkaitan dgn Yesus yg memikul kayu salib. Kej 22:4Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya ..” berkaitan dengan Yesus yang bangkit pada hari ketiga. Kej 22:13.. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya” berkaitan dengan Yesus sebagai Anak Domba Allah. Dan pengertian ”anakmu yang tunggal” dalam Kej 22:2 "Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi ...", berkaitan dengan Yesus sebagai Anak Tunggal Bapa. Yoh 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal"

Apakah Ishak satu-satunya pewaris tunggal?
Ismael memang anak sulung Abraham dari seorang hamba. Penulis muslim berargumen bahwa Hagar juga istri Abraham dan berhak atas warisan. Kej 16:3Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, ... lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. ”. Bahkan mereka memperkuat argumennya dengan mengatakan bahwa anak dari semua istri berhak atas warisan dengan mengutip ayat berikut:
Ul 21:15-16 "Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya, baik isteri yang dicintai maupun isteri yang tidak dicintai, dan anak sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai, maka pada waktu ia membagi warisan harta kepunyaannya kepada anak-anaknya itu, tidaklah boleh ia memberikan bagian anak sulung kepada anak dari isteri yang dicintai merugikan anak dari isteri yang tidak dicintai, yang adalah anak sulung.

Tetapi harus diperhatikan bahwa Hagar hanya ”dijadikan” sebagai istri oleh Sara, tetapi pada hakekatnya Hagar tetaplah budak/hamba. Pada pasal selanjutnya Allah sendiri yg menegaskan bahwa Hagar adalah tetap seorang hamba/budak, tidak dikatakan ”isterimu itu”. Kej 21:12 "Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan ’budakmu itu’...Kej 21:13Tetapi keturunan dari ’hambamu’ itu....

Permintaan Sara untuk mengusir Hagar & Ismael sesuai dengan konteks hukum perkawinan pada masa itu (Lipit Istar) bahwa anak dari seorang hamba dapat terlepas hak warisannya dengan kebebasan sebagai gantinya. Kej 21:10 "Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.". Sehingga argumen menggunakan Kej 16:3 & Ul 21:15-16 menjadi tidak valid karena Hagar statusnya tetaplah budak/hamba bukan istri yang sah & hak waris Ismael telah hilang dengan perginya mereka. Ini terbukti seluruh harta warisan Abraham jatuh pada satu-satunya pewaris tunggal yaitu Ishak. Kej 25:5 Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak.

Sekarang kita telah memiliki pengertian ”anakmu yang tunggal” yang lebih lengkap, yaitu:
- Ishak sebagai satu-satunya anak Abraham berdasarkan janji Allah dan
- Ishak adalah satu-satunya pewaris tunggal Abraham berdasarkan hukum saat itu.

Bukankah Allah pilih kasih?
Tidak! Ismael tidak ditolak secara individual, tetapi dia tidak dipilih sebagai jalur mesianis. Allah tetap mengasihinya dengan menjadikan keturunannya sebagai bangsa yang besar. Seorang anak sulung (firstborn) tidak selamanya dipilih menjadi anak yang tunggal (only son) pilihan Allah sesuai kedaulatanNya. Ini adalah sebuah pola ilahi (divine reversal) mirip dengan istilah literary: Chiastic Pattern/Structure. Mat 20:16 "Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." Ada beberapa contoh untuk pola ilahi ini:
- Kain anak yang sulung tetapi persembahan yang diterima dari anak kedua yakni Habel
- Esau anak sulung tetapi yang dipilih anak yang kedua yakni Yakub
- Ismael anak sulung tetapi yang dipilih anak yang kedua yakni Ishak
- Daud adalah anak bungsu dari delapan bersaudara tetapi dialah yg terpilih.
Dalam penulisan anak-anak Abraham (Kej 25:9 & 1 Taw 1:28) selalu ditulis Ishak & Ismael bukan Ismael & Ishak, penulisan ini berdasarkan urutan nilai bukan urutan kronologis kelahiran.

Lalu bagaimana dengan janji berkat Allah kepada Ismael?
Ismael memang anak Abraham secara jasmani, tetapi bukan anak Abraham dalam konteks janji Allah. Dalam Kej 25:9 & 1 Taw 1:28 disebutkan anak-anak Abraham adalah Ishak & Ismael dan tidak menyebutkan anak-anak Ketura. Ismael walaupun anak seorang budak tetapi dia anak pertama dari keluarga yg belum memiliki anak sehingga dia dikasihi oleh Abraham.
Kej 17:20 "Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu (Abraham); ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar"
Kej 16:10 "Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya (Hagar): "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya."
Kej 21:13 "Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu."
Kata ”iapun anakmu” menunjukan bahwa Ismael juga anak Abraham secara jasmani. Dan keturunan Ismael akan mendapat berkat menjadi bangsa yang besar. Tetapi Ismael bukanlah anak Abraham dalam konteks janji Allah sebagai keturunan yang akan melahirkan Mesias.

Tradisi Islam menyatakan bahwa Muhammad adalah keturunan Ismael. Tetapi melalui studi kritis sejarah Islam, Muhammad belum tentu keturunan dari Ismael. Salah satu kajian untuk studi perbandingan masalah ini ditulis oleh Dr. Rafat Amari salah seorang pakar Sejarah Islam di http://religionresearchinstitute.org/Mohammad/ishmael.htm. Bahkan menurut Dr. Rafat Amari, suku dari Muhammad bukanlah dari jalur Sem tetapi jalur Ham http://religionresearchinstitute.org/mecca/mecca_bible.htm. Padahal Abraham berasal dari jalur Sem.

Lepas dari benar atau tidaknya Muhammad keturunan Ismael. Kita tetap perlu membedakan antara sebuah bangsa (Arab, mungkin keturunan Ismael) & sebuah agama (Islam). Kedua hal itu secara substansi berbeda. Keturunan Ismael (mungkin termasuk bangsa Arab) memang diberkati Allah menjadi bangsa yang besar tetapi bukan berarti Allah juga memberkati agama yang muncul dari bangsa tersebut seperti Islam.

Berkat rohani berupa jalan keselamatan justru berada dari jalur keturunan Ishak yang berarti pula semua bangsa termasuk bangsa Arab membutuhkan jalan selamat dari keturunan Ishak tersebut yaitu melalui Yesus Kristus. Walaupun memang harus diakui bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk tetapi kasih Allah jauh lebih besar. Sehingga pilihan Allah tidak bisa berubah hanya karena sikap orang Israel tersebut. Sebab ini adalah janji Allah yang kekal terhadap Abraham & Ishak. Maz 105:8-9 "Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, ... yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak

Dan kita pun yang telah percaya Yesus juga dihitung sebagai keturunan Abraham secara rohani. Gal 3:29 "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah."
Gal 4:28 "Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji"

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry
Share:

Hagar menggendong Ismael ?

ARGUMENTASI ISLAM
Salah satu bukti bahwa kisah Ishak & Ismael telah dipalsukan terdapat pada Kej 21:14 tentang pengusiran Hagar & Ismael.
Kej 21:14 (LAI TB) Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Terjadi keanehan dalam ayat ini, seorang anak berumur 14 s/d 16 tahun mampu digendong Hagar.
Kej 16:16 "Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya".
Kej 21:5 "Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya".
Kej 21:8 "Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu".
Saat Ismael lahir Abraham berumur 86 tahun dan saat Ishak lahir Abraham berumur 100 tahun. Berarti saat kelahiran Ishak, Ismael telah berumur 14 tahun. Peristiwa pengusiran terjadi saat Ishak disapih (lepas susu) mungkin sekitar 1 s/d 2 tahun. Berarti waktu terjadi pengusiran, Ismael sudah berumur sekitar 14 s/d 16 tahun. Apakah Hagar mampu menggendong anak sebesar itu?

JAWABAN
Dari terjemahan LAI memang mengindikasikan bahwa Ismael diletakan di atas bahu Hagar. Untuk itu dalam menganalisisnya kita harus kembali ke bahasa aslinya Ibrani dan melihat komentar ahli tata bahasa bahasa Ibrani serta membandingkannya dengan terjemahan Alkitab lainnya. Ok ..let’s examine it …

Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels,
וַיַּשְׁכֵּם אַבְרָהָם בַּבֹּקֶר וַיִּקַּח־לֶחֶם וְחֵמַת מַיִם וַיִּתֵּן אֶל־הָגָר שָׂם עַל־שִׁכְמָהּ וְאֶת־הַיֶּלֶד וַיְשַׁלְּחֶהָ וַתֵּלֶךְ וַתֵּתַע בְּמִדְבַּר בְּאֵר שָׁבַע׃
Translit Interlinear: VAYASYKÊM {dan ia bangun dini} 'AVRÂHÂM {Abraham} BABOQER {pada pagi hari} VAYIQAKH-LEKHEM {dan ia mengambil roti} VEKHÊMAT {dan kirbat} MAYIM {air} VAYITÊN {dan ia memberikan} 'EL-HÂGÂR {kepada Hagar} SÂM {ia meletakkan} 'AL-SYIKHMÂH {atas bahunya} VE'ET-HAYELED {dan anak itu} VAYSYALEKHEHÂ {dan ia mengutus/menyuruh pergi} VATÊLEKH {dan ia berjalan} VATÊTA' {dan ia mengembara} BEMIDBAR {pada padang gurun} BE'ÊRSYÂVA' {Bersyeba}

Kita fokus pada kalimat “dan ia memberikan kepada Hagar ia meletakan di atas bahunya dan anak itu.”. Kalimat ini bisa memunculkan dua kemungkinan arti:
- Abraham memberikan roti & air kepada Hagar dan meletakan roti, air dan anak itu ke pundak Hagar
- Abraham memberikan roti & air kepada hagar, meletakannya kepundak Hagar dan memberikan anak itu kepadanya.
Kunci permasalahannya terletak pada kata “anak itu”. Apakah kata benda ”anak itu” objek dari kata kerja “memberikan” atau “meletakan” ?

Untuk menjawab masalah tata bahasa ini saya mengutip pendapat dari ahli teologi & tata bahasa Ibrani yang kredibel.
Kaiser, Walter C (HSB). “There is no basis for the translation of the Septuagint or the Peshitta: “and laid the boy on her shoulder.” If this were the correct reading, there would be no way to explain the present Hebrew text, which does not make “the boy” the object of the verb “lay” or “set”; instead, it is the object of the verb “gave.”"
James D. Price PhD  (AI) ” In verse 14, the word "and" in this case introduces a resumptive addition, because it has no preceeding noun phrase with which it can connect the phrase "the lad." If the text were to indicate that Abraham put the lad on hagar's shoulder, one would expect the text to read "putting "it [the bread and water] and the lad" on her shoulder." However, the objective pronoun "it" is not there. To the best of my knowledge, "and" is never used to form a compound noun phrase with an elided noun (one that is missing). Therefore, the "and" is resumptive, picking up on a previous thought and adding more to it.
Berdasarkan pendapat ahli-ahli tersebut kata “anak itu” bukanlah objek dari kata kerja “meletakan” tetapi berkaitan dengan kata kerja sebelumnya yaitu “memberikan”. Sehingga berdasarkan kajian tata bahasa Ibrani yang teliti, kalimat kedualah yang lebih tepat. “Abraham memberikan roti & air kepada hagar dan meletakannya kepundak Hagar dan memberikan anak itu kepadanya.”.

Jika membandingkan dengan terjemahan lainnya, ternyata hampir semua terjemahan juga memiliki pengertian yang sama yaitu: Ismael tidak diletakan di pundak Hagar!. Terjemahan kontekstual NIV memberi pengertian yang paling jelas:
…Abraham mengambil roti dan air dan memberikannya kepada Hagar. Dia meletakannya kepundak Hagar dan menyuruhnya pergi bersama anak itu.”

Silahkan perhatikan beberapa terjemahan2 berikut ini:
New International Version (NIV): Early the next morning Abraham took some food and a skin of water and gave them to Hagar. He set them on her shoulders and then sent her off with the boy.
New American Standard Bible (NASB): So Abraham rose early in the morning and took bread and a skin of water and gave them to Hagar, putting them on her shoulder, and gave her the boy …
King James Version (KJV): And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and the child, and sent her away.
New King James Version (NKJV),So Abraham rose early in the morning, and took bread and a skin of water; and putting it on her shoulder, he gave it and the boy to Hagar, and sent her away.
American Standard Version (ASV): And Abraham rose up early in the morning, and took bread and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and gave her the child, and sent her away.
English Revised Version (ERV): And Abraham rose up early in the morning, and took bread and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and the child, and sent her away:
Webster's Bible Translation: And Abraham rose early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it to Hagar (putting it on her shoulder) and the child, and sent her away; and she departed, and wandered in the wilderness of Beer-sheba.
World English Bible: Abraham rose up early in the morning, and took bread and a bottle of water, and gave it to Hagar, putting it on her shoulder; and gave her the child, and sent her away. She departed, and wandered in the wilderness of Beersheba.

Point lainnya:
Tidak ada bukti adanya praktek menggendong seorang bayi di atas pundak! baik pada masa dulu maupun sekarang, kecuali diletakan pada punggung, pinggul (sambil dirangkul dgn satu tangan) atau dilekatkan di depan (memakai kain gendong). Seorang ayah atau ibu yang memiliki seorang bayi, tidak masuk akal baginya untuk meletakan bayi itu di atas pundak sambil melakukan perjalanan jauh. Apalagi sekirbat air pada masa itu terbuat dari kulit binatang yang jika diisi air menjadi cukup berat sehingga sulit dibayangkan apakah ada orang tua yang bisa menggendong secara bersamaan sekirbat air, sebakul roti dan seorang anak atau bayi.

Bagaimana dengan ayat lainnya?
Kej 21:15 Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak
Kalau anak yang dimaksud adalah seorang bayi apakah ada seorang ibu yang tega membuangnya bayi ke bawah? Jelas ayat ini mengindikasikan bahwa anak itu adalah seorang remaja. Ke bawah semak-semak dimaksudkan untuk melindungi anak itu dari sinar matahari. Kata ”anak” dalam bahasa Ibraninya Yeled bisa bermakna bayi atau remaja tergantung konteks kalimatnya

Kej 21:17 ”Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring
Kata ”tangisan” tidak otomatis menunjuk pada tangisan bayi, tangisan ini sifatnya umum termasuk tangisan seorang anak remaja

Kesimpulan: Ismael tidak diletakan di pundak Hagar atau Ismael tidak digendong Hagar! sehingga tidak terbukti adanya kejanggalan pada pasal pengusiran Hagar & Ismael.

Catatan tambahan:
Perbedan antara terjemahan LAI dengan terjemahan lain hanyalah bersifat minor tetapi umumnya semua terjemahan memiliki inti cerita dan makna yang sama. Beberapa penyempurnaan teks dilakukan seiring dengan perbaikan teknik penerjemahan & penemuan-penemuan manuscript kuno tanpa merubah makna utamanya. Hanya bagi orang yg mencari-cari kesalahan sajalah yang cenderung membesar-besarkan persoalan yg seharus tidak seperti itu. Umumnya penemuan arkeologis meneguhkan banyak kebenaran Alkitab termasuk Dead Sea Scrolls yang terbukti memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi dengan PL http://www.apologeticspress.org/articles/266

Jaringan Apologia Kristen
Jimmy Jeffry

References:
- Kaiser, Walter C., et. al., (HSB) Hard Sayings of the Bible, Downer’s Grove, IL: InterVarsity Press, 1997
- James D. Price PhD, (AI) http://answering-islam.org/BibleCom/gen21-14.html
Share: